Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERAN PGRI SEBAGAI ORGANISASI KETENAGAKERJAAN

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Moh Mu’minin, M. Pd.

DI SUSUN OLEH :

Indra Dwi Nugroho (1105200036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SASTRA DAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN (UNIROW)

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada kami (penulis) untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “PERAN PGRI SEBAGAI ORGANISASI
KETENAGAKERJAAN” disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Pendidikan.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang peran perlindungan hukum pada organisasi PGRI.

Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan


dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:

1. Dr Mardi Widodo, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
telah memberikan arahan untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Yunita Suryani, S.Sos. M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
(PBSI) yang telah memimpin jalannya program studi.
3. Dr. Moh Mu’minin, M. Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberikan bantuan
serta arahan dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Teman-teman yang telah memberikan semangat serta masukan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PGRI adalah organiasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi


ketenagakerjaan yang berfokus pada bidang keguruan. PGRI sebagai tempat
berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan lainnya. PGRI juga
merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi
ketenagakerjaan yang berdasarkan pancasila, bersifat independen, dan non politik
praktis, secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan, dan
meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang di jiwai semangat
kekeluargaan, kesetia kawanan sosial yang kokoh serta kesejahtera lahir batin, dan kesetia
kawanan organisasi baik nasional maupun internasional.

Proses menuju profesional perlu didukung oleh semua unsur yang terkait dengan
guru. Unsur unsur tersebut dapat dipadukan untuk menghasilkan suatu system yang dapat
dengan sendirinya bekerja menuju pembentukan guru-guru yang profesional dalam kualitas
yang mencukupi. Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang ditandai dengan berbagai
perubahan untuk membentuk suatu keseluruh tatanan baru yang lebih baik.

PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah salah satu


organisasi profesi yang dimiliki oleh guru di Indonesia sebagai wadah untuk
meningkatkan profes ionalisme guru, mengatasi berbagai mas alah yang
dihadapi para guru serta memperjuangkan nasib guru dan pendidikan pada
umumnya (AD/ART PGRI Pasal 2).

B. Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan?

2.Bagaimana hubungan PGRI dengan Organisasi Serikat Pekerja?

3.A p a y a n g d i m a k s u d d e n g a n E d u c a t i o n I n t e r n a s i o n a l d a n a p a
hubungannya dengan PGRI?

C. Tujuan

1.Supaya mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan PGRIsebagai organisasi
ketenagakerjaan.

2.Supaya mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hubungan PGRIdengan


Organisasi Serikat Pekerja.

3.Supaya mahasiswa paham akan Education Internasional dan hubunganEducation


Internasional dengan PGRI.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan

Sebagai organisasi ketenagakerjaan adalah menyadari bahwa anggota mempunyai hak


untuk bekerja, memilih tempat kerja secara bebas, memperoleh lingkungan kerja yang
nyaman, aman serta dilindungi dari hak mendapat upah dan pekerjaan secara adil tanpa
diskriminasi. Ketenagakerjaan atau organisasi serikat pekerja adalah suatu organisasi
didirikan sendiri oleh anggotanya, dilaksanakan untuk kepentingan anggotanya sendiri tanpa
intervensi dari pihak luar. Guru sebagai kelompok tenaga kerja profesional memerlukan
jaminan yang pasti menyangkut hukum, kesejahteraan, hak-hak pribadi sebagai warga
Negara. PGRI sangat ideal sebagai wadah solusi atas berbagai masalah yang dihadapiguru.
PGRI merupakan wahana akselerasi kumpulan guru-guru, dalam upaya meningkatan
profesionalisme, sarana perjuangan bersama untuk peningkatan kesejahteraan guru yang
bermuara kepada peningkatan kualitas pendidikan nasional. Kualitas pendidikan bukan
semata urusan negara, semua elemen bangsa harus turut terlibat dan berpartisipasi secara
sinergis, berangkat dari suatu kesadaran serta tanggung jawab kolektif untuk membangun
dunia pendidikan bermutu dan berdaya saing tinggi.

Keberadaan organisasi PGRI merupakan salah satu elemen masyarakat profesi bidang
pendidikan, berada pada suatu ranah strategis ikut berperan aktif meningkatkan mutu
pendidikan dengan sasaran pada upaya peningkatan profesioanlisme guru (Musaheri :2009).
Guru sebagai tenaga pendidik merupakan ujung tombak dan garda terdepan dalam proses
pendidikan. Guru dapat berperan secara maksimal menjalankan tugasnya apabila didukung,
dibantu, diorganisasikan dalam wadah yang dinamis, independen, dan prospektif untuk
menjawab berbagai persoalan serta tantangan masa depan. Namun ironi yang terjadi di
kalangan guru dewasa ini, bahwa guru belum mengenal lebih dekat keberadaan PGRI secara
umum. Persepsi guru tentang peningkatan derajat dan perubahan nasib guru selama ini,
merupakan goodwill dari upaya pemerintah semata, tanpa keterlibatan PGRI. Pemahaman
guru hanya sebatas pada potongan gaji setiap bulan sebagai iuran anggota, tanpa memahami
atau perduli manfaaf menjadi anggota organisasi.

Manfaat yang diperoleh seorang guru sangat substansial untuk kenyamanan dalam
pelaksanaan tugas keprofesian guru. Namun hal ini masih belum disadari sebagian guru
maupun anggota organisasi, hal tersebut tentu mengecilkan organisasi PGRI maupun bagi
guru sendiri. Manfaat substansial yang diperoleh guru diantaranya sebagai berikut :

1. Terpenuhi kepentingan guru yang diamanatkan undang-undang bahwa guru harus


tergabung dalam sebuah organisasi profesi independen guna melindungi hak-hak
sekaligus wadah kreatif secara aktif bagi kemajuan guru maupun dunia pendidikan
pada umumnya,
2. Tersedianya kesempatan luas terhadap akses dan jaringan komunikasi antar sesama
guru dari berbagai tingkatan di daerah, sarana sharing untuk berbagi pengalaman
dalam upaya meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru,
3. Tersedianya layanan bantuan hukum dari Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum
(LKBH), dapat dimanfaatkan ketika guru bersinggungan dengan masalah hukum,
berkaitan tugas keprofesian tanpa dipungut biaya,
4. Adanya akses mendapat pesangon dari Yayasan Dana Setia Kawan Pensiun besar
disesuaikan dengan pengabdian menjadi pengurus PGRI,
5. Kartu Tanda Anggota dan SK Kepengurusan bagi pengurus PGRI dapat dijadikan
sebagai instrumen penambah angka kredit guru atau untuk kepentingan sertifikasi
guru,
6. Makin luasnya kesempatan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan peningkatan
profesionalisme guru yang dilakukan organisasi dari tingkat kepengurusan kecamatan
hingga tingkat pusat.

Tanpa disadari kenyataan selama ini guru-guru telah menikmati berbagai peningkatan,
perbaikan nasib, perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan pada umumnya merupakan
hasil kegigihan, kerja keras serta perjuangan ulet ilakukan PGRI. Namun belum nampak
diimbangi dengan dengan peningktan profesionalnya. Jika ditelusuri lebih jauh, hasil
perjuangan bukan guru semata yang memetik perubahan nasib, tetapi PNS lain juga ikut
merasakan dampak positif dari regulasi pemerintah. Lahirnya kebijakan kenaikan gaji untuk
semua PNS pada tahun 1999, secara bertahap terus berkelanjutan hingga nilainya lebih
realistis dan membaik seperti sekarang. Kebijakan tunjangan beras dalam bentuk uang serta
luasnya akses penggunaan Asuransi Kesehatan (ASKES) bagi Guru atau PNS pada rumah
sakit pemerintah maupun swasta, merupakan bukti sebagian hasil kinerjanya (Ichwan, 2010).
Melalui berbagai entuk komunikasi intensif dengan emerintah pembuat regulasi kebijakan,
disetujuhi realisasi peningkatan anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN sebagaimana
amanat undang-undang. Serta dalam pernyataan resmi Konkernas IV Tahun 2012, PB PGRI
mendesak pemerintah untuk mengevaluasi masalah Ujian Nasional dan RSBI.

2.2 Hubungan PGRI Dengan Serikat Pekerja

Keberadaan PGRI sebagai Serikat Pekerja merupakan roh dan jati diri yang khas dan
tidak bisa dilepaskan sejak sebelum lahirnya PGRI sampai sekarang. Salah satu kelebihan
PGRI sebagai serikat pekerja adalah adanya hubungan solidaritas antar serikat pekerja baik
didalam negeri maupun di luar negeri. Di era Globalisai saat ini penting bagi PGRI
mempunyai jejaring yang luas sampai ketingkat International. Sebagai Serikat pekerja PGRI
diterima sebagai warga dunia melaui Education International ( EI) dan Internatioanl
Confederation Trade Union karena KSPI sebagai afiliasinya hingga ke badan dunia PBB
melalui International Labour Organitation ( ILO )

Peranan PGRI dalam Serikat Pekerja dalam hal ini KSPI mempunyai sejarah panjang.
PGRI sebagai serikat pekerja dalam perjalanannya sering menemui jalan terjal dan rintangan
yang tidak pernah ringan, baik sosial, ekonomi maupun politik. Saat zaman Orde Lama PGRI
di intervensi politik yang kuat saat itu, zaman orde baru diintervensi langsung oleh penguasa
dengan keluarnya PGRI dari Majelis Pekerja Buruh Indonesia dan dilarangnya PGRI sebagai
fungsi serikat pekerja. Hal ini ditandai dengan ditanggalkannya lambang gerigi pada logo
PGRI. Orde reformasi yang merupakan zaman kebebasan, PGRI kembali lagi kepada jatidiri
semula yaitu PGRI sebagai organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan.
Menurut Undang- Undang No. 13 Tahun tentang Ketenagakerjaan, serikat
pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh
baik di perusahaan maupun di luar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak
dan kepentingan pekerja/buruh dan meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya.

PGRI telah melaksanakan prinsip-prinsip Trade Union (Serikat Pekerja) secara


sederhana sejak tahun 1945 sampai tahun Setelah Kongres PGRI tahun 1973, PGRI hanya
merupakan organisasi profesi lengkap dengan Kode etik yang dicetuskan pada Kongres PGRI
Sebelum tahun 1973, pengurus PGRI di berbagai tingkat dan daerah berani mengoreksi
pemerintah yang meremehkan sepak terjang PGRI. Selanjutnya PGRI berjuang meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Pada saat itu Ketua Umum PGRI (alm. ME Subiadinata) ditunjuk
oleh Pemerintah sebagai Ketua Panitia Penyusunan Gaji Pegawai Negeri.

Pada tahun 1990 PGRI telah terdaftar di Departemen Tenaga Kerja (Depnaker)
sebagai organisasi Serikat Pekerja dengan SK Menaker No. 197/Men/1990 tanggal 5 April
Namun demikian pada saat itu PGRI belum dapat melaksanakan ketentuan sebagai organisasi
Serikat Pekerja karena kondisi politik belum memungkinkan. Pada Kongres PGRI XVIII di
Bandung tahun 1998 diputuskan bahwa salah satu jati diri PGRI adalah organisasi
ketenagakerjaan. Keputusan ini sangat tepat dan sesuai dengan semangat era reformasi di
mana demokrasi telah mulai berjalan dan masyarakat, termasuk anggota PGRI, bebas
mengeluarkan pendapat dan pandangan masing-masing. Kemudian PB PGRI mendaftarkan
lagi PGRI sebagai Organisasi Serikat Pekerja di Depnaker (SK Menaker No. Kep
370/M/BW/1999) tanggal 10 Agustus 1999.

2.3 Pengertian E d u c a t i o n I n t e r n a s i o n a l d a n Hubungan PGRI

Education International (EI) adalah suatu serikat pekerja atau organisasi guru dan
personal pendidikan dengan 24.000.000 anggota. Mereka dalah para guru dan pekerja di
sektor pendidikan dari tingkat pra-sekolah sampai perguruan tinggi yang berasal dari 304
organisasi di 155 negara. EI dibentuk pada tahun 1993 sebagai hasil penggabungan antara
The International Federation of Free Teacher Union (IFFTU) dan The World Confederation
of Organizations of The Teaching Profession (WCOTP).

EI mempunyai hubungan kerja dengan UNESCO, termasuk IBE (international


Buereau of Edication atau Biro Pendidikan Internasional) serta memiliki status konsultatif
dengan United Nation Economics and Social Council (ECOSOC) ataunDewan Ekonomi dan
Sosial Perserikatan Bangsa Bangsa. Secara khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan
kegiatan bersama dengan WHO, UNAIDS, ILO, World Bank, dan Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD). Hubungan tersebut memberikan
kesempatan bagi EI dalam mempromosikan tujuan guru dan pekerja pendidikan di forum
internasional dan dalam memberikan masukan dalam diskusi ketika sedang menyusun
keputusan tentang kebijakan penting. Program dan anggaran belanja EI diadopsi setiap tiga
tahun oleh Kongres Dunia Education International, yang dihadiri oleh semua organisasi
anggota EI dan para pengamat dari organisasi internasional serta lembaga-lembaga antara
negara. Resolusi kebijakan EI diadopsi dan Dewan Pimpinan Pusat dipilih di Kongres Dunia
yang terakhir diselenggarakan di Jontien, Thailand, pada bulan Juli 2001.

Sekretariat Markas Besar atau Kantor Pusat EI teretak di Brussel Belgia. Kantor-
kantor kawasan terletak di Afrika (Lome, Togo), Asia Pasific (Kuala Lumpur, Malaysia), dan
Fiki, Eropa (Brussel, Belgia), Amerika Latin (San Jose, Cose Rica) dan Amerika Utara dan
Karibia(santalucia). Setiap 3 tahun sekali di tiap-tiap kawasan diselenggarakan
Konvereverensi Regional. Secara khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan
bersama dengan WHO, UNAIDS, ILO, World Bank, dan Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD).

PGRI sudah sejak lama telah memiliki hubungan yang luas dengan guru di luar negeri
salah satunya adalah dengan EI (Educational International ). Educational International (EI)
adalah suatu serikat pekerja atau organisasi guru dan personal pendidikan dengan 25.000.000
anggota. Mereka adalah para guru dan pekerja di sektor pendidikan dari tingkat pra-sekolah
sampai perguruan tinggi yang berasal dari 311 organisasi di 155 negara. Di asia Pasifik EI
mempunyai 68 anggota organisasi di 34 Negara, termasuk PGRI.

Tujuan PGRI Menjalin Hubungan Dengan EI yaitu, (1) Melindungi hak profesional
dan industrial dari para guru dan pekerja pendidikan, (2) Mempromosikan perdamaian,
demokrasi, keadilan sosial, dan persatuan kepada seluruh manusia si semua negara, melalui
pembangunan pendidikan umum berkualitas bagi semua, (3) Memerangi semua bentuk
rasialisme dan diskriminasi dalam pendidikan dan masyarakat, (4) Memberikan perhatian
khusus bagi pembangunan peran kepengurusan dan keterwakilan wanita di masyarakat,
dalam profesi mengajar, dan dalam organisasi guru dan pekerja pendidikan, (5) Memastikan
hak-hak kelompok kelompok yang terlemah seperti masyarakat pribumi, etnik minoritas,
migran dan anak-anak. EI bertujuan dan bekerja untuk menghapuskan pekerja anak yang
merupakan bagian penting dari hak asasi manusia.

Manfaat Hubungan Kerjasama PGRI dengan EI yaitu, (1) Membuat kesadaran serikat
buruh, good governance, transparansi dan akuntabilitas di semua tingkat organisasi, (2)
Untuk mendapatkan alokasi anggaran 20% oleh pemerintah untuk pendidikan di tingkat
nasional dan daerah untuk dapat membahas masalah yang dihadapi oleh pendidikan, guru,
anak-anak, dan untuk mencapai pendidikan berkualitas untuk semua, (3) Mempromosikan
partisipasi perempuan dan pemimpin muda dalam proses pengambilan keputusan dan semua
kegiatan serikat, (4) Dibuat kolam pelatih terampil di tingkat kabupaten dan propinsi, (5)
Berkaitan dengan keuangan organisasi dan membuat organisasi mandiri secara finansial, (6)
Peningkatan proses komunikasi dalam organisasi antara tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten.

Keikutsertaan PGRI dalam organisasi ini dapat dibuktikan dengan lima tahun sekali
Kongres PGRI berhasil dilaksanakan diantaranya di Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia,
ditangani oleh Presiden Republik Indonesia dan Sekretaris Jenderal Pendidikan Internasional.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai organisasi ketenagakerjaan adalah menyadari bahwa anggota mempunyai hak


untuk bekerja, memilih tempat kerja secara bebas, memperoleh lingkungan kerja yang
nyaman, aman serta dilindungi dari hak mendapat upah dan pekerjaan secara adil tanpa
diskriminasi. Ketenagakerjaan atau organisasi serikat pekerja adalah suatu organisasi
didirikan sendiri oleh anggotanya, dilaksanakan untuk kepentingan anggotanya sendiri tanpa
intervensi dari pihak luar. Guru dapat berperan secara maksimal menjalankan tugasnya
apabila didukung, dibantu, diorganisasikan dalam wadah yang dinamis, independen, dan
prospektif untuk menjawab berbagai persoalan serta tantangan masa depan.

Peranan PGRI dalam Serikat Pekerja dalam hal ini KSPI mempunyai sejarah
panjang. PGRI sebagai serikat pekerja dalam perjalanannya sering menemui jalan terjal dan
rintangan yang tidak pernah ringan, baik sosial, ekonomi maupun politik. Saat zaman Orde
Lama PGRI di intervensi politik yang kuat saat itu, zaman orde baru diintervensi langsung
oleh penguasa dengan keluarnya PGRI dari Majelis Pekerja Buruh Indonesia dan dilarangnya
PGRI sebagai fungsi serikat pekerja. Hal ini ditandai dengan ditanggalkannya lambang gerigi
pada logo PGRI. Orde reformasi yang merupakan zaman kebebasan, PGRI kembali lagi
kepada jatidiri semula yaitu PGRI sebagai organisasi profesi, perjuangan, dan
ketenagakerjaan. Menurut Undang- Undang No. 13 Tahun tentang Ketenagakerjaan, serikat
pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh
baik di perusahaan maupun di luar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak
dan kepentingan pekerja/buruh dan meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya.

Education International (EI) adalah suatu serikat pekerja atau organisasi guru dan
personal pendidikan dengan 24.000.000 anggota. Mereka dalah para guru dan pekerja di
sektor pendidikan dari tingkat pra-sekolah sampai perguruan tinggi yang berasal dari 304
organisasi di 155 negara. EI dibentuk pada tahun 1993 sebagai hasil penggabungan antara
The International Federation of Free Teacher Union (IFFTU) dan The World Confederation
of Organizations of The Teaching Profession (WCOTP). PGRI sudah sejak lama telah
memiliki hubungan yang luas dengan guru di luar negeri salah satunya adalah dengan EI
(Educational International ). Educational International (EI) adalah suatu serikat pekerja atau
organisasi guru dan personal pendidikan dengan 25.000.000 anggota. Mereka adalah para
guru dan pekerja di sektor pendidikan dari tingkat pra-sekolah sampai perguruan tinggi yang
berasal dari 311 organisasi di 155 negara. Di asia Pasifik EI mempunyai 68 anggota
organisasi di 34 Negara, termasuk PGRI.
3.2 Saran

Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Tulisan ini dibuat
sebagai wadah untuk menambah wawasan tentang peran PGRI sebagai organisasi
ketenagakerjaan. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari
dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dan para mahasiswa demi kesempurnaan
makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://slideplayer.info/slide/3226687/

http://pruthpakpahanruth.blogspot.com/2018/07/hubungan-pgri-dengan-educational.html

https://eprints.umm.ac.id/28783/1/jiptummpp-gdl-antonhenaw-33852-2-babi.pdf

http://zulipuji.blogspot.com/2014/10/pgri-sebagai-organisasi-ketenagakerjaan.html

Anda mungkin juga menyukai