Anda di halaman 1dari 42

PERAN PGRI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM

Capaian Pembelajaran Perkuliaahan


Mahasiswa mampu memahami dan
memiliki kebanggaan atas PGRI dan
jejaringnya
INDIKATOR
1. Memiliki pemahaman konsep PGRI dan jejaringnya
dalam memgembangkan pendidikan dan tenaga
pendidikdi indonesia untuk mewujudkan upaya
mencerdaskan anak bangsa
2. Membuat matrik tentang PGRI dan jejaringnya dalam
mengembangkan pendidikan dan tenaga pendidik di
Indonesia untuk mewujudkan upaya mencerdaskan
anak bangsa
3. Mahasiswa memiliki kebanggan atas PGRI dan
jejaringnya dalam mengemban pendidikan dan tenaga
pendidik di indonesia untuk mewujudkan upaya
mencerdaskan anak bangsa
Organisasi Profesi Guru

Organisasi profesi guru berasal dari tiga


kata,yaitu organisasi, profesi dan guru. Ada banyak
pendapat yang mengemukan pengertian
dari organisasi, diantaranya sebagai berikut:
Lanjutan

Di samping itu, organisasi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu


organisasi formal dan organisasi non-formal.
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih
yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara
sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh:
Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain
sebagainya. Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang
atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan
bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu, belajar
bersama anak-anak SD
Lanjutan

Profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut


keahlian seseorang dan didapat melalui adanya proses
pendidikan. Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan
atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut
keahlian, pengetahuan, dan ketrampilan tertentu pula
Lanjutan

• Dari kata Organisasi profesi dapat diartikan


sebagai organisasi yang anggotanya adalah para
praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai
profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat
mereka laksanakan dalam kapasitas mereka
sebagai individu.
Lanjutan

• Organisasi profesi merupakan suatu wadah tempat para


anggota professional tersebut menggabungkan diri dan
mendapatkan perlindungan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa organisasi profesi guru adalah suatu
wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu
keahlian khusus dalam mendidik.
• Organisasi Profesi Guru menurut UU Guru dan Dosen pasal 1
poin (13) adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang
didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan
profesionalitas guru.
Ciri-ciri Organisasi Profesi

Menurut Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH (1998), organisasi profesi


memiliki ciri-ciri;
• umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi
profesi yang para anggotanya berasal dari satu profesi, dalam
arti telah menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu yang
sama;
• misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode
etik dan kompetensi profesi serta memperjuangkan otonomi
profesi; dan
• kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta
merumuskan standar pelayanan profesi, standar pendidikan
dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi.
Lanjutan

• Selain dibentuk oleh guru, berbadan hukum, bersifat


independen, memiliki fungsi dan tujuan yang jelas untuk
kepentingan para guru, serta dibentuk sesuai peraturan
perundangan, organisasi profesi guru juga harus memiliki
kode etik dan memiliki Dewan Kehormatan untuk
menegakkan kode etik. Selain itu juga harus memiliki
lembaga (LKBH) untuk membela dan melindungi guru.
Syarat Organisasi Profesi Guru

Menurut draft perubahan PP 74/2008 tentang Guru pasal 44 (3)


disebutkan, bahwa Organisasi profesi guru harus memenuhi
syarat ;
• Keanggotaannya terdata dan tersebar diseluruh provinsi dan
Kabupaten/Kota Minimal 25% dari jumlah Guru di wilayah
yang bersangkutan;
• Kepengurusannya berada di Pusat dan disemua Provinsi serta
minimal 75 % di Kabupaten/Kota;
• Memiliki Kode Etik yang mengikat perilaku guru dalam tugas
keprofesionalannya;
• Memiliki Dewan Pusat Kehormatan Guru sampai di Tingkat
Kabupaten/Kota.
Lanjutan

Guru sebagai sebuah profesi haruslah mempunyai komitmen


semakin meningkatkan eksistensi profesi tersebut. Meski
secara resmi guru diakui sebagai sebuah profesi pada Tahun
2005 bersamaan dengan diberlakukannya Undang-Undang Guru
dan Dosen, namun tentu saja jauh sebelum itu guru sudah eksis
bahkan ikut aktif dalam berjuang demi kemerdekaan negeri ini.
Oleh karena itu, guru bukanlah “ kekuatan tak bergigi “ tetapi
justru merupakan suatu modal yang paling besar dalam
kemajuan bangsa ini.
Lanjutan

Seiring bergeraknya bangsa ini ke era reformasi, turut memberi


angin segar terhadap bermunculannya organisasi guru. Jika
masa sebelum reformasi, guru hanya mengenal organisasinya
adalah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), saat ini
organisasi guru serta organisasi yang banyak melibatkan guru
telah menjamur. Hal ini berdampak positif terhadap variasi
pilihan guru dalam menghimpun diri.
Lanjutan

Selain itu, organisasi guru yang berharap tetap eksis akan


semakin memacu diri untuk lebih baik sehingga mampu
memberi suatu yang memang dibutuhkan dan diharapkan oleh
guru. Organisasi guru yang hanya ada namanya saja di suatu
wilayah karena diisi oleh pengurus yang asal-asalan tentu
sedikit demi sedikit akan ditinggalkan oleh guru. Asal-asalan
maksudnya : asal pilih, asal masuk, asal ikut, asal ada, dan asal
duduk.
Lanjutan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen


secara eksplisit, lugas dan jelas bahwa seorang guru harus
menjadi anggota organisasi profesi guru. Hal ini tentu saja tidak
sekedar guru aturan yang harus dijalankan oleh seorang guru,
namun dimaksudkan agar guru tersebut lebih meyakinkan dalam
meningkatkan kompetensinya, dan agar profesi guru yang
disandangnya lebih bermartabat, serta berkenaan dengan
terjaminnya kesejahteraan guru.
Lanjutan

• Organisasi profesi guru harus mampu meyakinkan bahwa


semua harapan guru dan Undang-Undang dapat
direalisasikan. Apabila organisasi profesi guru yang yang
beranggotakan guru sebagai orang-orang terdidik dan
terpelajaran, tentu akan semakin besar resistensinya
terhadap kualitas organisasi tersebut. Namun demikian, dari
sekian banyak organisasi guru saat ini, tentu saja PGRI
merupakan organisasi guru yang paling siap, baik regulasi
maupun jaringan untuk menjadi organisasi profesi guru.
Struktur dan Kedudukan Organisasi Profesi Guru

1. Berdasarkan struktur dan kedudukannya, organisasi profesi


kependidikan terbagi atas tiga kelompok, yaitu:
2. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat lokal
(kedaerahan dan kewilayahan), misalnya Serawak Teachers’
Union di Malaysia.
3. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat nasional
seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
4. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat internasional
seperti UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and
Culture Organization).
Ada empat bentuk organisaasi profesi guru, yaitu:

1. Berbentuk persatuan (union), misalnya: Persatuan Guru


Republik Indonesia (PGRI), Ausrtalian Education Union (AUE),
Singapore Teachers’ Union (STU), Sabah Teachers Union
(STU).
2. Berbentuk federasi (federation) misalnya: All India Primary
Teachers Federation (AIPTF), dan Bangladesh Teachers’
Federation (BTF).
3. Berbentuk aliansi (alliance), antara lain di Pilipina,
seperti National Alliance of Teachers and Office Workers
(NATOW).
4. Berbentuk asosiasi (association) misalnya, All Pakistan
Government School Teachar Association (APGSTA),
dan Brunei Malay Teachers’ Association (BMTA).
Sedangkan ditinjau dari kategori keanggotaannya, corak
organisasi profesi ini dapat dibedakan berdasarkan

1. Jenjang pendidikan di mana mereka bertugas (SD, SMP, dll);


2. Status penyelenggara kelembagaan pendidikannya (negeri,
swasta);
3. Bidang studi keahliannya (bahasa, kesenian, matematika,
dll);
4. Jender (Pria, Wanita);
5. berdasarkan latar belakang etnis (cina, tamil, dll)
seperti China education Society di Malaysia.
Jenis-Jenis Organisasi Profesi Guru
Di samping PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru-guru
sekolah yang diakui pemerintah sampai saat ini, ada
organisasi guru yang disebut Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) sejenis yang didirikan atas anjuran
pejabat-pejabat Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Selain itu, ada lagi organisasi profesional resmi
di bidang pendidikan yang harus kita ketahui juga yaitu
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) dan lain-lain.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

• PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari


proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi
PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia
Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi


guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar atau
kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling
berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman
dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi atau
perilaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas. Menurut
Mangkoesapoetra MGMP merupakan forum atau wadah
profesional guru mata pelajaran yang berada pada suatu wilayah
kebupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah.
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya


organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional karena
berbagai hal menyangkut komunikasi antaranggotanya. Keadaan
seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang
pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984.
Kelompok Kerja Guru (KKG)

KKG sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu gugus.


Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok
kerja guru yang lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru
berdasarkan jenjang kelas dan mata pelajaran.
Fungsi Organisasi Profesi Guru
1. PGRI mempersatukan seluruh Guru Indonesia
2. Fungsi pemersatu adalah dorongan yang menggerakkan para
profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian.
Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial,
politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang sistem nilai.
Namun umunya dilatarbelakangi oleh dua motif, yaitu Motif
intrinsik dan ekstrinsik. Secara Intrinsik, para profesional
terdorong oleh keinginannya mendapat kehidupan yang layak,
sesuai dengan tugas profesi yang diembannya.
Lanjutan

Kedua motif tersebut sekaligus tantangan bagi pengembangan


profesi. Namun kesadaran inilah yang menyebabkan para
professional membentuk organisasi profesi. Dan dengan
demikian organisasi tersebut dapat dijadikan pemersatu antar
profesi, yang diharapkan organisasi kependidikan memiliki
kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan kebijakan dan
melakukan tindakan bersama yaitu ipaya melindungi dan
memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi
kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat pengguna
jasa profesi.
Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional
Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan
kemampuan profesional pengemban profesi kependidikan ini.
Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal
61 yang berbunyi:“Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan
profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan
karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan
kesejahteraan tenaga kependidikan”.
Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional

Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 3; ayat 4 dinyatakan


bahwa: “Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha
mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan
perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan bangsa”.
Lanutan

• Peningkatan kemampuan professional juga terkait dengan


Kurikulum dapat dilakukan melalui dua program, yaitu:
•  Program Terstruktur adalah program yang dibuat dan
dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan dan produk
kegiatan belajar yang dapat diakreditasikan secara akademik
dalam jumlah SKS tertentu. 
Lanutan

• Program Tidak Terstruktur adalah program pembinaan dan


pengembangan tenaga kependidikan yang dibuka berdasarkan
kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan
lingkungan yang ada. Terlingkup dalam program tidak
terstruktur ini adalah: Penataran tingkat nasional  dan
wilayah, Supervisi yang dilaksanakan oleh pejabat
terkait, Pembinaan dan pengembangan sejawat, Pembinaan
dan pengembangan individual.
Fungsi dan Kewenangan PGRI Terhadap Guru

Fungsi PGRI dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


yang juga sejalan dengan amanat UU No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (Pasal 41 ayat 2), yaitu :
1. Memajukan profesi.
2. Meningkatkan kompetensi.
3. Meningkatkan karier.
4. Meningkatkan Wawasan Kependidikan.
5. Memberikan Perlindungan Profesi.
6. Meningkatkan kesejahteraan.
7. Melaksanakan pengabdian masyarakat.
Kewenangan PGRI
Pada Tahun 2004, Presiden RI menyatakan guru sebagai sebuah profesi.
Pada Tahun 2005, ditetapkannya Undang-Undang No. 14  tentang guru
dan dosen. Sesuai amanat dalam UU tersebut, PGRI sebagai organisasi
profesi terhadap guru memiliki kewenangan (Pasal 42), yaitu:

Menetapkan dan menegakkan kode etik guru.


Memberikan bantuan hukum kepada guru.
Memeberikan perlindungan terhadap profesi guru.
Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Memajukan pendidikan nasional.
Tanggung Jawab PGRI Sebagai Organisasi Profesi Terhadap
Guru

Hak-hak guru sebagaimana yang diamanatkan Peraturan


Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru adalah sebagai
berikut :
• Guru berhak mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja. Promosi yang dimaksud tersebut meliputi
kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan.
• Guru memiliki kebebasan memberikan penilaian hasil belajar
kepada peserta didiknya. Guru juga ikut menentukan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Lanjutan

Guru memiliki kebebasan memberikan sanksi


kepada peserta didiknya yang melanggar
norma agama, norma kesusilaan, norma
kesopanan, peraturan tertulis maupun tidak
tertulisyang ditetapkan guru, peraturan
tingkat kesatuan pendidikan, dan peraturan
perundang-undangan dalam proses
pembelajaran yang berada dibawah
kewenangannya.
Lanjutan

Guru berhak mendapatkan perlindungan


dalam melaksanakan tugas dalam bentuk
rasa aman dan jaminan keselamatan dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah, satuan
pendidikan, Organisasi Profesi Guru, dan
masyarakat sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
Lanjutan

1. Guru berhak mendapatkan perlindungan hukum dan tindak


kekerasan, ancaman, perlakuan tidak adil, perlakuan
diskriminatif, intimidasi. Guru juga berhak mendapatkan
perlindungan profesi terhadap pemutusan hubungan kerja yang
tidak sesuai dengan ketuntuan peraturan perundang-undangan.
2. Guru juga berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja dari satuan pendidikan dan penyelenggaraan
satuan pendidikan terhadap resiko gangguan keamanan kerja.
3. Guru berhak memperoleh akses memanfaatkan sarana dan
prasarana pembelajaran yang disediakan oleh satuan pendidikan,
penyelenggara pendidikan, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah.
Lanjutan

4. Guru memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi


profesi guru.
5. Guru memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan
kebijakan pendidikan ditingkat satuan pendidikan,kabupaten
atau kota, provinsi, dan nasional.
6. Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan Kualifikasi Akademik dan kompetensi, serta
untuk memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi
dalam bidangnya.
7. Guru yang diangkat Pemerintanh atau Pemerintah Daerah
berhak memperoleh cuti sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PGRI Layak Jadi Organisasi Profesi

Sejak Kongres Guru Indonesia, semua guru Indonesia


menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI). Jiwa pengabdian, tekad
perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI
yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
PGRI Layak Jadi Organisasi Profesi

Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis,


Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia
dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan,
organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang
bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik
praktis.
Lanjutan

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)


sebagai organisasi profesi terbesar yang
dimiliki oleh guru di Indonesia adalah organisasi
yang sangat ideal dan tepat sebagai wadah
untuk meningkatkan profesionalisme guru,
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi para
guru serta memperjuangkan nasib guru dan
pendidikan pada umumnya
Lanjutan

Agar guru dan tenaga kependidikan dapat berperan maksimal dalam


menjalankan fungsinya, mereka perlu didukung, dibantu, didorong
dan diorganisasikan dalam suatu wadah yang dinamis, prospektif dan
mampu menjawab tantangan masa depan. Organisasi yang tepat dan
telah mampu melakukan hal itu semua adalah PGRI.
Lanjutan

Sejarah telah membuktikan bahwa keuletan, kekompakan, kejuangan


dan perjuangan PGRI selama ini telah menempatkan PGRI bukan saja
menjadi organisasi guru dan tenaga kependidikan yang terbesar di
Indonesia, tetapi juga merupakan bagian dari organisasi guru dunia
yang tersebar di 158 negara di Dunia.
Tugas

1. Menurut saudara sudahkah guru memperoleh perlindungan hukum dalam


menjalankan tugas profesinya ? Jelaskan !
2. Dalam meningkatkan profesinya , guru membentuk forum atau wadah
profesional ,seperti KKG,MGMP,KKKS,MKKS,MKPS ,jelaskan tujuan dari
forum diatas .
3. Dalam kondisi saat ini apa yang sangat dibutuhkan oleh teman – teman guru
untuk pelaksanaanya tugasnya .

Anda mungkin juga menyukai