ABSTR AK
Pada hakikatnya guru adalah orang yang berperan dalam usaha membentuk manusia
yang berpotensi dan berkarakter mulia dengan mengembangkam segala kemampuan yang
ada pada murid. Guru juga harus mampu menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
pengajar yang profesional. Dalam menjalankan hak dan kewajiban guru harus memiliki
kompetensi dalam meningkatkan mutu pendidikan yakni mempunyai kompetensi
pedagogik, personal, sosial, dan professional dengan memaknai filosofi pendidikan
Indonesia "Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani”. Kode
etik guru yang dibuat oleh organisasi profesi keguruan memiliki komitmen untuk
meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. Guru yang
mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan latar belakang pendidikan yang baik,
memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan dan jaminan
perlindungan hukum. Bahkan, profesi guru yang disandang mempunyai kewenangan untuk
mengatur yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Tantangan yang dihadapi oleh
guru sekarang ini adalah perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat,
sentralisasi, dan desentralisasi pendidikan.
PENDAHULUAN
Guru memiliki fungsi yang sangat yang fundamental bagi perkembangan suatu bangsa.
Mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis sehingga keberadaannya mempunya
urgensi yang sangat perlu diperhatikan dalam mempertahankan eksistensi bangsa.
Guru ialah orang yang merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran menilai
serta membimbing peserta didik untuk mencapai Tujuan dari pembelajaran. Profesi guru
merupakan profesi yang dapat menentukan masa depan dari keberlangsungan suatu bangsa.
Karena merupakan salah satu. Profesi yang Akan Melahirkan Pemimpin masa depan
sehingga profesi ini Akan sangat berdampak terhadap pembangunan negara.
Profesi secara etimologi berasal dari kata profession Yang berasal dari Bahasa latin yang
berarti mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan profesi dapat diartikan sebagai suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian yang dapat yang didapat melalui pendidikan
atau latihan tertentu Menurut persyaratan khusus memiliki tanggung jawab dan kode etik
tertentu pekerjaan bersifat profesional memiliki perbedaan yang mencolok dari pekerjaan
yang bersifat non profesional Karena profesi memiliki persyaratan tertentu yang perlu
diperhatikan untuk dapat digolongkan sebagai pekerjaan profesi.
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan profesi adalah
karier seumur hidup dan ada konsekuensi ekonomis atas pekerjaan di bidang profesi
tersebut. Dengan demikian, tanggung jawab insan profesi bukan hanya kepada atasan atau
pemerintah, melainkan juga kepada bidang keilmuan dan kemanusiaan. Tanggung jawab
tersebut juga menjadi pembeda Antara profesi dengan bidang pekerjaan lain yang bukan
profesi. Secara umum, syarat suatu pekerjaan dapat digolongkan. Menjadi suatu profesi,
yaitu:
1.Memiliki spesialisasi ilmu.
2. Memiliki kode etik dalam menjalankan profesi.
3. Memiliki organisasi profesi.
4. diakui masyarakat
5. Sebagai panggilan hidup.
6. Tapi kecakapan diagnostik.
Berdasarkan UU RI nomor 14 tahun 2015 tentang guru dan dosen pasal satu guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini. Jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik
profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan,
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat. profesi mengacu kepada profesionalitas seorang individu atau
pekerja pada bidang atau keahlian tertentu yang dilandasi dengan pendidikan keahlian di
bidang tertentu. Dan pekerjaan adalah suatu yang dilakukan manusia untuk tujuan tertentu
yang dilakukan dengan cara baik dan benar tanpa memperhatikan latar belakang akademis
di dalamnya. Dan suatu pekerjaan dikatakan sebagai profesi jika memenuh syarat
diantaranya:
1. Memiliki pengetahuan khusus di suatu bidang ilmu tertentu.
2. Melibatkan berbagai kegiatan intelektual.
3. Membutuhkan adanya suatu persiapan tertentu yang cukup dalam, jadi bukan
hanya sekedar latihan saja.
4. Membutuhkan latihan yang berkesinambungan di dalam melaksanakan
pekerjaannya atau jabatannya.
5. Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi
Sebagai landasan dari standar guru, kode etik profesi guru secara umum bertujuan
untuk memposisikan guru sebagai suatu profesi yang terhormat. Mulia bermartabat yang
dilindungi oleh undang undang. Sedangkan menurut Hermawan tujuan kode etik adalah
sebagai berikut.
a) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan.
c) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d) Untuk Meningkatkan mutu profesi.
e) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Di dalam pasal 28 undang-undang nomor 8 tahun 1974 dijelaskan tentang
pentingnya kode etik guru dengan jelas menyatakan bahwa.Pegawai negeri sipil atau PNS
memiliki kode etik sebagai pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan dalam dan di luar
kedinasan dengan adanya undang-undang tersebut menyatakan bahwa dengan adanya kode
etik ini seluruh pns sebagai aparatur negara dan mengabdi abdi masyarakat mempunyai
pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan dalam pelaksanaan tugasnya Dan memiliki
Tanggung jawab Sebagai pegawai negeri.
• Organisasi profesi keguruan.
Organisasi menurut stoner Adalah pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di mana pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. Hal ini menekankan
bahwa organisasi sebagai suatu sistem untuk mencapai suatu tujuan Bersama. Organisasi
menurut Chester 1 Adalah suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh 2 orang
atau lebih yang menitik beratkan pada kerja sama antar anggota profesi. Pola kerja
sistematik yang diidentifikasikan sebagai aktivitas profesi menjadi inti dari organisasi itu
sendiri.
Secara umum organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang
memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu.
Organisasi profesi keguruan adalah suatu wadah yang berfungsi sebagai penampungan dan
penyelesaian masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan pendidikan dan diselesaikan
secara bersama sebagai suatu organisasi yang mempunyai suatu sistem yang senantiasa
mempertahankan keadaan yang harmonis dan akan menolak komponen sistem yang tidak
mengikuti dan meluruskannya dalam praktik organisasi yang mencoba melanggar aturan
main dari organisasi tersebut akan ditindak melalui peringatan dan jika terus melanggar
akan dikenai sanksi berupa pemecatan.
Organisasi profesi keguruan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi
dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya dan memiliki fungsi peningkatan
kemampuan profesional profesi.
Di Indonesia sendiri banyak berdiri organisasi-organisasi keguruan yang terbagi ke
dalam beberapa jenis yang memiliki tujuan dan fungsinya tersendiri. Persatuan guru
republik Indonesia atau PGRI Memiliki tujuan utama adalah membela dan
mempertahankan Republik Indonesia memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar
kerakyatan, membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada
umumnya makna dari terwujudnya PGRI sebagai organisasi profesi ialah sebagai wahana
memperjuangkan peningkatan kualitas dan kompetensi bagi guru sebagai wahana
mempertinggi kesadaran dan sikap guru dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan
mutu profesi dan pelayanan kepada masyarakat dan lain-lain.
Guru mata pelajaran atau MGMP merupakan suatu wadah asosiasi perkumpulan
bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar Kabupaten atau kota yang berfungsi
sebagai sarana untuk saling berkomunikasi bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka
meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi dan perilaku perubahan orientasi pembelajaran
di kelas. MGMP ini memiliki tujuan yang untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi
dalam meningkatkan profesionalisme guru. Secara umum dan secara khusus yaitu
memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya mewujudkan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai
tempat proses belajar yang menyenangkan dan mencerdaskan siswa.
Ikatan sarjana pendidikan Indonesia Pada awalnya organisasi profesi kependidikan
ini bersifat regional karena berbagai hal yang menyangkut komunikasi Antara anggotanya.
Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama di Jakarta.17
sampai 16 Mei 1984.Yang menghasilkan 7 rumusan. Tujuan dari ikatan sarjana pendidikan
Indonesia yaitu menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh
Indonesia, meningkatkan sikap dan kemampuan profesional bagi anggotanya, membina
serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi. Pendidikan dalam rangka membantu
pemerintah menyukseskan pembangunan bangsa dan negara mengembangkan dan
menyebar gagasan baru dan dalam bidang ilmu seni, teknologi dan pendidikan melindungi
dan memperjuangkan kepentingan profesional para anggota. Meningkatkan komunikasi
Antara anggota baik di dari berbagai spesialis pendidikan menyelenggarakan komunikasi
antar organisasi yang relevan.
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).