Anda di halaman 1dari 11

Definisi Dan Etika Profesi Guru

Inayatul Khadijah
Email: 2110128220016@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
2022

Abstrak
Profesi adalah pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat melalui
pendidikan dan latihan tertentu. Sedangkan profesi guru berdasarkan UU RI NO. 14 tahun
2005. “ adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Sedangkan kode etik juga
sangat berperan penting untuk suatu profesi, Secara etimologi, pengertian kode etik ini
telah dibahas dan dikembangkan oleh beberapa tokoh yang mempunyai jalan fikiran yang
berbeda-beda. Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan
mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya dikaitkan
dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code)
tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada.
Sedangkan Organisasi profesi dapat dijadikan sebagai sarana pemersatu anggota seprofesi
dalam konteks positif untuk menjadi mitra pemerintah guna menghasilkan kemanfaatan bagi
bangsa ditengah tantangan global. Tak hanya itu, organisasi profesi dapat menghimpun
kekuatan sumber daya manusia guna memperoleh kekuatan pengembangan kompetensi
(Keilmuan dan Keahlian).

PENDAHULUAN
Profesi secara etimologi berasal dari kata profession (inggris) yang berasal dari
bahasa Latin profesus yang berarti "mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan. Profesi
dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat
melalui pendidikan dan latihan tertentu, menuntut persyaratan khusus, memiliki tanggung
jawab dan kode etik tertentu. Pekerjaan yang bersifar profesional berbeda dengan pekerjaan
lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam
melaksanakan profesinya. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang intensif. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat
dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan
pelatihan secara khusus (Musriadi, 2016: 27-30).
Oleh sebab itu perkataan profesi dan profesional sudah sering digunakan dan
mempunyai beberapa arti. Dalam percakapan sehari-hari, perkataan profesi diartikan sebagai
pekerjaan (tetap) untuk memperoleh nafkah (Belanda: baan; Inggris: job atau occupation),
yang legal maupun yang tidak. Jadi, profesi diartikan sebagai setiap pekerjaan untuk
memperoleh uang. Dalam arti yang lebih teknis, profesi diartikan sebagai setiap kegiatan
tetap tertentu untuk memperoleh nafkah yang dilaksanakan secara berkeakhlian yang
berkaitan dengan cara berkarya dan hasil karya yang bermutu tinggi dengan menerima
bayaran yang tinggi. Keakhlian tersebut diperoleh melalui proses pengalaman, belajar pada
lembaga pendidikan (tinggi) tertentu, latihan secara intensif, atau kombinasi dari semuanya
itu.
Sedangkan profesi guru menurut UU RI NO. 14 tahun 2005 “adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”Dalam dunia pendidikan, istilah guru
bukanlah hal yang asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut
digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti segala
tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat. Perkembangan
baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk
meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar
siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingat
optimal.
Berdasarkan pada pernyataan di atas bahwa semua pekerjaan tidak dapat disebut guru
karena suatu pekerjaan itu tidak memerlukan pekerjaan atau keahlian ataupun keterampilan
khusus untuk dapat memulainya, sementara guru itu bisa disebut sebagai profesi yang
merupakan bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian tersendiri. Adapun guru dapat
digolongkan sebagai profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Walaupun pada kenyataan masih terdapat guru yang tidak memeliki latar belakang
pendidikan bidang keguruan. Profesi guru juga penting bagi sebuah bangsa karena profesi
guru adalah satu-satunya profesi yang menetukan dalam mengubah nasib negara atau bangsa.
Hal ini karena guru bertugas mendidik dan mengajar anak-anak bangsa, mengubah perilaku
dan membentuk karakter.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat, guru tidak lagi
hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai
fasilitator, motivator, dan pembimbimg yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian, keahlian
guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar.

ATRIBUT PROFESI GURU


Kode Etik
Kode etik sangat berperan penting untuk suatu profesi. Kode etik berasal dari dua kata
yaitu Kode dan Etik. Kode artinya tanda yang desetujui dengan maksud tertentu. Sedangkan
Etik itu berasal dari bahasa yunani yaitu “ethos” yang memiliki arti watak, adab, dan cara
hidup. Secara etimologi, pengertian kode etik ini telah dibahas dan dikembangkan oleh
beberapa tokoh yang mempunyai jalan fikiran yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya
mempunyai pengetian yang sama. Socrates seorang filosof yang hidup di zaman Romawi,
yang dianggap sebagai pencetus pertama dari etika yang mana dia telah menguaraikan etika
secara ilmu tersusun. Malah sampai sekarang perkembangan etika semakin berkembang, hal
ini dapat dirasakan dengan adanya fenomena-fenomena yang realita dalam masyarakat.
Menurut Adi Negoro dalam bukunya Ensiklopedi Umum sebagaimana yang dikutip
oleh Sudarno, dkk, mengemukakan : Etika berasal dari kata Eticha yang berarti ilmu
kesopanan, ilmu kesusilaan. dan kata Ethica (etika, ethos, adat, budi pekerti, kemanusiaan).
Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar, buruk atau baik. Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar
yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya
yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan
dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip
prinsip moral yang ada.
Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial
(profesi) itu sendiri. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut
ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan
jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
Sebagai landasan dan standar perilaku guru, kode etik profesi guru secara umum
bertujuan untuk memposisikan guru sebagai suatu profesi yang terhormat, mulia, dan
bermartabat yang di lindungi oleh undang undang Sedangkan menurut Hermawan (1979)
tujuan kode etik adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Fungsi Kode Etik
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan oleh
menurut para ahli:
a. Gibson dan Michel (1945:449) menurutnya lebih kepada mementingkan kode etik
sebagai pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat
sebagai seorang profesional.
b. Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan bahwa tiga fungsi kode etik yaitu :
(1) to protect a profession from goverment interference [Melindungi suatu profesi dari
campur tangan pemerintah]
(2) to prevent internal disagreements with in a profession [Mencegah terjadinya
pertentangan internal dalam suatu profesi]
(3) to protect practitioners in cases of alleged malpractice [Melindungi para praktisi
dari kesalahan praktik suatu profesi].
c. Oteng Sutisna (1986: 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya
difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang mensukseskan
misi dalam mendidik peserta didik.

Secara umum dapat dirinci bahwa fungsi kode etik guru ialah:
1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab atas profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, sehingga jasa
profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat sebagai profesi yang membantu
dalam memecahkan masalah dan mengembangkan diri.
5. Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

Di dalam Pasal 28 undang undang nomor 8 tahun 1974 menjelaskan tentang


pentingnya kode etik guru dengan jelas menyatakan bahwa pegawai negeri sipil memiliki
kode etik sebagai pedoman sikap. sikap tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar
kedinasan Dalam penjelasan undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya kode
etik ini pegawai negeri sipil sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat
mempunyai pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanan tugasnya dan
dalam pergaulan sehari hari.
Organisasi Profesi Guru di Indonesia
Perlunya organisasi profesi dalam suatu profesi karena organisasi profesi dapat
mengembangkan dan memajukan profesi; memantau dan memperluas bidang gerak profesi,
menghimpun dan memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berkarya dan
berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi. seiring dengan
perkembangan globalisasi, para profesional pun harus mampu menjalin interaksi dengan para
professional lain dari berbagai negara. Melalui organisasi profesi, interaksi itu tentu akan
semakin terwujud.
Oleh sebab itu Organisasi profesi dapat dijadikan sebagai sarana pemersatu anggota
seprofesi dalam konteks positif untuk menjadi mitra pemerintah guna menghasilkan
kemanfaatan bagi bangsa ditengah tantangan global. Tak hanya itu, organisasi profesi dapat
menghimpun kekuatan sumber daya manusia guna memperoleh kekuatan pengembangan
kompetensi (Keilmuan dan Keahlian). Organisasi profesi ini juga dapat memudahkan alih
teknologi yang terkait dengan profesionalisme profesi serta mempercepat arus informasi dan
komunikasi sesama profesi guna meningkatkan kesigapan dalam peningkatan daya saing
global. Adapun keuntungan yang di dapat dari organisasi profesi adalah sebagai berikut:
1. Untuk kemajuan dan kesejahteraan Anggota.
2. Untuk menjaga kepentingan profesi melalui kesepakatan kode etik.
3. Untuk meningkatkan daya saing kompetensi (keilmuan dan keahlian) bagi
Anggota melalui perbaikan yang terarah, sistemastis dan berkelanjutan.
4. Untuk meningkatkan peran serta anggota didalam kontribusinya untuk
pembangunan bangsa (masyarakat) dan mampu menjadi change agent.
5. Menjadi mitra Pemerintah untuk penentuan kebijakan yang terkait dengan
Pengelolahan Alat Alat Berat Tambang.
6. Untuk memperkuat barisan yang mampu menghalau dampak negatif atau kerugian
akibat kepentingan yang tidak memihak kepada bangsa atau kompetisi negatif
pihak asing
7. Asas spesialisasi yang ada dapat dilanjutkan menurut bakat bawahan masing-
masing.
8. Prinsip “the right man on the right place” dapat diterapkan dengan mudah.
9. Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melakukan tugas
pokok organisasi dan kelompok staf yang melakukan kegiatan penunjang

Organisasi profesi pastilah memberikan manfaat atau keuntungan kepada para


anggotanya, termasuk juga organisasi profesi pendidikan. Manfaat yang diperoleh dengan
adanya profesi pendidikan diantaranya yaitu membangun kepercayaan dalam diri masyarakat
mengenai adanya suatu persepsi tentang kompetensi. Dengan adanya organisasi profesi
pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota, sehingga
kompetensi kependidikan yang handal pada diri tenaga kependidikan dapat terwujud.
Jenis-jenis organisasi keguruan yang ada di Indonesia sebagai berikut :
1. Persatuan guru republik Indonesia (PGRI)
Adalah organisasi di Indonesia lahir pada 25 November 1945, yang anggotanya
berprofesi sebagai guru. Organisasi ini didirikan dengan semmngat perjuangan para guru
pribumi pada zaman belanda, pada tahun 1912 dengan nama persatuan guru hindia
belanda(PGHBI).
Saat ini, PGRI menjadi organisasi profesi guru terbesar di Indonesia yang anggotanya
sudah lebih dari 2 juta. Adapun terkait program kerja, PGRI berupaya untuk selalu
memfasilitasi pengembangan karir dan peningkatan kompetensi profesional para
anggotanya.
Bertujuan dalam membela dan mempertahankan republik Indonesia (organisasi
perjuangan), memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi
profesi), membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib guru pada
umumnya (organisasi ketenagakerjaan).
2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran
yang berada di suatu kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana sanggar atau untuk
saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka
meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi atau perilaku perubahan reorientasi
pembelajaran di kelas (Depdiknas, 2004:1).
Secara umum bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam
meningkatkan profesionalisme guru ( Hasanah: 2012:29). Sedangkan secara khusus
memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya mewujudkan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif
sebagai tempat proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasikkan dan
mencerdaskan siswa. Memebangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran (Hasanah:2012:29).
3. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
ISPI lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya organisasi profesi
kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi
antaranggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang
pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984.
4. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
IPBI didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975 . organisasi profesi
kependidikan yang bersifat keilmuan dan profesional ini berhasrat memberikan
sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban dan
tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan para
petugas bimbingan se-indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memejukan
bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya(Satory
dkk, 2009:74).
Secara rinci tujuan didirikannya Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) adalah
sebagai berikut ini:
a. Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah organisasi.
b. Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan keterampilan,
teknik, alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di Indonesia di bidang bimbingan,
dengan demikian dimungkinkan pemanfaatan tenaga ahli dan keahlian tersebut
dengan sebaik baiknya.
c. Meningatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan profesi dan
tenaga ahli, tenaga pelaksana ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun program
layanan bimbingan.
Organisasi profesi guru adalah “Rumah” bagi anggota profesi dalam melaksanakan
tugas keprofesiannya. Analogi “Rumah” mengindikasikan bahwa Organisasi profesi
keguruan merupakan tempat berlangsungnya sistem keluarga untuk bisa bertahan hidup
dengan cara melindungi, mengatur, meningkatkan kemampuan anggota, menerapkan etika
dan lain-lain yang memiliki kemiripan dengan Organisasi Profesi Guru yang sudah diatur
dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Organisasi profesi guru hendaknya
menjadi tumpuan dalam pengambilan keputusan. Artinya bahwa ketika sebuah Organisasi
Profesi mendapatkan sebuah permasalahan, dan anggota telah menetapkan keputusan, maka
WAJIB ditaati. Organisasi profesi guru bersifat independen, yang artinya tidak ada yang bisa
menginterferensi segala putusan yang sudah disepakati oleh anggota profesi guru seperti
contohnya partai politik menginterferensi PGRI untuk kepentingannya.
Fungsi Organisasi Guru
1. Menjadi pemersatu
2. Memajukan profesi
3. Meningkatkan kompetensi,
4. (Meningkatkan) Karier
5. (Meningkatkan) Wawasan Kependidikan
6. (Memberikan) Perlindungan Profesi
7. (Meningkatkan) Kesejahteraan, dan
8. (Melaksanakan) Pengabdian Masyarakat
UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen : Pasal 41 ayat 2, bahwa organisasi
profesi memiliki fungsi untuk: membuat profesi tersebut menjadi semakin berkembang
sehingga memiliki kewibawaan dalam menentukan kebijakan, melindungi pendidik terkait
halhal yang dapat menghambat atau mengganggu pendidik dalam menjalankan tugasnya,
meningkatkan kualitas dalam menjalankan tugas dan profesinya, serta wadah untuk
mengabdi kepada masyarakat.

GURU DAN INSPIRASI KEMAJUAN PENDIDIKAN INDONESIA


Peran, Hak, Dan Kewajiban Guru
Guru merupakan satu di antara profesi di bidang pendidikan. Dalam Undang-Undang
No. 14 Tahun 2005, dikatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar. membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional,
intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.

Guru sebagai seorang profesi di bidang pendidikan memiliki hak dan kewajiban yang
menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak hak guru merupakan apa-apa saja yang
didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi guru, dan kewajiban guru adalah apa-apa
saja yang harus dilaksanakan seorang guru dalam menjalankan profesinya. Hak dan
kewajiban guru ini dituangkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
sehingga setiap guru mendapatkan perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban
yang harus dilaksanakan.
Menurut Djamarah(2000: 42-49) pelaksanaan proses pembelajaran guru mempunyai peran
yang sangat penting. Peran/tugas guru dalam proses pembelajaran tersebut meliputi guru
sebagai: Korektor; Inspirator, Informan, Organisator, Motivator, Inisiator, Fasilitator,
Pembimbing, Demonstrator, Pengelola Kelas, Mediator, Supervisor, dan Evaluator .

SIMPULAN
penetapan dan penegakan kode etik guru yang menjadi salah satu wewenang
organisasi profesi guru adalah hal yang penting. Kode Etik Guru Indonesia merupakan norma
dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru di Indonesia sebagai pedoman sikap
dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan
warga negara. Kode Etik Guru Indonesia ini berfungsi sebagai sebagai prinsip yang
melandasi pelaksanaan tugas profesional guru dalam kaitannya dengan peserta didik,
orangtua/wali siswa, sekolah, pemerintah, ataupun rekan seprofesi sesuai dengan norma-
norma yang ada. Kode Etik Guru Indonesia disepakati bersama oleh guru-guru yang
tergabung dalam PGRI dan harus dilaksanakan oleh semua guru tanpa terkecuali. Sehingga
setiap guru harus sungguh-sungguh menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia. Meskipun
dalam penerapannya, belum semua guru menerapkan kode etik yang telah disepakati
bersama. Oleh karena itu, perlu adanya sanksi yang tegas dari Dewan Kehormatan Guru
Indonesia bagi guru yang secara nyata telah melanggar Kode Etik Guru Indonesia.

REFERENSI

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).

Anda mungkin juga menyukai