Inayatul Khadijah
Email: 2110128220016@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
2022
Abstrak
Profesi adalah pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat melalui
pendidikan dan latihan tertentu. Sedangkan profesi guru berdasarkan UU RI NO. 14 tahun
2005. “ adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Sedangkan kode etik juga
sangat berperan penting untuk suatu profesi, Secara etimologi, pengertian kode etik ini
telah dibahas dan dikembangkan oleh beberapa tokoh yang mempunyai jalan fikiran yang
berbeda-beda. Etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan
mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya dikaitkan
dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code)
tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip prinsip moral yang ada.
Sedangkan Organisasi profesi dapat dijadikan sebagai sarana pemersatu anggota seprofesi
dalam konteks positif untuk menjadi mitra pemerintah guna menghasilkan kemanfaatan bagi
bangsa ditengah tantangan global. Tak hanya itu, organisasi profesi dapat menghimpun
kekuatan sumber daya manusia guna memperoleh kekuatan pengembangan kompetensi
(Keilmuan dan Keahlian).
PENDAHULUAN
Profesi secara etimologi berasal dari kata profession (inggris) yang berasal dari
bahasa Latin profesus yang berarti "mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan. Profesi
dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat
melalui pendidikan dan latihan tertentu, menuntut persyaratan khusus, memiliki tanggung
jawab dan kode etik tertentu. Pekerjaan yang bersifar profesional berbeda dengan pekerjaan
lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam
melaksanakan profesinya. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang intensif. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat
dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan
pelatihan secara khusus (Musriadi, 2016: 27-30).
Oleh sebab itu perkataan profesi dan profesional sudah sering digunakan dan
mempunyai beberapa arti. Dalam percakapan sehari-hari, perkataan profesi diartikan sebagai
pekerjaan (tetap) untuk memperoleh nafkah (Belanda: baan; Inggris: job atau occupation),
yang legal maupun yang tidak. Jadi, profesi diartikan sebagai setiap pekerjaan untuk
memperoleh uang. Dalam arti yang lebih teknis, profesi diartikan sebagai setiap kegiatan
tetap tertentu untuk memperoleh nafkah yang dilaksanakan secara berkeakhlian yang
berkaitan dengan cara berkarya dan hasil karya yang bermutu tinggi dengan menerima
bayaran yang tinggi. Keakhlian tersebut diperoleh melalui proses pengalaman, belajar pada
lembaga pendidikan (tinggi) tertentu, latihan secara intensif, atau kombinasi dari semuanya
itu.
Sedangkan profesi guru menurut UU RI NO. 14 tahun 2005 “adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”Dalam dunia pendidikan, istilah guru
bukanlah hal yang asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut
digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti segala
tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat. Perkembangan
baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk
meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar
siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingat
optimal.
Berdasarkan pada pernyataan di atas bahwa semua pekerjaan tidak dapat disebut guru
karena suatu pekerjaan itu tidak memerlukan pekerjaan atau keahlian ataupun keterampilan
khusus untuk dapat memulainya, sementara guru itu bisa disebut sebagai profesi yang
merupakan bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian tersendiri. Adapun guru dapat
digolongkan sebagai profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Walaupun pada kenyataan masih terdapat guru yang tidak memeliki latar belakang
pendidikan bidang keguruan. Profesi guru juga penting bagi sebuah bangsa karena profesi
guru adalah satu-satunya profesi yang menetukan dalam mengubah nasib negara atau bangsa.
Hal ini karena guru bertugas mendidik dan mengajar anak-anak bangsa, mengubah perilaku
dan membentuk karakter.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat, guru tidak lagi
hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai
fasilitator, motivator, dan pembimbimg yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian, keahlian
guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar.
Secara umum dapat dirinci bahwa fungsi kode etik guru ialah:
1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
2. Agar guru bertanggung jawab atas profesinya.
3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.
4. Agar guru mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, sehingga jasa
profesi guru diakui dan digunakan oleh masyarakat sebagai profesi yang membantu
dalam memecahkan masalah dan mengembangkan diri.
5. Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.
Guru sebagai seorang profesi di bidang pendidikan memiliki hak dan kewajiban yang
menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak hak guru merupakan apa-apa saja yang
didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi guru, dan kewajiban guru adalah apa-apa
saja yang harus dilaksanakan seorang guru dalam menjalankan profesinya. Hak dan
kewajiban guru ini dituangkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
sehingga setiap guru mendapatkan perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban
yang harus dilaksanakan.
Menurut Djamarah(2000: 42-49) pelaksanaan proses pembelajaran guru mempunyai peran
yang sangat penting. Peran/tugas guru dalam proses pembelajaran tersebut meliputi guru
sebagai: Korektor; Inspirator, Informan, Organisator, Motivator, Inisiator, Fasilitator,
Pembimbing, Demonstrator, Pengelola Kelas, Mediator, Supervisor, dan Evaluator .
SIMPULAN
penetapan dan penegakan kode etik guru yang menjadi salah satu wewenang
organisasi profesi guru adalah hal yang penting. Kode Etik Guru Indonesia merupakan norma
dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru di Indonesia sebagai pedoman sikap
dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan
warga negara. Kode Etik Guru Indonesia ini berfungsi sebagai sebagai prinsip yang
melandasi pelaksanaan tugas profesional guru dalam kaitannya dengan peserta didik,
orangtua/wali siswa, sekolah, pemerintah, ataupun rekan seprofesi sesuai dengan norma-
norma yang ada. Kode Etik Guru Indonesia disepakati bersama oleh guru-guru yang
tergabung dalam PGRI dan harus dilaksanakan oleh semua guru tanpa terkecuali. Sehingga
setiap guru harus sungguh-sungguh menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia. Meskipun
dalam penerapannya, belum semua guru menerapkan kode etik yang telah disepakati
bersama. Oleh karena itu, perlu adanya sanksi yang tegas dari Dewan Kehormatan Guru
Indonesia bagi guru yang secara nyata telah melanggar Kode Etik Guru Indonesia.
REFERENSI
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).