Anda di halaman 1dari 8

Seri Publikasi Pembelajaran

Vol 1 No 2(2021): Profesi Keguruan

PENTINGNYA SEBUAH PROFESI GURU

Alliya Rahmatika
Email: alliyarahmatika203@gmail.com
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang
didapat melalui pendidikan dan latihan tertentu. Profesi keguruan adalah suatu bidang
pengabdian/dedikasi kepada kepentingan anak didik dalam perkembangannya menuju
kesempurnaan manusiawi. Para anggota profesi keguruan terikat oleh pola sikap dan
perilaku guru yang dirumuskan dalam kode etik guru Indonesia. Kode etik guru sangat
diperlukan karena dengan adanya ini dapat menghindari dari tindakan-tindakan yang
semena-mena atau melakukan perbuatan asusila kepada peserta didik yang di ajari.
Organisasi profesi keguruan wadah yang berfungsi sebagai penampungan dan penyelesaian
masalah yang dihadapi berkaitan dengan pendidikan dan diselesaikan secara bersama.Tugas
utama guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan menengah. Guru memiliki hak dan kewajiban ,hak guru berarti suatu
yang harus didapatkan olehnya setelah ia melaksanakan sejumlah kewajibannya sebagai
guru.Sedangkan kewajiban guru yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan oleh guru dalam
menjalankan profesinya.

PENDAHULUAN
Profesi secara etimologi berasal dari kata profession (Inggris) yang berasal dari
bahasa latin profesus yang berarti “mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan”. Profesi
dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, yang didapat
melalui pendidikan dan latihan tertentu. Pekerjaan yang bersifat profesional berbeda
dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian
khusus dalam melaksanakan profesinya. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang masyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan
yang menuntut keahlian tertentu artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi
tidak dapat dipegang oleh sembarang orang tetapi memerlukan persiapan melalui
pendidikan dan pelatihan secara khusus (Musriadi:2016:27-30). Berdasarkan pada beberapa
kriteria tersebut maka profesi merupakan bidang pekerjaan tertentu yang dinilai telah
memenuhi kriteria. Dengan kata lain tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi karena
terdapat persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi sehingga suatu bidang
pekerjaan dapat disebut sebagai profesi.

122
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2(2021): Profesi Keguruan

Sedangkan profesi guru menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik,
yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak
didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu
berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi,
sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri. Guru merupakan suatu
profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan
tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada
kenyataannya masih terdapat guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan bidang
keguruan. Seorang guru berkaitan dengan aktivitas profesinya diharuskan mengetahui dan
dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara
professional.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru tidak
lagi bertindak sebagai penyaji informasi ,tetapi juga mampu bertindak sebagai fasilitator,
motivator dan pembimbingan yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengolah dan mencari sendiri informasi. Oleh sebab itu profesi guru
digolongan sebagai profesi karena menjadi seorang guru adalah pilihan hati dan guru
dituntut untuk memiliki keahlian tertentu yaitu dalam hal mengajar, mengelola kelas,
merancang pengajaran dan mendidik anak muridnya. Profesi guru memilki peranan penting
bagi sebuah bangsa karena guru merupakan tenaga pendidik yang akan menghasilkan anak
didik yang berkualitas dengan memberikan ilmu pengetahuan dan sikap yang sopan kepada
anak didiknya ini menjadikan anak didiknya sebagai penerus bangsa untuk masa yang akan
datang.

ATRIBUT PROFESI GURU


Suatu profesi dilaksanakan oleh profesional dengan mempergunakan perilaku yang
memenuhi norma-norma etik profesi. Etik adalah system nilai yang menyatakan apa yang
benar dan apa yang salah, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Etik berkaitan dengan kebenaran, kebaikan dan sifat wajib atau keharusan suatu perbuatan.
Etik secara langsung menanyakan jenis perbuatan apa yang benar atau salah, baik atau
buruk, seharusnya atau tidak seharusnya dilakukan. Kode etik adalah kumpulan norma-
norma yang merupakan pedoman perilaku profesional dalam melaksanakan profesinya.
Istilah “kode etik” itu dikaji, maka terdiri dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”
berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup. Dapat
diartikan bahwa etik itu menunjukkan “cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan
dari kelompok manusia”. Dan etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai.
Karena itu, guru sebagai tenaga Profesional perlu memiliki “kode etik guru” dan
menjadikannya sebagai pedoman yang mengatur pekerjaan guru selama dalam pengabdian.
Kode etik guru ini merupakan ketentuan yang mengikat semua sikap dan perbuatan guru
(Djamarah, 2000 : 49). Dapat disimpulkan bahwa kode etik guru ini sangat diperlukan

123
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2(2021): Profesi Keguruan

karena dengan adanya ini dapat menghindari dari tindakan-tindakan yang semena-mena
atau melakukan perbuatan asusila kepada peserta didik yang di ajari.
Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat, antara lain adalah (Adams,
dkk, dalam Ludigdo, 2007):
-Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga
individu-individu dapat berlaku secara etis.
-Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan
perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan
bisnisnya.
-Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah profesi,
dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
-Kode etik dapat dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai
pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan dan
membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Menurut Gibson dan Michel(1945:449) yang lebih
mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas professional dan
pendoman bagi masyarakat sebagai seorang professional. Sedangkan menurut Biggs dan
Blocher(1945:10) Mengemukakan fungsi kode etik yaitu yang pertama melindungi suatu
profesi dari campur tangan pemerintah. yang kedua mencengah terjadinya pertentangan
internal dalam suatu profesi dan yang ketigaa melindungi para praktisi dari kesalahan suatu
profesi.
Didalam sebuah profesi ada Organisasi profesi ,Organisasi profesi adalah
perkumpulan suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus
yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu. Dikatakan ciri khas oleh karena
bidang tersebut diperoleh bukan secara kebetulan oleh sembarang orang, tetapi diperoleh
melalui suatu jalur khusus. Dalam prakteknya sebagai pekerjaan profesional yang melayani
masyarakat tentunya memerlukan satu wadah organisasi yang anggotanya adalah orang–
orang yang memiliki pekerjaan atau keahlian yang sejenis.
Organisasi profesi keguruan adalah wadah yang berfungsi sebagai penampungan
dan penyelesaian masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan pendidikan dan
diselesaikan secara bersama. Sebagai suatu organisasi, organisasi profesi keguruan
mempunyai suatu sistem yang senatiasa mempertahankan keadaan yang harmonis. Ia akan
menolak komponen sistem yang tidak mengikuti atau meluruskannya. Dalam praktek
keorganisasian, anggota yang mencoba melanggar aturan main organsasi akan
diperingatkan, bahkan dipecat.
Jenis-jenis organisasi keguruan yang ada di Indonesia yaitu , Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). Tujuan adanya

124
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2(2021): Profesi Keguruan

organisasi guru adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan kegiatan profesi guru serta
meningkatkan kesejahteraan guru, untuk mempersatukan seluruh anggota profesi dan
meningkatkan kemampuan professional dalam profesi keguruan. Dalam pemersatu para
profesional terdorong oleh keinginan mendapat kehidupan yang layak,sesuai tugas profesi
yang diembannya. Meningkatkan kemampuan professional anggota sehingga terwujudnya
kompetensi kependidikan dalam diri tenaga pendidik.

GURU DAN INSPIRASI KEMAJUAN PENDIDIKAN INDONESIA


Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup/kepribadian. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan kepada peserta didik. Dalam konteks
ini guru dimaknai sebagai figur seorang pemimpin, sosok arsitektur yang dapat membentuk
jiwa dan watak peserta didik, yang mempunyai kekuasaan fundamental untuk membentuk
dan membangun kepribadian peserta didik menjadi seseorang manusia yang berguna bagi
agama, nusa, bangsa dan kehidupan sosial.
Jika diidentifikasi dari filosofi pendidikan Indonesia yang dicetuskan Ki Hadjar
Dewantara “ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tutwuri handayani” maka
peran guru adalah sebagai:
a. Role model (ing ngarso sung tulodo), memberikan teladan kepada siswa karena
fungsi guru menjadi pemimpin siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Motor penggerak (ing madya mangun karso), guru harus menjadi penggerak
inovasi dalam proses pendidikan dan penggerak peradaban dengan cara mengarahkan siswa
untuk melakukan yang benar.
c.Motivator (tutwuri handayani), mampu memberikan dorongan semangat kepada
siswa untuk mengadapi setiap persoalan dan mempelajari nilai-nilai kehidupan.
Tugas kemanusiaan satu di antara tugas guru, sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena
guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus
menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada peserta didik. Di bidang kemasyarakatan
merupakan tugas guru yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai
tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang
bermoral pancasila. Maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga
sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat (Djamarah, 2000: 37).
Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus
mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya. Pelajaran apapun
yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar.Bila

125
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2(2021): Profesi Keguruan

seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah
ia tidak akan dapat menambahkan benih pengajarannya itu kepada para peserta didiknya.
Para peserta didik akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran itu tidak
dapat diserap sehingga setiap lapisan (homoludens, homopuber, dan hompsapiens) dapat
mengerti bila menghadapi guru.
Peran guru sebagai pembimbing harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di
sekolah adalah untuk membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa susila yang
cakap, terampil, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Tanpa bimbingan, peserta didik
akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
Peran guru sebagai pengelola kelas (learning manager), hendaknya diwujudkan
dalam bentuk pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar. Lingkungan belajar diatur dan
diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar turut menentukan kontribusi
sejauh mana lingkungan tersebut dapat menciptakan iklim belajar sebagai lingkungan
belajar yang baik.
Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan belajar bagi peserta didik. Lingkungan belajar yang tidak
menyenangkan, suasana rung kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas
belajar yang kurang tersedia, menyebabkan peserta didik ngantuk dan malas belajar. Oleh
karena itu menjadi tugas guru sebagai fasilitator menyediakan fasilitas, sehingga dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran, yang Aktif, Kreratif, Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM) peserta didik.
Peran guru sebagai mediator, dimana guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan
alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pembelajaran
merupakan sarana yang sangat urgen dan merupakan bagian integral demi berhasilnya
proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru tidak cukup memiliki pengetahuan
tentang media pendidikan dan pembelajaran, tetapi juga harus memiliki keterampilan
memilih menggunakan serta mengusahakan media pembelajaran yang baik.
Peran guru sebagai inspirator, menuntut kemampuan guru memberikan inspirasi
bagi kemajuan belajar peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah utama peserta didik.
sebagai inspirator guru hendaknya dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang
baik. Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan
belajar peserta didik. Petunjuk belajar tersebut tidak selamanya harus bertolak dari
sejumlah teori-teori belajar, dari pengalamanpun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara
belajar yang baik.
Peran guru sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan

126
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2(2021): Profesi Keguruan

efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi peserta didik. Untuk
menjadi informator yang baik dan efektif, penguasa masalah sebagai kuncinya, ditopang
dengan penguasaan bahan yang akan diberikan kepada peserta didik. Informator yang baik
adalah guru yang mengerti apa kebutuhan peserta didik dan mengabdi untuk anak didik.
Sejatinya tugas guru tidak hanya sebatas yang telah disebutkan di atas, tetapi masih banyak
yang menjadi tugas guru lainnya.
Dalam menjalankan tugas dan profesinya, guru memiliki hak dan kewajiban yang
harus dilaksanakan dan diperhatikan. Hak guru berarti suatu yang harus didapatkan olehnya
setelah ia melaksanakan sejumlah kewajibannya sebagai guru. Kewajiban guru adalah
sesuatu yang harus patut dilaksanakan oleh guru dalam menjalankan profesinya. Hak dan
kewajiban guru sebagai pendidik diatur di semua peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pendidikan. Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada
bagian kedua mengenai hak dan kewajiban pada pasal 14, adapun hak yang dimiliki oleh
seorang guru sebagai berikut:
a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah
pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi.
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang


guru dan dosen, pada pasal 20 maka guru berkewajiban sebagai berikut:
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

127
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2(2021): Profesi Keguruan

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama,
suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
peserta didik dalam pembelajaran
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai
nilai agama dan etika. e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

SIMPULAN
Profesi guru merupakan profesi yang sangat penting dan berkontribusi langsung
terhadap kemajuan suatu bangsa. Sebagai suatu profesi, guru idealnya memiliki syarat-
syarat khusus untuk dapat dijalani oleh seseorang. Diperlukan kompetensi khusus untuk
menjadi seorang guru. Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan
pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam
kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru
melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya
kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari
potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari
"citra" guru di tengah-tengah masyarakat. Layaknya profesi lain, profesi guru juga
dilengkapi dengan berbagai atribut profesi, antara lain kode etik profesi keguruan,
organisasi profesi keguruan, organisasi profesi keguruan, serta undang-undang yang
menjamin hak dan kewajiban guru Indonesia. Regulasi dan seperangkat tata nilai tersebut
dibuat untuk menjamin profesi guru dapat berperan maksimal dalam proses pendidikan.

REFERENSI
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020) (pp.
89-94). Atlantis Press.
Arifin, J., & Susanto, H. (2017, November). The Internalization of Multiculturalism Values
Through literature learning. In 1st International Conference on Social Sciences
Education-" Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017). Atlantis Press.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Mutiani, M., Abbas, E. W., Syaharuddin, S., & Susanto, H. Membangun Komunitas Belajar
Melalui Lesson Study Model Transcript Based Learning Analysis (TBLA) dalam
Pembelajaran Sejarah. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 3(2), 113-122.
Mutiani, M., WARMANSYAH ABBAS, E. R. S. I. S., Syaharuddin, S., & Susanto, H.
(2019). Penerapan Transcript Based Lesson Analyses (TBLA) Sebagai Upaya
Peningkatan Pembelajaran Sejarah Di Sma Negeri 7 Banjarmasin.

128
Seri Publikasi Pembelajaran
Vol 1 No 2(2021): Profesi Keguruan

Susanto, H. (2017, November). Perception on Cultural Diversity and Multiculturalism


Education. In 1st International Conference on Social Sciences Education-"
Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017) (pp. 125-129). Atlantis Press.
Susanto, H. (2020). Profesi Keguruan. Banjarmasin: FKIP Universitas Lambung
Mangkurat.
Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter
Masuknya Islam Ke Nusantara dan Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1).
Syaharuddin, S., & Susanto, H. (2019). Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra
Kolonialisme Nusantara sampai Reformasi). Banjarmasin: FKIP Universitas
Lambung Mangkurat.

129

Anda mungkin juga menyukai