Disusun oleh :
1. Muhammad Mahmud (342118022)
2. Qonita Furoida (3421180 )
A. Latar belakang
Peran pendidikan sangatlah strategis dalam membangun bangsa (nation building),
karena pendidikan tidak saja memiliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang akan menjadi aktor-aktor dalam menjalankan fungsi dari
berbagai kehidupan, tetapi juga merupakan suatu daya upaya bertumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter, pikiran, intelektual) dari tubuh anak.
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, bahwa Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Dalam kaitan dengan itu, maka sebagai Pendidik dan Tenaga Kependidikan
dituntut untuk selalu mengedepankan profesionalisme mereka dalam bidang kerja
yang ditekuni, sebagaimana yang dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Bab VI
Tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 28 ayat (3) bahwa kompetensi
agen pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia
dini meliputi; kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional, dan kompetensi social. Lebih terperinci lagi dijelaskan dalam UU
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Yang dimaksud tenaga kependidikan di sekolah adalah guru mata pelajaran, guru
pembimbing, tata usaha, laboran, teknisi, dan pustakawan. Tidak dapat diragukan
bahwa untuk mengembangkan sekolah diperlukan tenaga kependidikan yang
profesional.
Jadi salah satu masalah pokok yang dihadapi kepala sekolah, adalah bagaimana
cara membina dan menumbuhkan profesionalisme tenaga kependidikan disekolah
yang dipimpinnya, agar mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, kemudian menerapkanya dalam rangka pengembangan sekolah.
Dikaitkan dengan hak mereka, pasal 30 ayat 2 undang-undang no.2 tahun 1989
menyatakan bahwa tenaga kependidikan berhak memperoleh pembinaan karier yang
sesuai dengan prestasi kerjanya. Sedangkan pasal 31 ayat 4, menyatakan bahwa
tenaga kependidikan berkewajiban meningkatkan kemampuan profesional sesuai
dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perkembangan
bangs. Jadi pembinaan profesionalisme tenaga kependidikan (dengan harapan
1
kariernya meningkat) sesuai dengan kebutuhan sekolah dan sekaligus sesuai dengan
hak yang diterima mereka.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi profesi dan profesionalisme?
2. Bagaiamana tuntutan profesionalisme tenaga kependidikan?
3. Apa saja jenis-jenis tenaga kependidikan?
4. Bagaimana cara pengembangan professional guru?
5. Bagaimana cara uji kompetensi guru?
C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mendeskripaikan :
1. Untuk mengetahui perbedaan antara profesi dan profesionalisme
2. Untuk mengetahui tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi pendidik
3. Untuk mengetahui jenis dan kategori tenaga kependidik
4. Untuk mengetahui jenis dan kategori tenaga kependidikan
5. Untuk mengetahui cara pengujian kompetensi guru
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Tuntutan Profesionalisme
Dalam penyelenggaraan pendidikan, Pendidik dan Tenaga Kependidikan
sangat diharapkan dapat menunjukkan profesionalisme kinerja mereka. Mengapa
Profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan harus ditingkatkan? Hal ini
disebabkan oleh banyak hal yang melatar belakangi. Salah satu hal yang sangat
menonjol adalah masih sangat banyak Pendidik yang belum memenuhi standar
kompetensi seperti yang dipersyaratkan ( UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen).2
Demikian halnya dengan Tenaga Kependidikan serta Pengelola Satuan
Pendidikan masih jauh dari apa yang diharapkan. Dengan demikian, Profesionalisme
1
Sudarwan Danim.. Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan. (Bandung: Pustaka Setia. 2010)
2
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3
Pendidik dan Tenaga Kependidikan dapatlah dikatakan antara harapan dan
kenyataan.
Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen .
Pada pasal 10 undang-undang tersebut disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
1. Kompetensi pedagogic.
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik disekolah dalam
mengelola interaksi pembelajaran bagi peserta didik.Kompetensi ini mencakup :
pemahaman, dan pengembangan potensi peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, serta sistem evaluasi pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik disekolah yang berupa
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik.
3. Kompetensi professional.
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik disekolah
berupa penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam hal ini
mencakup penguasaan materi keilmuan, penguasaan kurikulum dan silabus sekolah,
metode khusus pembelajaran bidang studi, dan wawasan etika dan pengembangan
profesi.
4. Kompetensi sosial
Adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik disekolah untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesame guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Selanjutnya persiapan dan hal yang dilakukan oleh guru adalah memahami
dan mengetahui tugas sebagai sebagai seorang guru, tugas tersebut terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20.yaitu:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
tehnologi dan seni.
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin,agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran,dan
4
4. Menjunjung tinggi peraturan perundangan –undangan ,hokum, dank ode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Pendidik
Pendidik atau pengajar, adalah tenaga kependidikan yang bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik.
Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu:
a. Guru
b. Dosen
c. Konselor
d. Tutor
e. Instruktur
f. Fasilitator
3
UU RI Nomor 20 Tahun 2003; tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5
Profesi kependidikan ini adalah orang yang juga bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, namun tidak secara langsung
terlibat dalam proses mengajar, mereka diantaranya adalah:
1) Tata usaha, yaitu tenaga kependidikan yang bertugas dalam bidang
administrasi dalam suatu lembaga. Bidang administrasi yang dikelola tata
usaha diantaranya:
a) Administrasi surat menyurat dan pengarsipan
b) Administrasi Kepegawaian
c) Administrasi Peserta Didik
d) Administrasi Keuangan dan lain-lain.
2) Petugas Laboratorium (laboran), yaitu petugas khusus yang bertanggung
jawab terhadap alat-alat dan bahan-bahan di Laboratorium.
3) Pustakawan, yaitu tenaga kependidikan yang bertugas untuk mengurus hal-hal
yang ada di perpustakaan.
6
Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru.Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Dapertemen Pendidikan Nasional (2005) menyebutkan
beberapa alternatif Program Pengembangan profesionalisme guru, sebagai berikut :
7
6. Program pelatihan tradisional lainnya
Berbagai pelatihan sampai saat ini banyak dilakukan. Bentuk-bentuk pelatihan
ini sudah lama ada dan diakui cukup bernilai. Walaupun disadari bahwa seringkali
berbagai bentuk kursus/pelatihan tradisional ini sering kali tidak dapat memenuhi
kebutuhan praktis dan pekerjaan guru. Oleh karena itu, suatu kombinasi antara materi
akademis dengan pengalaman lapangan akan sangat efektif untuk pengembangan
kursus/pelatihan tradisional ini. Pelatihan ini pada umumnya mengacu pada suatu
aspek khusus yang sifatnya penting untuk diketahui oleh para guru,misalnya: CTL,
KTSP, Penelitian Tindakan Kelas , Penulisan Karya Ilmiah, dan sebagainya.
7. Membaca dan Menulis jurnal atau Karya Ilmiah
Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya
secara berkesinambungan diproduksi oleh individual pengarang, lembaga pendidikan
maupun lembaga-lembaga lain. Jurnal atau bentuk karya ilmiah lainnya tersebut
tersebar dan dapat ditemui diberbagai pusat sumber belajar (perpustakaan, internet,
dan sebagainya). Walaupun artikel dalam jurnal cendrung singkat, tetapi dapat
mengarahkan pembacanya kepada konsep-konsep baru dan pandangan untuk menuju
kepada perencanaan dan penelitian baru. Ia juga memiliki kolom berita yang
berkaitan dengan pertemuan, pameran, seminar, program pendidikan, dan sebagainya
yang mungkin menarik bagi guru.
8. Berpartisipasi dalam Pertemuan Ilmiah
Kegiatan ini dapat dilakukan oleh masing-masing guru secara mandiri. Yang
diperlukan adalah bagaimana memotivasi dirinya sendiri untuk berpartisipasi dalam
berbagai pertemuan ilmiah. Konferensi atau pertemuan ilmiah memberikan makna
penting untuk menjaga kemutakhiran hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru.
Tujuan utama kebanyakan konferensi atau pertemuan ilmiah adalah menyajiakan
berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu.[9]
8
adalah kombinasi antara materi akademis dengan suatu pengalaman lapangan
dibawah supervisi guru yang senior dan berpengalaman.
9
b) Sarana untuk mengelompokkan guru;
Pengelompokkan guru akan dilakukan sesuai dengan tingkat pencapaian
kompetensinya masing-masing.
c) Sarana pembinaan guru;
Pembinaan guru dimungkinkan lebih efektif karena didapat dari data awal yang
akurat.
d) Sarana pemberdayaan guru.
Seperti halnya pembinaan guru, pemberdayaan guru pun dimungkinkan lebih
efektif dari data yang akurat.
e) Acuan dalam pengembangan kurikulum;
Pengembangan kurikulum akan lebih jelas dan terfokus karena dilakukan
berdasarkan data pencapaian.
f) Alat untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar;
Fokus pembenahan kegiatan belajar mengajar oleh guru akan dapat dilakukan
berdasarkan data yang didapat.
g) Alat seleksi penerimaan guru baru;
Tidak hanya guru yang sudah lebih dahulu mengabdi, tetapi juga calon guru atau
guru baru harus memiliki standar yang sama.6
BAB II
PENUTUP
17.00 WIB
10
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga
negara, agar menjadi warga negara yang berkualitas sesuai cita-cita yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945. Maksud lainnya adalah untuk menunjang kehidupan
dan tarap hidup agar menjadi lebih baik, serta memiliki harkat dan martabat yang
tinggi sebagai manusia. Oleh karena itu, untuk menghasilkan anak-anak bangsa yang
cerdas maka hal utama yang harus diperhatikan adalah kesiapan sumber daya
manusia dalam hal ini tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional.
Profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan adalah langkah utama untuk
memperbaiki kinerja dan hasil dari suatu pendidikan, tanpa hal ini niscaya itu akan
berhasil dengan baik. Dengan demikian untuk meningkatkan profesionalisme
pendidik dan tenaga kependidikan maka berbagai usaha pun telah dilakukan
pemerintah, salah satunya adalah sertifikasi guru sebagaimana yang telah
diamanatkan dalam UU NO. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Tidak berhenti sampai disitu, tetapi harus ada usaha sadar pribadi dan organisasi
sekolah untuk selalu mengembangkan kapasitas dari pendidikan dan tenaga
kependidikan dengan jalan mengikuti kegiatan-kegiatan akademis untuk mengasa dan
meningkatkan kemampuan baik dalam manajerial maupun dalam hal pembelajaran.
Tujuan utama guru profesional yaitu mengembangkan minat belajar pada peserta
didiknya. Menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar adalah syarat mutlak
bagi tugas guru. Dalam mengembangkan minat belajar guru harus mengenal terlebih
dahulu dengan krakteristik peserta didiknya karena karakteristik siswa itu berbeda
jadi dalam penerapan untuk mengembangkan minat belajar pada siswa pun akan
berbeda metode.
Menjadi guru profesional ada beberapa cara yang dapat menunjang itu semua. Pada
saat ini orang menilai sebuah keprofesionalan itu dari sebuah sertifikat atau ijasah.
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan keprofesioanalan guru. Dapat kita
lihat beberapa upaya usaha pemerintah dalam menjadikan guru profesional seperti
sertifikasi, PPG ( pendidikan profesi guru). Ini semua kembali lagi pada guru yang
bersangkutan dalam usaha mereka untuk menjadi profesional atau tidak. Guru
profesional tidak hanya dilnilai materi yang didapatkannya tapi hasil dari kinerjanya
yakni peserta didiknya mudah dalam memahami pelajaran atau sangat senang di ajar
dengan guru yang bersangkutan
DAFTAR PUSTAKA
11
Denim, Sudarwan. 2010. Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Denim, Sudarwan, (2000). Inovasi Pendidikan. , Dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003; tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005; tentang Guru
dan Dosen.S
Udin Syaefudin Sa’ud, 2009, Pengembangan Profesi guru, Bandung:Alfabeta.
Https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_kompetensi_guru, diakses pada tanggal 21
Februari pukul 17.00 WIB
12