PENDAHULUAN
Guru yang profesional, secara ideal, adalah seorang guru yang telah
berarti sikap guru layak dicontoh oleh peserta didik. Tiga kriteria pokok ini sesuai
dengan Nurdin (2008:23) yang mengatakan bahwa guru profesional adalah guru
kelimuannya, dan memiliki sikap moral seorang guru yang ditunjukkan pada
peserta didik, rekan sejawat, maupun lingkungannya. Guru yang profesional akan
Sejalan dengan hal tersebut, kata “profesional” juga banyak disebut dalam
pendidikan formal, serta jenjang pendidikan dasar dan menengah. Tidak hanya
mengajar, seorang guru dituntut untuk menjadi pendidik bermoral yang juga
mampu memberikan penilaian secara objektif, serta lihai mengevaluasi diri demi
Pasal 1 tersebut, Pasal 8, 9, 10, dan 11 Undang-undang Guru dan Dosen Nomor
berikut:
kompetensi yang lain sesuai dengan Bab IV Pasal 10 Ayat 1, yaitu kompetensi
dengan pribadi yang mantap; dan kompetensi sosial dalam menyelaraskan profesi
profesional dapat dikatakan sebagai salah satu kompetensi terpenting yang harus
dimiliki oleh seorang guru. Hal ini dikarenakan profesionalisme seorang pengajar
ditunjukkan dengan eksistensinya yang nyata sebagai salah satu sumber informasi
dalam proses belajar mengajar. Seorang guru dinilai berhasil sebagai pengajar jika
menyatakan lima indikator kompetensi profesional yang wajib dipenuhi oleh guru
SD/ MI yaitu: (1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu; (2) menguasai standar kompetensi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru yang profesional adalah guru yang
teknologi.
Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Pendidikan, Permen No. 41 Tahun 2007, dan juga Undang-undang No. 52 Tahun
Selain itu, terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru
guru ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
koordinator guru kelas, dan sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan
Sekolah Dasar (SD) di mana SD merupakan salah satu akar sekolah primer di
performa terbaiknya dalam proses belajar mengajar. Guru Sekolah Dasar memiliki
beban moral tersendiri karena secara tidak langsung berperan sebagai “pendidik
awal” bagi para peserta didiknya. Sekolah Dasar termasuk dalam ranah
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003).
andil yang sangat besar dalam mempersiapkan peserta didik menjadi anak yang
trainer dari lembaga kepakaran, menjadi voluntarily school untuk salah satu
program dari luar negeri, mengirim para pengajarnya dalam seminar berskala
sekolah lain.
teknologi dan komunikasi yang pernah diadakan sekolah pada tahun 2005. Di
samping itu, para pengajar mengikuti cukup banyak kegiatan sepanjang tahun
rencana, bentuk kegiatan, dan hasil dari program pengembangan kompetensi guru
yang dilakukan oleh SD Muhammadiyah 4 Kota Batu dalam tesis yang berjudul
berikut:
Batu?
Batu.
Hasil temuan penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis,
yaitu:
1. Manfaat teoritis.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
pihak-pihak berikut:
Kota Batu. Hasil dan masukan dari penelitian ini diharapkan dapat
lebih lanjut.
dan tingkah laku dan yang wajib dimiliki dan dihayati oleh guru dalam
apakah proses pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan apa yang telah
pemanfaatan teknologi.