Anda di halaman 1dari 18

PROFESI KEPENDIDIKAN

Nama Kelompok :

1. Devi Pangestu 201314500308


2. Dina Fitriani 201314500301
3. Michael Agustian 201314500361
4. Yeni Dwi Lestiyana 201314500369
5. Nina Herlina 201314500380
6. Erni Susanti 201314500386

Kelas : R.5C

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


2

BAB 1

PENDAHULUAN

Sosok guru memang memiliki peran yang penting dalam pendidikan di


suatu negara, karena tidak akan ada dokter tanpa jasa dari guru dan tidak akan ada
presiden tanpa ada sosok guru di belakangnya. Semua orang yang sukses di muka
bumi ini tidak pernah terlepas dari sosok seorang guru. Oleh sebab itu guru
mempunyai peranan penting dan mempunyai tugas yang berat karena menjadi
contoh atau panutan bagi anak didiknya. Itulah yang menyebabkan guru
mempunyai banyak tanggung jawab dan kewajiban yang harus dipenuhi. Dan
imbalan dari mereka memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya adalah mereka
akan memperoleh penghargaan atas haknya. Tetapi tidak semua guru sudah
mendapatkan penuh atas haknya.

Berbagai macam upaya juga telah pemerintah lakukan dalam


meningkatkan mutu pendidikan sejak dulu. Antara lain menata sarana dan
prasarana, mengubah kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui peningkatan
kualifikasi guru, memberikan diklat maupun tingkatan tunjangan profesi guru
dalam arti meningkatkan kesejahteraan guru. Semua ini dilakukan guna
tercapainya tujuan pendidikan nasional yang bermutu secara merata.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


(sisdiknas) dan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen juga
merupakan upaya pemerintah untuk menata kembali sistem pendidikan nasional.
Undang-undang sisdiknas merupakan pengganti Undang-undang No. 2 Tahun
1989 yang dianggap tidak mengusung prinsip reformasi yang mulai digemborkan
pada tahun 1998. Sedangkan Undang-undang Guru dan Dosen memuat berbagai
pasal yang mengatur berbagai hal tentang tenaga pendidik.
3

BAB II

TEORI/ ISI

A. Latar Belakang Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005

Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (3) yang


berbunyi, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,” dan ayat (5) yang
berbunyi, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.” Undang-undang Guru dan
Dosen juga lahir bertujuan untuk memperbaiki pendidikan nasional, baik
secara kualitas maupun kuantitas, agar sumber daya manusia Indonesia bisa
lebih beriman, kreatif, inovatif, produktif, serta berilmu pengetahuan luas
demi meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa.

Perbaikan mutu pendidikan nasional yang dimaksud meliputi, Sistem


Pendidikan Nasional, Kualifikasi serta Kompetensi Guru dan Dosen, Standar
Kurikulum yang digunakan, serta hal lainnya. Selain itu profesionalitas guru
juga menjadi salah satu syarat utama mewujudkan pendidikan yang bermutu.
Oleh sebab itu pemerintah mengupayakan langkah-langkah strategis untuk
meningkatkan profesionalitas guru-guru di Indonesia.

Terdapat empat implikasi yang sekaligus menjadi latar belakang di


undangkannya Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 antara
lain :

a. pemerintah menganggap pendidikan mempunyai peran yang strategis


dalam rangka pembangunan sumber daya manusia,
b. penerbitan legalitas formal Undang-undang Guru dan Dosen No. 14
Tahun 2005 merupakan upaya untuk mengakui dan mengembangkan
guru sebagai profesi,
4

c. Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 juga akan


memberikan arah pengembangan profesi guru agar mampu
menghadapi tantangan sesuai dengan perubahan kehidupan lokal,
nasional dan global yang perlu dilakukan pemberdayaan dan
peningkatan mutu guru secara terencana, terarah dan
berkesinambungan,
d. aturan formal yang rinci di dalam Undang-undang Guru dan Dosen
No. 14 Tahun 2005 juga akan meningkatkan komitmen guru untuk
meningkatkan diri sendiri, pemerintah untuk meningkatkan
profesionalitas guru.
B. Pengertian Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005

Dalam pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional


yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan mengengah.

Sedangkan pada ayat 2 dijelakan bahwa dosen adalah pendidik profesional


dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Inilah yang menjadikan bahwa Undang-undang Guru dan Dosen No. 14


Tahun 2005 adalah sebuah legalitas formal yang menjamin perlindungan
hukum bagi para guru untuk dapat bekerja secara aman, kreatif, professional,
dan menyenangkan serta merupakan pengakuan guru sebagai profesi yang
perlu diperhatikan kesejahteraannya.

Diimplementasikannya Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun


2005 telah menjadikan guru sebagai sebuah jabatan professional, yang
menjadikan guru mempunyai tugas dan kewajiban tertentu sehingga perlu
diperhatikan kesejahteraannya dalam arti luas meliputi gaji, tunjangan, dan
5

rasa aman dalam menjalankan tugasnya. Kesejahteraan tersebut diperoleh


melalui kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi guru.

Dalam kaitannya guru sebagai sebagai pendidik, maka pentingnya guru


profesional yang memenuhi standar kualifikasi sudah diatur dalam pasal 1
ayat 9 bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik
yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan
satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Dalam pasal 8 pun juga
dijelaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, selanjutnya dijelaskan dalam pasal 9 bahwa kualifikasi
akademik diperoleh melaui pendidikan tinggi program sarjana atau program
diploma empat. Dengan demikian jelas bahwa guru harus memenuhi
kualifikasi akademik S1 atau D4 baik guru yang mengajar di TK, SD, SMP,
SMA.

C. Isi dari Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005

Undang-undang ini menjelaskan mengenai ketentuan-ketentuan guru dan


dosen dalam kaitannya dengan kependidikan di Indonesia. Dalam undang-
undang ini dijelaskan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, serta menjadi warga Negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.

Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005,


menjelaskan bahwa terdapat hak, kewajiban dan tanggungjawab seorang guru.
Hak seorang guru diantaranya :
1. Pasal 1 ayat 15 menjelaskan bahwa “gaji adalah hak yang diterima oleh
guru atau dosen atas pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan atau
satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.”
6

2. Pasal 1 ayat 16 bahwa “penghasilan adalah hak yang diterima oleh guru
atau dosen dalam bentuk finansial sebagai imbalan melaksanakan tugas
keprofesionalan yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar
prestasi dan mencerminkan martabat guru atau dosen sebagai pendidik
profesional.”
3. Pasal 14, “dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak :
a. memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial,
b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja,
c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual,
d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi,
e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas profesionalan,
f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru dan pertauran perundang-
undangan,
g. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas,
h. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi,
i. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan,
j. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi,
k. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
4. Pasal 15 menjelaskan bahwa kebutuhan hidup minimum meliputi gaji
pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa
tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat
tambahan yang terkait dengan tuagsnya sebagai guru yang ditetapkan
7

dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Tunjangan ini diperoleh


dari alokasi APBD ataupun APBN.
5. Dalam pasal 24 dijelaskan bahwa guru mempunyai hak untuk dipenuhi
kebutuhannya baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam
kompetensi secara merata untuk menjamin keberlangsungan pendidikan.
Dan pemenuhan kebutuhan ini wajib dilaksanakan oleh pemerintah atau
pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten dan juga penyelenggara
pendidikan.
6. Dalam pasal 29 menjelaskan bahwa guru yang bertugas di daerah khusus
memperoleh hak meliputi kenaikan pangkat rutin secara otomatis dan
perlindungan serta pemindahan tugas setelah tersedianya guru pengganti.
7. Dalam bagian ketujuh pasal 39 dijelaskan bahwa guru berhak untuk
mendapatkan perlindungan meliputi perlindungan hukum, perlindungan
profesi serta perlindungan keselamatan dan kesehatan pada saat
pelaksanaan tugas.
8. Pada bagian kedelapan pasal 40 menjelaskan bahwa guru berhak untuk
memperoleh cuti.

Tidak hanya hak tetapi seorang guru juga mempunyak kewajiban dalam
profesinya. Hal ini karena profesi guru dan profesi dosen harus memenuhi
prinsip profesionalitas dalam menjalankan profesi tersebut. Berikut kewajiban
dari guru diantaranya :

1. Pasal 8 mewajibkan seorang guru memiliki kualifikasi akademik,


kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Dalam Pasal 10 yang merupakan penjelasan dari pasal 8 dan pasal 9
menjelaskan bahwa guru atau dosen harus memiliki kompetensi sesuai
dengan bidangnya. Dimana terdapat empat macam kompetensi, yaitu :
1) Kompetensi Pedagogik
a. menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual,
8

b. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang


mendidik,
c. mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu,
d. menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik,
e. memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang
mendidik,
f. memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,
g. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik,
h. menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar,
i. memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran,
j. melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
2) Kompetensi Kepribadian
a. bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia,
b. menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat,
c. menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa,
d. menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri,
e. menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
9

3) Kompetensi Sosial
a. bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi,
b. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat,
c. beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik
Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya,
d. berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi
lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4) Kompetensi Profesional
a. menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu,
b. menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu,
c. mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif,
d. mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif,
e. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
3. Dalam pasal 20 menjelaskan bahwa pada saat melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru diwajibkan untuk merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta mengevaluasi
dan menilai hasil pembelajaran. Selain itu juga harus meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan sesuai dengan perkembangan
teknologi. Tidak bertindak secara diskriminatif atas dasar SARA
terhadap peserta didik dalam pembelajaran . menjunjung tinggi
peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik serta nilai-nilai
10

agama dan etika dan juga wajib memupuk dan memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa.
4. Dalam bagian ketiga tentang Wajib Kerja dan Ikatan Dinas, pada pasal
21 menjelaskan bahwa guru wajib ikut berpartisipasi pada saat dalam
keadaan darurat untuk melaksanakan tugas sebagai guru di daerah
khusus atau yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
5. Dalam bagian kesembilan tentang Organisasi Profesi dan Kode Etik
Pasal 41 dijelaskan bahwa seorang guru wajib untuk menjadi anggota
organisasi profesi.

Tidak hanya hak dan kewajiban saja yang diterima dan diberikan oleh
seorang guru. Guru pun juga memiliki tanggungjawab yang besar.
Terkandung dalam Pasal 4 menjelaskan bahwa guru sebagai tenaga
professional guru memiliki tanggungjawab untuk meningkatkan martabat dan
peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional dalam hal memajukan pendidikan dan dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalannya. Dengan tujuan yaitu untuk membantu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.

Kelemahan dan Kelebihan Undang-undang Guru dan Dosen

Sejak disahkan oleh Presiden RI, UU GD ini bisa dikatakan lemah dalam
implementasinya. Pada pasal 35 ayat 2 berbunyi bahwa beban kerja guru
sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap
muka dalam seminggu. Pasal ini membebankan kerja guru mencakup kegiatan
pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta
melaksanakan tugas tambahan.
11

Jika hal ini terus dibiarkan, guru hanya akan sibuk dengan mengajar.
Padahal guru profesional dituntut untuk mengembangkan profesinya dengan
penelitian dan harus memiliki empat kompetensi serta sudah harus
melaksanakan sertifikasi. Selain itu seorang guru juga dituntut untuk pandai
dalam penggunaan teknologi seperti komputer yang belum tentu mereka
kuasai.

Tetapi walaupun begitu, keluarnya UU GD ini menegaskan bahwa profesi


guru dan dosen sangat dihargai dan keberadaannya dijamin. Artinya guru dan
dosen telah dilindungi oleh satu payung hukum yang tidak gampang untuk
diubah. UU ini menjamin kewenangan, pengembangan diri, kesejahteraan,
rekruitmen dan perpindahan guru dan dosen.

D. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


Undang-undang No. 20 Tahun 2003 ini merupakan pengganti dari
Undang-undang Sisdiknas No. 2 Tahun 1998. Perubahan mendasar yang
dituang dalam UU Sisdiknas yang baru antara lain adalah diusungnya prinsip
demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, kesetaraan dan keseimbangan,
serta adanya keterlibatan dan peran aktif masyarakat dalam pendidikan.
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
(Pasal 1 ayat 3).
Dalam UU Sisdiknas, hak dan kewajiban guru diatur dalam Pasal 39
sampai dengan Pasal 44. Berikut penjelasannya :
Hak pendidik (guru) antara lain :
1. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan
memadai,
2. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja,
3. promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman,
kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan,
4. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas,
12

5. berhak mendapatkan sertifikasi pendidik,


6. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual,
7. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Kewajiban guru sebagai pendidik antara lain :

1. pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan


dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
dan melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi,
2. harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tugas pendidikan nasional.
3. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis,
4. mempunyain komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan,
5. memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya,
6. melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
Tanggungjawab Guru
Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik adalah berada pada
tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam
tugas profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Adapun tugas guru
sangat banyak baik yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di
sekolah. Seperti mengajar dan membimbing para muridnya, memberikan
penilaian hasil belajar peserta didiknya, mempersiapkan administrasi
13

pembelajaran yang diperlukan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan


pembelajaran. Disamping itu guru haruslah senantiasa berupaya
meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang menjadi bidang studinya
agar tidak ketinggalan jaman, ataupun di luar kedinasan yang terkait
dengan tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan secara umum di luar
sekolah.
Peran guru yang ditampilkan demikian ini, akan membentuk
karakteristik anak didik atau lulusan yang beriman, berakhlak mulia, cakap
mandiri, berguna bagi agama, nusa dan bangsa terutama untuk
kehidupannya yang akan datang. Inilah yang disebut dengan manusia
seutuhnya yaitu berpengetahuan, berakhlak, dan berkepribadian. Pendek
kata guru wajib bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan
amalannya dalam rangka membina dan membimbing anak didik. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa tugas guru sangat berat, baik yang
berkaitan dengan dirinya, dengan para muridnya, dengan teman
sekerjanya, dengan kepala sekolahnya, dengan orangtua murid, maupun
dengan yang lainnya. Artinya guru adalah figur pemimpin yang dalam
batas-batas tertentu dapat mengendalikan para muridnya. Guru bekerja
melaksanaka tugas professional kependidikan tidak karena takut pada
pimpinannya, tetapi karena panggilan tugas profesionalnya dan juga
ibadah.

E. Tentang Guru dan Dosen Kajian UU No. 20 Tahun 2003 tentang


Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah
Guru dan dosen adalah seorang pendidik yang mempunyai tugas untuk
memajukan pendidikan di Indonesia dan menjalankan sistem pendidikan yang
ditetapkan oleh pemerintah agar berjalan sesuai dengan rencana atau aturan
dan dapat menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan harapan bangsa.
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat
1 menjelaskan bahwa, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
14

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan


spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”
Untuk itu guru dan dosen mempunyai peranan penting dalam kegiaatan
pendidikan seperti yang tercantum dalam Pasal 6 bahwa “pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyasiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.”
Antara guru atau dosen dengan peserta didiknya haruslah memiliki proses
interaksi dan juga sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang
perupakan suatu proses pembelajaran (Pasal 20).
Dalam Undang-undang Sisdiknas, pendidik dan tenaga kependidikan
diatur dalam Bab XI tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu :
1. Pasal 39 ayat 2 menjelaskan bahwa, “seorang pendidik adalah tenaga
profesioanl yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”
2. Sama halnya pada Pasal 20 dalam UU GD, dalam pasal 41
menjelaskan bahwa pendidik dapat bekerja secara lintas daerah, dalam
pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik diatur oleh
lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidik
formal. Selama bekerja di daerah, pemerintah dan pemda wajbi
meberikan fasilitas bagi satuan pendidik dengan pendidik yang
diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu.
3. Pada pasal 42 menjelaskan bahwa pendidik haruslah memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan
15

mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk


mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
4. Pasal 43 menjelaskan bahwa promosi dan penghargaan dilakuan
berdasarkan latar belakang, pengalaman, kemampuan dan prestais
kerja dalam bidang pendidikan dan juga sertifikasi pendidik
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 2009


tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan
Profesor membahas peraturan tentang besaran dan waktu pemberan
tungjangan guru dan dosen, tunjangan khusus guru dan dosen, serta
tunjangan kehormatanan professor.

Dalam Peraturan Pemerintah ini dijelaskan beberapa hal, diantara :

1. Pasal 1 ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa :


“guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”
“dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
2. Pada BAB II Tunjangan Profesi pasal 3 sampai dengan pasal 9
menyimpulkan bahwa tunjangan profesi setiap bulan akan
diberikan kepada guru dan dosen, baik pegawai negeri sipil
maupun non pegawai negeri sipil, yang telah memiliki sertifikasi
pendidik dan memenuhi peraturan perundang-undangan.
Tunjangan ini diberikan mulai bulan Januari tahun berikutnya
setelah yang bersangkutan mendapatkan Nomor Registrasi Guru
16

atau Dosen dari Departemen. Tunjangan profesi ini juga dapat


dihentikan apabila guru atau dosen tidak lagi memenuhi syarat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pada BAB III tentang Tunjangan Khusus membahas tentang
tunjangan yang akan diberikan oleh guru atau dosen, baik sipil
maupun non sipil, setelah yang bersangkutan secara nyata
melaksanakan tugas di daerah khusus. Dalam tunjangan khusus in
terdapat kuota yang telah ditentukan oleh Menteri atau Menteri
Agama.
4. Pada BAB IV tentang Tunjangan Kehormatan menjelaskan bahwa
tunjangan kehormatan ini akan diberikan kepada dosen yang
memiliki akademik profesor dan memenuhi persyaratan baik sipil
maupun non sipil.

Oleh karena itu, hakikat guru dan dosen berdasarkan Undang-undang


Sisdiknas dan juga Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2009 ini
menjelaskan bahwa menjadi seorang pendidik haruslah sehat secara fisik
dan rohani, diwajibkan mempunyai kualifikasi dan sertifikasi yang sesuai
dengan tugas yang akan dilaksanakan dan mampu mengendalikan suasana
selama proses pembelajaran berlangsung, siap untuk ditempatkan ke
daerah terbelakang, terpencil dan tertinggal, dan merupakan lulusan dari
perguruan tinggi yang terakresditasi jika ingin mendidik dalam pendidikan
formal. Selain itu tunjangan yang merupakan hak-hak setiap guru dan
dosen telah diatur sesuai dengan kualifikasi dan peraturan yang ditetapkan
oleh pemerintah dan perundang-undangan yang diharapkan dapat memicu
semangat guru dan dosen untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan
17

BAB III

KESIMPULAN

Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan juga Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional membahas
tentang tugas, hak, kewajiban dan juga tanggungjawab guru dan juga dosen
sebagai pendidik. Semua ketentuan dan persyaratan untuk menjadi guru dan dosen
yang professional, baik pegawai negeri sipil maupun non sipil sudah diatur secara
terperinci dan jelas.

Setiap guru dan dosen yang memiliki kualifikasi sesuai dengan perundang-
undangan berhak mendapatkan tunjangan, yaitu tunjangan profesi, tunjangan
khusus, dan tunjangan kehormatan bila menjadi profesor yang akan diberikan
setelah guru dan dosen tersebut telah mendapatkan Nomor Registrasi Guru atau
Dosen dari Departemen.
18

Daftar Pustaka

Buku

Nasrul. 2012. Profesi dan Etika Keguruan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Nur’aeni dan Dini Amaliah. 2012. Profesi Kependidikan. Jakarta : Unindra Press.

Internet

http://academia.edu/8338335/sistem_pendidikan_nasional

http://fti.itb.ac.id

http://ilmu-pendidikan.net/profesi-kependidikan/guru/hak-dan-kewajiban-profesi-
seorang-guru

http://sipma.ui.ac.id>dokumen>U_dosen

http://supraptojielwongsolo.wordpress.com2008/05/24/implementasi-uu-no-14-
bagi-guru-dan-dosen/

http://tintaguru.com/2013/05/profesionalisme-guru-analisis-uu-no-14

Anda mungkin juga menyukai