Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, guru sebagai pengajar merupakan bagian
penting dari instrumen pendidikan di Indonesia. Peningkatan kinerja guru
sangat penting sebagai upaya penunjang profesi untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan. Selain itu untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses,
peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan
akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan
pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan.
Pada masa sekarang ini guru dituntut untuk memiliki kualifikasi,
kompetensi, dan profesionalisme. Namun ironisnya, guru yang mengemban
tugas mulia dan tidak ringan serta secara sosio-kultural memiliki kedudukan
yang terhormat, tidak mendapatkan penghargaan yang setara dengan
kedudukan dan tugas yang diembannya. Untuk merealisasikan hal itu
kemudian disahkan Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen yang diikuti dengan peraturan-peraturan atau produk hukum lain yang
berhubungan dengan pemberdayaan guru dan dosen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa isi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen?
2. Apa kompetensi profesional Guru menurut UU No. 14 Tahun 2005?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui isi UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
2. Mengetahui kompetensi profesional Guru menurut UU No. 14 Tahun
2005.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Isi UU No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru Dan Dosen

Adanya profesi guru sebagai bagian dari pengembangan karakter bangsa


yang cerdas, berpekerti, berbudaya, dan berperikemanusiaan. Tugas guru dinilai
sangat strategis dan penting. Untuk menunjang kebutuhan guru yang baik,
profesional, maka dari itu, disahkanlah UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru
dan dosen pada Desember 2005. Menurut undang-undang tersebut, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah (pasal 1).1

Undang – undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD)
memuat hal – hal umum yang berlaku bagi guru dan dosen, dan ketentuan yang
berlaku khusus bagi guru, serta ketentuan yang khusus berlaku bagi dosen.
Undang-Undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 terdiri dari 8 Bab dan 84
Pasal, 205 ayat, Ada pasal Umum: 6 Bab, 15 Pasal, 23 ayat, Tentang Guru: 1
Bab, 37 Pasal, 96 ayat, dan Tentang Dosen: 1 Bab, 32 Pasal, 86 ayat, memuat
tentang2:

1. Bab IV Guru
a. Bagian Ke 1: Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi (Ps 8-13)
b. Bagian Ke-2: Hak dan Kewajiban (Ps 14-20)
c. Bagian Ke-3: Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Ps 21-23)
d. Bagian Ke-4 : Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan
Pemberhentian (Ps 24-31)
e. Bagian Ke-5: Pembinaan dan Pengembangan (Ps 32-35)

1
Marelus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya,
(Jakarta: PT Indeks, 2011), 3.
2
http://agusfirmn.blogspot.com/2014/01/uu-no14-tahun-2005-tentang-guru-dan.html diakses pada
10 Maret 2015
3

f. Bagian Ke-6: Penghargaan (Ps36-38)


g. Bagian Ke-7: Perlindungan (Ps39) Bagian Ke-8: Cuti (Ps 40)
h. Bagian Ke-9: Organisasi Profesi dan Kode Etik (Ps 41-44)
2. Bab V Dosen
a. Bagian Ke-1: Kualifikasi, Kompetensi, Sertifikasi dan Jabatan Akademik
(Ps 45-50)
b. Bagian Ke-2: Hak dan Kewajiban Dosen (Ps 51-60)
c. Bagian Ke-3: Wajib Kerja dan Ikatan Dinas (Ps 61-62)
d. Bagian Ke-4: Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan dan
Pemberhentian (Ps 63-69)
e. Bagian Ke-5: Pembinaan dan Pengembangan (Ps 69-72)
f. Bagian Ke-6: Penghargaan (Ps 73-74)
g. Bagian Ke-7: Perlindungan (Ps 75)
h. Bagian Ke-8: Cuti (Ps 76)
3. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah (ps.1:1).
4. Pengakuan

Pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional


dibuktikan dengan sertifikat pendidik (ps.2 dan ps.3).

5. Sertifikasi

Sertifikasi pendidik guru dan dosen diselenggarakan oleh perguruan tinggi


yang: memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi,
dan ditetapkan oleh pemerintah (ps.11:2 dan 47:2).

6. Fungsi guru dan dosen


a. Guru sebagai tenaga profesional: Berfungsi meningkatkan martabat dan
peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional (ps.4).
4

b. Dosen sebagai tenaga profesional: Berfungsi untuk meningkatkan


martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi masyarakat
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (ps.5).
7. Tujuan

Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan:


Melaksanakan sistem pendidikan nasional, mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (ps.6).

8. Persyaratan guru
a. Guru wajib memiliki: Kualifikasi akademik Sarjana atau Diploma
Empat (S1 atau D-IV), kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
professional, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional (ps.8 s/d 12).
b. Standardisasi penyelenggaraan pendidikan. Sampai saat ini cukup
banyak penyelenggara pendidikan (yayasan-yayasan) yang tidak jelas
keberadaannya. Dalam pelaksanaanya banyak lembaga pendidikan
yang belum memenuhi standar mutu pelayanan pendidikan dan standart
mutu pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan yayasan-yayasan
tersebut terkesan memaksakan diri untuk mendirikan lembaga
pendidikan, sehingga banyak lembaga pendidikan yang tidak layak,
karena sarana dan prasarana pendidikan yang jauh dari memadai, guru
yang tidak kompeten, organisasi yang tidak dikelola dengan baik dll.
Penyelenggara pendidikan seperti diatas jumlahnya cukup besar di
indonesia. Dengan lahirnya UU Guru dan Dosen diharapkan dapat
menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan pendidikan
di masyarakat baik itu negeri maupun swasta.
c. Standardisasi kompetensi guru. Hal ini akan tercantum pada pasal 8 UU
Guru dan Dosen yang menjelaskan tentang Sertifikat Profesi Pendidik.
5

9. Kewajiaban Guru

Merencanakan pembelajaran, proses, evaluasi; Meningkatkan dan


mengembangkan kualifikasi akademik, Bertindak obyektif dan tidak
diskriminatif, dan Menjunjung tinggi perundang-undangan memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa (ps.20).

10. Hak Guru

Guru Mempunyai Hak Memperoleh penghasilan dan kesejahteraan social,


Promosi dan penghargaan, Perlindungan melaksanakan tugas dan HKI,
Kesempatan meningkatkan kompetensi, Memanfaatkan sarana dan
prasarana, Kebebasan dalam penilaian dan penentuan kelulusan,
penghargaan, Rasa aman dan jaminan keselamatan, Kebebasan berserikat
dalam organisasi profesi; Kesempatan berperan dalam kebijakan
pendidikan, Kesempatan meningkatkan kualifikasi akademik dan
kompetensi, Pelatihan dan pengembangan profesi (ps.14.1).

11. Penghasilan di atas kebtuhan minimum


a. Gaji pokok, Tunjangan yang melekat pada gaji, Tunjangan profesi,
Tunjangan fungsional, Tunjangan khusus, Maslahat tambahan(Pasal
15).
b. Maslahat tambahan Berupa tambahan kesejahteraan dalam bentuk,
Tunjangan pendidikan, Asuransi pendidikan, Beasiswa, Penghargaan
bagi guru, Kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra dan
putri guru, Pelayanan kesehatan, Dan bentuk lainnya (Pasal 19 ayat 1).
12. Prinsip Profesional Guru

(UU Guru dan Dosen Pasal 7 ayat 1) Memiliki bakat, minat, panggilan, dan
idealism, Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan
yang sesuai, Memiliki kompetensi yang diperlukan, Memiliki ikatan
kesejawatan dan kode etik profesi, Bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugas keprofesionalan, Memperoleh penghasilan yang sesuai dengan
6

prestasi kerjanya, Memiliki kesempatan pengembangan profesi, Memiliki


jaminan perlindungan hukum, serta Memiliki organisasi profesi.

13. Lingkup Kompetensi Profesional Guru

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional,


kompetensi sosial (Pasal 10 ayat 1)

a. Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta


didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta berakhlak
mulia.
c. Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga pendidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi profesional`merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan
sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian.
14. Perlindungan Terhadap Guru (Pasal 39)

Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan satuan


pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam
pelaksanaan tugas (ayat 1) Perlindungan meliputi:

a. Perlindungan hukum terhadap: tindak kekerasan, ancaman, perlakuan


diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari peserta didik,
orang tua, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.
7

b. Perlindungan profesi terhadap: pemutusan hubungan kerja, pemberian


imbalan yang tidak wajar, pembatasan menyampaikan pandangan,
pelecehan terhadap Profesi, pembatasan/pelarangan lain yang
menghambat guru melaksanakan tugas.
c. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja,terhadap: resiko
gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu
kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan resiko lain.
15. Kewajiban Pemenuhan Kebutuhan Guru (Pasal 24)

Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru (jumlah, kualifikasi akademik,


kompetensi) untuk dikmen dan diksus pendidik usia dini, dikdas dan
dikmen; Pemerintah Provinsi pendidik usia dini dan dikdas Swasta wajib
memenuhi kebutuhan gurunya.

a. Hal-hal spesifik Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemda dapat
ditempatkan pada jabatan struktural (Ps 26 ayat (1))
b. Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau pemda dapat dipindah
tugaskan antar provinsi/kabupaten/kota/kecamatan maupun antar
satuan pendidikan karena alasan kebutuhan satuan pendidikan atau
promosi (Ps 28 ayat (1))
c. Guru yang bertugas di daerah khusus memperoleh hak yang meliputi
kenaikan pangkat rutin secara otomatis, kenaikan pangkat istimewa 1
(satu) kali dan perlindungan dalam pelaksanaan tugas (Ps 29 ayat (1)
d. Guru negeri wajib menandatangani pernyataan kesanggupan untuk
ditugaskan di daerah khusus paling sedikit selama 2 (dua) tahun (Ps 29
ayat (2)).

B. Kompetensi Profesional Guru menurut UU No. 14 Tahun 2005

Dalam undang-undang tersebut, disebutkan ada empat kompetensi yang


harus dikuasai guru, sehingga guru diakui sebagai seorang pendidik yang
profesional, yaitu kompetensi pedagogis, konpetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional. Selain empat kompetensi tersebut, pendidik
8

(guru) memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1/D-IV. Hal ini


juga tertuang dalam PP No. 19 tahun 2005.3 Keempat kompetensi tadi
dijabarkan lagi dalam sub-sub kompetensi melalui Permendiknas No. 16 tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.4 Yang
dimaksud profesional menurut undang-undang No. 14 tahun 2005 adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.5

Hal penting menjadi guru profesional yang dapat diambil dari UU No. 14
tahun 2005 sebagai berikut. Pertama, calon peserta pendidikan profesi
berkualifikasi S1/D-IV. Kedua, sertifikat bagi guru diperoleh melalui program
pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat,
dan ditetapkan oleh pemerintah. Ketiga, sertifikasi pendidik bagi calon guru
harus dilakukan objektif, transparan, dan akuntabel. Keempat, jumlah peserta
didik pendidikan profesi setiap tahun ditetapkan oleh Menteri. Kelima,
program pendidikan profesi diakhiri dengan uji kompetensi pendidik. Keenam,
uji kompetensi pendidik dilakukan melalui uji tertulis dan uji kinerja sesuai
dengan standar kompetensi. Ketujuh, ujian tertulis dilaksanakan secara
komperhensif yang mencakup penguasaan: (1) wawasan atau landasan
kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum
atau silabus, perancangan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar; (2) materi
pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi mata pelajaran,
kelompok mata pelajaran, dan/atau program yang diampunya; (3) konsep-
konsep disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang secara konseptual
menaungi materi pelajaran, kelompok materi pelajaran, dan/atau program yang
diampunya. Kedelapan, ujian kinerja dilaksanakan secara holistik dengan
bentuk ujian praktik pembelajaran yang mencerminkan penguasaan

3
Ibid.
4
Ibid.
5
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1.
9

kompetensi pedagogis, profesional, dan sosial pada satuan pendidikan yang


relevan.6

Selain itu pula, dalam UUGD juga disebutkan adanya sertifikasi bagi guru
sebagi penigkatan mutu dan kesejahteraannya. Oleh karena itu, lewat sertifikasi
ini diharapkan guru menjadi pendidik yang profesional , yaitu berpendidikan
minimal S-1/D-4 dan berkompetensi sebagai agen pembelajaran yang
dibuktikan dengan pemilikan sertifikat pendidik setelah dinyatakan lulus uji
kompetensi. Atas profesinya itu, ia berhak mendapat imbalan berupa tunjangan
profesi dari pemerintah sebesar satu gaji pokok.7

Yang dimaksud dengan kompeten si pedagogik adalah kemampuan


mengelola pembelajaran peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,
arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Yang dimaksud
dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.8

Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru


hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap
jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

6
LPTK Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel, Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru Sertifikasi Guru/Pengawas dalam Jabatan Kuota 2014, Guru kelas MI, 3-4.
7
Masnur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), 7.
8
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, keterangan pasal 10 ayat 1
10

Berikut dijelaskan kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru menurut
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta Permenag No. 16 Tahun
20109:

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan penguasaan disiplin


ilmu pendidikan dan ilmu lain yang berkaitan dengan tugasnya sebagai
guru. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki latar belakang
pendidikan yang sesuai dengan profesinya. Kompetensi pedagogik guru
meliputi:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan


b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum atau silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g. Evaluasi belajar
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.

Dari ruang lingkup kompetensi pedagogik guru di atas, diharapkan guru


dapat mengimplementasikannya di dalam proses pendidikan.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personalitas, jati diri


sebagai seorang tenaga pendidik yang menjadi panutan bagi peserta didik.
Kompetensi inilah yang menggambarkan bahwasanya guru adalah sosok
yang patut digugu dan ditiru. Dengan kata lain, guru hendaknya menjadi

9
https://nurisraahmad.wordpress.com/2014/05/01/kompetensi-guru-uu-no-14-tahun-2005-dan-
permenag-no-16-tahun-2010/ diakses pada 10 Maret 2015
11

suri teladan bagi peserta didiknya. Kompetensi ini sekurang-kurangnya


mencakup:

a. Mantap
b. Stabil
c. Dewasa
d. Arif dan bijaksana
e. Berwibawa
f. Berakhlak mulia
g. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
h. Secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan
i. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan

Kemampuan-kemampuan di atas hendaknya senantiasa diuprage oleh


guru dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari


masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat. Kompetensi sosial guru meliputi:

a. Berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat


b. Mengusahakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungisional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali, peserta didik, dan
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Jadi, hendaknya guru memiliki hubungan timbal balik secara efektif dan
efisien antara guru, siswa dan, masyarakat.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional ialah kemampuan seorang guru dalam


penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
12

memungkinkan membimbing peserta didik sesuai dengan standar nasional


pendidikan. Jadi, kompetensi profesional menyangkut kemampuan,
keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam
melaksanakan tugasnya sebagai guru. Kompetensi ini meliputi:

a. Kemampuan menyusun materi pokok/pembelajaran secara luas dan


mendalam sebagai inti pengembangan silabus, serta
b. Kemampuan pengusaan materi pokok/pembelajaran secara luas dan
mendalam.

Kompetensi profesional perlu dimiliki oleh guru, sehingga selayaknya


mampu mengembangkan dirinya selaku guru dalam mengembangkan
materi ajarnya.

5. Kompetensi Kepemimpinan

Kompetensi kepemimpinan adalah kemampuan seorang guru dalam


melaksanakan amanah dan tanggung jawab. Kompetensi kepemimpinan
sebagaimana dimaksud adalah meliputi:

a. Kemampuan membuat perencanaan, pembudayaan, pengamalan ajaran


agama dan perilaku akhlak mulia pada komunitas sekolah sebagai
bagian dari proses pembelajaran agama,
b. Kemampuan mengorganisir potensi unsur sekolah secara sistematis
untuk mendukung pembudayaan pengamalan agama pada komunitas
sekolah,
c. Kemampuan menjadi inovator, motivator, fasilitator, pembimbing dan
konselor dalam pembudayaan pengamalan ajaran agama pada
komunitas sekolah, serta
d. Kemampuan menjaga, mengendalikan dan mengarahkan pembudayaan
pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah dan menjaga
keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Guru profesional tercermin
13

dalam tanggung jawabnya sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,
masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.

Guru agama berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya. Guru agama
di samping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu memberitahukan
pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pembinaan bagi peserta
didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak serta
menumbuhkembangkan keimanan dan ketakwaan para peserta didik. Olehnya
itu guru pendidikan agama perlu memiliki kompetensi kepemimpinan sebagai
pelaksana agama dari Allah selaku orang beriman dan amanah dari orang tua
serta masyarakat.

Kelima kompetensi guru yang ditetapkan oleh undang-undang dan


permenag tersebut secara teoritis dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, akan
tetapi dalam praktis sesungguhnya kelima jenis kompetensi tersebut tidak dapat
dipisahkan. Di antara kompetensi-kompetensi tersebut itu saling menjalin
secara terpadu dalam diri guru.
14

BAB III
SIMPULAN

Undang – undang nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD)
memuat hal – hal umum yang berlaku bagi guru dan dosen, dan ketentuan yang
berlaku khusus bagi guru, serta ketentuan yang khusus berlaku bagi dosen.
Undang-Undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 terdiri dari 8 Bab dan
84 Pasal, 205 ayat, Ada pasal Umum: 6 Bab, 15 Pasal, 23 ayat, Tentang Guru:
1 Bab, 37 Pasal, 96 ayat, dan Tentang Dosen: 1 Bab, 32 Pasal, 86 ayat.

Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru dikatakan
sebagai pendidik profesional jika mampu mengusai empat kompetensi.
Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,
kompetensi profesional, dan kompetensi kepribadian. Selain dari UU No. 14
tahun 2005 tersebut dijeaskan pula pada Permenag No. 16 tahun 2010 tentang
Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah untuk menjadi guru yang baik
dan profesional ditambah lagi dengan kompetensi kepemimpinan. Selain dari
kompetensi tersebut, pemerintah juga membuat sertifikasi untuk guru demi
penigkatan mutu dan kesejahteraannya.
15

DAFTAR PUSTAKA

http://agusfirmn.blogspot.com/2014/01/uu-no14-tahun-2005-tentang-guru-
dan.html diakses pada 10 Maret 2015

https://nurisraahmad.wordpress.com/2014/05/01/kompetensi-guru-uu-no-14-
tahun-2005-dan-permenag-no-16-tahun-2010/ diakses pada 10 Maret 2015

LPTK Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel. Bahan Ajar Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru/Pengawas dalam Jabatan Kuota
2014, Guru kelas MI.

Muslich, Masnur. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: PT


Bumi Aksara. 2007.

Payong, Marelus R. Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan


Implementasinya. Jakarta: PT Indeks. 2011.

Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Anda mungkin juga menyukai