Disusun Oleh:
0
ABSTRAK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat dituntut untuk memiliki keahlian dan kompetensi yang
berkualitas untuk menghadapi setiap perubahan dan perkembangan zaman
yang terjadi. Dengan demikian, pendidikan yang berkualitas dapat
membentuk masyarakat agar memiliki keahliaan dan kompetensi yang di
harapkan. Keahlian dan kompetensi tersebut bisa didapatkan dengan
menjalankan minat dan bakat melalui lembaga pendidikan profesi.
Profesi di dalam dunia pendidikan dikenal dengan tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan. Dalam arti lain pendidik mempunyai dua arti,
yaitu dalam arti yang luas dan arti yang sempit. Pendidikan dengan rati
luas adalah semua orang yang berkewajiban membina anak-anak. Secara
alamiah semua anak sebelum mereka dewasa menerima pembinaan dari
orang-orang dewasa agar mereka bisa berkembang dan tumbuh secara
wajar. Sementara dalam arti sempit, yaitu orang-orang yang disiapkan
dengan sengaja untuk menjadi guru atau dosen. Kedua pendidikan ini
diberikan pengajaran yang dalam waktu yang relatif lama agar mereka
dapat menguasai ilmu itu dan terampil melaksanakannya dilapangan.
Sedangkan, tenaga kependidikan adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada
satuan pendidikan selain tenaga pendidik.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Indonesia menerapkan Sistem
Pendidikan Nasional yang mengklasifikasikan pendidikan tinggi dalam 3
jenis, yaitu Pendidikan Akademik, Pendidikan Vokasi, dan Pendidikan
Profesi. Nah, dari ketiga pendidikan tersebut yang akan kita ulas adalah
pendidikan profesi. Gelar profesi bisa didapatkan jika seseorang itu sudah
menyelesaikan Pendidikan Profesi atau menyelesaiakan Sertifikasi Profesi.
Hal tersebut berkaitan dengan skill set atau keterampilan khusus yang
wajib dimiliki untuk menjalankan suatu pekerjaan spesifik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Lembaga Pendidikan Profesi
Pendidikan adalah kunci utama dalam kesuksesan dan memajukan
perkembangan bangsa dan negara. Pendidikan ditembuh melalui lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan adalah suatu wadah yang berguna untuk
membina manusia, membawa ke arah masa depan yang baik. Terdapat
banyak sekali lembaga pendidikan profesi yang ada di Indonesia, seperti
Pendidikan Profesi Guru (PPG), Program Studi Profesi Dokter (PSPD),
Pendidikan Profesi Akutansi (PPAK) dan lain sebagainya.
1
Hanifa Zulfitri, dkk, “Pendidikan Perofesi Guru (PPG) sebagai Upaya Meningkatkan
Profesionalisme Guru”, di akses dari
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/lingua/article/view/11095, pada tanggal 11 Maret 2022
pukul 19:36
4
Sistem pembelajaran program PPG meliputu workshop, praktek
pengalaman lapangan (PPL) dan uji kompetensi. Prosentasi yang
ditetapkan untuk masing-masing unit adalah: Workshop: merupakan
pembelajaran berbentuk lokakarya yang bertujuan untuk menyiapkan
peserta program PPG agar mampu mengemas materi untuk
pembelajaran bidang studi, sehingga peserta PPG siap melaksanakan
PPL kependidikan. Produk workshop meliputi pembuatan: silabus dan
RPP, lembar kerja siswa, bahan ajar, media pembelajaran, perangkat
penilaian (kisi-kisi, instrument, rubric dan kunci jawaban), dan
proposal penelitian tindakan kelas (PTK)2. Calon guru wajib
mengetahui dan memahami sistem pembelajaran tersebut.
Ada beberapa kompetensi yang perlu dimiliki oleh program
pendidikan profesi guru, yaitu:
a. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan
dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus
memiliki nilai-nilai moral yang luhur terpuji sehingga dalam
sikapnya sehari-hari akan terpancar keindahan apabila dalam
sikap pergaulan, pertemanan, dan juga ketika melaksanakan tugas
dalam pembelajaran (Hatta. M, 2018).
Guna kompetensi ini berguna dalam kehidupan
bermasyarakat. Agar dalam kehidupan sehari-hari dapat
memahami orang lain dari perilakunya. Hal ini dapat berguna
untuk menilai seorang siswa dari kepribadian yang ditunjukkan
sikap seseorang.
b. Kompetensi Profesional
2
Soraya, Evitha & Suryadi, “Pengembangan Lembaga Pendidikan Sebagai Organisasi
Pengembangan Lembaga Pendidikan Dan Pembelajaran” di akses dari
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/improvement, pada tanggal 11 Maret 2022 pukul
20:44
5
Menurut (Attali, Y., & Arieli-Attali, M. 2015) kriteria
kompetensi profesional guru adalah seperti berikut: menguasai
materi ajar, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu. Menguasai standar
kompetensi dan kompentensi dasar mata pelajaran atau
pengembangan yang diampu. Mengembangkan materi mata
pelajaran yang diampu secara kreatif.
c. Kompetensi Pedagogik
Guru dapat menguasai karakteristik peserta didik dari aspek
fisik, moral, spiritual, sosial kultural, emosional, intelektual
dengan prinsip-prinsip yang mendidik. Guru mampu menjalankan
kurikulum karakter 2013 yang terkait dengan mata pelajaran yang
diajarkan kepada siswa pada semua jenjang (Gunawan. dkk,
2018).
Kompetensi ini dikembangkan untuk mengembangkan
pengajaran kepada siswa melalui penerapan kurikulum yang
berlaku saat ini.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial sifatnya sangat komplek dan beraneka
ragam untuk itu fungsi dan peran guru untuk memiliki
kompetensi sosial perlu dipelajari, yaitu motivator dan inovator
dalam pembangunan pendidikan, perintis pendidikan,melakukan
penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, pengabdian, dan
lain sebagainya (Hatta. M, 2018).
6
lagi dalam Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008. Inti dari pasal
tersebut telah dirangkum secara ringkas. Menurut (Susanto, Heri, 2020)
hak guru dalam menjalankan profesinya sudah sangat lengkap, meliputi
hak hidup sejahtera, hak perlindungan karir, hak kebebasan intelektual,
hak berpendapat, hak berserikat, dan hak pengembangan karir. Berbagai
hak tersebut selayaknya dapat membuat guru merasa aman dalam
menjalankan profesinya dan dapat berkontribusi maksimal dalam
memajukan pendidikan nasional.
Berkenaan dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Pasal 20 menyatakan bahwa kewajiban guru adalah melakukan
perencanaan pembelajaran, melakukan pelaksanaan pembelajaran serta
melaksanakan penilaian hasil pembelajaran untuk meningkatkan
efesiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Tujuannya agar kegiatan belajar dapat berjalan secara efektif dan
efesien, yang merupakan tujuan akhir yang diharapkan oleh siswa.
Umumnya persiapan awal yang dilakukan oleh guru adalam membuat
formulasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap akhir
kegiatan pembelajaran3.
ANALISIS
3
Lalupanda, Erfy Melany, “Implementasi super visi Akademik Untuk Meningkatkan Mutu
Guru”, di akses dari http://dx.doi.org10.21831/amp.v7i1.22276, pada tanggal 12 Maret
2022 pukul 21: 54
7
pembelajaran PPG tersebut berupa praktek pengalaman lapangan untuk
mendorong calon guru mengembangan ilmu pengetahuan, pembentukan
keterampilan, dan sikap yang agar dapat menguasai kopetensi guru. Menjadi
seorang guru harus menjalankan beberapa kompetensi kompetensi yang ada agar
mampu menjadi guru yang berprofesional berdasarkan kompetensi pendidik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
9
Hatta, M. 2018. Empat Kompetensi Untuk Membangun Profesionalisme Guru.
Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Gunawan., Ibrahim., dan Almukarramah. (2018). Kompetensi Kinerja Guru
Menurut Kurikulum Karakter (K-13). Jakarta: Sefa Bumi Persada.
Attali, Y., & Arieli-Attali, M. (2015). Gamification in assessment: Do points
affect test proformance? Computers and Educations.
https://doi.org/10.1016/j.compedu.2014.12.012.
Susanto, Heri. (2020). Profesi Keguruan. Universitas Lampung Mangkurat:
Program Studi Pendidikan Sejahtera Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Lalupanda, Melany Erfy. (2019). Implementasi Supervisi Akademik Untuk
Meningkatkan Mutu Guru. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 7, 67.
http://dx.doi.org10.21831/amp.v7i1.22276, di akses pada tanggal 12 Maret 2022
pukul 21:54.
10