Anda di halaman 1dari 27

B.

INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel)

2. Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, saudara
dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Persyaratan guru Pendidikan Jasmani
b. Kualifikasi guru Pendidikan Jasmani
c. Kompetensi guru Pendidikan Jasmani

3. Uraian Materi
Pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a) Persyaratan
guru Pendidikan Jasmani, (b) Kualifikasi guru Pendidikan Jasmani, (c) Kompetensi
guru Pendidikan Jasmani.
Sebelum membahas tentang persyaratan, kualifikasi dan kompetensi guru
Penjas alangkah baiknya saudara terlebih dahulu memahami tentang tugas saudara
sebagai seorang guru adalah sebuah profesi.
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1) bersangkutan dengan
profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan (3)
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (Depdikbud: 1989)
Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Misalnya untuk
mengoperasi seseorang yang mempunyai penyakit kanker, dibutuhkan seorang
dokter spesialis bedah yang memiliki kemampuan yang diperoleh dari pendidikan
khusus untuk itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi,

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 83


yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan
prajabatan) maupun setelah menjalani suatu profesi (inservice training).
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua
ini, istilah profesional dikontraskan dengan “nonprofesional” atau “amatiran”.
Dalam kegiatan sehari-hari seorang profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan
ilmu yang telah dimilikinya, jadi tidak asal tahu saja. Ahmad Tafsir (2001)
mengatakan profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Profesional adalah orang
yang memiliki profesi, sedangkan profesi itu harus mengandung keahlian. Artinya,
suatu program itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya.
Guna menambah dan memperluas pemahaman saudara kiranya juga
diperlukan tentang berbagai informasi tambahan tentang kompetensi guru
Pendidikan Jasmani. Guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
Keberhasilan dalam pembelajaran salah satunya juga merupakan keberhasilan guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang berpedoman atau mengacu
kepada Badan Standar Nasional Pendidikan yang berlaku di Indonesia (lihat
http://bsnp-indonesia.org/standar-nasional-pendidikan/.) Mustofa (2007)
menjelaskan bahwa guru merupakan “unsur dominan dalam suatu proses
pendidikan, sehingga kualitas pedidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik
dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat”. Mardapi (2012)
menjelaskan bahwa “guru yang profesional mampu menguasai karakteristik bahan
ajar dan karakteristik peserta didik”. Sedangkan dalam UU nomor 19 tahun 2005
tantang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 dijelaskan bahwa
1. Persyaratan Guru Pendidikan Jasmani
Di dalam masyarakat, dari yang terbelakang sampai yang paling maju, guru
memegang peranan penting hampir tanpa terkecuali, guru merupakan satu di

84 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


antara pembentukan-pembentukan utama calon warga masyarakat. Ada
beragam julukan yang diberikan kepada sosok seorang guru. Salah satu yang
paling terkenal adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Julukan ini
mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru sehingga
guru disebut sebagai pahlawan.
Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya untuk
mengajar dan mendidik siswa, sementara penghargaan dari sisi material,
misalnya, sangat jauh dari harapan. Guru sangat berperan dalam membantu
peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan
ini muncul karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam
perkembanganya masih membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat
meninggal.
Dalam UU nomor 19 tahun 2005 tantang Standar Nasional Pendidikan pasal 28
dijelaskan bahwa (1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; (2) Kualifikasi
akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah dan/sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku; (3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi: (a) Kompetensi pedagogik, (b) Kompetensi kepribadian, (c)
Kompetensi profesional, dan (d) Kompetensi sosial; (4) Seseorang yang tidak
memiliki ijazah dan/sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat dianggap
menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan; (5) Kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri
Untuk melakukan peranan dan tanggung jawabnya, guru memerlukan syarat-
syarat tertentu. Adapun syarat-syarat menjadi guru itu dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa kelompok.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 85


a. Persyaratan administratif
b. Persyaratan ini bersifat formal
c. Persyaratan psikis
d. Persyaratan fisik
Menurut Oemar Hamalik (2006) yang dikutip bukunnya oleh Ngainun Naim
ada beberapa persyaratan untuk menjadi seorang guru, yaitu:
a. Harus memiliki bakat seorang guru
b. Harus memiliki keahlian seorang guru
c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
e. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila dan
f. Guru adalah seorang warga Negara yang baik

Tugas Guru
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) Nomor 14 Tahun 2005
disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah. Dalam kontek ini guru dimaknai
sebagai figur seorang pemimpin, sosok arsitektur yang dapat membentuk
keperibadian dan watak peserta didik, mempunyai kekuasaan fundamental
untuk membentuk dan membangun keperibadian peserta didik menjadi
manusia yang berguna bagi agama, nusa, bangsa dan kehidupan sosial. John
Dewy menyebutkan ”Education is the fundamental method of social progress
and reform” Pendidikan adalah metode yang fondamental bagi kemajuan
sosial dan reformas.
Sebagai pendidik-pengajar, guru bertugas mempersiapkan generasi muda
bangsa yang dapat membangun diri dan Bangsanya demi kelestarian dan
keberlanjutan hidup suatu bangsa dan Negara.Artinya guru berperan sebagai
arsitektur untuk membentuk pola manusia seperti apa yang akan dibangun
dimasa depan (The future of the world is the hand of educated people). Secara
umum tugas guru adalah mendidik. Mendidik merupakan rangkaian dari

86 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


proses belajar-mengajar, memberikan dorongan, memuji, memberi contoh dan
membisakan peserta didik. Tugas utama guru antara lain adalah: (a) Tugas guru
sebagai pengajar (Intruksional). Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas
merencanakan progam pengajaran, melaksanakan progam yang telah disusun
dan melaksanakan penilaian setelah progam/proses belajar mengajar
dilaksanakan; (b) Tugas guru sebagai pendidik (Edukator). Sebagai pendidik
(edukator) guru bertugas membimbing, mengarahkan peserta didik untuk
mencapai tingkat kedewasaan dan berkepribadian sempurna; dan (c) Tugas
guru sebagai pemimpin (Managerial). Sebagai pemimpin, guru bertugas
memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang
menyangkut upaya perencanaan, pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
dan pengontrolan, atas progam yang dilakukan (Nuri Ramadhan:2017).
Untuk membaca secara lengkap tentang UU no 14 tahun 2005 dapat dilihat
pada http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf
Undang-undang Dasar No.14 Tahun 2005 Pasal 2, menjelaskan tentang
kedudukan, fungsi, dan tujuan seorang guru ada 2, yaitu:
a. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menenngah, dan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

Peran Guru
Guru sebagai sebuah profesi tentunya mempunyai peran dalam
bidangnya. Diantara peran guru tersebut yaitu:
1. Peran Guru Sebagai Demonstrator, guru adalah seorang pengajar dari
bidang ilmu yang ia kuasai. Oleh karena itu, agar dapat melaksanakan
perannya dengan baik seorang guru harus menguasai bahan pelajaran yang
akan diajarkan.
2. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas, sebagai pengelola kelas, seorang
guru harus mampu menciptakan suasana atau kondisi belajar di kelas. Dia

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 87


juga harus merangsang sisiwa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
terampil mengendalikan suasana kelas agar tetap hangat, aman, menarik
dan kondusif.
3. Peran Guru sebagai Mediator dan Fasilitator, Sebagai mediator, seseorang
guru dituntut memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi dalam proses
pembelajaran. Sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang
tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar, baik yang berwujud
narasumber, buku teks, majalah, surat kabar, maupun sumber belajar
lainnya.
4. Peran Guru sebagai Evaluator, Sebagai evaluator, seorang guru dituntut
mampu melakuakan proses evaluasi, baik untuk mengtahui keberhasilan
dirinya dalam melaksanakan pembelajaran, maupun nilai hasil belajar
siswa.
Nuri (2017) Dalam menjalankan tugas keprofesiannya guru memiliki multi
peran. Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar, secara singkat dapat
dipaparkan sebagai berikut;
1. Peran Guru Sebagai Organisator. Dalam konteks sebagai organisator ini
guru memiliki peran pengelolaan kegiatan akdemik, menyusun tata tertib
sekolah, menyusun kalender pendidikan/ akademik, dan sebagainya.
Semuanya diorganisasi kan, agar dapat mencapai efektifitas dan efisiensi
belajar mengajar yang signifikan.
2. Peran Guru Sebagai Demonstrator. Sebagai demonstrator,
lecturer/pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan,materi ajar
dan senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya. Salah satu yang harus diperhatikan guru bahwa ia sendiri
adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar dan terus belajar.
Seorang guru hendaknya terampil merumuskan Perangkat pembelajaran
sesuai dengan ramburambu kurikulum yang berlaku.
3. Peran Guru Sebagai Pembimbing. Peran guru sebagai pembimbing harus
lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk
membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap,

88 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


terampil, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Tanpa bimbingan,
peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan
dirinya. Kekurang mampuan peserta didik menyebabkan lebih banyak
tergantung pada bantuan guru.
4. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas. Peran guru sebagai pengelola kelas
(learning manager), hendaknya diwujudkan dalam bentuk pengelolaan
kelas sebagai lingkungan belajar. Lingkungan belajar diatur dan diawasi
agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar turut
menentukan kontribusi sejauh mana lingkungan tersebut dapat
menciptakan iklim belajar sebagai lingkungan belajar yang baik.
Lingkungan yang baik bersifat menantang dan merangsang peserta didik
untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai
tujuan.
5. Peran Guru Sebagai Fasilitator. Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat
menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan belajar bagi
peserta didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana rung
kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang
kurang tersedia, menyebabkan peserta didik ngantuk dan malas
beraktivitas/belajar.Oleh karena itu menjadi tugas guru sebagai fasilitator
menyediakan fasilitas, sehingga dapat menciptakan lingkungan
Pembelajaran, yang Aktif, Kreratif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
peserta didik.
6. Peran Guru Sebagai Mediator. Peran guru sbagai mediator, dimana guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi
untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pembelajaran
merupakan sarana yang sangat urgen dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
7. Peran Guru Sebagai Inspirator. Peran guru sebagai inspirator, menuntut
kemampuan guru memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar peserta
didik. Persoalan belajar adalah masalah utama peserta didik. sebagai

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 89


inspirator guru hendaknya dapat memberikan petunjuk bagaimana cara
belajar yang baik. Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham
yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik. Petunjuk belajar tersebut
tidak selamanya harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari
pengalamanpun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
Yang penting bukan teorinya, tetapi bagaimana mengeliminir
kalaupuntidak menghilangkan sama sekali masalah yang dihadapi oleh
Peserta didik.
8. Peran Guru Sebagai Informator. Peran guru sebagai informator guru harus
dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran
yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif
diperlukan dari guru.
9. Peran Guru Sebagai Motivator. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat
mendorong anak didik agar semangat dan aktif belajar. Sebagai motivator,
guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif
belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis
motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurun
prestasinya di sekolah. Peranan guru sebagai motivator dapat memberikan
motivasi pada peserta didik untuk lebih bergairah dan bersemangat belajar.
10. Peran Guru Sebagai Korektor. Peran guru sebagai korektor menuntut guru
bisa membedakan mana nilai yang baik, dan mana nilai yang buruk, mana
nilai positif dan mana nilai negatif. Kedua nilai yang berbeda ini harus
dipahami dalam kehidupan masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah
dimiliki peserta didik dan mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum
peserta didik masuk sekolah. Latar belakang kehidupan peserta didik yang
berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural masyarakat di mana peserta
didik tinggal cepat atau lambat akan mewarnai kehidupan peserta didik.
11. Peran Guru Sebagai Inisiator. Peran guru sebagai inisiator, artinya guru
harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan pendidikan dan
pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki
susuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

90 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan
media pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan media
komunikasi dan informasi. Guru hendaknya menjadikan dunia pendidikan,
khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari sebelumnya.
12. Guru Sebagai Evaluator. Peran guru sebagai evaluator, artinya seseorang
guru dituntut untuk menjadi seorang penilaian yang baik dan jujur, dengan
memberikan penilaian yang menyentuh asfek ekstrinsik dan intrinsik,
penilaian pada asfek intrinsik lebih diarahkanpada asfek kepribadian
peserta didik, yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal ini guru harus
bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang luas.
13. Peran Guru Sebagai Supervisor. Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat
membentu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses
pembelajaran. Teknik-teknik supervisi harus dikuasai dengan baik agar
dapat melakukan perbaikan terhadap situasi pembelajaran menjadi lebih
baik.
14. Peran Guru Sebagai Kulminator. Sebagai kulminator, Guru adalah orang
yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir
(kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap
kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa
mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran kulminator terpadu dengan
peran sebagai evaluator.
15. Peran Guru Sebagai Administrator Sekolah. Dalam hubungannya dengan
administrator, seorang guru perlu berperan sebagai berilkut: (a) Guru
sebagai pengambil inisiatif, (b) Guru Mewakil masyarakat; (c) Guru
sebagai orang yang ahli dalam mata pelajaran tertentu; (d) Guru sebagai
penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.; (e) Guru
sebagai pelaksana administrasi pendidikan.; (f) Guru sebagai pemimpin
generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru; dan (g)
Guru sebagai penerjemah kepada masyarakat,
16. Peran Guru Sebagai Pribadi. Peran Guru Sebagai Pribadi diilihat dari segi
dirinya sendiri (self oriental), bearti guru perlu berperan sebagai berikut:
(a) Guru sebagai petugas sosial; (b) Guru sebagai pelajar dan ilmuwan; (c)

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 91


Guru sebagai orang tua; (d) Guru sebagai contoh-teladan; (e) Sebagai
pencipta keamanan.
17. Peran Guru Sebagai Psikologis. Peran guru secara psikologis adalah sebagi
berikut: (a) Guru sebagai Ahli psikologi pendidikan; (b) Guru sebagai
Seniman; (c) Guru sebagai Pembentuk kelompok; (d) Guru sebagai
Cattalytic agent; (e) Guru sebagai Petugas kesehatan mental.

2. Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani


Para guru secara bertahap diharapkan akan mencapai suatu derajat kriteria
professional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2005, PP 74 Tahun 2008 dan Permendiknas Normor 16 tahun
2007, yaitu berpendidikan akademik S-1 atau D-IV dan telah lulus uji
kompetensi melalui proses sertifikasi pendidikan sebagai bukti pengakuan
professional guru tersebut. Pada dasarnya, profesionalisasi guru merupakan
suatu proses berkesinambungan melalui berbagai program pendidikan, baik
pendidikan prajabatan (preservice training) maupun pendidikan dalam jabatan
(in-service training) agar para guru benar-benar memiliki profesionalisasi yang
standar.
Berdasar UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, juga
permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, Perauran Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008, dan Permenag Nomor 16/2010 semua guru di Indonesia minimal
berkualifikasi akademik D-IV atau S-1 program studi yang sesuai dengan
bidang/ jenis mata pelajaran yang dibinanya.
Guru pada SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-
IV) atau sarjana (S1) program studi yang terakreditasi.
Adapun beberapa peraturan yang mengatur kualifikasi guru diantaranya:
1. Psl 8: Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Psl 9: Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program
S1 atau D4.

92 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


3. Psl 10 (1): Kompetensi guru sbgmana dimaksud psl 8 diperoleh melalui
pendidikan profesi.
Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau
menduduki jabatan tertentu, dengan kata lain kualifikasi diartikan sebagai
hal-hal yang dipersyaratkan baik secara akademis dan teknis untuk mengisi
jenjang kerja tertentu. kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki suatu
“keahlian atau kecakapan khusus”. Dalam dunia pendidikan, kualifikasi
dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan,
baik sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya.
Bahkan, kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi derajat lulusannya.
Kualifikasi guru dalam kegiatan belajar mengajar menentukan tercapainya
tujuan pembelajaran. Ketrampilan dalam pekerjaan profesi sebagai guru
didukung oleh teori yang telah dipelajari, seorang guru yang kompeten
diharuskan untuk belajar terus menerus dan mendalami fungsinya sebagai guru
yang memiliki kualifikasi. Karena guru yang profesional, mereka harus memiliki
ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, dan menjaga
kode etik guru. Guru yang profesional, memiliki skil dalam pekerjaan sebagai
pendidik. Sebagai pendidik tidak bosan dengan profesinya sebagai guru,
menganggap pekerjaan itu sebagai hobi dan tidak merasa puas dengan apa
yang dimiliki tentang seluk beluk pendidikan secara khusus dalam kegiatan
belajar mengajar, dan menjaga sikap sebagai pendidik.
Dimensi kualifikasi merujuk dari Peraturan No. 19 tahun 2005, adapun
dimensinya adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3) Sertifikat profesi
guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials), (5) prosedur
mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi (interpersonal
skill). Untuk mengatur hal tersebut, dibuatlah Peraturan menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 yang membahas tentang standar kualifikasi dan
kompetensi guru, yang mana disebutkan bahwa setiap guru wajib memenuhi
standar kualitas akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional,
juga bahwa guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma
empat (D-IV) atau sarjana akan diatur dengan peraturan menteri tersendiri.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 93


Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-Undang Guru dan Dosen,
yang merupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatkan kualitas
kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi Strata 1
atau D4, dan memiliki sertifikat profesi. Dengan sertifikat profesi ini pula
guru berhak mendapatkan tunjangan profesi sebesar 1 bulan gaji pokok
guru.Di samping UUGD juga menetapkan berbagai tunjangan yang berhak
diterima guru sebagai upaya peningkatan kesejahteraan finansial
guru.Kebijakan dalam UUGD ini pada intinya adalah meningkatkan kualitas
kualifikasi dan kompetensi guru seiring dengan peningkatkan kesejahteraan
mereka.

Kualifikasi Akademik
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005, disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensisebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1);
b. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang
diajarkan;
c. Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di atas D-IV/S1).
Undang-undang Guru dan Dosen merupakan suatu ketetapan politik
bahwa pendidik adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan hak-
hak sekaligus mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi secara profesional.
Dengan itu diharapkan, pendidik dapat mengabdikan secara total seluruh
kemampuan, perhatian dan kepeduliann pada profesinya dan dapat hidup layak
dari profesi yang dilakoninya tersebut.
Dalam UUGD diatur ketentuan bahwa seorang:
a. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
pendidik sebagai agen pembelajaran.

94 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


b. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program
sarjana (S1) atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan
tugasnya sebagai guru untuk guru dan S-2 untuk dosen.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 20017, ada
dua kualifikasi akademik guru, yaitu kualifikasi guru melalui pendidikan formal
dan kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Hal tersebut
dijelaskan dengan kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat
diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan,
tetapi belum dapat dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui
uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang
memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi
wewenang untuk melaksanakannya.
a. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup
kualifikasi akademik guru Pendidikan Anak usia Dini/ Taman Kanak-
Kanak/ Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru Sekolah Dasar/ madrasah
ibtidaiyah (SD/ MI), guru Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah (SMP/ MTs), guru Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
(SMA/MA), guru Sekolah Dasar Luar Biasa/ Sekolah Menengah Luar
Biasa/ Sekolah menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan
guru Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK), sebagai berikut.
1) Kualifikasi akademik guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1) dalam
bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
2) Kualifikasi akademik guru SD/MI
Guru pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S-1

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 95


PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
3) Kualifikasi akademik guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/ diampu, dan diperoleh dar program studi yang terakreditasi.
4) Kualifikasi akademik guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/ diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
5) Kualifikasi akademik guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB atau bentuk lain yang sederajat,
harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S-1) program pendidikan khusus atau
sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/ diampu, dan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
6) Kualifikasi akademik guru SMK/MAK*
Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S-1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/ diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
b. Kuafikasi akademik guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai
guru dalam bidang-bidang khusus sangat diperlukan, tetapi belum
dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan
dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki
keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi
wewenang untuk melaksanakannya (PP Nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru).

96 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


Kualifikasi Kegiatan Belajar Mengajar
Kuantitas dan kualitas guru dalam melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) adalah kompetensi guru yang merupakan kualifikasi yang harus
dipenuhi guru dalam mengajar. Kualifikasi guru menjadi tiga dimensi yakni
kompetensi yang menyangkut: 1) rencana pengajaran (teaching plans and
materials), 2) prosedur mengajar (classroom procedurs), dan 3) hubungan
antar pribadi (interpersonal skill). Ketiga dimensi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Rencana Pengajaran
Rencana pengajaran tercermin dalam kalender pendidikan, program kerja
tahunan, program kerja semester, program kerja bulanan, program kerja
mingguan, dan jadwal pelajaran. a) perencanaan dan pengorganisasian
bahan pelajaran, 2) pengelolaan kegiatan belajar mengajar, 3) pengelolaan
kelas, 4) penggunaan media dan sumber pengajaran, serta 5) penilaian
prestasi. Satuan pengajaran sebagai rencana pengajaran merupakan
kerangka acuan bagi terlaksananya proses belajar. Kemampuan
merencanakan program belajar-mengajar merupakan muara dari segala
pengetahuan teori, kemampuan dasar dan pemahaman
yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Perencanaan
program belajar-mengajar merupakan perkiraan/proyeksi guru mengenai
kegiatan yang akan dilakukan oleh guru maupun murid. Dalam kegiatan
tersebut harus jelas kemana anak didik mau dibawa (tujuan), apa yang harus
dipelajari (isi/bahan pelajaran), bagaimana anak didik mempelajarinya
(metode dan teknik), dan bagaimana guru mengetahui bahwa anak didik
telah mencapai tujuan tersebut (penilaian). Tujuan, isi, metode, teknik, serta
penilaian merupakan unsur utama yang harus ada dalam setiap program
belajar-mengajar yang merupakan pedoman bagi guru dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar.

b. Prosedur Mengajar
Prosedur mengajar berkaitan dengan kegiatan mengajar guru. Kegiatan
mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 97


guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan mengajar dengan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar.
Proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang
dibawakan guru selama interaksi kegiatan belajar-mengajar
berlangsung. Guru menentukan apakah kegiatan belajar-mengajar berpusat
kepada guru dengan mengutamakan metode penemuan, atau sebaliknya.
Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa keberhasilan siswa sebagai salah
satu indikator efektivitas mengajar dipengaruhi oleh perilaku
mengajar guru dalam mewujudkan peranan itu secara nyata.
Aktivitas mengajar bukan hanya terbatas pada aktivitas penyampaian
sejumlah informasi pengetahuan dari bahan yang diajarkan, melainkan juga
bagaimana bahan tersebut dapat disampaikan kepada siswa secara efektif
dalam pengertian tercapainya kegiatan yang mempunyai makna
(meaningful learning).Proses mengajar pada hakekatnya interaksi antara
guru dan siswa. Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar
guru tidak terjadi begitu saja, tetapi memerlukan pengaturan dan
perencanaan yang seksama terutama menentukan komponen-komponen
yang harus ada dan terlihat dalam proses pengajaran.
Komponen prosedur didaktik merupakan sarana kegiatan pengajaran yang
dapat menimbulkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar. Komponen ini
akan berjalan dengan lancar bila memperhatikan tujuan yang ingin dicapai,
hakekat siswa sebagai individu yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar, hakekat bahan pelajaran yang akan disampaikan pada siswa.
Media pengajaran adalah aspek penting untuk membantu guru dalam
menyajikan bahan pelajaran sekaligus mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran. Komponen ketiga adalah komponen siswa dan materi
pelajaran. Komponen ini harus mendapat perhatian guru karena guru harus
mampu mendorong aktualisasi siswa dan memberi kesempatan untuk
mengung-kapkan perasaannya, melakukan perubahan bertingkah laku, serta
mengamati perkembangan siswa. Oleh karena itu siswa harus diberi

98 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani


kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
kemampuannya.
Untuk mengetahui keberhasilan dari sebuah kegiatan belajar mengajar
perlu dilakukan penilaian atau evaluasi. Fungsi dari evaluasi adalah untuk
mengetahui: a) tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dan b) keefektifan
kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Dengan demikian,
fungsi penilaian dalam kegiatan belajar mengajar memiliki manfaat ganda,
yaitu bagi siswa dan bagi guru. Bagi guru penilaian merupakan umpan
balik sebagai suatu cara bagi perbaikan kegiatan belajar mengajar
selanjutnya. Bagi siswa, evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur
prestasi belajar yang dicapainya.
Uraian di atas menggambarkan indikator-indikator yang terkait dengan
komponen prosedur mengajar. Indikator- indikator prosedur mengajar terdiri
dari: a) metode, media, dan latihan yang sesuai dengan tujuan
pengajaran, b) komunikasi dengan siswa, c) mendemonstrasikan
metode mengajar, d) mendorong dan menggalakan keterlibatan siswa
dalam pengajaran, e) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan
relevansinya, f) pengorganisasian ruang, waktu, bahan, dan perlengkapan
pengajaran, serta mengadakan evaluasi belajar mengajar.
c. Hubungan Antar Pribadi
Ditinjau dari prosesnya, kegiatan belajar-mengajar m erupakan proses
komunikasi antara guru dengan siswa. Guru sebagai aktor utama dalam
proses komunikasi berfungsi sebagai komunikator. Komunikasi yang dibina
oleh guru akan tercermin dalam: a) mengembangkan sikap positif siswa, b)
bersifat luwes dan terbuka pada siswa dan orang lain, c) menampilkan
kegairahan dan kesungguhan dalam kegiatan belajar-mengajar, dan d)
mengelola interaksi pribadi dalam kelas.
Proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan erat dengan
komunikasi instruksional yang merupakan inti dari kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian komunikasi instruksional pada dasarnya adalah
kegiatan yang dilakukan guru dalam memberikan pengetahuan atau

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 99


informasi dengan menggunakan strategi, teknologi, melalui kegiatan belajar-
mengajar sehingga diperoleh hasil belajar siswa yang optimal.

3. Kompetensi Guru
Penguasaan kompetensi, penerapan pengetahuan dan keterampilan guru,
merupakan pengaruh yang sangat besar untuk menentukan kualitas guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi pserta
didik dan dalam mengelola kelas. Setiap guru pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan maupun guru mata pelajaran lain dalam melaksanakan pembelajaran
dalam dunia pendidikan harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang berlaku di Indonesia. UU nomor 14
tahun 2005 pasal 1 ayat (10) tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa
kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan”. Menurut Eunice & Abolarin (2012) menjelaskan bahwa
kompetensi mengacu pada keefektifan atau kemampuan seseorang yang
bersangkutan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan Menurut Ainnur (2011)
menjelaskan bahwa kompetensi dapat meliputi pengulangan kembali fakta-
fakta dan konsepkonsep sampai pada ketrampilan motor lanjut hingga pada
perilaku-perilaku pembelajaran dan nilai-nilai profesional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas, 2003 pasal 35 ayat
1), mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas satandar
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala. Memahami hal tersebut, sangat jelas bahwa guru
yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran dituntut untuk memiliki standar
kompetensi dan professional. Hal ini mengingat betapa pentingnya peran guru
dalam menata isi, sumber belajar, mengelola proses pembelajaran, dan
melakukan penilaian yang dapat memfasilitasi terciptanya sumberdaya manusia
yang memenuhi standar nasional dan standar tuntutan era global.

100 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Standar kompetensi dalam hal ini dimaksudkan sebagai sesuatu
spesifikasi teknis kompetensi yang dibakukan dan disusun berdasarkan
konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan keselamatan,
keamanan, kesehatan, prkembangan Ipteks, perkembangan masa kini dan masa
mendatang untuk mendapatkan manfaat yang sebesar- besarnya. Kompetensi
merupakan komponen utama dari standar profesi selain kode etik sebagai
regulasi perilaku profesi yang dirtetapkan dalam prosedur dan system
pengawasan tertentu. kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang
hakikat perilaku guru yang penuh arti. Dari pernyataan tersebut maka
kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang
terkait dangan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta
memberikan perhatian, dan mempersepsikan yang mengarahkan seseorang
menemukan langkah-langkah preventive untuk mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup:
1. Penguasaan materi, yang meliputi pemahaman karakteristik dan
substansi ilmu sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu
yang bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan
metodelogi ilmu yang bersangkutan untuk memverivikasi dan
memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari, serta pemahaman
manajemen pembelajaran.
2. Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-
tahap perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapanya (kognitif,
afektif, dan psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangann dan
pembelajaran.
3. Pembelajaran yang mendidik, yang terdiri atas pemahaman konsep dasar
proses pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta
penerpanya dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.
4. Pengembangan kepribadian pro- fesionalisme, yang mencakup
pengembangan intuisi keagamaan yang berkepribadian, sikap dan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 101
kemampuan mengaktualisasikan diri, serta sikap dan kemampuan
mengembangkan profesionalisme kependidikan.
Selain standar kompetensi profesi di atas, guru juga perlu memiliki standar
mental, moral, sosial, spiritual, intelektual, fisik, dan psikis. Hal ini dipandang
perlu karena dalam melaksanakan tugasnya guru diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan (guide of journey) yang bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sedangkan kopotensi adalah merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal
10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.

4. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani


Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya dalam hal
ini dalam mnggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang brperan
sebagai alat pendidikan dan kompetensi pedagogic yang berkaitan dengan
fungsi guru dalam memerhatikan perilaku siswa belajar (Djohar, 2006).
Dengan demikian, kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari
kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayti, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.
Selain itu, kompetensi telah terbukti merupakan dasar yang kuat dan valid bagi
pengembangan sumber daya manusia.
Lebih lanjut, Spencer (Uno, 2007) menyatakan ada lima karakteristik dari
kompetensi, yaitu (1) motif, yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan
yang menyebabkan sesuatu; (2) sifat, yaitu karakteristik fisik tanggapan

102 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
konsisten terhadap situasi atau informasi; (3) konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan
image diri seseorang; (4) pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang
dalam bidang tertentu; (5) keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan
tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.
Menurut UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal 28 ayat
3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogic,
kepribadian, sosial, dan professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam konteks kedua kebijakan tersebut, kompetensi professional guru dapat
diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.
Kompetensi dalam pengertian umum biasanya menyatu pada kemampuan atau
ketrampilan yang dimiliki individu atau kelompok atau bahkan lembaga. Kata
kompetensi ditinjau dari perspektif etimologi berasal dari kata “competence”
atau mampu. Kata mampu disini diartikan sebagai kemampuan atau keahlian
untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat
10 mengemukanan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melakssanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi adalah bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu
kesatuan yang utuh menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu
berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan
dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut.
Kompetensi terdiri atas gabungan unsur-unsur potensi, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai, serta kemampuan mengkoordinasikan unsur-
unsur tersebut agar dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja.
Bentuk dan kualitas kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
antara lain lingkungan atau iklim kerja dan tantangan atau tuntutan pekerjaan.
Kualifikasi dan profesionalitas merupakan contoh bentuk perwujudan dari
kompetensi yang dimiliki seseorang.

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 103
Seseorang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seseorang yang
menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja
yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam
pelayanan sosial di masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut diwujudkan
dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar
(kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya atau
warga masyarakat yang dilayaninya (A. Samana, 1994).
Kompetensi adalah kemampuan seseorang melakukan satuan kegiatan yang
dapat segera diwujudkan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan
pengertian seperti itu, dapat dipahami bahwa suatu kompetensi merupakan
serangkaian kegiatan dengan muatan materi, tujuan, cara dan perlengkapan
tertentu, disertai kualitas penampilannya (Prayitno, 2009). Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia No
14 tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang diperoleh dari lembaga
Penyelenggara Tenaga Kependidikan.
Menurut Moh. Uzer Usman (2009: 17-19), definisi dan jenis-jenis kompetensi
guru yang profesional dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, lebih rinci dijelaskan apa saja yang harus dimiliki dan
dikuasai oleh guru terkait dengan Kompetensi Pedagogik.
• Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
• Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial:
memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan
pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan

104 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.
• Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar
(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
• Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery
learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
• Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik
untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi
peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian guru dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma
sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 105
masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut:
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik.
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:
• Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki
indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang
menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep

106 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari.
• Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam
kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a)
pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik
disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c)
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut
untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan
profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional

Aspek-aspek Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki anggota masyarakat
yang mengabdikan diri memangku jabatan profesional untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan, yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
menjelaskan tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang wajib dimiliki oleh
pendidik jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan nonformal. Lingkup standar
pendidik meliputi standar guru, dosen konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan yang
harus dipenuhi oleh pendidik, dibuktikan dengan ijazah/sertifikat yang relevan.
Dengan kata lain bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah yang mencerminkan

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 107
kemampuan akademik yang diperoleh melalui pendidikan dalam program S1 atau
kemampuan vokasional yang diperoleh melalui pendidikan dalam program
diploma D4. Standar kualifikasi pendidik Paket B setara SMP harus memiliki: a).
kualifikasi pendidik minimal D4 atau S1, b). latar belakang pendidikan tinggi
program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan, c) sertifikat profesi pendidik. Sedangkan kriteria fisik dan rohani adalah
kelayakan fisik, mental, dan kepribadian yang harus dimiliki seseorang yang
bertugas sebagai pendidik yang memungkinkannya dapat melaksanakan tugas
profesional dengan sebaik- baiknya.

108 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
4. Forum Diskusi
a. Coba temukan Undang-undang Guru dan Dosen no 14 tahun 205, pelajari
secara seksama. Jika ada hal yang berhubungan dengan persayaratan,
kualifikasi dan kompetensi guru Pendidikan Jasmani dapat saudara
pertanyakan melalui forum ini.
b. Dari semua kompetensi guru, coba kira-kira kompetensi apa dan bagian
mana yang sudah dan belum saudara lakukan!

C. PENUTUP
1. Rangkuman

Dalam dunia pendidikan, tidak dipungkiri lagi bahwa guru menempati posisi
yang sangat penting. Guru merupakan tonggak pendidikan yang akan
mencetak manusia-manusia pada masa yang akan datang. Guna mendapatkan
guru yang berkualitas maka harus memiliki persyaratan, kualifikasi dan
kompetensi. Persyaratan seorang guru PJOK sebagai berikut: persyaratan
untuk menjadi seorang guru, yaitu: (1) Harus memiliki bakat seorang guru, (2)
Harus memiliki keahlian seorang guru, (3) Memiliki kepribadian yang baik dan
terintegrasi (4) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas , (5) Guru
adalah manusia yang berjiwa pancasila dan (6) Guru adalah seorang warga
Negara yang baik.

Dimensi kualifikasi guru adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3)
Sertifikat profesi guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials), (5)
prosedur mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi
(interpersonal skill).

Kompetensi guru meliuti: (1) kompetensi pedagogic. Kompetensi tentang


penguasaan proses belajar mengajar dimulai dari perancangan, metode, media
dan penilaian pembelajaran. (2) kompetensi Kepribadian, Kompetensi kepribadian
merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia

Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 109

Anda mungkin juga menyukai