INTI
1. Capaian Pembelajaran
Mampu merumuskan indikator capaian pembelajaran berpikir tingkat tinggi
pada bidang pendidikan jasmani yang harus dimiliki peserta didik mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh (kritis, kreatif, komunikatif
dan kolaboratif) yang berorientasi masa depan (adaptif dan fleksibel)
2. Pokok Materi
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, saudara
dapat menjelaskan sebagai berikut:
a. Persyaratan guru Pendidikan Jasmani
b. Kualifikasi guru Pendidikan Jasmani
c. Kompetensi guru Pendidikan Jasmani
3. Uraian Materi
Pokok-pokok materi yang akan saudara pelajari sebagai berikut: (a) Persyaratan
guru Pendidikan Jasmani, (b) Kualifikasi guru Pendidikan Jasmani, (c) Kompetensi
guru Pendidikan Jasmani.
Sebelum membahas tentang persyaratan, kualifikasi dan kompetensi guru
Penjas alangkah baiknya saudara terlebih dahulu memahami tentang tugas saudara
sebagai seorang guru adalah sebuah profesi.
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1) bersangkutan dengan
profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan (3)
mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (Depdikbud: 1989)
Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Misalnya untuk
mengoperasi seseorang yang mempunyai penyakit kanker, dibutuhkan seorang
dokter spesialis bedah yang memiliki kemampuan yang diperoleh dari pendidikan
khusus untuk itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi,
Tugas Guru
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) Nomor 14 Tahun 2005
disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah. Dalam kontek ini guru dimaknai
sebagai figur seorang pemimpin, sosok arsitektur yang dapat membentuk
keperibadian dan watak peserta didik, mempunyai kekuasaan fundamental
untuk membentuk dan membangun keperibadian peserta didik menjadi
manusia yang berguna bagi agama, nusa, bangsa dan kehidupan sosial. John
Dewy menyebutkan ”Education is the fundamental method of social progress
and reform” Pendidikan adalah metode yang fondamental bagi kemajuan
sosial dan reformas.
Sebagai pendidik-pengajar, guru bertugas mempersiapkan generasi muda
bangsa yang dapat membangun diri dan Bangsanya demi kelestarian dan
keberlanjutan hidup suatu bangsa dan Negara.Artinya guru berperan sebagai
arsitektur untuk membentuk pola manusia seperti apa yang akan dibangun
dimasa depan (The future of the world is the hand of educated people). Secara
umum tugas guru adalah mendidik. Mendidik merupakan rangkaian dari
Peran Guru
Guru sebagai sebuah profesi tentunya mempunyai peran dalam
bidangnya. Diantara peran guru tersebut yaitu:
1. Peran Guru Sebagai Demonstrator, guru adalah seorang pengajar dari
bidang ilmu yang ia kuasai. Oleh karena itu, agar dapat melaksanakan
perannya dengan baik seorang guru harus menguasai bahan pelajaran yang
akan diajarkan.
2. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas, sebagai pengelola kelas, seorang
guru harus mampu menciptakan suasana atau kondisi belajar di kelas. Dia
Kualifikasi Akademik
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005, disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensisebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi:
a. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1);
b. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang
diajarkan;
c. Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di atas D-IV/S1).
Undang-undang Guru dan Dosen merupakan suatu ketetapan politik
bahwa pendidik adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan hak-
hak sekaligus mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi secara profesional.
Dengan itu diharapkan, pendidik dapat mengabdikan secara total seluruh
kemampuan, perhatian dan kepeduliann pada profesinya dan dapat hidup layak
dari profesi yang dilakoninya tersebut.
Dalam UUGD diatur ketentuan bahwa seorang:
a. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
pendidik sebagai agen pembelajaran.
b. Prosedur Mengajar
Prosedur mengajar berkaitan dengan kegiatan mengajar guru. Kegiatan
mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan
3. Kompetensi Guru
Penguasaan kompetensi, penerapan pengetahuan dan keterampilan guru,
merupakan pengaruh yang sangat besar untuk menentukan kualitas guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi pserta
didik dan dalam mengelola kelas. Setiap guru pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan maupun guru mata pelajaran lain dalam melaksanakan pembelajaran
dalam dunia pendidikan harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang sesuai
dengan standar nasional pendidikan yang berlaku di Indonesia. UU nomor 14
tahun 2005 pasal 1 ayat (10) tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa
kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan”. Menurut Eunice & Abolarin (2012) menjelaskan bahwa
kompetensi mengacu pada keefektifan atau kemampuan seseorang yang
bersangkutan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sedangkan Menurut Ainnur (2011)
menjelaskan bahwa kompetensi dapat meliputi pengulangan kembali fakta-
fakta dan konsepkonsep sampai pada ketrampilan motor lanjut hingga pada
perilaku-perilaku pembelajaran dan nilai-nilai profesional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas, 2003 pasal 35 ayat
1), mengemukakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas satandar
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala. Memahami hal tersebut, sangat jelas bahwa guru
yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran dituntut untuk memiliki standar
kompetensi dan professional. Hal ini mengingat betapa pentingnya peran guru
dalam menata isi, sumber belajar, mengelola proses pembelajaran, dan
melakukan penilaian yang dapat memfasilitasi terciptanya sumberdaya manusia
yang memenuhi standar nasional dan standar tuntutan era global.
100 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
Standar kompetensi dalam hal ini dimaksudkan sebagai sesuatu
spesifikasi teknis kompetensi yang dibakukan dan disusun berdasarkan
konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan keselamatan,
keamanan, kesehatan, prkembangan Ipteks, perkembangan masa kini dan masa
mendatang untuk mendapatkan manfaat yang sebesar- besarnya. Kompetensi
merupakan komponen utama dari standar profesi selain kode etik sebagai
regulasi perilaku profesi yang dirtetapkan dalam prosedur dan system
pengawasan tertentu. kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang
hakikat perilaku guru yang penuh arti. Dari pernyataan tersebut maka
kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang
terkait dangan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta
memberikan perhatian, dan mempersepsikan yang mengarahkan seseorang
menemukan langkah-langkah preventive untuk mencapai tujuan tertentu secara
efektif dan efisien. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup:
1. Penguasaan materi, yang meliputi pemahaman karakteristik dan
substansi ilmu sumber bahan pembelajaran, pemahaman disiplin ilmu
yang bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan
metodelogi ilmu yang bersangkutan untuk memverivikasi dan
memantapkan pemahaman konsep yang dipelajari, serta pemahaman
manajemen pembelajaran.
2. Pemahaman terhadap peserta didik meliputi berbagai karakteristik, tahap-
tahap perkembangan dalam berbagai aspek dan penerapanya (kognitif,
afektif, dan psikomotor) dalam mengoptimalkan perkembangann dan
pembelajaran.
3. Pembelajaran yang mendidik, yang terdiri atas pemahaman konsep dasar
proses pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang bersangkutan, serta
penerpanya dalam pelaksanaan dan pengembangan pembelajaran.
4. Pengembangan kepribadian pro- fesionalisme, yang mencakup
pengembangan intuisi keagamaan yang berkepribadian, sikap dan
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 101
kemampuan mengaktualisasikan diri, serta sikap dan kemampuan
mengembangkan profesionalisme kependidikan.
Selain standar kompetensi profesi di atas, guru juga perlu memiliki standar
mental, moral, sosial, spiritual, intelektual, fisik, dan psikis. Hal ini dipandang
perlu karena dalam melaksanakan tugasnya guru diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan (guide of journey) yang bertanggung jawab atas
kelancaran perjalanan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sedangkan kopotensi adalah merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal
10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
102 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
konsisten terhadap situasi atau informasi; (3) konsep diri, yaitu sikap, nilai, dan
image diri seseorang; (4) pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki seseorang
dalam bidang tertentu; (5) keterampilan, yaitu kemampuan untuk melakukan
tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.
Menurut UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal 28 ayat
3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogic,
kepribadian, sosial, dan professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam konteks kedua kebijakan tersebut, kompetensi professional guru dapat
diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.
Kompetensi dalam pengertian umum biasanya menyatu pada kemampuan atau
ketrampilan yang dimiliki individu atau kelompok atau bahkan lembaga. Kata
kompetensi ditinjau dari perspektif etimologi berasal dari kata “competence”
atau mampu. Kata mampu disini diartikan sebagai kemampuan atau keahlian
untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat
10 mengemukanan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melakssanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi adalah bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu
kesatuan yang utuh menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai, yang dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu
berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan
dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut.
Kompetensi terdiri atas gabungan unsur-unsur potensi, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai, serta kemampuan mengkoordinasikan unsur-
unsur tersebut agar dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja.
Bentuk dan kualitas kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
antara lain lingkungan atau iklim kerja dan tantangan atau tuntutan pekerjaan.
Kualifikasi dan profesionalitas merupakan contoh bentuk perwujudan dari
kompetensi yang dimiliki seseorang.
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 103
Seseorang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seseorang yang
menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja
yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam
pelayanan sosial di masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut diwujudkan
dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar
(kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya atau
warga masyarakat yang dilayaninya (A. Samana, 1994).
Kompetensi adalah kemampuan seseorang melakukan satuan kegiatan yang
dapat segera diwujudkan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan
pengertian seperti itu, dapat dipahami bahwa suatu kompetensi merupakan
serangkaian kegiatan dengan muatan materi, tujuan, cara dan perlengkapan
tertentu, disertai kualitas penampilannya (Prayitno, 2009). Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia No
14 tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang diperoleh dari lembaga
Penyelenggara Tenaga Kependidikan.
Menurut Moh. Uzer Usman (2009: 17-19), definisi dan jenis-jenis kompetensi
guru yang profesional dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, lebih rinci dijelaskan apa saja yang harus dimiliki dan
dikuasai oleh guru terkait dengan Kompetensi Pedagogik.
• Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
• Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial:
memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan
pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
104 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.
• Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar
(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
• Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery
learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
• Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik
untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi
peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian guru dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma
sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 105
masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut:
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik.
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
• Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:
• Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki
indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang
menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep
106 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari.
• Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam
kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a)
pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik
disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c)
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut
untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan
profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional
Aspek-aspek Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki anggota masyarakat
yang mengabdikan diri memangku jabatan profesional untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan, yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
menjelaskan tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang wajib dimiliki oleh
pendidik jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan nonformal. Lingkup standar
pendidik meliputi standar guru, dosen konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan yang
harus dipenuhi oleh pendidik, dibuktikan dengan ijazah/sertifikat yang relevan.
Dengan kata lain bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah yang mencerminkan
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 107
kemampuan akademik yang diperoleh melalui pendidikan dalam program S1 atau
kemampuan vokasional yang diperoleh melalui pendidikan dalam program
diploma D4. Standar kualifikasi pendidik Paket B setara SMP harus memiliki: a).
kualifikasi pendidik minimal D4 atau S1, b). latar belakang pendidikan tinggi
program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan, c) sertifikat profesi pendidik. Sedangkan kriteria fisik dan rohani adalah
kelayakan fisik, mental, dan kepribadian yang harus dimiliki seseorang yang
bertugas sebagai pendidik yang memungkinkannya dapat melaksanakan tugas
profesional dengan sebaik- baiknya.
108 | Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
4. Forum Diskusi
a. Coba temukan Undang-undang Guru dan Dosen no 14 tahun 205, pelajari
secara seksama. Jika ada hal yang berhubungan dengan persayaratan,
kualifikasi dan kompetensi guru Pendidikan Jasmani dapat saudara
pertanyakan melalui forum ini.
b. Dari semua kompetensi guru, coba kira-kira kompetensi apa dan bagian
mana yang sudah dan belum saudara lakukan!
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Dalam dunia pendidikan, tidak dipungkiri lagi bahwa guru menempati posisi
yang sangat penting. Guru merupakan tonggak pendidikan yang akan
mencetak manusia-manusia pada masa yang akan datang. Guna mendapatkan
guru yang berkualitas maka harus memiliki persyaratan, kualifikasi dan
kompetensi. Persyaratan seorang guru PJOK sebagai berikut: persyaratan
untuk menjadi seorang guru, yaitu: (1) Harus memiliki bakat seorang guru, (2)
Harus memiliki keahlian seorang guru, (3) Memiliki kepribadian yang baik dan
terintegrasi (4) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas , (5) Guru
adalah manusia yang berjiwa pancasila dan (6) Guru adalah seorang warga
Negara yang baik.
Dimensi kualifikasi guru adalah : (1) Kualifikasi akademik (2) Latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; (3)
Sertifikat profesi guru (4) rencana pengajaran (teaching plans and materials), (5)
prosedur mengajar (classroom procedurs), dan (6) hubungan antar pribadi
(interpersonal skill).
Modul 1: Perkembangan Peserta Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani 109