Anda di halaman 1dari 9

Tugas Makalah

MENGENAL KUALITAS PRIBADI SEORANG PENDIDIK

Dosen Pengampu : Drs. Sugiyarta Stanislus,M.Si

YUSUF AEFENDI

5201422036

PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim dengan menyebut nama Allah SWT Yang Mahan Pengasih


lagi Maha Penyayang, pertama dan yang paling utama saya panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan karuia serta nikmat
yang tiada tara dan juga nikmat jasmani serta rohani sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Mengenal Kualitas Pribadi Seorang Pendidik.
Makalah ini telah saya buat dengan semaksimal mungkin dan bantuan dari beberapa
pihak untuk menyelesaikan dan memperlancar makalah yang saya buat ini. Oleh
karena itu saya sangat berterimakasih kepada pihak pihak yang terkait yang telah
membantu menyelesaikan makalah saya. Terlepas dari itu saya menedari bahwasanya
makalah yang saya buat ini banyak kesalahan-kesalahan dari segi
bahasa,penyampaian kata dan lain-lainya,maka dari itu saya membuka lebar lebar
saran dan kritikan dari saudara saudara yang telah membaca makalah ini. Harapan
saya membuat makalah yang berjudul Mengenal Kualitas Pribadi Pendidik ini adalah
bisa membantu saudara dalam mengapresiasi dan menjadi pemahaman serta
beraspirasi dalam kehidupan sehari-hari.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya


Departemen Pendidikan Nasional terus menerus berupaya melakukan berbagai
perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan. Salah satu upaya yang sudah dan
sedang dilakukan berkaitan dengan guru. Lahirnya Undang-Undang No.14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang
di dalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di
Indonesia. Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru.
Upaya awal yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas guru perlu dilakukan
peningkatan mutu profesi seorang guru baik secara formal maupun informal. Dalam
bidang profesi, seorang guru profesional berfungsi untuk mengajar, mendidik,
melatih dan melaksanakan penelitian masalah-masalah pendidikan.

Sebagai salah satu faktor di dalam pendidikan guru juga dituntut untuk memiliki
kemampuan dan kompetensi keguruan, karena guru adalah orang yang memiliki tugas
serta tanggung jawab dalam proses pembelajaran, maka banyak persyaratan yang
harus dimiliki oleh profesi guru, yang dalam istilah Moh. Uzer Usman disebut dengan
kompetensi profesionalisme guru. Apabila guru tidak memenuhi kualitas akademik,
tidak berkompeten dan tidak profesional maka keseluruhan proses pendidikan tidak
akan optimal. Untuk dapat menghasilkan guru yang profesional maka upaya
peningkatan dan pengembangan kompetensi guru mutlak diperlukan. E Mulyasa
mengatakan sedikitnya terdapat 3 syarat utama yang harus diperhatikan dalam
pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas
sumber daya manusia yakni, sarana gedung, buku yang berkualitas, guru dan tenaga
pendidikan yang profesional.
B. Rumusan Masalah
Untuk menyelesaikan makalah dengan baik dan benar maka diperlukan rumusan
permasalahan,berikut adalah susuan perumusan masalah :
1. Untuk mengetahui atau mengenal kualitas pribadi seorang pendidik
C. Tujuan
Tujuan dari makalah yang saya buat ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kualitas pribadi seorang pendidik
BAB II

PEMBAHASAN

1. Mengenal kualitas pribadi seorang pendidik

Guru atau pendidik dalam Pasal 1 Ayat 6 Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.

Menurut Sanusi, dkk (1991:19) profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut  keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, pekerjaan itu tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus
untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut
profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu
(pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani profesi  (in-service-
training).

Budiningsih mengemukakan (2005) suatu profesi bukanlah sekedar mata


pencaharian atau bidang pekerjaan, tetapi juga mengandung pengertian pengabdian
kepada sesuatu seperti keadilan, kebenaran, meringankan penderitaan sesama dan
sebagainya. Seseorang yang menyadari akan profesinya tahu betul pengabdian apa
yang akan diberikan kepada masyarakat melalui pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya.

Menurut Sanusi, et al (1991:20) dan Danim (2002: 22) professional menunjuk


pada dua hal, pertama orang yang menyandang suatu profesi. Orang yang profesional
biasanya melakukan pekerjaan secara otonom dan mengabdikan diri pada pengguna
jasa dengan disertai  rasa tanggung jawab atas  kemampuan profesionalnya itu.
Kedua, kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Pada tingkat tinggi, kinerja itu dimuati unsur-unsur kiat atau seni yang menjadi ciri
tampilan  profesional seorang penyandang profesi. Secara luas kata profesional
menunjukkan pada seseorang yang ahli atau terampil dalam seni dan atau aktivitas
tertentu. Seorang profesional melakukan suatu aktivitas untuk menerima bayaran atas
apa yang ia kerjakan yang biasanya menurut keahlian dan keahlian itu dianggap
penting secara sosial dan kebiasaannya. Melakukan sesuatu secara profesional berarti
menunjuk bahwa aktivitas seseorang itu mengikuti aturan-aturan khusus, tertulis
maupun tidak tertulis mengenai perilaku, pakaian, cara bicara dan lain-lain.
Educational Leadership dalam Supriadi (1998:98) menulis bahwa untuk menjadi
profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal:

1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti
bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada  kepentingan siswanya.
2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya
serta mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan.
3. Guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik
evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil
belajar.
4. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar
dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna
mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang  telah dilakukannya.
Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan salah,
serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.
5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.

Guru harus berkualitas menurut standar tertentu. Bukti kualitas menurut standar
tertentu yang menjamin seseorang dapat dikatakan sebagai guru profesional adalah
selembar sertifikat. Pemerolehan sertifikat sebagai guru profesional harus melalui dan
lulus uji kompetensi guru. Ada dua kriteria utama yang menjadi syarat untuk sampai
kepada maksud tersebut, yakni (PP RI No. 19 Tahun 2005, pasal 28, ayat 1 – 3): (1)
Memenuhi kualifikasi akademik pendidikan formal minimum diploma empat (D-IV)
atau sarjana (S1), dan (2) Memenuhi standar kompetensi sebagai agen pembelajaran.

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen


pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, (PP RI No. 19 Tahun 2005, pasal 28, ayat
1). Kualifikasi akademik, sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1) adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, (PP No. 19 Tahun 2005, pasal 28, ayat 2).

Pasal 6: Pendidik pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat memiliki: (a).
Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1);
(b) Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan; dan (c). Sertifikasi profesi guru untuk SMK/MAK.

Penjelasan konsep selanjutnya berkaitan dengan sertifikasi guru adalah


kompetensi pendidik atau guru atau dosen. Kompetensi menurut Basuki Wibawa
(2005), menggolongkan kompetensi menjadi tiga bagian, yakni : Kompetensi
Individu, Kompetensi Kelompok,dan Kompetensi Inti Organisasi. Kompetensi
individu adalah kombinasi pengetahuan, kemampuan/keterampilan dan sikap yang
dimiliki seseorang, termasuk guru SMK sehingga ia mampu melaksanakan pekerjaan
yang telah dirancang bagi dirinya (sebagai pendidik) baik untuk saat ini maupun di
masa mendatang. Sementara itu,kompetensi kelompok adalah perpaduan kompetensi
individu yang bersinergi untuk membentuk kompetensi inti organisasi. Kompetensi
inti organisasi adalah keunggulan sinergis yang dimiliki oleh suatu organisasi atau
lembaga pendidikan sehingga mampu mencapai tujuannya dan menjawab
permasalahan dan tantangan implementasi program kerja yang dihadapi. Kompetensi
organisasi biasanya dibangun melalui proses pertumbuhan pembelajaran yang
melibatkan berbagai elemen organisasi dan sering kali menyita waktu yang panjang
dan menyerap sumber daya yang besar.
PENUTUP

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah yang berisi mengenal pribadi
seorang pendidik adalah bahwasannya pendidik yang baik dan benar menurut kriteria
yang ada atau UU yang ada dan sudah berlaku ialah yang pertama minimal lulus S1
Sarjana Pendidikan,kedua Memenuhi standar kompetensi sebagai agen pembelajaran.
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan Nasional, (PP RI No. 19 Tahun 2005, pasal 28, ayat
1). Kualifikasi akademik, sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat (1) adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku, (PP No. 19 Tahun 2005, pasal 28, ayat 2). Pasal 6: Pendidik
pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat memiliki: (a). Kualifikasi akademik
pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1); (b) Latar belakang
pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan; dan (c). Sertifikasi profesi guru untuk SMK/MAK.

2. Saran
Dalam makalah yang berjudul mengenal kualitas pribadi dari seorang pendidik
sudah benar dalam pembahasan dan isinya,saran yang saya berikan sebagai penulis
makalah ini adalah bahwasannya seorang pendidik dalam mngajar atau membimbing
diutamakan dengan ikhlas dan dengan niat menyempurnakan ilmu Allah serta niat
mengajar mjrid membebaskan murid dari kebodohan. Dengan begitu mengajar dan
membimbing selain mendapatkan gaji juga mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Kemudian dalam mengulang atau mengajar murid dikelas di usahakan menyenangkan
murid supaya belajar menjadi sangat efesien dan senang tidak gapang jenuh dan juga
membuat pribadi anak menjadi semangat karena dalam pengajaran yang
menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dedy Irvan, S.Pd, M.Pd 2011. Kualitas-Guru. Jakarta


https://irvanhabibali.wordpress.com/2011/03/11/kualitas-guru/

Anwar, Moch. Idochi. 2004. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya


Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai