Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola
kehidupan insan tertentu dan suatu sistem yang dikelompokkan menjadi dua sistem
yakni sistem mekanik dan sistem organik. Sistem mekanik adalah melihat
pendidikan sebagai suatu proses yang melibatkan input-proses-output yang terdapat
kausal bersifat langsung dan linier. Pandangan ini menunjukkan bahwa intervensi
untuk mempengaruhi output yang dapat didesain dengan memanipulasi input.
Sebagai mana diketahui input dalam proses pendidikan mencakup siswa, guru,
kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran, ruang kelas dan pergedungan,
peralatan dan kondisi lingkungan. Artinya, upaya untuk meningkatkan mutu output
dilakukan dengan menambah atau meningkatkan kualitas input.
Berdasarkan kasus dunia pendidikan di Indonesia seringkali standar bagi
pemula atau guru baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif sebagai
guru, kemudian ada langkah-langkah yang dilakukan untuk memenuhi standar
tersebut. Misalnya, pada guru yang masih under-standard tadi berupaya sungguh-
sungguh untuk meningkatkan kualitas diri, baik dengan cara melanjutkan studi atau
kegiatan lain yang semisal. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru yang
baik, pemerintah Indonesia bersama berbagai lembaga terkait telah merumuskan
dan menyusun butir penting yang harus dipenuhi oleh para guru yang kemudian
disebut dengan standar profesionalitas guru.
Merujuk pada penjelasan singkat di atas, perlu kiranya mengetahui standar
profesionalitas guru baik hakikat standar profesionalitas maupun upaya
peningkatan profesionalitas. Oleh karena itu dalam makalah ini, penyusun akan
membahas mengenai “Guru; Pengertian dan Hakekat Profesi Guru”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka topik bahasan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan konsep profesi guru di Indonesia?
2. Bagaimana hak dan kewajiban guru?
3. Bagaimana hakikat profesi guru?
4. Bagaimana kinerja guru dan kesejahteraannya ?
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi rumusan makalah diatas, maka tujuan dari
pembahasan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penerapan konsep profesi guru di Indonesia
2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban guru
3. Untuk mengetahui Hakikat profesi guru
4. Untuk mengetahui kinerja guru dan kesejahteraannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru
Definisi guru berkembang secara luas, guru disebut pendidik professional
karena guru itu telah menerima dan memikul beban dari orangtua untuk ikut
mendidik anak. Guru juga dikatakan sebagai seseorang yang memperolah Surat
Keputusan (SK), baik dari pemerintah atau swasta untuk melaksanakan tugasnya
dan karena itu memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah.
Guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini
tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan
pekerjaan sebagai guru. Profesi guru memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi
sebagai guru yang professional, yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan
pembelajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. Profesi ini juga perlu pembinaan
dan pengembangan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.
Adapun di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru
diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar.
Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 Pasal 2 menyebutkan guru
dikatakan sebagai tenaga profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru
hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis
dan jenjang pendidikan tertentu.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
menengah. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar
siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai
tujuan akhir dari proses pendidikan.
Mengutip pendapat Laurence & Jonathan dalam bukunya This is Teaching
yaitu “teacher is professional person who conducts classes” (guru adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola sekolah).
Sementara menurut Jean & Morris dalam Foundation of Teaching an Introduction
to Modern Educational yaitu “teacher are those persons who consciously direct the
experiences and behavior of and indivual so that education takes places”, artinya
guru adalah mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku
dari seorang individu sehingga dapat terjadi pendidikan (Uno, 2007).
Menurut Djohar (2006), bila ingin mengangkat masalah profil guru pada
dasarnya kita ingin mengajukan potret guru. Potret guru ini tentunya tidak akan
tampak baik apabila kita gunakan objek guru masa kini dan masa lampau. Oleh
karena itu, untuk menyajikan profil guru sebenarnya diperlukan pengalaman dan
kreativitas untuk mewujudkan lukisan tersebut. Keutuhan lukisan tersebut dapat
dikonstruksi dari ciri dasarnya, yaitu a) Guru yang kompeten mengajar bidang studi
yang diajarkan; b) Guru yang professional dalam melaksanakan tugasnya; c) Guru
yang terampil dalam melaksanakan tugas kesehariannya.
Mengajar hanya dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh seseorang yang
telah melewati pendidikan tertentu yang memang dirancang untuk mempersiapkan
kompetensi guru. Dengan kata lain, mengajar merupakan suatu profesi. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat, muncul dua
kecenderungan: pertama, proses mengajar menjadi sesuatu kegiatan yang semakin
bervariasi, kompleks dan rumit. Kedua, ada kecenderungan pemegang otoritas
struktual, ingin memaksakan kepada guru untuk mempergunakan suatu cara
mengajar yang kompleks dan sulit. Sebagai akibat munculnya dua kecenderungan
di atas, agar dituntut untuk menguasai berbagai metode mengajar dan diharuskan
menggunakan metode tersebut.
B. Pengertian Profesional
Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 1 ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Professional berarti persyaratan yang memadai sebagai suatu profesi.
Pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya karena suatu profesi
memerlukan keahlian dan keterampilan khusus dalam melaksanakan profesinya.
Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan
pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh
pekerjaan lain (Sudjana, 1988).
Pengertian professional dikatakan sebagai sesuatu yang bersangkutan dengan
profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, dan mengharuskan
adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan amatir) (Tilaar, 1999).
Professional diartikan pula sebagai usaha untuk menjalankan salah satu profesi
berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki seseorang dan berdasarkan
profesi itulah seseorang mendapatkan suatu imbalan pembayaran berdasarkan
standar profesinya. Pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang
hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan
pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh
pekerjaan lain.
Professional berasal dari kata sifat yang berarti sangat mampu melakukan suatu
pekerjaan. Sebagai kata benda, professional kurang lebih berarti orang yang
melaksanakan sebuah profesi dengan menggunakan profesiensi seperti
pencaharian. Supriadi (1999), menyatakan bahwa professional menunjukkan
kepada dua hal. Pertama, penampilan seseorang yang sesuai dengan tuntutan
seharusnya. Kedua, kinerja yang dituntut sesuai standar yang telah ditetapkan
seperti guru, dokter, pengacara, dan lainnya. Oleh karena itu, professional adalah
orang yang melaksanakan tugas profesi keguruan dengan penuh tanggung jawab
dan dedikasi tinggi dengan sarana penunjang berupa bekal pengetahuan yang
dimilikinya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Adapun tujuh tahapan menuju status professional, antara lain :
1. Penentuan spesialisasi bidang pekerjaan;
2. Penentuan tenaga ahli yang memenuhi persyaratan;
3. Penentuan pedoman kerja sebagai landasan kerja;
4. Peningkatan kreativitas kerja sebagai usaha untuk menciptakan sesuatu yang
lebih baik;
5. Penentuan tanggung jawab kerja;
6. Pembentukan organisasi kerja untuk mengatur tenaga kerja;
7. Memberikan pelayanan yang ketat dan penilaian dari masyarakat pengguna
jasa profesi.
C. Status, Peran, Dan Tugas Guru
Adapun status guru dalam pelaksanakan tugas adalah sebagai berikut:
1. Guru sebagai PNS atau pegawai swasta yang memiliki surat keputusan
mengajar;
2. Guru sebagai profesi (ibu profesi) karena melahirkan banyak profesi;
3. Guru sebagai social leadership, guru dianggap serbatahu, teladan, dan sumber
pengetahuan.
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas
yaitu dalam bentuk pengabdian. Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan
yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun
kenyataannya masih dilakukan orang di luar pendidikan.
Menurut Pidarta (1997), peranan guru/pendidik, antara lain adalah sebagai
berikut: (1) sebagai manajer pendidikan atau pengorganisasian kurikulum; (2)
sebagai fasilitator pendidikan; (3) pelaksana pendidikan; (4) pembimbing dan
supervisor; (5) penegak disiplin; (6) menjadi modal perilaku yang akan ditiru siswa;
(7) sebagai konselor; (8) menjadi penilai; (9) petugas tata usaha tentang adminitrasi
kelas yang wajar; (10) menjadi komunikator dengan orangtua siswa dwngan
masyarakat; (11) sebagai pengajar untuk meningkatkan profesi secara berkelajutan;
(12) menjadi anggota organisasi profesi pendidikan.
Adapun menurut Tampubolon (2001) bahwa peran guru bersifat
multidimensional, yang mana guru menduduki peran sebagai, (1) orangtua; (2)
pendidik atau pengajar; (3) pemimpin atau manajer; (4) produsen atau pelayanan;
(5) pembimbing atau fasilitator; (6) motivator dan stimulator; dan (7) peneliti atau
narasumber. Peran tersebut dapat bergaradasi menurun, naik, atau tetap sesuai
dengan jenjang tuntutannya.
Efektivitas dan efesiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada
peran guru. Syamsuddin (2003) mengemukakan bahwa dalam pengertian
pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogianya dapat berperan sebagai
berikut:
1. Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma
kedewasaan;
2. Innovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan;
3. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada siswa;
4. Transformator (penerjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan
dalam pribadinya dan perilakunya,dalam proses interaksi dengan sasaran didik;
5. Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat
dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan
yang menciptakakannya).
Pada sisi lain, Surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru di sekolah,
keluarga, dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan sebagai perencana
pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran siswa. Dalam
keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family
educator). Sementara di masyarakat, guru berperan sebagai Pembina masyarakat
(social developer), penemu masyarakat (social innovator), dan agen masyarakat
(social agent).
Dalam hubungannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi
pendidikan, guru berperan sebagai berikut:
1. Pengambilan insiatif, pengarah, dan penilai pendidikan;
2. Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara
dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan;
3. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bahan yang harus
diajarkannya;
4. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para siswa melaksanakan
disiplin;
5. Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggung jawab agar
pendidikan dapat berlangsung dengan baik;
6. Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan
perkembangan siswa sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa
depan;
7. Penerjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan
berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat.
Guru adalah profesi yang strategis dan mulia. Inti tugas guru adalah
menyelamatkan masyarakat dari kebodohan, sifat, serta perilaku buruk yang
menghancurkan masa depan mereka. Seorang guru perlu mengetahui dan dapat
menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, antara lain:
1. Membangkitkan perhatian siswa pada materi yang di berikan serta dapat
menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi;
2. Membangkitkan minat siswa untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan;
3. Membuat urutan (sequence) dalam pemberian, pembelajaran dan penyesuaian
dengan usia dan tahapan tugas perkembangan siswa;
4. Menghubungkan pelajaran yang di berikan dengan pengetahuan yang di miliki
siswa (kegiatan apersepsi), agar siswa menjadi mudah dalam memahami
pelajaran yang di terimanya;
5. Dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang sehingga tanggapan
siswa menjadi jelas;
6. Memerhatikan dan memikirkan hubungan antara mata pelajaran dan/atau
praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari
7. Menjaga konsentrasi belajar sisiwa dengan cara memberi kesempatan berupa
pengalaman secara langsung, mengamati/ meneliti dan menyimpulkan
pengetahuan yang di peroleh;
8. Mengembangkan sikap siswa dalam membina hubungan sosial, baik dalam
kelas maupun di luar kelas;
9. Menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
Peranan dan tugas yang di emban guru sangat berat. Tugas guru tidak hanya
mengajar, tetapi juga harus dapat mendidik, membimbing, membina dan memimpin
kelas. Sementara peranan guru juga sangat banyak, di antaranya (1) guru sebagai
perancang pembelajaran; (2) guru sebagai pengelola pembelajaran; (3) guru sebagai
pembelajaran; (4) guru sebagai evaluator; (5) guru sebagai konselor; (6) guru
sebagai pelaksana kurikulum.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Dengan kata lain, seorang guru di tuntut mampu menyelaraskan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan amanat dalam UU RI No.14/2005 tentang guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidik anak, usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pada era
globalisasi saat ini ketika kemajuan IPTEK semakin pesat, hal ini juga berimbas
pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan mereka
sehingga terwujud profesionalan yang mantap. Seorang guru, dituntut untuk
mampu menampilkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menarik siswa untuk
beraktivitas secara aktif.
Selain harus melaksanakan beban kinerja utama seperti yang tercantum dalam
Pasal 35 ayat 1 UU RI No. 14/2005, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan
menilai pembelajaran, membimbing dan melatih siswa, serta melaksanakan tugas
tambahan, saat ini guru juga dituntut untuk kreatif dalam menciptakan suasana
balajar yang inovatif. Hal ini karena guru di harapkan mampu meningkatkan mutu
pendidikan melalui sistem persekolahan sehingga menghasilkan individu warga
masyarakat masa depan Indonesia yang memiliki dasar-dasar karakter yang kuat,
kecakapan hidup, dan dasar-dasar penguasaan IPTEK.
D. Kewajiban dan Hak Guru
Kewajiban merupakan segala sesuatu yang harus dilaksanakan, sedangkan hak
merupakan dampak dari sesuatu yang telah dilaksanakan. Berikut akan diuraikan
kewajiban dan hak guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
1. Kewajiban Guru
Kewajiban guru adalah melayani pendidikan khususnya di sekolah, melalui
kegiatan mengajar, mendidik, dan melatih, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
menyiapkan generasi bangsa kita agar mampu hidup di dunia yang sedang
menunggui mereka.
Menurut UUGD No.14.Tahun 2005, kewajiban guru sebagai berikut:
a. Memiliki kualifikasi akademik yang berlaku.
b. Memiliki kompetensi pedagogik, yang meliputi:
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
2) Pemahaman terhadap siswa;
3) Pengembangan kurikulum atau silabus;
4) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidikdan dialogis;
5) Perencanaan pembelajaran;
6) Evalusi hasil belajar;
7) Pengembangan siswa untuk berbagi potensi yang dimilikinya.
c. Memiliki kompetensi kepribadian, yang meliputi:
1) Beriman dan bertakwa;
2) Berakhlak mulia;
3) Arif dan bijaksana;
4) Demokratis, mantap, stabil, dewasa, jujur, dan sportif;
5) Menjadi teladan bagi masyarakat dan siswa;
6) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan;
7) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri.
d. Memiliki kompetensi sosial, yang meliputi:
1) Berkomunikasi lisan, tulis, atau isyarat santun;
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
3) Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
pimpinan satuan pendidikan, wali siswa;
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengidahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku;
5) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
e. Memiliki kompetensi profesional, yang meliputi:
1) Mampu menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam sesuai
dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan
kelompok mata pelajaran yang akan diampu;
2) Mampu menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi,atau
seni yang relevan yang secara konseptual menaungi program satuan
pendidikan.
f. Memiliki sertifikat pendidik.
g. Sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
h. Melaporkan pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan yang dilakukan
oleh siswa kepada pemimpin satuan pendidikan.
i. Menaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, pemerintah daerah,
dan pemerintah.
j. Melaksanakan pembelajaran yang mencangkup kegiatan pokok:
1) Merencanakan pembelajaraan;
2) Melaksanakn pembelajaran;
3) Menilai hasil pembelajaran;
4) Membimbing dan melatih siswa;
5) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam
bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orangtua
kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.
Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya
dalam belajar.
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkunganya karena dari seorang guru, di depan memberikan suri teladan, di
tengah-tengah membangun, dan di belakang memberikan dorongan dan motivasi,
ini sesuai dengan ungkapan Ing ngarso sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut
wuri handayani. Artinya guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju
pembentukan manusia Indonesia seutuhya yang berdasarkan pancasila (Usman,
1995).
2. Hak Guru
Hak Guru adalah hak untuk memproleh gaji, hak untuk pengembangan karir,
hak untuk memproleh kesejahteraan, dan hak untuk memproleh perlindungan
hukum, baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam memproleh perlindungan
hukum, baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam memproleh hak-hak
mereka. Berikut ini adalah hak-hak guru menurut UUGD No.14 Tahun 2005 yaitu:
a. Mengikuti uji kompetensi untuk memproleh sertifikat pendidik bagi guru yang
telah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV;
b. Memproleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
c. Mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan susbsidi tunjangan
fungsional bagi guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor
registrasi guru oleh Departemen;
2) Memenuhi beban kerja sebagai guru;
3) Mengajar sebagai guru mata pelajaran atau guru kelas pada satuan
pendidikan yang sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidik yang
dimilikinya;
4) Terdaftar pada Departemen sebagai guru tetap;
5) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
6) Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain satuan pendidikan
tempat bertugas;
7) Mendapatkan maslahat tambahan dalam bentuk:
a) Tunjangan pendidikan , asuransi pendidik, besiswa, atau penghargaan
bagi guru;
b) Kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru,
pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain;
c) Mendapat penghargaan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan jabatan,
uang atau barang, piagam, dan atau bentuk penghargaan lain.
8) Mendapat tambahan angka kredit setara untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi 1 (satu) kali bagi guru yang bertugas di daerah khusus;
9) Mendapatkan penghargaan bagi guru yang gugur dalam melaksanakan tugas
pendidikan;
10) Mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja dalam bentuk
kenaikan pangkat/ kenaikan jenjang jabatan fungsional;
11) Memberikan penilaian hasil belajar dan menentukan kelulusan kepada
siswa;
12) Memberikan penghargaan kepada siswa yang terkait dengan prestasi
akademik/prestasi non-akademik;
13) Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar aturan;
14) Mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman
dan jaminan keselamatan;
15) Mendapatkan perlindungan hukum bagi tindak kekerasan, ancaman,
perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil;
16) Mendapakan perlindungan profesi terhadap:
a) Pemutusan hubungan jkerja yang tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b) Pemberian imbalan yang tidak wajar;
c) Pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap
profesi;
d) Pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam
melaksanakan tugas;
e) Mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari
satuan pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan terhadap:
risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada
waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja dan risiko
lainnya.
17) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan hak atas kekayaan intelektual
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
18) Memperolaeh akses memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran;
19) Berserikat dalam organisasi profesi guru;
20) Kesempatan untuk perperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;
21) Kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akaemik
dan kompetensinya, serta untuk memperoleh pelatihan dan pengembangan
profesi dalam bidangnya;
22) Berhak memperoleh cuti studi.
Adapun dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal
40, kewajiban dan hak guru sebagai berikut:
1. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan logis;
b) Memiliki komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan;
c) Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai kepercayaan yang diberikan kepadanya.
2. Pendidik adalah tenaga kependidikan brhak memperoleh:
a) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
b) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;
d) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan ha katas hasil
kekayaan intelektual;
e) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Pada pasal 43 UU Sisdiknas juga disebutkan hak lain yang akan diproleh guru
adalah promosi dan sertifikat, yaitu:
1. Promosi dan penghargaan bagi pendidik den tenaga kependidikan dilakukan
berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi
kerja dalam bidang pendidikan;
2. Sertifikasi pendidikan diselenggarakan oleh perguruaan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditas;
3. Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidk sebagai
mana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
E. Guru, Kinerja, dan kesejahteraan
Kinerja guru merupakan faktor yang paling menentukan kualitas pembelajaran.
Dengan demikian, peningkatan mutu pendidiakan kualitas kinerja guru perlu
mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan. Kualitas kinerja dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang amat kompleks dan menunjukkan apakah pembinaan dan
pengembangan profesional dalam satu pekerjaan berhasil atau gagal. Menurut
Coulquitt (Pusat Penelitian kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Balitbang,
kemdiknas, 2010) ada tiga komponen yang dapat menjadi indikator kinerja, yaitu :
1. Kinerja dalam tugas, baik rutin maupun nonrutin yang disebut tugas adaptif;
2. Kinerja yang disebut dengan perilaku kewarganegaraan (citizenship behavior),
yaitu perilaku sukarela yang dikerjakan seseorang yang tidak termasuk
tugasnya, tetapi mempunyai sumbangan terhadap pencapaian organisasi,
dengan menunjukkan kerja yang melampui tugas normal tanpa mengharapkan
imbalan karena kecintaannya terhadap organisasinya;
3. Perilaku negatif yang mengganggu ketercapaian tujuan organisasi, seperti
sabotase, korupsi, menghamburkan sumber daya, gosip, pelecehan, dan
penyalahgunaan wewenang.
Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru
yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji
sertifkasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai
bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan
tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun
bagi guru yang berstatus non-Pegawai Negeri Sipil (non-PNS/Swasta). Dengan
peningkatan mutu dan kesejahteraan guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.
Kesejahteraan guru dalam Undang-Undang Guru pasal 14 ayat 1, bahwa guru
dalam menjalankan keprofesionalan, guru berhak;
1. Memperoleh keberhasilan;
2. Mendapat promosi;
3. Memperoleh perlidungan;
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan diri;
5. Berhak untuk mendapatkan serana dan praserana pembelajaran;
6. Memiliki kebebasan penilaan, menentukan kelulusan, penghargaan, dan sanksi
kepada siswa;
7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam menjalankan tugas;
8. Memiliki kebebasan untuk berserikan dalam organisasi profesi;
9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentukan kebijakan pendidikan;
10. Kualitas akademik dan kompetensi;
11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya
(Depdiknas, 2005).
Dari kesebelas kesejahteraan guru di atas, ada kesejahteraan lain yang diterima
oleh guru, yaitu:
1. Tunjangan profesi, seperti yang disebutkan pada pasal 16 ayat 1;
2. Tunjangan fungsional; seperti yang disebutkan pada pasal 17 ayat 1;
3. Tunjangan khusus,untuk guru yang bekerja di daerah khusus, seperti yang
disebutkan pada pasal 18 ayat 1;
4. Juga diberikan tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, dan
penghargaan;
5. Kepada guru juga dijanjikan untuk mendapatkan kesejahteraan berupa
kemudahan bagi putra dan putrinya untuk memperoleh pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan lain-lain.
Setiap orang yang bekerja menjadikan kesejahteraan sebagai salah satu tolok
ukur keberhasilan. Faktor kesejahteraan diangggap akan memengaruhi kinerja
seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, termasuk guru. Program sertifikasi
yang dicanangkan pemerintah termasuk salah satu usaha pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan guru.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Profesional diartikan pula sebagai usaha untuk menjalankan salah satu profesi
berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki seseorang dan berdasarkan
profesi itulah seseorang mendapatkan suatu imbalan pembayaran berdasarkan
standar profesinya.
2. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi siswa pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
menengah.
3. Status guru terbagi menjadi 3 yaitu, guru sebagai PNS atau pegawai swasta yang
memiliki Surat Keputusan mengajar, guru sebagai profesi, guru sebagai social
leadership. Sedangkan peran guru bersifat multidimensional dan inti dari tugas guru
adalah menyelamatkan masyarakat dari kebodohan, sifat, serta perilaku buruk yang
menghancurkan masa depan mereka.
4. Kewajiban guru adalah melayani pendidikan khususnya di sekolah, melalui
kegiatan mengajar, mendidik, dan melatih untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
menyiapkan generasi bangsa kita agar mampu hidup di dunia yang sedang
menunggui mereka. Sedangkan hak guru adalah hak untuk memperoleh gaji, hak
untuk pengembangan karier, hak untuk memperoleh kesejahteraan, dan hak untuk
memperoleh perlindungan hokum, baik dalam melaksanakan tugas maupun dalam
memperoleh hak-hak mereka.
5. Kinerja guru merupakan faktor yang paling menentukan kualitas pembelajaran.
Faktor kesejahteraan dianggap akan memengaruhi kinerja seseorang dalam
menjalankan pekerjaannya, termasuk guru.
DAFTAR PUSTAKA

Djaman Satori dkk, 2003. Profesi Keguruan 1, Universitas Terbuka.

Hamza. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT.BumiAksara.


Mulyasa. E. 2013. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT. Remaja Rosdakarya :
Bandung

Maman Achdiat, 1981. Pembentukan Profesional Keguruan. Penlok P3G.

Sutan Zanti Arbi, Syahmiar Syahrun, 1991/1992. Dasar-Dasar Kependidikan,


Dirjen Dikti Depdikbud.

Suprihati ningrum, jamil.2012. Guru Profesional. Yogyakarta: Aruzz Media

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan


Dosen

Anda mungkin juga menyukai