Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA IDE PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Cara Guru dalam Menyikapi Perbedaan Individu dalam Kelas

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

Anggi Emalia Putri 7212141002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Rekayasa Ide untuk mata kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN.
Terwujudnya Rekayasa Ide ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta arahan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dengan kesempatan ini,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku
dosen mata kuliah psikologi pendidikan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
Rekayasa Ide ini.
Penulisan Rekayasa Ide ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami materi
yang telah penulis sajikan. Penulis sadar bahwa dalam penulisan Rekayasa Ide ini banyak
sekali kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
agar penulisan Rekayasa Ide ini dapat lebih baik lagi.
Akhirnya penulis mengucapkan semoga Rekayasa Ide ini bermanfaat bagi para
pembaca dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah penulis sajikan.

Medan, April 2020

Anggi Emalia Putri


NIM: 7212141002

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1

C. TUJUAN...................................................................................................................................1

D. MANFAAT...............................................................................................................................1

BAB II...................................................................................................................................................2

HASIL WAWANCARA.......................................................................................................................2

BAB III..................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN...................................................................................................................................4

A. PERBEDAAN INDIVIDU........................................................................................................4

B. MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDU.......................................................................4

C. UPAYA MENYIKAPI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PROSES PEMBELAJARAN....7

BAB IV.................................................................................................................................................8

PENUTUP.............................................................................................................................................8

A. KESIMPULAN........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di dalam sebuah lingkungan belajar seperti ruang kelas terdapat berbagai macam
karakteristik peserta didik. Sebagian besar orang menganggap di dalam proses pembelajaran
tidak ada perbedaan antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Semua siswa dianggap
sama rata. Siswa diberi materi yang sama, menggunakan bahan ajar yang sama, cara belajar
yang sama, mendapat perlakuan yang sama dari pengajar dan diharapkan mendapat hasil
belajar yang semuanya baik.
Padalah seperti yang diketahui, setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-
beda. Begitu pula dengan siswa, sebagai individu, siswa yang satu dengan yang lainnya
memiliki perbedaan. Perbedaan antar inidividu tersebut nantinya dapat berpengaruh
bagaimana proses belajar akan berlangsung. Guru sebagai seorang pengajar tidak bisa begitu
saja menyamaratakan semua anak didiknya. Untuk mencapai proses pembelajaran yang
optimal, seorang guru harus mengetahui apa saja yang dibutuhkan siswanya dan berusaha
membantu memenuhi kebutuhannya dalam belajar.
Seorang guru sebagai salah satu fasilitator dalam pembelajaran matematika
sebaiknya dapat memastikan setiap anak didiknya mendapatkan apa yang ia butuhkan. Oleh
karena itu, seorang guru dituntut untuk dapat memahami perbedaan-perbedaan individu tiap
anak didiknya. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan guru dapat menyediakan upaya-
upaya agar setiap siswa dapat mengikuti proses pembelajaran seefektif mungkin.

B. RUMUSAN MASALAH  

1. Apa yang dimaksud perbedaan individu?


2. Macam-macam perbedaan individu dalam proses pembelajaran matematika?
3. Bagaimana cara menyikapi perbedaan individu tersebut?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian perbedaan individu.


2. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu dalam proses pembelajaran matematika.

1
3. Mengetahui cara menyikapi perbedaan individu dalam proses belajar.

D. MANFAAT
Dengan tercapainya tujuan di atas, diharapkan makalah ini dapat memberi manfaat
bagi mahasiswa khususnya jurusan pendidikan matematika sebagai calon guru, untuk dapat
memahami perbedaan individual dimiliki peseta didik sehingga dapat membantu keberhasilan
dalam proses belajar siswa. Serta dapat memberikan manfaat pada pembaca pada umumnya
untuk mengetahui pengertian dan macam-macam perbedaan individual.

BAB II

HASIL WAWANCARA
Nama Guru : Legina Alma Rija Sidabutar S.Pd

Pertanyaan dalam Wawancara;


1. Apa yang dilakukan guru/pendidik dalam menghadapi siswa yang memiliki
kemampuan yang berbeda-beda?
2. Masalah apa sajakah yang sering terjadi akibat siswa yang berbeda-beda
kemampuannya?
3. Tindakan apa yang dilakukan guru dalam menghadapi permasalahan yang terjadi
akibat perbedaan kemampuan siswa tersebut?

Jawaban dari pertanyaan yang dilakukan kelompok IV dengan cara wawancara kepada salah
satu guru SMA yang mengajar di Carnegie School.

1. Menurut Legina Alma Rija Sidabutar S.Pd dalam menghadapi siswa yang berbeda
kemampuannya, dalam suatu kelas kemampuan siswa pasti berbeda, ada yang pintar (cepat
menangkap) pelajaran dan ada juga yang tidak cepat (lambat) dalam memahami pelajaran
yang diberikan.
Menurut yang dilakukan oleh guru adalah dengan melakukan pendekatan terlebih
dahulu kepada setiap siswa khususnya yang lambat memahami pelajaran tersebut, dengan
berbicara empat mata, dan mengajarinya dengan tenaga yang ekstra.

2
Pendekatan yang dilakukan guru, tidak hanya pada saat di dalam ruangan kelas dan
dalam situasi belajar saja, tetapi juga sebagai seorang guru, guru memiliki peran sebagai
orang tua di sekolah, karena gurulah yang bertanggung jawab terhadap siswa pada saat siswa
berada dilingkungan sekolah. Sehingga pendekatan yang dilakukan guru sama seperti orang
tua lahiriah, seperti pengenalan karakter siswa tersebut, minat dan bakat siswa, cara belajar
siswa tersebut. Pendekatan yang dilakukan guru harus sampai sedetail mungkin, agar
perbedaan kemampuan siswa tidak menjadi faktor yang berpengaruh buruk dalam
pembelajaran. Selain itu tindakan yang dilakukan guru dalam mengatasi perbedaan tersebut
adalah guru tidak boleh mendeskriminan siswanya, misalnya guru lebih berpihak kepada
siswa yang pintar saja, guru harus bisa mensamaratakan siswanya meskipun dengan
kemampuan berbeda.

2. Menurut Legina Alma Rija Sidabutar S.Pd masalah yang sering terjadi karena adanya
perbedaan kemampuan siswa tersebut terbagi dari dua sisi yang berbeda, kalau dari sisi guru
yang menjadi masalah adalah dalam pemanfaatan waktu, karena jika mengajar siswa yang
kemampuannya lambat (kurang cepat) dalam memahami pelajaran akan membutuhkan waktu
yang cukup lama, sehingga akibatnya kadang target pembelajaran yang sudah ditetapkan jadi
tidak terlaksana dengan baik.
Kalau dari sisi siswa, perbedaan kemampuan akan menimbulkan adanya
pengelompokan dalam pertemanan, misalnya yang pintar dengan yang pintar. Kemungkinan
karena antar siswa yang pintar lebih konek satu sama lain.

3. Menurut Legina Alma Rija Sidabutar S.Pd sebagai seorang guru tindakan yang
dilakukan dalam menghadapi masalah yang terjadi akibat perbedaan kemampuan tersebut
adalah How To Manage Our Class (memanajemen kelas), guru harus mampu menguasai
kondisi kelas, mampu membuat siswa yang berbeda kemampuan tersebut bisa mengerti
pelajaran yang diberikan. Guru harus mampu menggenggam semua siswanya, artinya guru
harus menggunakan tenaga ekstranya dalam meyakinkan siswanya.
Dari segi bidang study, misalnya mata pelajaran trigonometri dengan mata pelajaran
kubus dan balok adalah dua pelajaran yang berbeda, sebagai seorang guru, guru harus mampu
menyampaikan materi dengan cara yang mudah dipahami siswanya misalnya dengan
mengganti model pembelajaran.
Kalau dari sisi permasalahan pengelompokan pertemanan siswa, menurut saya guru,
mulai merombak kreasi belajar siswa didalam ruangan kelas maupun diluar ruangan kelas,

3
misalnya guru membuat kelompok belajar dengan kombinasi antara yang mudah mengerti
dengan yang kurang mudah mengerti, dengan tujuan agar yang pintar dapat
membantu/mengajari yang lambat mengerti pelajaran tersebut.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN INDIVIDU
Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren (1980)
menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Perbedaan
individual berkaitan dengan “psikologi pribadi”, yang menjelaskan perbedaan psikologis
antara orang-orang serta berbagai persamaannya. Psikologi perbedaan individual menguji dan
menjelaskan bagaimana orang-orang berbeda dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak.
Perbedaan individual terbentuk karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi.
Faktor yang berperan paling pertama yaitu faktor bawaan. Setiap individu terlahir dari dua
individu yang juga berbeda antara satu dan lainnya sehingga menghasilkan variasi yang
berbeda pula. Kemudian faktor lingkungan dimana individu tersebut berkembang menjadi
faktor penentu berikutnya. Faktor lingkungan seperti keadaan sosial dan ekonomi setiap
individu berbeda satu sama lain, mengakibatkan karakteristik individu berbeda pula.

B. MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDU


Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, setiap manusia merupakan individu yang
unik dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula di dalam sebuah proses
pembelajaran. Peserta didik selaku individu memiliki karakteristik tersendiri yang
membedakan antara satu dengan yang lainnya. Khususnya dalam proses pembelajaran
matematika. Sebagai seorang pengajar dan pendidik guru tidak bisa meremehkan perbedaan-
perbedaan yang ada. Berikut akan dijabarkan macam-macam perbedaan individual dalam
proses pembelajaran matematika.

1. Perbedaan gender dan jenis kelamin.

Dalam proses pembelajaran sebenarnya perbedaan jenis kelamin dan gender itu
sendiri tidak bisa dikatakan penentu keberhasilan belajar para siswa. Namun faktor sosial dan
kultural dapat menyebabkan adanya perbedaan gender dalam prestasi akademik. Faktor
tersebut meliputi familiaritas siswa dengan mata pelajaran, perubahan aspirasi pekerjaan,
persepsi terhadap mata pelajaran khusus yang dianggap tipikal gender tertentu, dan harapan
guru terhadap siswa.

5
Perbedaan gender terkait dengan kemampuan akademik siswa terlihat pada perbedaan
kemampuan verbal, kemampuan spasial, kemampuan matematika dan sains. Pada umumnya
dalam mata pelajaran matematika dan sains, perempuan cenderung menunjukkan prestasi
yang lebih baik dari laki-laki. Namun pada tahun-tahun berikutnya di sekolah menengah,
prestasi perempuan cenderung menurun dan laki-laki menunjukkan prestasi yang meningkat.

2. Perbedaan kemampuan

Pada umumnya, kemampuan sering disamaratakan dengan kecerdasan. Dalam konteks


perbedaan individual, kecerdasan merujuk pada kemampuan belajar siswa. Sejak lahir
manusia diberi kecerdasan yang berbeda-beda. Perbedaan kecerdasan tersebut dapat dilihat
dari perbedaan skor IQ yang didapat dari hasil test kecerdasan. Angka yang didapatkan dari
skor menunjukkan tingkatan kemampuan intelejen siswa. Dari penggolongan skor IQ
tersebut, terdapat dua jenis golongan yang perlu mendapat perhatian yaitu gifted dan
retarded.

a. Gifted

Siswa yang memiliki skor IQ di atas 130 disebut gifted. Dalam proses pembelajaran
khususnya matematika, siswa yang tergolong gifted ditunjukkan dengan prestasi belajar yang
tinggi. Siswa gifted akan mudah memahami pelajaran yang diberikan bahkan lebih dahulu
mempelajari materi yang belum diajarkan.Karakteristik siswa gifted yang terlihat dalam
proses pembelajaran antara lain prestasinya yang di atas rata-rata, cara berfikir yang kreatif
dan komitmen terhadap tugas yang tinggi.
b. Retarded
Siswa yang tergolong retarded yaitu yang memiliki IQ dibawah 70. Pada umumnya
siswa retarded mendapat perhatian yang lebih khusus dan terpisah dengan siswa pada
umumnya. Oleh Panel Mental Retardasi, anak retarded terbagi menjadi beberapa klasifikasi
yaitu mild (IQ 50-70), moderate (IQ 36-50), severe (IQ 20-36), dan profound (IQ dibawah
20). Siswa retarded membutuhkan bimbingan yang lebih khusus untuk belajar. Pengajaran

6
kepada siswa retarded lebih diutamakan untuk bersosialisasi dan keterampilan yang sesuai
dengan bakatnya.

3. Perbedaan Kepribadian

Definisi kepribadian menurut Atkinson dkk adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas,
yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Seseorang mempunyai
kepribadian yang berbeda satu dan lainya. Perbedaan kepribadian menyebabkan adanya
perbedaan perilaku dalam proses kegiatan belajar pula. Terdapat berbagai model untuk
menunjukkan perbedaan kepribadian, salah satunya yaitu model big five. Dalam model big
five kepribadian dikelompokkan menjadi lima dimensi.
a. Extroversion. Siswa dengan kepribadian ini menyukai belajar dengan berkelompok.
Mereka sangat antusias dalam diskusi kelompok. Sedangkan siswa introvert
cenderung menyukai belajar seorang diri. Bukan karena menarik diri dari pergaulan,
namun siswa tipe ini membutuhkan keadaan yang tenang untuk menyerap materi
pelajaran.
b. Agreeableness. Siswa jenis ini senang bergaul dengan orang lain dan terbuka dengan
pendapat orang lain. Sedangkan disagreeable akan mempertahankan pendapatnya
sendiri. Dalam proses belajar matematika siswa disagreeable dapat menunjukkan
sikap kritisnya.
c. Concientiousness. Berkaitan dengan cara seseorang mengontrol, mengatur dan
memerintah inpuls. Anak yang conscientious akan menghindari kesalahan,
mempunyai tujuan yang jelas dan gigih demi mencapai tujuan yang diinginkannya.
Sedangkan unconcientious kurang berambisi, tidak terikat dengan tujuan yang harus
dicapai. Siswa conscientious cenderung serius dan bersungguh-sungguh dalam belajar
demi mencapai target prestasi yang terbaik.
d. Stabilitas emosional. Neoriticism merujuk pada kecenderungan untuk mengalami
emosi negatif. Siswa yang mempunyai neoriticism yang tinggi akan mudah terpancing
oleh hal-hal yang kecil. Mereka mudah terganggu pada saat belajar sehingga
menyebabkan bad mood dan akhirnya mengganggu proses belajar. Siswa yang tingkat
neoriticism nya rendah dapat mengontrol emosi dengan baik sehingga tidak mudah
terganggu oleh hal-hal kecil.
e. Openness to experience. Kepribadian siswa yang terbuka dengan hal-hal yang baru
dan mau mencoba. Berani mengambil resiko demi menjawab keingintahuan mereka.

7
Dalam pembelajaran, siswa dengan tipe ini tidak cepat puas dengan apa yang mereka
dapatkan di pelajaran. Siswa akan mencoba soal-soal yang baru, mencari rumus-
rumus baru yang berkaitan dengan topic yang sedang mereka pelajari. Sedangkan
siswa pada umumnya mugnkin hanya menerima apa yang mereka dapat saja.

4. Perbedaan Gaya Belajar

Setiap inidividu mempunyai cara tersendiri dalam memahami sesuatu. Begitu pula
cara siswa dalam menyerap materi pelajaran yang didapatkan dari guru berbeda-beda. Gaya
belajar siswa berkaitan dengan cara belajar yang mereka sukai, atau yang mereka anggap
paling efektif. Gaya belajar siswa juga dapat dipengaruhi bentuk kepribadiannya. Seperti
siswa dengan kepribadian extrovert akan senang dengan pembelajaran yang melibatkan
kelompok. Siswa yang introvert lebih menyukai belajar di tempat yang tenang.
Namun gaya belajar tidak bersifat statis, artinya dapat berubah-ubah sesuai dengan
situasi. Misalnya dalam pembelajaran matematika yang membutuhkan visualisasi dan praktek
dalam kehiuspan sehari-hari. Siswa yang terbiasa belajar sendiri mungkin akan merasa
kesulitan dalam visualisasi dan membutuhkan bantuan orang lain. Siswa tersebut mau tidak
mau harus bertanya pada siswa lain, dengan begitu akan terciptalah kelompok diskusi.

C. UPAYA MENYIKAPI PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PROSES


PEMBELAJARAN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di dalam sebuah proses pembelajaran
terdapat siswa dengan berbagai perbedaan individual. Perbedaan itu sangatlah lumrah dan
tidak dapat dihindari. Sebagai seorang pengajar yang baik, guru tidak dapat meniadakan
perbedaan-perbedaan tersebut dengan menganggap semua siswa sama. Oleh karena itu

8
dibutuhkan upaya dalam menyikapi perbedaan-perbedaan setiap siswa. Upaya tersebut dapat
berupa cara mengajar yang bervariatif.
Untuk menyikapi perbedaan gender antara siswa laki-laki dan perempuan di kelas,
hendaknya guru memberikan kesempatan pada semua siswa untuk dapat lebih aktif dalam
pembelajaran. Selain itu membantu siswa yang kurang memahami pelajaran baik itu siswa
laki-laki maupun siswa perempuan.
Menyikapi perbedaan kemampuan siswa di dalam kelas dapat dengan cara variasi
dalam penyampaian materi. Siswa dengan kecerdasan tinggi dapat menerima materi yang
diajarkan dengan cepat. Namun siswa yang mempunyai kecerdasan rata-rata kebawah
mungkin akan membutuhkan sekali dua kali pengulangan lagi. Siswa gifted membutuhkan
perhatian khusus agar tidak terjadi ketimpangan dengan siswa lainnya. Guru menjelaskan
materi secara umum untuk seluruh siswa. Kemudian guru memberikan soal-soal latihan bagi
siswa-siswa yang dirasa telah jelas dengan materi yang disampaikan. Setelah itu guru
menanyakan lagi kepada siswa lainnya jika ada materi yang perlu dijelaskan kembali.
Perbedaan kepribadian dan gaya belajar siswa dapat disikapi dengan variasi metode
pengajaran oleh guru. Pada pertemuan pertama biasanya digunakan guru untuk
mengobservasi macam-macam perilaku siswa ketika di kelas, sehingga guru mempunyai
referensi untuk menentukan metode mengajar yang akan digunakan. Misalnya untuk
menyikapi anak extroversion, guru sesekali mengadakan diskusi kelompok untuk
memudahkan belajar siswa extrovert. Pemberian tugas mandiri atau tugas rumah akan
memberi kesempatan siswa introvert untu lebih memahami materi sendiri.

Menyikapi siswa yang kritis diperlukan metode pembelajarn yang terbuka. Memberi
kesempatan siswa untuk mencoba dan membuktikan jawaban yang benar atau salah. Guru
juga harus memberi jalan untuk siswa yang mengeksplorasi materi yang diajarkan. Tetapi
perlu diperhatikan agar tidak memaksakan kehendak kepada siswa-siswa karena akan
menjadi beban mereka. Selain itu guru diharapkan dapat memberi motivasi secara terus
menerus kepada siswa untuk dapat berprestasi.

9
BAB IV

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dalam proses pembelajaran sudah sewajarnya terdapat perbedaan antara siswa satu
dengan yang lain. Tugas seorang guru adalah memenuhi kebutuhan setiap siswanya. Dengan
memahami perbedaan individu yang ada pada siswa-siswanya, guru dapat mengantisipasi
dengan memberikan metode pembelajaran yang bervariatif sehingga semua siswanya dapat
mengikuti pembelajaran matematika dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Khoirunnisa.2014. Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran Matematika.


(http://mathenme.blogspot.com/2014/11/makalah-psikologi-pendidikan-
perbedaan.html). Diakses pada Senin tanggal 24 Maret 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai