Disusun Oleh
Kelompok 7
05. Nita Septiana Hayati 1810125120029
19. Salsabila Anisya Rizqi Rahmadani 1810125220044
30. Tasya Kamina 1810125220058
42. Karmilla Ramadhanty 1810125320006
46. Yumi Nour Azizah 1810125320010
50. Sry Rachmah D.H 1810125320017
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan SD yang diampu oleh Ibu Dr. Hj. Asniwati,
S.Pd, M.Pd dan Bapak Zain Ahmad Fauzi, M.Pd.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I
A.LATAR BELAKANG........................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................... 2
C. TUJUAN MAKALAH......................................................................... 2
BAB II
A. PENGERTIAN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS............. 3
B. TUJUAN PENGELOLAAN KELAS................................................... 5
C. MASALAH DALAM PENGELOLAAN KELAS............................... 6
D. PENDEKATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS....................... 9
E. PRINSIP PENGELOLAAN KELAS.................................................... 16
F. KOMPONEN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS................ 19
BAB III
A. KESIMPULAN..................................................................................... 25
B. SARAN................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi
suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah
pendidikan bangsa. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan
peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru
malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola
kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar peserta didik.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan
rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan
mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan,
mengembangkan hubungan guru dengan peserta didik dan membuat aturan kelompok
yang produktif. Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan
berproses. Guru dengan segala kemampuannya, peserta didik dengan segala latar
belakang dan sifat-sifat individualnya.
1
Pengelolaan kelas merupakan bagian dari pengelolaan sekolah seperti halnya
pengelolaan guru, peserta didik, sarana dan prasarana, peningkatan tata tertib/disiplin,
dan kepemimpinan yang dipandang ikut menentukan mutu pendidikan. Hal ini
didasarkan pada suatu pendapat bahwa pendukung utama tercapainya tujuan
pembelajaran adalah kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya (Depdikbud, 1995).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Seorang guru yang berhasil dalam mengajar ditentukan hanya hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Tetapi ada juga hal-hal
yang menentukan keberhasilan seorang guru seperti kemampuan guru dalam
mencegahnya timbul tingkah laku siswa yang mengganggu berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar serta keterampilan guru dalam mengelolanya. Hal ini dipertegas
bahwa guru tidak sekedar menyiapkan materi pembelajaran tetapi guru bertugas
menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga
peserta didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas-
tugas individual.
3
Menurut Usman (1992: 89) dalam Rusman (2017: 197-198) menyatakan
bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa yang
memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tepat waktu
dalam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Pengelolaan kelas adalah menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar.
4
B. TUJUAN PENGELOLAAN KELAS
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus.
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual peserta didik dalam kelas.
5
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya
serta sifat-sifat individunya.
Selain masalah yang tertera di atas ada pula masalah pengelolaan kelas yang
dapat kita klasifikasikan ke dalam tiga kategori yaitu:
6
menguntungkan kalau ada gangguan,sehingga peserta didik berkesempatan
untuk dapat mengambil manfaat yang optimal dari kegiatan belajar yang
dilakukannya.Kegiatan tersebut meliputi cara mengatur tempat duduk peserta
didik disesuaikan dengan format belajar, membina raport yang baik dengan
peserta didik, memberi pujian, memberi hadiah (barang) kepada peserta didik
yang menyelesaikan tugas dengan benar sebelum waktunya, menegur peserta
didik yang mengganggu teman di sebelahnya, mendamaikan peserta didik yang
bertengkar pada jam pelajaran yang sedang berlangsung sampai kepada
melaporkan pelanggaran tata tertib oleh peserta didik yang sudah diberi teguran
dan peringatan baik kepada wali kelas, kepala sekolah ataupun orang tua
peserta didik.
7
3. Masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah
8
D. PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS
1. Pendekatan Kekuasaan
9
2. Pendekatan Ancaman
3. Pendekatan Kebebasan
10
Jika memberikan tugas kepada peserta didik untuk menuliskan beberapa
pengalaman, maka berilah mereka kebebasan untuk menceritakan apa saja
yang mereka tuliskan. Jangan membuat ketentuan ketentuan yang terlalu ketat
yang karenanya dapat mengekang kebebasan peserta didik untuk
mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya.
4. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar
yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi
di kelas. Dalam daftar ini digambarkan tahap demi tahap apa yang harus
dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang
tertulis dalam resep.
Tidak ada salahnya apabila guru juga meminta peserta didik untuk
mengemukakan hal-hal yang kurang mereka sukai dari cara guru mengajar
serta apa yang mereka inginkan. Disamping itu, akan sangat baik jika guru
meminta peserta didik untuk mengemukakan hal-hal yang mereka sukai dari
proses pembelajaran. Semua komentar peserta didik hendaknya diperhatikan
baik-baik, untuk kemudian diaplikasikan dalam tindakan nyata.
5. Pendekatan Pembelajaran
11
Hindari kebiasaan mengajar dengan apa adanya, apalagi tanpa perencanaan
yang matang. Pembelajaran yang dilakukan secara sistematis tentu dapat
membuat peserta didik terhindar dari kejenuhan, karena mereka dapat
mengikuti pelajarannya secara bertahap. Sebaliknya peserta didik akan cepat
lelah apabila mereka tidak faham alur pembelajaran yang disampaikan
gurunya, sehingga materi yang mereka pelajari cenderung membingungkan.
a. Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil
proses belajar. Asumsi ini mengharuskan wali/guru kelas berusaha menyusun
program kelas dan suasana yang dapat merangsang terwujudnya proses belajar
yang memungkinkan peserta didik mewujudkan tingkah laku yang baik
menurut ukuran norma yang berlaku di lingkungan sekitarnya.
12
Tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan
memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas.
Sebaliknya, tingkah laku yang kurang baik dalam melaksanakan program kelas
harus diberi sanksi atau hukuman yang akan menimbulkan perasaan tidak puas
dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan dihindari. Namun demikian
agar pelaksanaan hukuman berjalan efektif dan cukup manusiawi maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
13
menciptakan hubungan pribadi yang sehat. Untuk itu terdapat dua asumsi
pokok yang dipergunakan dalam pengelolaan kelas sebagai berikut:
a. Iklim sosial dan emosional yang baik adalah dalam arti terdapat hubungnn
interpersonal yang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan peserta
didik, dan peserta didik dengan peserta didik, merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang efektif. Asumsi
ini mengharuskan seorang wali/ guru kelas berusaha menyusun program kelas
dan pelaksanannya yang didasari oleh hubungan manusiawi yang diwarnai
sikap saling menghargai dan saling menghormati antar personal di kelas.
Setiap personal diberi kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan kelas sesuai
dengan kemampuan masing-masing, sehingga timbul suasana sosial dan
emosional yang menyenangkan pada setiap personal dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab masing-masing.
b. Iklim sosial yang emosional yang baik tergantung pada guru dalam usahanya
melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang disadari dengan hubungan
manusiawi yang efektif. Dari asumsi ini berarti dalam pengelolaan kelas
seorang wali/ guru kelas harus berusaha mendorong guru-guru agar mampu
dan bersedia mewujudkan hubungan manusiawi yang penuh saling pengertian,
hormat menghormati dan saling menghargai. Guru harus didorong menjadi
pelaksana yang berinisiatif dan kreatif serta selalu terbuka pada kritik.
Disamping itu, berarti guru harus mampu dan bersedia mendengarkan
pendapat, saran, gagasan, dan lain-lain dari peserta didik sehigga pengelolaan
kelas berlangsung dinamis.
14
hubungan antar kelompok agar dapat selalu berjalan dengan baik. Menurut
Syaiful Bahri Djamarah, dasar dari Group Process Approach ini adalah
psikologi sosial dan dinamika kelompok yang mengetengahkan dua asumsi
sebagai berikut:
15
Dari beberapa pendekatan diatas, guru bebas memilih dan menggabungkan
berbagai pendekatan sesuai dengan kemampuannya untuk menumbuhkan
kegiatan pembelajaran yang efektif. Pendekatan pembelajaran digunakan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Asumsi berikut dikembangkan oleh Good dan Brophy (1991: 199) dalam
Johar Permana (2001), yaitu:
1. Anak-anak itu suka mengikuti aturan karena memang mereka itu mengerti dan
menerimanya.
2. Masalah disiplin kelas dapat dikurangi manakala si anak terlibat secara teratur
dalam aktivitas (belajar) yang bermakna yang mendorong minat dan sikapnya.
3. Manajemen atau pengelolaan (kelas) hendaklah lebih didekati dari tujuan
memaksimalkan atau menghabiskan banyaknya waktu anak untuk terlibat
dalam kegiatan produktif; daripada mendasarkan pada sudut pandangan yang
negatif menekankan pengawasan atas perilaku anak yang menyimpang, dan
16
4. Tujuan guru adalah mengembangkan self control dalam diri anak dan bukan
semata-mata melakukan pengawasan yang menekan atas diri mereka.
1. Bahwa setiap aturan dan prosedur yang mengikat dan ditempuh haruslah
direncanakan terlebih dahulu sebelum hal itu dapat dillangsungkan.
2. Aturan-aturan yang ditetapkan dan prosedur yang ditempuh itu harus jelas dan
dibutuhkan.
3. Biarkan anak mengasumsikan tanggung jawabnya secara independent.
4. Kurangi gangguan dan keterlambatan atau penundaan.
5. Rencanakan kegiatan belajar yang independent atau individual dan juga
6. kegiatan belajar kelompok.
b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c. Bervariasi
17
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru
dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan meningkatkan
perhatian peserta didik. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya
pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat
mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta didik serta menciptakan
iklim belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah
munculnya gangguan seperti keributan peserta didik, tidak ada perhatian,
tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
e. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada
hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang
negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang
dilakukan guru terhadap tingkah laku peserta didik yang positif daripada
mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan
dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk
menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar
mengajar.
f. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan
dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan
mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin
dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
18
F. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
a. Sikap Tanggap
Komponen ini ditunjukkan oleh tingkah laku guru bahwa guru hadir
bersama siswa. Guru tahu kegiatan siswa, apakah memperhatikan atau
tidak, tahu apa yang siswa kerjakan. Seakan mata guru ada di belakang
kepala, sehingga guru bisa menegurnya walaupun sedang menulis di
depan kelas.
Gerak mendekati
Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara wajar bukan menakut-
nakuti, mengancam atau memberikan kritikan-kritikan kelompok
kecil dan individu ditandai dengan kesiagaan, minat dan perhatian
guru terhadap aktivitas siswa serta tugas guru.
19
Memberi pernyataan
Pernyataan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh siswa
sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, komentar, dan lain-lain.
Akan tetapi harus dihindari hal-hal yang menunjukkan dominasi guru,
seperti komentar atau pernyataan yang mengandung ancaman.
b. Membagi perhatian
Pengeloaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi
perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang
sama, membagi perhatian ini dapat dilakukan dengan cara:
Visual
Guru mengalihkan pandangan dari satu kegiatan kepada giatan yang lain
dengan kontak pandang terhadap kelompok siswa atau seorang siswa.
Verbal
Guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan dan lain-lain
terhadap aktivitas seorang siswa sementara guru meminpin kegiatan siswa
yang lain.
20
Artinya memusatkan perhatian siswa kepada suatu hal sebelum guru
menyampaikan materi pokok. Maksudnya adalah untuk menghindari
penyimpangan perhatian siswa misalnya saat mereka berbuat keributan
atau kegaduhan.
Pertanggungjawaban
Guru meminta pertanggung jawaban siswa atas kegiatan dan keterlibatan
siswa dalam suatu kegiatan, baik kegiatan sendiri maupun kegiatan
kelompok, misalnya dengan meminta kepada siswa memperagakan,
melaporkan hasil dan memberi tanggapan.
Penghentian
Salah satu cara untuk menghentikan gangguan siswa adalah beruapa
teguran yang dilakukan oleh guru, teguran ini berupa teguran verbal yang
di benarkan dalam pendidikan.teguran verbal yang efektif adalah yang
memenuhi syarat sebagai berikut:
Tegas dan jelas tertuju pada siswa yang mengganggu anggota kelas
serta yang bertingkah laku menyimpang.
Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang
mengandung
penghinaan.
Menghindari ocehan dan ejekan.
21
Penguatan
Memberi penguatan bisa dilakukan untuk menanggulangi siswa yang
mengganggu atau yang tidak melakukan tugas dengan masalahnya.
Pemberian penguatan yang sederhana adalah:
Dengan menggunakan penguatan positif bila siswa telah menghentikan
tingkah laku dan kembali kepada tugas yang diminta.
Dengan menggunakan penguatan positif kepada siswa yang tidak
menggunakan anggota kelas dan bisa dijadikan sebagai model tingkah
laku yang baik kepada siswa yang suka mengganggu.
22
Ini terjadi saat guru terlalu asyik menyampaikan pelajaran sehingga
penjelasannya menyimpang dari pokok pelajaran (penjelasannya
melebar kemana-mana).
Berhenti dan memulai kegiatan yang tidak tepat
Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan bisa terjadi apabila
guru tidak menghentikan kegiatan pertama, dan memulai kegiatan
kedua, kemudian kembali pada kegiatan pertama lagi sehingga
mengganggu kelancaran kegiatan belajar siswa.
Kecepatan (pacing)
Kecepatan disini diartikan sebagai tingkat kemajuan siswa dalam
belajar. Guru perlu menghindari kesalahan berupa menahan kecepatan
yang tidak perlu dan menahan penyajian pelajaran yang sedang
berjalan. Ada dua kesalahan yang perlu dihindari bila kecepatan yang
tepat mau dipertahankan:
Bertele-tele, kesalahan ini terjadi bila pembicaraan guru
bersifat mengulang-ulang pelajaran.
Pengulangan penjelasan yang tidak perlu, hal ini terjadi bila
guru memberi petunjuk pelajaran yang sebenarnya sudah
diberikan.
23
beberapa startegi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah laku
siswa yang terus menimbulkan gangguan diantaranya:
a. modifikasi atau mengubah tingkah laku, guru hendaknya menganalisis
tingkah laku siswa yang mengalami masalah dan kesulitan dan berusaha
memodifikasi tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan dengan
sistematis.
b. Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan
cara
memperlancar tugas dan memelihara kegiatan kelompok.
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Biasanya siswa yang sering membuat kegaduhan dalam pelajaran, mereka itu
ingin diperhatikan dan didengarkan. Ada baiknya sebagai seorang guru kita
dapat memahami karakteristik dari peserta didik di sekolah.
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan guru untuk
membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. Selain itu, pengelolaan
kelas merujuk pada penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar
siswa yang berlangsung pada lingkungan secara sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan.
Tujuan pengelolaan kelas antara lain, mewujudkan situasi dan kondisi ;
menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar ; dan menyediakan dan mengatur fasilitas serta
peralatan belajar yang mendukung.
Masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas itu disebabkan oleh faktor
guru dan siswa. Masalah yang terjadi karena faktor guru seperti, mencampurkan
urusan pribadi dengan pekerjaan, gaya mengajar tidak menarik dan lainnya.
Faktor siswa seperti, adanya persaingan tidak sehat antar siswa, ada kesenjangan
antar siswa karena perbedaan suku, ras dan budaya.
Pengelolaan kelas juga harus melihat pendekatan umum untuk
mendisiplinkan siswa. Ada 3 hal yang menjadi pendekatan paling efektif, yaitu
Humanisme, Negosiasi dan modifikasi perilaku terhadap perilaku disiplin. Pada
pendekatan modifikasi perilaku ada beberapa strategi yang dapat mempengaruhi
prilaku, antara lain: Mengawasi dan memperhitungkan masalah-masalah
perilaku; Berikan penguat motivasi terhadap perilaku yang guru harapkan;
Hentikan perilaku yang tidak guru harapan; Ciptakan perjanjian perilaku dengan
para siswa; Ciptakan perkiraan tentang perilaku yang diinginkan; dan waktu jeda
terkadang bisa membantu para guru dengan menghentikan lingkaran penguat
motivasi yang menyebabkan beberapa perilaku yang tidak diharapkan.
25
Adapun prinsip dalam pengelolaan kelas, antara lain: kehangatan dan
keantusiasan; tantangan; bervariasi; keluwesan; penekanan pada hal positif; dan
penanaman disiplin diri.
Komponen dalam pengelolaan kelas antara lain: (a) preventif atau
keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan kondisi belajar yang optimal,
seperti menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian
kelompok, memberikan petunjuk, menegur dan memberikan penguatan. (b)
Represif atau keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi
belajar yang optimal, seperti modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok dan
memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
B. SARAN
Demikian makalah ini kami susun. Semoga apa yang telah kami uraikan
diatas mengenai Keterampilan Mengelola Kelas, sedikit banyaknya memberi
manfaat kepada kita semua.
Dan kami menyadari sebagai manusia biasa memang tidak bisa luput dari
kesalahan tidak terkecuali dengan makalah yang kami buat. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
26
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, James M. (1995). Classroom teaching Skills. Lexington : D.C. Heath and
Company.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2006, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta).
Oeser, Oscar A., 1966, Teacher Pupil and Task / Elements of Sosial Psychologi
Applied to Education (London BCA: Associated Book Publishers Limited II
New Fetter Lane).
27
Usman, Moh. Uzer. (2002). Menjadi guru profesional. Bandung : Remaja Rosda
Karya.
Permana, Johar. 2001. Pengelolaan Kelas dalam rangka Proses Belajar Mengajar.
Bandung. : Departemen Agama RI dan Institute for Religious and
International Studies (IRIS)
28