Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ Peran Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Dan Manajemen Kelas “

Disusun Oleh : Kelompok III (Tiga)

1. SARLAN

2. SALPIDA

3. HUSNAWATI

4. IRDAWATI

5. YULIANTI

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAI DDI POLEWALI MANDAR
2017
DAFTAR ISI

Sampul

Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

Kata Pengantar ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen Kelas .............................................................................................. 3

B. Pendekatan Dalam Manajemen Kelas ................................................................ 4

C. Pembelajaran dan Manajemen ........................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15

B. Saran .................................................................................................................. 15

Daftar Pustaka

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu

tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun

mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah

Profei Keguruan. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

kehidupan seseorang, karena dengan pendidikan seseorang dapat meraih cita-cita

yang diinginkan. Tentunya untuk mencapai cita-cita tersebut seseorang

membutuhkan pendidik untuk membantunya mewujudkan cita-citanya.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang

penulis hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan

materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga

kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang

Kompetensi Profesional Guru, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari

berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Makalah ini di susun oleh

penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun

maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama

pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Polewali Mandar, 21 Desember 2017

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki peranan

yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya yang paling menentukan di dalam

terjadinya proses belajar mengajar. Di tangan guru yang cekatan fasilitas dan

sarana yang kurang memadai dapat diatasi, tetapi sebaliknya ditangan guru yang

kurang cakap, sarana, dan fasilitas yang canggih tidak banyak memberi manfaat.

Berangkat dari masalah di atas, maka langkah pertama yang dilakukan untuk

memperbaiki kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki kualitas tenaga

pendidiknya terlebih dahulu.

Guru adalah seseorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak

orang,kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa

ada guru atau seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar

dan berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, dan agama.

Guru merupakan orang pertama mencerdaskan manusia, orang yang

memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan nilai-nilai, budaya,

dan agama terhadap anak didik, dalam proses pendidikan guru memegang peranan

penting setelah orang tua dan keluarga di rumah. Di lembaga pendidikan guru

menjadi orang pertama, bertugas membimbing, mengajar dan melatih anak didik

mencapai kedewasaan.

1
Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah

kemampuan profesional. Kemampuan profesional adalah kemampuan yang

berkaitan dengan tugas-tugas guru sebagai pembimbing, pendidik, dan

pengajar.Kemudian makalah ini akan menjelaskan tentang kompetensi profesional

guru.

B. Rumusan Masalah

Agar pembahasan di dalam makalah ini tidak lari dari sub judul, ada

baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas. Antara lain :

1. Apa Itu Manajemen Kelas ?

2. Bagaimana Pendekatan Dalam Manajemen Kelas ?

3. Apa Itu Pembelajaran dan Manajemen Kelas ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini antara lain :

1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik;

2. Mahasiswa mengetahui apa itu Manajemen kelas;

3. Mahasiswa mampu mengetahui pendekatan dalam manajemen kelas

4. Mahasiswa dapat mengetahui pembelajaran dan manajemen kelas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Kelas

Proses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai

dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotorik. Sorang guru dapat dikatakan telah melakukan kegiatan

pembelajaran jika terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai akibat

dari kegiatan tersebut. Ada hubungan fungsional antara perbuatan guru mengajar

dengan perubahan peilaku peserta didik . Artinya, proses pembelajaran itu

memberikan dampak kepada perkembangan perserta didik.

Setiap kegiatan pembelajaran bertolak dari dan terarah kepada pencapaian

tujuan. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai damapak dari

proses pembelajaran, yang dapat dibedakan ke dalam dampak langsung (dampak

instruksional) dan dampak tak langsung (dampak pengiring).

1. Dampak langsung

Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah

diprogramkan semula .

2. Dampak pengiring

sesuatu yang bisa terjadi kearah positif maupun negative. Dampak ini

muncul sebagai pengaruh dari atau terjadi pengalaman dari lingkungan belajar.

Dalam suatu kegiatan pembelajaran bisa terjadi lebih dari dari satu dampak

pengiring, bias berwujud dalam bentuk pemahaman, apresiasi, sikap, motivasi,

3
kesadaran, keterampilan social, dan perilaku sejenis lainnya. Dampak pengiring

pada suatu proses pembelajaran bisa menjadi dampak instruksional dari proses

pembelajaran yang lain. Oleh karena itu, dalam wujud perilaku individu dampak

instruksional dan pengiring akan menjadi satu keterpaduan. Kondisi ini

merupakan gamabaran perilaku afektif dari proses perkembangan perserta didik.

Pembelajaran afektif adalah pembelajaran yang tidak semata-mata memberikan

dampak instruksional tetapi juga memberikan dampak pengiring positif. Proses

pembelajaran akan selalu berlangsung dalam suatua degan, di sekolah jelasnya

adalah adegan kelas. Adegan itu perlu diciptakan dan dikembangkan sehingga

diperlukan manajemen tersendiri untuk mengembangkan dan memelihara adegan

itu, yang disebut dengan manajemen kelas.

Manajemen kelas merupakan hal penting dalam pembelajaran. Alasannya

cukup sederhana, karena manajemen kelas merupakan perangkat perilaku yang

kompleks dimana guru menggunakannya untuk mengembangkan dan memelihara

kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran

secara efisien. Jadi, manajemen kelas yang efektif menjadi prasyarat utama bagi

pembelajaran yang efektif.

B. Pendekatan dalam Manajemen Kelas

1. Pendekatan otoriter

Pendekatan ini memandang bahwa manajemen kelas adalah proses

mengendalikan perilaku peserta didik. Dalam posisi ini, peranan guru adalah

mengembangkan dan memelihara aturan atau disiplin di dalam kelas.

4
2. Pendekatan intimidasi

Pendekatan ini memandang bahwa manajemen kelas sebagai proses

mengendalikan perilaku peserta didik. Pendekatan intimidasi lebih dilandasi

oleh asumsi bahwa perilaku perserta didik paling baik dikendalikan oleh

perilaku guru, seperti menyalahkan, mengancam, memaksa dana menolak.

Peran guru adalah mengiring perserta didik berperilaku sesuai dengan

keinginan guru sehingga mereka merasa takut untuk melanggarnya.

3. Pendekatan permisif

Pendekatan ini bertentangan langsung dengan pendekatan intimidasi.

Esensi pendekatan terlatak pada peran guru memaksimalkan kebebasan peserta

didik, membantu peserta didik merasa bebas melakukan apa yang mereka

inginkan.

4. Pendekatan buku masak

Pendekatan ini didasarkan atas konsep teoritis atau landasan psikologis

tertentu. Pendekatan ini merupakn kombinasi dari berbagai pandangan dan

himpunan “resep” bagi guru. Disajikan dalam bentuk daftar tentang apa ang

hendaknya dilakukan dan tidak dilakukan guru di dalam bereaksi atas berbagai

situasi bermasalah. Pendekatan ini disebut pendekatan buku masak karena

berisi rakitan daftar tahap apa yang harus dilakukan guru.

5. Pendekatan Instruksional

Pendekatan ini didasarkan pada suatu keyakinan bahwa perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran yang cermat (carefull) akan mencegah muncul

5
perilaku bermasalah. Pendekatan ini menekankan bahwa perilaku guru dalam

pembelajaran adalah mencegah dana melaksanakan pembelajaran dengan baik.

6. Pendekatan modifikasi perilaku

Pendekatan ini memandang manajemen kelas sebagai proses memodifikasi

perilaku peserta didik. Peran guru adalah mempercepat tercapainya perilaku

yang dikehendaki dan mengurangi atau menekan perilaku yang tidak

dikehendaki. Dengan kata lain guru membantu perserta didik mempelajari

perilaku yang tepat dengan menggunkan prinsip-prinsip pengkondisian dan

penguatan.

7. Memandang menajemen kelas sebagai proses menciptakan iklim sosiol

emosional yang positif di dalam kelas.

Peran guru adalah mengembangkan ilkim sosio-emosional kelas yang

poisitif melalui pengembangan hubungan antar pribadi yang sehat. Dalam

pendekatan ini juga terkandung peran guru sebagai fasilitator dan motivator

bagi perserta didik untuk lebih berkembang dengan optimal.

8. Menempatkan kelas sebagai suatu system social dimana proses kelompok

dalam system tersebut menjadi hal penting yang paling utama.

Hakekat dan perilaku kelompok kelas dipandang sebagai factor yang

memiliki pengaruh berarti (signifikan) terhadap belajar, bahkan dalam proses

belajar individual sekalipun. Peran guru adalah mempercepat perkembangan

dan aterwujudnya kelompok kelas yang efektif.

Kedelapan pendekatan diatas menggambarkan perbedaan dalam

manajemen kelas, dengan masing-masing keyakinan, akan tetapi tidak ada satu

6
pendekatan pun yang teruji paling baik. Oleh karena itu, setiap guru didorong

untuk menyerap pendekatan-pendekatan tersebut dan tidak hanya bertolak dari

satu pendekatan saja. Perlu dilihat juga adanya kejamakan definisi tetntang

manajemen kelas.

9. Kejamakan definisi

Yang akan memperluas ragam pendekatan dari mana kita akan memilih

strategi untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang mendukung

terjadinya pembelajaran yang efektif. Pendekatan jamak atau pluralistic (James

M. Cooper, ed., 1990) ini tidak mengikat guru kepada strategi manajerial

tunggal, melainkan memberi peluang kepada guru untuk mempertimbangkan

seluruh strategi yang dapat dan tepat dilakukan.

Pendekatan kejamakan dapat dirumuskan sebagai perangkat kegiatan diamana

guru mengembangkan dan memelihara kondisi kelas ayang mendorong terjadinya

pembelajaran yang efektif dan efisien. Brophy dan Putnan (Good dan Brophy,

1990) menyebutkan sebagai pendekatan optimal, yaitu sebagai proses

pengembangan lingkungan belajar yang dikehendaki dan menekanakan sekecil

mungkin pembatasan-pembatasan.

Fungsi pokok manajemen kelas adalah :

a. Fungsi preventif, mencegah munculnya perilaku bermasalah

b. Fungsi kuratif, menyembuhkan perilaku bermasalah

c. Fungsi pemeliharaan, memelihara kondisi yang positif

d. Fungsi pengembangan, mengembanagkan kondisi yang kondusif

7
e. Fungsi faslitator, menfasilitasi kebutuhan-kebutuhan untuk berkembang

f. Fungsi motivator, memberikan dorongan untuk berprestasi dan berkembang

C. Pembelajaran dan Manajemen

Pembelajaran akan menyangkut dua perangkat kegiatan yaitu : mengajar

dan manajemen. Kegiatan mengajar dimaksudkan untuk membantu peserta didik

mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Contohnya mediagnosis kebutuhan perserta

didik, perencanaaan pengajaran, penyajaian informasi, dan lain-lain. Sedangkan

kegiatan manajerial dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara kondisi

yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.

Contohnya pemberian hukuman dan ganjaran, pengembangan rapport (hubungan

akrab) antara guru dan perserta didik, dan pengembangan norma kelompok yang

produktif.

Manajemen kelas adalah prasyarat dan sekaligus menjadi aspek penting

bagi terjadinya proses pembelajaran yanga efektif. Contoh strategi manajemen

kelas yang efektif :

1) Strategi otoriter efektif untuk mengikuti perilaku yang keliru.

2) Strategi modifikasi perilaku efektif untuk meningkatakan perilaku yang tepat.

3) Strategi sosio-emosional efektif untuk mempercepat hubungan anatar pribadi

yang positif.

4) Strategi proses kleompok efektif untuk menumbuhkan norma kelompok kelas.

8
1. Faktor Keragaman Dan Perkembangan Di Dalam Manajemen Kelas

Keragaman individual dan kelompok diantara perserta didik membawa

impliksi terhadap manajemen kelas. Keragaman usia, jender (yaitu identitas

jenis), etnik kecakapan dan kesiapan belajar adalah factor-faktor yang harus

dipertimbangkan di dalam manajemen kelas. Contoh : kemampuan identitas

jenis yang tampak pada anak sekolah dasar adalah aktivitas fisik. Anak laki-

laki secara fisik lebih aktif daripada anak perempuan. Implikasi dari kondisi ini

bahwa di dalam manajemen kelas sulit dilakukan pembatasan-pembatasan yang

ketat bagi aktivitas fisik anak.

Ilustrasi diatas tidak mengandung arti bahwa pembatasan harus ditiadakan,

akan tetapi perlu dilakukan penyesuaian. Dalam hal ini guru hendaknya

memikirkan dana mencermati :

a. Apakah model pembelajaran yang digunakan cocok bagi peserta didik.

b. Pembatasan-pembatasan fisik apa yang benar-benar dilakukan?

c. Adakah ragam cara yang bias ditempuh untuk mencapai tujuan, sehingga

peserta didik dapat menggunakan berbagai cara untuk lebih disukai dan

cocok dengan dirinya?

Artinya guru perlu melakukan penyesuaian terhadap kondisi peserta didik.

Karena sifat dan karakteristik perkembangan peserta didik, kelas-kelas di

tingkat sekolah dasar, dapat digolongkan ke dalam kelas awal / rendah (kelas

1-3) dan kelas tinggi (4-6). Bahkan Brophy dan Evertson (Good dan Brophy,

1990) membedakannya ke dalam kelas-kelas awal, tengah dan tinggi.

9
Penggolongan kelas seperti ini membawa implikasi terhadap peran guru dan

teknik manajemen kelas.

Peran guru dalam setiap golongan kelas adalah :

a. Pada tingkat taman kanak-kanak dan kelas awal. Pada tingkat ini anak

disosialisasikan ke dalam aperan serta didik dan diajari keterampilan dasar.

Perilaku menyenangkan guru masih tamapak dominant pada tingkat inio.

Pada kelas ini, aspek pengajaran dan sosialisasi menjadi aspek fundamental

dari manajemen kelas.

b. Pada tingkat kelas rendah. Tingkat ini berawal ketika sosialisasi terhadap

peran peserta didik dilakaukan dan terus dilanjutkan pada tingkat

berikutnya. Pada tingkat ini anak sudah lebih mengenal aturan rutin sekolah

dan dia relative menyepakatinya. Gangguan serius mulai muncul, walaupun

bukans ebagai hal yang umum. Dalam kondisi ini memelihara lingkungan

belajar yang tepat merupakan aspek sentral dari manajemen kelas bagi

keberhasilan pembelajaran.

c. Pada tingkat kelas tinggi. Pada tingkat ini anak mengalihkan orientasi dari

menyenangkan guru kepada amenyenangkan kelompok sebaya. Guru mulai

disesalkan jika betindak sebagai figur otoritas. Keadaan ini menjadi unsure

penting dari peran guru.

d. Pada tingkat lanjutan Pada tingkat ini guru harus memperhatikan benar

siswa dari segi minat, kepribadian, kemampuan, sifat, kebutuhan, masalah

agar pembelajaran dapat terjadi optimal dan perlu memeprhataikan factor

10
psikologi anak yang mencakup masa peralihan dari anak ke remaja

(pubertas) dan dari remaja ke dewasa.

2. Tahap-tahap proses manajemen kelas

Di dalam pendekatan jamak ada emapat langkah yang harus ditempuh

guru untuk melaksanakan manajemen kelas (James and Cooper, ed, 1990).

Keempat lanagkah tersebut adalah :

a. merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki

b. menganalisis kondisi kelas yang ada pada saat ini

c. memilih dan menggunakan strategi manajerial

d. menilai efektivitas manajerial

3. Merumuskan spesifikasi kondisi kelas yang dikehendaki

Manajemen kelas adalah proses yang bertujuan yaitu guru menggunakan

berbagai strategi manajerial untuk menacapai tujuan yang telah dirumuskan

dan didentifikasi dengan baik. Oleh karena itu, tahap pertama yang harus

dilakukan guru ialah merumuskan spesifikasi kondisi kelas yang dikehendaki,

sebagai suatu kondisi ideal. Secara konkret kondisi kelas yang dikehendaki

dapat dirumuskan dalam bentuk rumusan perilaku peserta didik yang

diharapkan terjadi pada saat proses pembelajaran. Harapan guru terhadap

perserta didik sekaligus merupakan perasn peserta didik itu. Good dan Brophy

(1990) merumuskan peran serta peserta didik ke dalam tiga peran okok, yaitu :

a. Penguasaan keterampilan dasar

b. Pengembangan minat terhadap pengetahuan tentang topic-topik yang

terkandung dalam kurikulum

11
c. Partisipasi sebagai anggota kelompok

4. Menganalisis kondisi kelas actual

Kondisi kelas actual adalah kondisi pada saat ini. Analisis kondisi kelas

pada saat ini penting dilakukan pada tahap satu. Analisis semacam ini akan

membantu guru untuk mengidentifikasi hal-hala berikut ini : (1) Kesenjangan

antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, dana menetapkan hal-hal yang

segera memerlukan perhataian. (2) Masalah-masalah potensial yang bias

muncul sekiranya guru berhasil mencegahnya. (3) Kondisi nyata yang perlu

dipelihara, ditingkatakan dan dipertahanakan karena merupakan kondisi yang

dikehendaki.

a. Memilih dana menggunakan strategi manajerial

Memilih dan menggunakan strategi yang akan dilakukan untuk

menjembatani kesenajangan kondisi actual dengan kondisi ideal atau

menyelesaiakan masalah, mencegah timbulnya masalah dana memelihara

kondisi positif yang telah terjadi. Guru dapat memilih lebih dari satu

pendekatan manajerial di dalam mengembangkan kondisi kelas yang

mendukung proses pembelajaran yang efektif.

b. Menilai efektivitas manajerial

Pada tahap keempat ini guru menilai upayanya sendiri. Sampai

diamana uapay yang dilakukan itu dalam mengembangkan dana memelihara

kondisi yang dikehendaki, serta samapai dimana upaya itu dapat

mempersempit kesenjangan antara kondisi actual dengan ideal. Penilaian ini

difokuskan kepada dua perangkat perilaku (perilaku guru dan peserta didik).

12
Untuk keperluan penilaian data dikumpulkan dari 3 sumber yaitu guru,

peserta didik dan pengamat luar.

5. Penataan lingkungan fisik kelas

Manajemen yang baik terarah kepada uapaya pencegahan munculnya

perilaku bermasalah dan penataan lingkungan fisik merupakan unsure penting

dalam manajemen kelas. Wahana lingkungan fisik akana mempengaruhi

perilaku peserta didik baik secara langsung maupun melalui perilaku guru

kepada peserta didik. Dilihat dari sisi ukuran kelas, secara umum kelas kecil

lebih mudah dikelola daripada kelas besar. Ada beberapa keuntungan bekerja

dengan kelas kecil (20-25 orang) yaitu :

a. Lebih banyak dilibatakan di dalam proses kerja

b. Tidak terlalu lama menunggu bantuan guru jika mereka menghadapi

masalah

c. Tidak banyak mengalami kevakuman karena tidak ada tugas atau latihan.

Pengelompokan peserta didik ke dalam kelompok kecil harus dilakukan

dengan hati-hati. Apakah kelompok akan dibuat secara homogen atau

heterogen. Kelompok homogen adalah kelompok yang terdiri atas peserta didik

dengan kemampuan dana kebutuhan yang relative sama. Kelompok heterogen

adalah kelompok yang terdiri atas peserta didik dengan kemampuan dana

kebutuhan yang beragam. Kelompok homogen akan lebih mudah dikelola

tetapi sulit memunculkan peran pengambil inisiatif di dalam kelompok.

Kelompok heterogen memerlukan keragaman perlakuaan tetapi mungkin dapat

13
dimunculkan peran-perana pengambil inisiatif yang dapat meningkatakan

dinamika dan produktivitas kelompok.

Ada beberapa keuntungan baik bagi peserta didik maupun guru dengan

bekerja dalam kelompok kecil :

a. Pembelajaran dapat disesuaiakan dengan kebutuhan khusus peserta didik

dalam kelompok.

b. Guru dapat memantaua pekerjaan peserta didik secara alangsung dan

menberikan balikan sesegera mungkin.

c. Peserta didik yang lamban dana pemalu akan lebih bertahan bertanya

dalama kelompok kecil

d. Peserta didik akana lebih mampu bertahan amenghadapi tugas dan

berperilaku ajak karena amereka selalu tersentuh oleh kendali guru.

e. Peserta didik merasa lebih bertanggung jawab untuk menyelesaikan

tugasnya di dalam kelompok kecil.

14
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pembelajaran akan menyangkut dua perangkat kegiatan yaitu : mengajar

dan manajemen. Kegiatan mengajar dimaksudkan untuk membantu peserta didik

mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Contohnya mediagnosis kebutuhan perserta

didik, perencanaaan pengajaran, penyajaian informasi, dan lain-lain. Sedangkan

kegiatan manajerial dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara kondisi

yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.

B. Saran

Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat

bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan

yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh

dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan

saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah

selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

4 Juli 2011., Peran Guru Dalam Pembelajaran.


Delicious%20PERAN%20GURU%20DALAM%20PEMBELAJARAN.html.
Diakses pada tanggal 20 Desember 2017.

Anda mungkin juga menyukai