TEORI MANAJEMEN
Dosen Pengampu:
Dr. Farida Mayar, M.Pd
Dengan menyebut nama Allah Swt yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami ucapkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan,
kalimat, maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik yang membangun
dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Manajemen pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mewujudkan
tujuan yang diharapkan. Perkembangan teori manajemen terjadi sangat pesat
oleh karena itu perlu diketahui proses perkembangan teori-teori dan prinsip-
prinsip manajemen. Manajemen sudah ada sejak jaman dahulu dan dapat
dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen dalam
kehidupannya. Ada beberapa hal yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan
akan pendekatan manajemen yang sistematik dan juga terdapat tokoh yang
berkontribusi dalam aliran teori manajemen tersebut.
Peningkatan kualitas pendidikan di suatu Lembaga merupakan bagian
dari suatu proses yang terintegrasi dalam proses peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Manajemen merupakan bagian terpenting dalam bergeraknya
suatu Lembaga termasuk pada Lembaga PAUD. Masih banyak terdapat
Lembaga pendidikan yang pada nyatanya dalam manajemen tidak optimal dan
masih kurang. Lembaga PAUD membutuhkan manajemen atau suatu
pengelolaan yang efektif dan efesien, dengan tujuan agar Lembaga PAUD
mampu bergerak dengan baik, maka sumber daya manusia dalam Lembaga
tersebut juga mampu memberikan pelayanan yang baik bagi pendidikan anak
usia dini.
1
2. Untuk memahami cara menerapkan konsep-konsep pada aliran manajemen
dalam situasi kehidupan nyata.
3. Untuk memahami perkembangan teori manajemen di masa mendatang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
II. ALIRAN KLASIK (1871-1930)
4
tertulis yang konsistendan balas jasa efisien.
Selanjutnya ada kontribusi dari aliran teori organisasi yang dirintis
oleh beberapa tokoh, yaitu:
1. Beberapa individu memulai aliran teori organisasi, seperti Henri Fayol,
seorang industrialis Perancis yang membuat teori dan praktik
administrasi menjadi dasar untuk mengelola perusahaan yang
kompleks. Fayolo membagi lima komponen administrasi dalam
teorinya: perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
koordinasi, dan pengawasan.
2. James D. Mooney, seorang eksekutif general motor, mengatakan
bahwa organisasi adalah kelompok dua orang atau lebih yang bersatu
untuk tujuan tertentu. Ada empat prinsip merancang organisasi
menurut Mooney adalah sebagai berikut: a) Koordinasi; wewenang,
saling melayani, doktrin atau perumusan tujuan dan disiplin; b) Prinsip
skalar; memiliki prinsip dan prospek; c) Prinsip fungsional; berbagai
tugas; dan d) Prinsip staf; ada perbedaan yang jelas antara staf dan lini.
3. Mary Parker Follett, yang memasukkan ide-ide baru ke dalam kerangka
pemikiran klasik tetapi juga memasukkan elemen baru tentang aspek-
aspek hubungan manusia. Follett adalah orang pertama yang
menggunakan psikologi untuk bisnis, industri, dan pemerintah.
4. Presiden Bell Telepon New Jersey Chaster L. Barnard melihat
organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan.
5
perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi
dan psikologi. Adapun tokoh yang berkontribusi dalam aliran klasik, yaitu
aliran ini ditandai oleh kontribusi-kontribusi dari:
2. Elton Mayo
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana
hubungan manusiawi menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi
dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi kerja memburuk, maka
hubungan manusiawi dalam organisasi juga akan buruk. Pada tahap aliran
perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya
adalah sumber daya manusia. Aliran ini memandang aliran klasik kurang
lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi
yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam
sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya
karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu
dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan
psikologi.
6
kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang
memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan
psikologis dalam member dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang
menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan- kawan adalah
rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka
menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap
yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya
memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang
dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect". Selain itu, juga ditemukan
pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih
informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo
berkeyakinan terhadap konsepsi yang terkenaldengan "Social man” yaitu
seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam
hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian
manajemen. Konsep “Social man” dapat menggantikan konsep “rational
man” yaitu seseorang yang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan
ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan “Rational economic man”
yang oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah “Vital machine”.
3. William Ouchi
7
dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal dengan aliran kuantitatif.
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan
dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini
berkumpul para sarjana matematika, fisik, dan sarjana eksakta lainnya
dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini
di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan
sebutan "OR Tema” dan setelahperang dimanfaatkan dalam bidang industri.
Masalah-masalah ruwet yang memerlukan "OR Tim" ini antara lain di
bidang transportasi dan komunikasi. Kehadiran teknologi komputer,
membuat prosedur OR lebih diinformasikan menjadi aliran IImu
Manajemen Modern (Koli, D.Y., 2022:31-34).
8
a) manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik
secara ketat(peranan, prosedur dan prinsip)
b) manajemen harus sistematik dan pendekatan yangdigunakan
harus denganpertimbangan secara hati-hati
c) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan
manajemen individual untuk pengawasan harus sesuai dengan
situasi
d) pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen
pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
2) Aliran kuantitatif (atas dasar manajemen ilmiah) langkah-langkah
pendekatan aliran kuantitatif:
a) Perumusan masalah
b) penyusunan suatu model matematis
c) mendapatkan penyelesaian dari model
d) pengujian modal dan hasil modal yang didapatkan
e) penetapan pengawasan atas hasil-hasil
f) pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.
A. Pendekatan Sistem
Pendekatan ini bermaksud memandang organisasi sebagai suatu
kesatuan yang mana terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan.
Sebagai suatu pendekatan manajemen, "sistem" mencakup sistem-sistem
umum/khusus dan analisis tertutup maupun terbuka (Suryana dan Rizka,
2019). Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian operasi yang berdiri
sendiri dalam mencapai tujuan yang sama. Pendekatan sistem dalam
manajemen dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan organisasi berupa
output yang bermanfaat bagi lingkungan dengan melakukan transformasi
dari faktor input yang juga diperoleh dari lingkungan (Dan & Pada, 2022).
Sistem merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang saling
terkait, memiliki ketergantungan, dan saling mempengaruhi dalam
9
mencapai suatu tujuan. Menurut Adnan (2018) sistem pendidikan adalah
semua komponen yang berkaitan secara terpadu dalam memberikan
jaminan untuk penyelenggaraan pendidikan agar tujuan yang telah
dirumuskan dapat tercapai dengan maksimal.
Sistem pendidikan ini termasuk sebuah organisasi formal yang
harus diperlakukan sebagai suatu sistem terbuka, karena sistem ini secara
terus menerus akan melakukan transaksi dengan lingkungan luarnya. Selain
itu, secara mutlak sistem ini juga sangat tergantung dengan faktor
sekelilinganya dalam usaha mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan
untuk keberlangsungan hidupnya.
Dalam dunia pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai
aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya
(Suryana dan Riska, 2019). Konsep tentang pendekatan sistem menurut
tujuannya adalah berorentasi pada pengunaan berbagai konsep yang serasi
dari teori sistem yang umum. Berorentasi pada penggunaan metode ilmiah
dalam memecahkan suatu persoalan, berorentasi pada aplikasi teori sistem
dalam mengola sistem oranisasi (Rambe, 2011).
Secara umum pendekatan sistem dalam pendidikan terdiri dari
proses sebagai berikut: definisikan tujuan-tujuan dan sasaran yang akan
dicapai, gambarkanlah batasan-batasan yang akan dikerjakan dan
disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang ada, tentukan ukuran kadar
keefektifannya (standar), sebutkan alternatif-alternatif pemecahannya,
tentukan biaya untuk setiap alternatif, seleksi alternatif terbaik untuk
dilaksanakan, ikutilah pengaruh arus balik untuk perbaikan atau
mempergunakan umpan balik untuk perbaikan.
B. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi dikembangkan oleh para manajer,
konsultan, dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep
dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata (Suryana
10
dan Rizka, 2019). Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan
adalah suatu proses dimana kemampuan seorang pemimpin untuk
melakukan pengaruhnya tergantung dengansituasi tugas kelompok (group
task situation) dan tingkat-tingkat gaya kepemimpinannya, kepribadiannya
dan pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya. Dengan perkataan
lain, menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat
kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi
antara pemimpin dan situasinya (Sriwidharmanely et al., 2013). Model
kontingensi dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh Fiedler.
Menurut model ini, kinerja kelompok ini kontingensi pada
sistemmotivasional baikpemimpin dan sejauh mana pemimpin memiliki
kendali dan pengaruh dalam situasi tertentu (Fiedler, 1974 dalam Chenhall
dan Brownell,1988). Dengan kata lain, tinggi rendahnyaprestasi kerja satu
kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari pemimpin dansejauhmana
pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu.
Fiedler berpendapat teori kontijensi dalam pengendalian manajemen
muncul dari adanya sebuahasumsi dasar pendekatan pandangan umum
yang menyatakan bahwa desain pengendalianoptimal berlaku pada semua
pengaturan dan perusahaan. Pendekatan pengendalianpandangan umum
merupakan ekstensi natural dari manajemen ilmiah. Prinsipdari manajemen
ilmiah mengimplikasikan bahwa ada satu cara terbaik untuk
mendesainprosesoprasional untuk memaksimalkan efisiensi.
Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang
komparatif (berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori
manajemen yang telah dikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk
melangkah, keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan
dan menuju kondisi situasional. Pendekatan kontingensi di sebut juga
pendekatan situasional, sebagai teknik manajemen yang paling baik dalam
memberikan kontribusi untuk pencapaian sasaran organisasi dan mungkin
bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda. Apabila
dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi adalah merupakan suatu
11
upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik, dan teknik
manajerial yang mana paling cocok dan tepat dalam situasi tertentu. Maka
menurut pendekatan kontingensi, situasi-situasi yang berbeda
mengharuskan adanya reaksi manajerial yang berbeda pula. Salah satu
faktor yang menunjukkan adanya perbedaan situasi organisasi adalah
tingkat kematangan dan perilaku kelompok atau bawahan (Ainna et al.,
2016).
Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu
aliran teori manajemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu
yang dihadapi Pendekatan situasional menekankan pada ciri-ciri pribadi
pemimpin dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur atau
memperkirakan ciri- ciri pribadi ini, dan membantu pimpinan dengan garis
pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada kombinasi dari
kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional. Pendekatan
situasional juga menekankan faktor konstektual yang mempengaruhi
proses kepemimpinan. Variabel situasional yang penting seperti
karakeristik bawahan, sifat pekerjaan pemimpin, jenis organisasi, dan sifat
lingkungan eksternal. Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa tidak
ada satupun gaya kepemimpinan yang cocok dengan semua situasi.
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi merupakan suatu teori
yang berusaha mencari jalan tengah antara pandangan yang mengatakan
adanya asas- asas organisasi dan manajemen yang bersifat universal, dan
pandangan yang berpendapat bahwa tiap organisasi adalah unik dan
memiliki situasi yang berbeda- beda sehingga harus dihadapi dengan gaya
kepemimpinan tertentu. Pendekatan situasional bukan hanya merupakan
hal yang penting bagi kompleksitas yang bersifat interaktif dan fenomena
kepemimpinan, tetapi membantu pula cara pemimpin yang potensial
dengan konsep- konsep yang berguna untuk menilai situasi yang
bermacam-macam dan untuk menunjukkan perilaku kepemimpinan yang
tepat berdasarkan situasi (Zulaihah, 2017).
12
VI. PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN DI MASA
MENDATANG
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan teori manajemen sangat kompleks dan berkembang dengan
pesat. Perkembangan ini terlihat dari kontribusi para ahli yang telah
menunjukkan perkembangan yang beragam melalui beberapa pendekatan.
Pendekatan ini dilakukan untuk mengembangkan teori manajemen tersebut
melalui aliran teori manajemen yaitu klasik, hubungan manusia dan hubungan
modern. Manajemen dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terbuka dan
memiliki interaksi dan keterkaitan satu sama lain atau dikenal dengan
pendekatan sistem. Begitu juga dengan pendekatan kontigensi yang telah
banyak digunakan diberbagai bidang dan fungsi manajemen dalam suatu
organisasi, sehingga lebih banyak memasukkan unsur-unsur dalam melihat
berbagai permasalahan.
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.
Kami tetap berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat bagi pembaca.
Namun, saran dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka
kami terima demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
14
Ainna, N., Paramono, S. E., Subagyo, Sari, W. M., Totalia, S. A., Sudarno,
Karwanto, Y. S., Hidayat, T., Kurliyatin, A., Bafadal, I., Zulkarnain, W., &
Prawitasari, J. E. (2016). P issn : 2502-4035 e issn : 2354-6301. Buletin
Psikologi, 2(1), 1–20.
Amirullah, Haris Budoyono 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dan, M., & Pada, I. (2022). PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM ILMU.
03(01), 74–96. https://doi.org/10.38073/nidhomiyyah.v3i1.914
Koli, D. Y., & SE, M. (2022). SEJARAH PERKEMBANGAN
MANAJEMEN. Asas-Asas Manajemen (Konsep dan Teori), 15.
Martha, Dewi, and Dadan Suryana. "Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
InklusifAnak Usia Dini." Academia. Edu.
Martha, D., & Suryana, D. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Inklusif
AnakUsia Dini. Academia. Edu.
Nurhamidah, N., & Suryana, D. (2022). ANALISIS MANAJEMEN
PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS (PTMT) di PAUD. Jurnal
Review Pendidikan danPengajaran (JRPP), 5(1), 19-23.
Pidarta Made DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.TimDosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sriwidharmanely, Usman, D., & Devega, L. (2013). Pengaruh Konflik
Partisipasianggaran Terhadapkinerja Manajerialdengan Kepuasan Kerjadan
Komitmen Organisasi Sebagai Variabelintervening. Jurnal Fairness, 3(2), 41–
62.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen.
Jakarta:PrenadaMedia Group.
Suryana, Dadan and Rizka, Nelti (2019) Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini
Berbasis Akreditasi Lembaga. Jakarta: Prenadamedia Group.
Suryana, Dadan, and Nelti Rizka. "Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini
BerbasisAkreditasi Lembaga." (2019): 1-346.
Zulaihah, I. (2017). Contingency Leadership Theory / Pendekatan Situasional. Al-
Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 76–87.
15
https://doi.org/10.33650/al-tanzim.v1i1.29
16