Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR ANTROPOBIOLOGI

Dosen: Dr. Delfi Eliza, S.Pd., M.Pd.

oleh:
Sisri Melina, S.S. (NIM: 22330016)

MAGISTER PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kepada Allah SWT, atas ridho dan rahmat-Nya pembuatan
makalah konsep dasar antropobiologi dapat tersusun. Sumber utama yang dijadikan
referensi adalah buku, artikel dan jurnal terindex. Matakuliah ini dibimbing oleh Dr. Delfi
Eliza, S.Pd., M.Pd. dari dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Magister Pendidikan Anak Usia
Dini Universitas Negeri Padang.
Dalam makalah ini berisi konsep antropobiologi, sejarah dan kajian antropobiologi,
serta tujuan dan manfaatnya Makalah ini telah disusun secara maksimal dan ucapan
terimakasih kepada banyak pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, akhirnya penulis sampaikan kepada para pembaca,
mudah-mudahan ada manfatnya. Segala tegur sapa dan kritik yang konstruktif sangat
penulis nantikan, demi penyempurnaan dan peningkatan kulitas tulisan ini selanjutnya.

Padang, 15 Spetember 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………...…………………………………….………………………… 2
BAB I. PENDAHULUAN…..…………………………………………………………. 3
A. Latar Belakang……………………………………..…………………………… 3
B. Rumusan Masalah………………………………..……………………………... 3
C. Tujuan……………………………………………..……………………………. 4
BAB II. PEMBAHASAN…..………………………….………………………………. 5
A. Konsep Antropobiologi………………..……….………………………………. 5
B. Sejarah Antropobiologi…………………………………………………………. 6
C. Kajian Antropobiologi………………………………………………………….. 7
D. Tujuan dan Manfaat……………………………………………………………. 9
BAB III. PENUTUP…...………………………………………………………………. 11
A. Kesimpulan………………………………………………………………………11
B. Saran……………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu antropobiologi berkaitan dengan eksistensi dan perilaku manusia. Menurut
Koentjaraningrat (2009) tentang antropologi dimaksudkan untuk mengkaji manusia
dan kepribadiannya, masyarakat dan kebudayaan, dinamika serta keanekaragaman
budaya. Biologi adalah ilmu yang mengkaji tentang kehidupan (hayat), dan organisme
hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, genetika, dan evolusi serta
taksonomi manusia sebagai makhluk hidup. Pemahaman mengenai antropobiologi
adalah usaha untuk mengembangkan wawasan tentang aspek-aspek biologis yang
dikaji yaitu genetika, anatomi, evolusi, dan ekologi. Genetika menekankan pada aspek
bawaan anak, anatomi tentang struktur tubuh manusia, evolusi membahas tentang
perubahan manusia dari waktu ke waktu serta hubungan timbal balik manusia dengan
lingkungannya yang disebut ekologi. Unsur-unsur biologis dengan “mekanisme”
keilmuannya masing-masing itulah yang akan melahirkan perilaku yang beragam.
(Akil, M.M & Hikrawati, 2020).
Antropologi merupakan ilmu yang membahas tentang manusia. Ilmu ini juga
memiliki cabang-cabang ilmu lainnya yang berkaitan dengan antropologi.
Antropologi memiliki perkembangan di berbagai-bagai negara. Ilmu ini juga
membahas tentang manusia yang hidup untuk terus berkembang di dalam
kehidupannya. Juga membahas tentang kebudayaan yang ada diantara manusia yang
semakin hari semakin berkembang juga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari konsepsi antropobiologi?
2. Bagaimana asal mula munculnya antropobiologi?
3. Apa cabang ilmu yang termasuk kajian antropobiologi?
4. Apa tujuan dan manfaat yang diperoleh dari ilmu antropobiologi?

3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsepsi antropobiologi.
2. Untuk mengetahui dan memahami sejarah antropobiologi.
3. Untuk mengetahui dan memahami kajian antropobiologi.
4. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat dari ilmu antropobiologi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Antropobiologi
Dalam memahami konsep antropobiologi, ada baiknya mengenal arti dari Kata
“antropobiologi” dilihat dari asal katanya pada Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), ilmu tentang pertumbuhan manusia, bentuk dan sifat tubuh, faktor keturunan,
dan sebagainya.1 Selanjutnya menurut Relethford (2010) menjelaskan bahwa
antropobiologi juga disebut sebagai antropologi fisik (Physical Anthropology) yang
menjadikan organisme biologis sebagai objek kajian misalnya tentang evolusi
manusia. Ilmu ini mencoba untuk memahami sejarah terjadinya keragaman makhluk
manusia didasarkan atas, pertama; ciri-ciri fisik atau tubuhnya yang tampak secara
lahiriah (fenotipik), seperti warna kulit, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata,
bentuk hidung, tinggi dan bentuk tubuh. Kedua; ciri-ciri fisik bagian dalam genotipik
seperti golongan darah. Sedangkan menurut Eelen (2018) ditegaskan tentang
antropobiologi pada saat ini telah mengalami “perubahan” yakni ketika dianggap
sama dengan antropobiologi fisik, yang mengatakan, “Biological Anthropology looks
different today than it did even twenty years ago. The name is even relatively new,
having been ‘physical anthropology’ for over a century, with some practitioners still
applying that term.” (Ada sesuatu yang tampak berbeda pada saat ini di mana
antropologi biologi khususnya dibandingkan dengan apa yang dipahami dua puluh
tahun yang lalu. Antropologi biologi dianggap sama dengan antropologi fisik dan
praktisi tetap menerapkan terminologi tersebut.).
Berdasarkan konsep antropobiologi menurut beberapa ahli diatas, dapat
dimengerti bahwa antropobiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang pemahaman
manusia tidak hanya terkait dengan fisik manusia tetapi juga biologisnya.

1
https://kbbi.web.id/antropobiologi

5
B. Sejarah Antropobiologi
Mengikuti sejarah ilmu antropobiologi dapat mengarahkan kita dalam memahami
konsep antropobiologi tersebut. Sejarah antropobiologi fisik muncul dalam tahap
sebagai berikut:
1. Abad ke-18 oleh Johann Friedrich Blumenbach (1752-1840), orang pertama
yang melakukan studi eksplorasi tentang manusia sebagai bagian dari sejarah alam. Ia
mengkaji tentang anatomi tentang ras manusia dengan menemukan sejumlah besar
tengkorak manusia yang menurutnya klasifikasi ras manusia itu ada lima; Kaukasia,
Mongolia, Melayu, Ethiopia, dan Amerika. Penelitian tersebut membuat dirinya
sebagai ahli mengenai keragaman manusia.
2. Pertengahan 1800-an oleh James Cowles Prichard (1786-1848) dalam karya
ilmiahnya menganggap semua manusia sebagai keturunan dari spesies yang sama
(monogenism) dan mengecam perbudakan. Berbeda dengan Samuel George Morton
(1799-1851) dalam karyanya menganggap manusia merupakan keturunan dari
beberapa spesies yang berbeda dan tidak selaras antara satu dengan lainnya
(polygenism).
3. Akhir abad ke-19 oleh Paul Broca (1824-1880) dan Rudolf Ludwig Karl
Virchow (1821-1902) merupakan tokoh yang memfokuskan penelitiannya terhadap
anatomi tengkorak dan kraniometri (ilmu cabang antropobiologi ragawi yang
mengukur tengkorak), dan pelopor yang memfokuskan penelitiannya terhadap
pengaruh lingkungan dan penyakit terhadap tubuh manusia.
Sedangkan peneliti Amerika berkonsentrasi kepada sisa kerangka penduduk asli
Bemua America Utara dengan melakukan pendekatan terhadap “empat bidang”
garapan yakni kerangka, artefak (benda arkeologi atau peninggalan benda-benda
bersejarah, yaitu semua benda yang dibuat atau dimodifikasi oleh manusia yang dapat
dipindahkan, bahasa, dan kebudayaan yang merupakan cara hidup masyarakat
tersebut.

6
Istilah “antropologi biologi” juga mencakup data nonfisik seperti marker genetika,
perilaku primata bukan manusia dan lainnya. Kini istilah antropologi fisik dan
antropologi biologi dianggap memiliki arti yang sama.(Little & Kennedy, 2010)2

C. Kajian Antropobiologi
Sebagaimana penjelasan terkait ilmu Antropo-biologi yang disebut sebagai
antropologi fisik mempelajari manusia dari sudut keanekawarnaan tubuhnya. Ilmu ini
mengkaji asal usul manusia, perkembangan evolusi oragnik, struktur tubuh dan kelompok
manusia (ras) berkembang menjadi dua bagian besar, yaitu studi serta analisis
penduduknya. Dari kajian ahli yang ada, muncullah bagian atau cabang ilmu dari
Antropologi Biologi tersebut, diantaranya:
1. Ilmu yang meneliti soal asal usul atau terjadi dan evolusi makhluk manusia dengan
mempergunakan bahan-bahan penelitian berupa sisa-sisa tubuh yang telah membatu
(fosil).
2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan
mengamati ciri-ciri fisik.
3. Bioarkeologi adalah ilmu tentang kebudayaan manusia yang lampau dengan
melalui analisis sisa-sisa (tulang) manusia yang biasa ditemukan dalam situs-situs
arkeologi.
4. Ekologi manusia adalah studi tentang perilaku adaptasi manusia pada
lingkungannya (mengumpulkan makanan, reproduksi, ontogeni) dengan perspektif
ekologis dan evolusi. Studi ekologi manusia juga disebut dengan studi adaptasi manusia,
atau studi tentang respons adaptif manusia (perkembangan fisik, fisiologi, dan genetik)
pada tekanan lingkungan dan variasinya.
5. Paleopatologi adalah studi penyakit pada masa purba (kuno). Studi ini tidak hanya
berfokus pada kondisi patogen yang diamati pada tulang dan sisa-sisa jaringan (misalnya
pada mumi), tetapi juga pada gangguan gizi, variasi morfologi tulang, atau juga
bukti-bukti stres pada fisik.

2
Little, Michael A. & Kennedy, Kenneth A.R.,(eds). (2010). Histories of American Physical Anthropology in the
Twentieth Century. Lexington Books.

7
6. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari dan mengukur variasi fisik manusia.
Antropometri pada awalnya digunakan sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi
sisa-sisa fosil kerangka manusia purba atau hominid dalam rangka memahami variasi fisik
manusia. Pada saat ini, antropometri berperan penting dalam desain industri, desain
pakaian, desain industrial ergonomis, dan arsitektur di mana data statistik tentang
distribusi dimensi tubuh dalam populasi digunakan untuk mengoptimalkan produk yang
akan digunakan konsumen.
7. Osteologi/osteometri adalah ilmu tentang tulang yang mempelajari struktur tulang,
elemen-elemen pada kerangka, gigi, morfologi mikrotulang, fungsi, penyakit, patologi,
dan sebagainya. Osteologi digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi sisa-sisa
tulang (baik kerangka utuh maupun yang telah menjadi serpihan) untuk menentukan jenis
kelamin, umur, pertumbuhan dan perkembangannya, sebab kematian, dan lain sebagainya
dalam konteks biokultural.
8. Primatologi adalah ilmu tentang primata bukan manusia (non-human primates).
Primatologi mengkaji perilaku, morfologi, dan genetik primata yang berpusat pada
homologi dan analogi dalam mengambil kesimpulan kenapa dan bagaimana ciri-ciri
manusia berkembang dalam primata.
9. Antropologi Forensik adalah ilmu terapan antropologi dalam ruang lehal (hukum),
biasanya menggunakan perspektif dan keahlian ekologi manusia, paleopatologi, dan
osteologi dalam kasus-kasus kriminal luar biasa (FBI, CIA, dan militer) untuk
menganalisis kondisi korban yang sudah tidak utuh (terbakar, rusak, terpotong-terpotong
karena mutilasi, atau sudah tidak dikenal lagi) atau dalam tahap dekomposisi lanjut (sudah
menjadi kerangka tulang).
10. Antropologi Molekuler adalah bidang ilmu yang mempelajari evolusi, migrasi,
dan persebaran manusia di bumi melalui analisis molekuler. Biasanya menggunakan
perbandinngan sekuens DNA (mtDNA, kromosom Y, dan autosom) dan protein dalam
melihat variasi populasi dan hubungan antar atau inter-populasi dalam menentukan suatu
populasi masuk ke dalam haplogrup tertentu atu berasal dari wilayah mana (geographical
origin).3

3
Akil, Muhammad M & Hikrawati. 2020. Antropobiologi Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 6-7

8
D. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dalam membahas berbagai hal tentang antropobiologi ini diantaranya:
1. Mengkaji konsep sejarah objektif cakupan kajian antropologi biologi sebagai cabang
ilmu antropologi.
2. Mengetahui seluk-beluk kedua ilmu tersebut dalam ranah ilmu pengetahuan teknologi
dan bahkan seni.
3. Menguraikan konsep dan manusia ciri-ciri fisik dan biologi dan psikologis manusia.
4. Menguraikan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan faktor dan hukum
pertumbuhan dan perkembangan beserta penerapan dalam kehidupan manusia
5. Membahas tentang peran “nature” (genes) seperti faktor semua gen atau keturunan,
faktor fisikal dan kepribadian. Faktor lain “nurture” lingkungan pemeliharaan pengasuhan
yang mengacu pada semua variabelLingkungan yang mempengaruhi manusia termasuk
pengalaman anak ketika yang dibesarkan dalam hubungan sosial dan budaya di
sekelilingnya.
6. Membahas konsep pengasuhan gaya pengasuhan dalam pendekatan arti gaya dampak
dan strategi pengasuhan. Selain itu menguraikan pengasuhan anak berkualitas
7. Membahas konsep sel bagian-bagian sel dan fungsi serta peranan sel dalam proses
pembentukan tubuh organ dan sistem organ manusia.
8. Menguraikan tentang konsep bahwa tubuh manusia tersusun oleh jaringan-jaringan.
9. Membahas tentang anatomi manusia dalam hal organ dan sistem organ.
10. Menjelaskan tentang konsep evolusi, gagasan lahirnya evolusi, pengaruh evolusi serta
psikologi manusia dengan lahirnya teori evolusi.
11. Membahas perkembangan singkat ilmu genetika, gen, memahami DNA dan RNA,
perbedaan, fungsi, serta sekilas tentang tes DNA, kromoson, pewarisan sifat/hereditas dan
kelainan genetik.
12. Mengetahui perilaku manusia dalam hubungannya dengan ekologi.
13. Menjelaskan tentang konspes dan prosedur antropometri sebagai bagian dari
mempelajari tubuh manusia.
14. Mengkaji antropologi forensik tentang konsep, sejarah singkat, aplikasi serta proses
identifikasi dalam melakukan analisis pada suatu mekanisme forensik.

9
15. Memahami neurosains tentang aktivitas-aktivitas manusia yang tampak akibat dari
mekanisme kerja otak sebagai organ yang penting dalam mengendalikan perilaku
manusia.
16. Memahami pengertian perilaku manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku tersebut.
17. Mengetahui peranan dan eksistensi ilmu biologi dalam kehidupan makhluk
hidupkhususnya manusia.
18. Membahas tentang pengaruh antropobiologi terhadap kehidupan manusia melalui
serangkaian perilaku manusia yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor biologis manusia
seperti genetika, evolusi, ekologi, serta dimensi sistem yang membentuk kehidupan
manusia baik yang berasal dari dalam diri manusia maupun yang berasal luar diri manusia.
Manfaat teoritis yang diperoleh dalam membahas berbagai hal tentang antropobiologi
ini diantaranya:
1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang antropobiologi terutama yang terkait
dengan dimensi biologis.
2. Referensi dalam upaya memperkaya wawasan dan keilmuan dalam bidang
pengetahuan antropologi dan biologi yang terkait dengan kehidupan manusia.
3. Sarana untuk menjadi masukan bagi penulis untuk melakukan pengembangan ilmu
dan pengetahuan dalam hal yang berkaitan dengan kehidupan anak usia dini
khususnya yang terkait dengan aspek biologis dan perilaku budaya.
4. Upaya penyebarluasan ilmu dan pengetahuan dalam kajian perilaku manusia yang
berkaitan dengan keadaan biologis manusia.
5. Media pengembangan bagi penulis lainnya untuk lebih “menyempurnakan”dan
melakukan telaah yang lebih jauh dan kontributif dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang terkait dengan aspek antropobiologi.4

4
Akil, Muhammad M & Hikrawati. 2020. Antropobiologi Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 7-10

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Antropobiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang antropologi biologi yang
disebut juga sebagai antropologi fisik mempelajari manusia dari sudut keanekawarnaan
tubuhnya. Ilmu ini mengkaji asal usul manusia, perkembangan evolusi organik, struktur
tubuh dan kelompok manusia (ras) berkembang menjadi dua bagian besar, yaitu studi serta
analisis penduduknya. Ilmu antropobiologi terdapat beberapa bagian atau cabang ilmu
yang menjadikan ilmu tersebut mendukung pemahaman yang beragam tentang manusia.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekeurangan dan tetap berharap makalah ini mendapatkan manfaat bagi pembaca. Namun,
segala tegur sapa dan kritik yang konstruktif sangat penulis nantikan, demi
penyempurnaan dan peningkatan kualitas tulisan ini selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Akil, Muhammad M & Hikrawati. 2020. Antropobiologi Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana, 1-10
Eelen P. 2018. Classical Conditioning: Classical Yet Modern. Psychol Belg. 58 (1),
196-211.
Little, Michael A. & Kennedy, Kenneth A.R.,(eds). (2010). Histories of American
Physical Anthropology in the Twentieth Century. Lexington Books.
Relethford, J. 2010. The Human Species. An Introduction to Biological Anthropology
Eigth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies Inc.

12

Anda mungkin juga menyukai