Anda di halaman 1dari 14

Latar Belakang Pendidikan Luar

Sekolah di Negara Jepang

Disusun oleh
Sondang Kiki Febrianti Pane
Nim: 1211113009
Ide awal tentang Pendidikan Luar Sekolah

Tahun 1880an
Presentase warga usia wajib belajar yang
bersekolah relatif rendah.
Hal ini disebabkan masyarakat umum
menganggap mengikuti pendidikan di sekolah
tidak menarik dan tidak bermanfaat
Oleh karena itu dibentuk museum.
1. Museum menggabungkan Fungsi edukasi dengan
hiburan,
2. Tanpa batas usia,
3. Status sosial dan
4. Bebas administrasi.
Tahun 1890an,
dengan perubahan sosial yang semakin drastis
akibat modernisasi, industrialisasi, dan pengaruh
paham modern dari Eropa (individualisme,
sosialisme, demokrasi). Mendorong pemerintah
membuat metode pendidikan luar sekolah.
1. Tahun 1892, Yamana Jiro membuat buku
mengenai PLS dan pentingnya PLS dan pilar
utama adalah perpustakaan dan museum.
2. Tahun 1899, disahkan UU Perpustakaan
3. Tahun 1911, Komatsubara Eitaro membentuk
Kelompok Kerja khusus PLS
1. Devisi I : Tentang Buku, perpustakaan dan pameran
Pokja dibagi menjadi 3 Devisi:

2. Devisi II : Seleksi pembuatan slide, film dan pamphlet


3. Devisi III : Penyelenggaraan ceramah umum

Tahun 1913 Pokja Bubar


PLS sebagai pilar utama di era “ Reformasi
Sosial”
24 Desember 1918, dibentuk panitia ad Hoc
Juni 1919, Norisugi Yoshihisa direktorat baru
menyimpulkan bahwa masalah utama pendidikan di
Jepang adalah kebijakan pendidikan terlalu menekanan
pendidikan sekolah (mengabaikan pendidikan luar
sekolah), dan masyarakat tidak lagi berkesempatan
untuk memperoleh pendidikan setelah lulus dari sekolah
Program Norisugi
1.Membentuk forum studi dan mengumpulkan para
pemerhati masalah pendidikan luar sekolah
2.Mengusung ide ‘perpustakaan sebagai wujud
demokrasi pendidikan
3.Pemanfaatan museum
1919 - 1920, diselenggarakan pameran ‘Reformasi
pola hidup’

Pameran ini bertujuan :


1. Mensosialisasikan pola hidup yang modern dan nyaman
2. Membuang tradisi gengsi dan basi – basi
3. Meningkatkan efiensi bekerja dan konsumsi
Pameran ini disenggarakan Oleh organisasi
Better Life Union ( BLU )
Kunci Keberhasilan PLS di Jepang :

1. Instruksi-instruksi yang konkrit,


2. Melibatkan kaum perempuan untuk
berperan aktif, dan
3. Konsep ‘ilmiah’ yang digaungkan oleh para
tokoh masyarakat terkemuka
Setelah keberhasilan pameran, Tanahashi gentaro ditugas kan untuk:

1.Mendirikan museum
2.Meningkatkan efektivitas museum
3.Sosialisasi kepada masyarakat
Peran kementerian – kementerian lain:

PLS di Jepang didukung oleh:


1.Kementerian dalam negeri
2.Kementerian keuangan
3.Kementerian Pertanian dan
4.Kementerian Perdagangan
Kesinambungan di era pasca perang
1. Menghidupkan Kembali tradisi menulis
2. Asosiasi mengarang Jepang
3. Kampanye menulis

Tahun 1965 UNESCO Menyerukan untuk menyelenggarakan


Program Life Long Learning di Jepang
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai