Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 4

Kelas XII IPS 4


Nama Anggota:
1. Alfin Junuudhizbulloh (03)
2. Firda Aprilia (10)
3. Nandang Ary Pangesti (15)
4. Prima Tiara Putri A. (18)
5. Tri Rahayu (23)
Kehidupan Sosial dan
Budaya Indonesia pada
Masa Demokrasi
Liberal
Bidang Pendidikan

 Setelah diadakan pengalihan pendidikan dari pemerintah


Belanda kepada pemerintah RIS tahun 1950, oleh menteri
pendidikan Dr. Abu Hannifah, disusun sebuah konsep
pendidikan yang menitik beratkan pada spesialisasi.
 Garis besar konsep tersebut mencakup berbagai hal
diantaranya adalah pendidikan umum dan pendidikan
teknik dilaksanakan dengan perbandingan 3 : 1.
Bidang Pendidikan

 Selain itu, karena Indonesia adalah negara kepulauan,


maka dibeberapa kota didakan akademik pelayaran.
 Akademik Oseonografi dan Akademik Reserch Laut yang
didirikan di kota Surabaya, Makassar, Ambon, Manado,
Padang dan Palembang. Untuk tenaga pengajar
didatangkan dari luar negeri seperti Inggris, Amerika dan
Prancis.
Bidang Pendidikan

 Sistem pendidikan diadakan dengan titik berat


desentralisasi, yaitu dari sekolah dasar hingga sekolah
menengah pertama menjadi urutan daerah dan supervisi
pusat.
 Sekolah menengah atas menjadi tanggung jawab
pemerintah pusat baik mengenai masalah keuangan
maupun mata pelajaran.
Bidang Pendidikan
 Selama periode domokrasi liberal berdasarkan peraturan pemerintah No. 57
tahun 1954, didirikan Universitas Airlangga di Surabaya.
 Perluasan universitas-universitas di luar Jawa direalisasikan dengan
dikeluarkannya:
 PP No. 23, 1 September yang menetapkan berdirinya Universitas Hasanudin
di Makasar
 PP No. 24 tahun 1956 yang menetapkan berdirinya Universitas Andalas di
Bukittinggi.
 PP No. 37 tahun 1957 mulai 1 September 1957 di Bandung didirikan
Universitas Padjajaran,
 PP No. 48 tahun 1957 tanggal 1 September 1957 didirikan Universitas
Sumatra Utara di Medan.
Bidang Pendidikan
 Dalam perkembangan selanjutnya tahun 1958 dibawah Menteri PP dan
K. Prof. Prijno disusun konsepsi pengajaran yang disebut Sapta Usaha
Tama yang terdiri atas tujuh ketentuan yaitu :
 1) Penertiban aparatur dan usaha-usaha departemen PP dan K
 2) Meningkatkan seni dan olahraga
 3) Mengharuskan usaha halaman
 4) Mengharuskan penabungan
 5) Mewajibkan usaha-usaha koperasi
 6) Mengadakan kelas masyarakat serta
 7) Membentuk regu kerja dikalangan SLA dan universitas
Bidang Pendidikan
 Mengenai sekolah asing, pada tahun 1957 pemerintah menganbil
tindakan pengawasan yang dilasanakan oleh Departemen Pengajaran
dan pihak penguasa Perang Pusat. Sekolah asing ini terdiri dari
sekolah Belanda dan Cina.
 Sekolah asing dinilai mempunyai aspek khusus karena:
1. Belanda belum bersahabat dengan Indonesia,
2. Timbulnya sengketa politik antara Kou MinTang dan Kung Chang
Tang di Cina yang telah meluas sampai ke masyarakat Cina di
indonesia.
 Maka dari itu pemerintah mengambil keputusan untuk mencegah
merembetnya persoalan Cina ke Indonesia. Yaitu dengan adanya
tindakan pengawasan oleh pihak penguasa Perang Pusat.
Bidang Pendidikan

 Dalam bidang pendidikan jasmani tanggal 2 Januari 1950


dikeluarkan Undang-Undang No.4 tahun 1950 tentang
pengajaran.
 Dengan adanya Undang – undang ini maka jumlah kantor

inspeksi pendidikan jasmani dan Sekolah Guru Pendidikan


Djasmani (SGPD) juga kantor instruktur, dibentuk.
Bidang Kebahasaan

 Gagasan untuk menyempurnakan ejaan bahasa Indonesia


timbul pasca diadakan Kongres Bahasa Indonesia di
Medan yang menghasilkan keputusan penyelidikan dan
penetapan dasar-dasar ejaan praktis bagi bahasa
Indonesia. Dibentuklah panitia Panitia Pembahas ejaan
Bahasa Indonesia dengan surat keputusan Menteri PP
dan K No. 448/S 19 Juli 1956.
Bidang Kebahasaan

 Pada 17 April 1957 diadakan perjajian persahabatan antar RI


dan Persekutuan Tanah Melayu.
 Selanjutnya tanggal 4-7 Desember 1959 di Jakarta diadakan

sidang bersama antara Panitia Pelaksanaan Kerja sama


Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia yang diketuai olelh Prof. Dr.
Slametmuljana. Sidang ini menghasilkan pengumuman bersama
Ejaan Bahasa Melayu-Bahasa Iindonesia.
Bidang Kesenian
 Setelah pengakuan kedaulatan, di Yogyakarta berdiri organisasi Pelukis
Indonesai atau PI yang awalnya dipimpin oleh Sumutro kemudian
diganti oleh Solihin dan Kusnadi.
 Perkumpulan para pelukis muda adalah PIM atau Pelikis Indonesia
Muda yang terbentuk tahun 1954 dengan Widaya sebagai ketuanya.
 Paling awal di Yogyakarta berdiri PTPI atau Pusat Tenaga Pelukis
Indonesia dengan Djajenggasmoro sebagai ketuanya.
 Oleh pemerintah didirikan Akademi Seni Rupa Indonesai (ASRI) yang
dibagi menjadi lima bagian yaitu seni lukis, patung, ukir, reklame dan
pendidikan guru gambar. Di Solo beberapa pelukis nergabung dengan
Himpunan Budaya Surakarta. Di Madiun berdir Tunas Muda.
Bidang Kesenian
 Seni tari pada periode tahun 1945-1955 pembaharuannya baru terbatas
pada teknik penyajian.
 Pada waktu itu pengaruh komunis sangat terasa, tarian klasik yang
dianggap berbau keraton dikesampingkan dan muncuk tarian yang
bertema kerakyatan dan kehidupan sehari-hari, seperti tari tani, tari
tenun, tari nelayan dan tari koperasi. Perkembangan semacam ini
berkembang diseluruh tanah air.
 Pada 27 Agustus 1950 di Surakarta didirikan Konservatori Karawitan,
maksud dari didirikannya konservatori karawitan ini adalah untuk
mempertinggi serta memperkembangkan karawitan.
Bidang Kesenian

 Selanjutnya muncul tokoh-tokoh seniman dari Lembaga


Kebudayaan Rakyat (Lekra), merupakan sebuah ormas PKI yang
mendukung konsepsi Presiden Soekarno dan mendesak agar
seluruh kehidupan seni diperpolitikan sesuai dengan garis partai
mereka.
 Tokoh-tokoh tersebut seperti Henk Ngantung, Pramoedya Ananta
Toer, Basuki Resobowo, dan Kotot Sukardi.
Bidang Kesenian

 Mengenai perkembangan seni bangunan dapat dikatakan bahwa


keadaan bangunan di kota-kota pada umumnya mengambil
tempat tidak berketentuan dan tidak selaras dengan keadaan
alam. Sekolah-sekolah, kantor besar, Toko, Gedung tua, dan pondok
rakyat berselang-seling sepanjang jalan atau dalam satu bagian
kota yang seharusnya mempunyai ketentuan pasti.
 Sedangkan untuk bangunan di desa-desa masih berpegang pada

corak lama hal ini disebabkan karena lemahnya ekonomi rakyat.


Media Komunikasi Masa

 Ciri umum dari pers pada masa demokrasi liberal adalah


ditandai dengan prinsip-prinsip liberal dalam penulisan berita,
tajuk rencana dan pojok.
 Suatu ciri khusus pada masa liberal adalah surat kabar bekas

milik Dinas Penerangan Belanda yang kemudian diambil alih


oleh tenaga bangsa Indonesia. Ternyata dalam pengurusannya
jauh lebih baik dibandingkan pers yang diusahakan oleh modal
awasta nasional.
Media Komunikasi Masa

 Pada tahun 1957, dengan dinasionalisasikannya


perusahaan-perusahaan Belanda, membuat surat
kabar dengan bahasa Belanda lenyap dari
peredaran. Peristiwa terpenting dalam
perkembngan surat kabar selama masa demokrasi
liberal adalah diselenggarakannya seminar pers di
Tugu, Bogor tanggal 24-26 Juli 1955.
Media Komunikasi Masa
 Hal yang menjadi masalah saat itu adalah adanya anggapam umum
bahwa pers atau media masa di tanah air memiliki andil yang
besar dalam merusak bahasa Indonesia. Meskipun demikian tidak
sedikit pula yang beranggaan bahwa pers memiliki andil dalam
perkembangan bahasa Indonesia. Dari kedua anggapan ini dapat
dilihat bahwa media masa memiliki peranan besar kaitannya dengan
perkembangan bahasa Indonesia.
 Sarana komunikasi vital lainnya adalah radio, sejak proklamasi
kemerdekaan penyiaran radio dikuasai oleh masyarakat Indonesia.
Setelah pengakuan kedaulatan corak penyiaran radio mengalami
perubahan, yaitu lebih digunakan untuk kepentingan nasional.

Anda mungkin juga menyukai