Disusun Oleh:
Sementara itu untuk melengkapi pemerintahan maka wilayah Indonesia dibagi dalam 8 propinsi
dengan 2 daerah istimewa dimana masing-masing wilayah dipimpin oleh seorang gubernur yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pengambilan keputusan di daerahh. Provinsi-provinsi
serta Daerah Istimewa yang di miliki oleh Indonesia pada awal kemerdekaan adalah sebagai
berikut ;
No. Nama Provinsi Nama Gubernur
1 Sumatera Teuku Mohammad Hasaan
2 Jawa Barat Sutardjo Kartohadikusumo
3 Jawa Tengah R. Panji Surono
4 Jawa Timur R.M. Suryo
5 Sunda Kecil (Nusa Tenggara) Mr. I. Gusti Ketut Puja
6 Maluku Mr. J. Latuharhary
7 Sulawesi R. G.S.S.J. Ratulangi
8 Kalimantan Ir. Pangeran Mohammad Noor
Sedangkan dua Daerah Istimewa yang dimiliki Indonesia pada awal masa kemerdekaan
adalah Yogyakarta dan Surakarta dengan Kepala Daera nya adalah Sultan Hamengkubuwono
dan Pakubuwono untuk menghormati kearifan lokal yang ada pada dua daerah tersebut
B. Kabinet Sukiman
Kabinet ini merupakan kabinet koalisi antara partai Masyumi dan partai PNI.
Perdana Menteri : Sukiman Wiryosanjoyo (Partai Masyumi).
Tanggal pelantikan : 27 April 1951-03 April 1951
Program-program :
1. Menjamin keamanan dan 2. Mengusahakan kemakmuran
ketentraman. rakyat dan memperbaharui
hukum agraria agar sesuai 4. Menjalankan politik luar negeri secara
dengan kepentingan petani. bebas aktif serta memasukkan Irian
3. Mempercepat persiapan pemilihan Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.
umum.
Keberhasilan :
Terjadi perubahan skala prioritas dalam pelaksanaan programnya, dari program
Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman selanjutnya diprioritaskan untuk
menjamin keamanan dan ketentraman.
Masalah :
1. Adanya Pertukaran Nota Keuangan antara Mentri Luar Negeri Indonesia
Soebardjo dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle Cochran. Dimana
dalam Mutual Security Act (MSA) terdapat pembatasan kebebasan politik luar
negeri RI karena RI diwajibkan memperhatiakan kepentingan Amerika. Tindakan
tersebut dipandang telah melanggar politik luar negara Indonesia yang bebas aktif
karena lebih condong ke blok barat.
2. Adanya krisis moral yang ditandai dengan munculnya korupsi yang terjadi pada
setiap lembaga pemerintahan dan kegemaran akan barang-barang mewah.
3. Masalah Irian Barat belum juga teratasi.
4. Hubungan Sukiman dengan militer kurang baik tampak dengan kurang tegasnya
tindakan pemerintah menghadapi pemberontakan di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sulawesi Selatan.
Kegagalan :
Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman sehingga mereka
menarik dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya menggugat Sukiman dan
terpaksa Sukiman harus mengembalikan mandatnya kepada presiden.
C. Kabinet Wilopo
Kabinet ini adalah zaken kabinet (kabinet yang terdiri dari para pakar yang ahli dalam
biangnya).
Perdana Menteri : Mr. Wilopo
Tanggal Pelantikan : 3 April 1952 –3 Juni 1953
Program-Program :
1. Program dalam negeri : Menyelenggarakan pemilihan umum (konstituante, DPR,
dan DPRD), meningkatkan kemakmuran rakyat, meningkatkan pendidikan rakyat,
dan pemulihan keamanan.
2. Program luar negeri : Penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda,
Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta menjalankan politik luar
negeri yang bebas-aktif.
Masalah :
1. Adanya kondisi krisis ekonomi alokasi dana
yang disebabkan karena Mr.ke
dari pusat Wilopo
jatuhnya harga barang-barang daerah yang
eksport Indonesia sementara tidak
kebutuhan impor terus seimbang.
meningkat.
2. Terjadi defisit kas negara karena
penerimaan negara yang 4. Terjadi peristiwa 17 Oktober 1952,
berkurang banyak terlebih yang merupakan upaya pemerintah
setelah terjadi penurunana hasil untuk menempatkan TNI sebagai alat
panen sipil sehingga
sehingga membutuhkan biaya 5. Munculnya peristiwa Tanjung
besar untuk mengimport beras. Morawa mengenai bentrokan antara
3. Munculnya gerakan sparatisme aparat kepolisian dengan para petani
dan sikap provinsialisme yang liar mengenai persoalan tanah
mengancam keutuhan bangsa. perkebunan di Sumatera Timur (Deli)
Semua itu disebabkan karena karena sesuai dengan perjanjian KMB
rasa ketidakpuasan akibat pemerintah mengizinkan pengusaha
asing untuk kembali ke Indonesia dan memiliki tanah-tanah perkebunan.
Kegagalan :
Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani
Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikan
mandatnya pada presiden.
Keberhasilan :
1. Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota parlemen yang akan
diselenggarakan pada 29 September 1955.
2. Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.
Masalah :
1. Menghadapi masalah keamanan di daerah yang belum juga dapat terselesaikan,
seperti DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh.
2. Terjadi peristiwa 27 Juni 1955 yaitu suatu peristiwa yang menunjukkan adanya
kemelut dalam tubuh TNI-AD. Masalah TNI –
AD yang merupakan kelanjutan dari Peristiwa
17 Oktober 1952. Bambang Sugeng sebagai
Kepala Staf AD mengajukan permohonan
berhenti dan disetujui oleh kabinet.
3. Keadaan ekonomi yang semakin memburuk, maraknya korupsi, dan inflasi yang
menunjukkan gejala membahayakan.
4. Memudarnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah.
Mr. Ali Sosroamijoyo
5. Munculnya konflik antara PNI dan NU yang menyebabkkan, NU memutuskan
untuk menarik kembali menteri-mentrinya pada tanggal 20 Juli 1955 yang diikuti
oleh partai lainnya.
Kegagalan :
NU menarik dukungan dan menterinya dari kabinet sehingga keretakan dalam
kabinetnya inilah yang memaksa Ali harus mengembalikan mandatnya pada presiden.
Masalah :
Banyaknya mutasi dalam lingkungan pemerintahan dianggap menimbulkan
ketidaktenangan.
Kegagalan :
Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin dianggap selesai.
Pemilu tidak menghasilkan dukungan yang cukup terhadap kabinet sehingga cabinet
pun jatuh.
Kabinet ini merupakan hasil koalisi 3 partai yaitu PNI, Masyumi, dan NU.
G. Kabinet Djuanda
Ir. Djuanda