Anda di halaman 1dari 11

Pembebasan Irian

Barat

:Latar
Belakang:
Hasil Persetujuan KMB (Den Haag, 23
Agustus 2 November 1949)
diantaranya adalah Belanda mengakui
kedaulatan Indonesia, kecuali status
Irian Barat yang akan dibicarakan
setahun setelah pengakuan kedaulatan.
Namun, sampai tahun 1950, masalah
Irian Barat belum juga diselesaikan
oleh Belanda. Belanda tidak juga
menyerahkan Irian Barat kepada
Republik Indonesia.

Pembebasan Irian Barat

DIPLOMASI

EKONOMI

KONFRONTAS
I

POLITIK

MILITER

:DIPLOMASI:

Sejak tahun 1950, pemerintah Republik Indonesia berupaya supaya


Belanda mengadakan perundingan dengan Indonesia. Diplomasi
bilateral RIS dan Belanda diawali dengan pembentukan Komite
Bersama untuk Irian Barat pada bulan Maret 1950 yang tidak
menunjukkan hasil, yang disebabkan adanya sikap anti Indonesia
dan diikuti memperkuat militer Belanda di Irian Barat. Sikap tersebut
direspon oleh pihak Indonesia dengan sikap lunak dengan harapan
mendapat simpati dunia internasional. Belanda justru memasukkan
Irian sebagai wilayah kerajaannya.
Kemudian pemerintah RI mengajukan kembali masalah Irian Barat
ke dalam Sidang Majelis Umum PBB, sehingga PBB
mengagendakan masalah Irian Barat dalam Sidang Umum PBB.
Namun usaha ini pun mengalami kegagalan, karena hasil perolehan
suara dalam Sidang Umum PBB tersebut lebih banyak yang
mendukung Belanda, Indonesia tidak mampu memperoleh 2/3
suara, walaupun negara-negara Asia-Afrika mendukung Indonesia.
Pada tahun 1955, masalah Irian Barat diajukan dalam Konferensi
Asia Afrika di Bandung, tetapi mengalami kegagalan lagi. Kemudian
pemerintah RI memutuskan memutuskan hubungan diplomatik
dengan Belanda dengan membubarkan Uni Indonesia-Belanda.

:KONFRONTASI:
Rapat Umum di Jakarta (18 November
1957)
Aksi mogok para buruh yang bekerja pada
perusahaan Belanda (2 Desember 1957)
Pengambilan/nasionalisasi perusahaan
Belanda di Indonesia melalui PP Nomor 23
tahun 1958
Tri Komando Rakyat (19 Desember 1961)
Pembentukan Komando Mandala
Pembebasan Irian Barat (2 Januari 1962)

Tri Komando Rakyat


Yogyakarta,19 Desember
1961

Gagalkan pembentukan negara


boneka Papua buatan Belanda
Kolonial
Kibarkan Sang Merah Putih di Irian
Barat, tanah air Indonesia
Bersiaplah untuk mobilisasi umum
mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan tanah air dan bangsa.

Setelah Trikora diumumkan, dibentuklah Komando


Operasi pada tanggal 2 Januari 1962. komando Operasi
tersebut diberi nama Komando Mandala Pembebasan
Irian Barat yang bermarkas di Makassar (Ujung
Pandang). Mayor Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai
Komandan Komando Mandala.
Komando Mandala mempunyai tugas:
- menyelenggarakan operasi militer dengan 3 tahap
(penyusupan/infiltrasi, eksploitasi, dan konsolidasi)
- menggunakan segenap kekuatan dalam lingkungan untuk
membebaskan Irian Barat.

Pertempuran Laut
Aru
Pertempuran di Laut Aru merupakan salah

satu pertempuran dalam usaha merebut


Irian Barat. Pertempuran tersebut terjadi
pada tanggal 15 Januari 1962 antara
Angkatan Laut RI dengan kapal perusak
Belanda. Dalam pertempuran tersebut,
kapal RI Motor Torpedo Boat Macan
Tutul (MTB Macan Tutul) berusaha
melakukan perlawanan, tetapi akhirnya
tenggelam dan menyebabkan Komodor Yos
Sudarso dan Kapten Wiratno gugur.

Rencana Bunker
Belanda menyerahkan Irian Barat

kepada Indonesia dengan melalui


badan PBB UNTEA (United Nations
Temporary Excecutive Authority)
Akan diadakan penentuan Pendapat
Rakayat (Pepera) Irian Barat secara
pemilihan (Act of Free Choice)

Perjanjian New York


Pada tanggal 15 Agustus 1962, Indonesia dan
Belanda menandatangani persetujuan New York,
setelah kedua belah pihak menerima Rencana
Bunker. Menlu Dr. Subandrio memimpin delegasi
Indonesia, sedangkan Van Royem dan Schuurmann
memimpin delegasi Belanda. Persetujuan New York
tersebut berisi:
1. Mulai tanggal 1 Oktober 1962 kekuasaan Belanda
atas Irian Barat berakhir dan diserahkan kepada
Indonesia melalui UNTEA
2. Mulai tanggal 31 Desember 1962 bendera Merah
Putih dikibarkan di samping bendera PBB
3. Tanggal 1 Mei 1963 secara resmi PBB melalui
UNTEA menyerahkan Irian Barat kepada
Pemerintah Republik Indonesia.

_tHe eNding_

Sesuai dengan persetujuan New York, maka


pada tanggal 1 Mei 1963 Irian Barat
diserahkan kepada Indonesia. Untuk
menentukan pendapat rakyat Irian Barat
apakah tetap ingin bersatu dengan RI atau
berdiri sendiri, maka diadakan Penentuan
Pendapat Rakyat (Pepera) pada bulan
Agustus 1969, hasil Pepera tersebut
diterima oleh Sidang Umum PBB.

Anda mungkin juga menyukai