Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

(terdiri atas 4 orang)


Carilah Informasi mengenai:
1. Kriteria seseorang bisa dikatakan sebagai pahlawan nasional
2. Pahlawan atau tokoh yang telah berjuang menghadapi ancaman disintegrasi bangsa, di
daerah kalian…..
3. Melalui bimbingan guru kalian, masing-masing kelompok hanya mencari tokoh-tokoh
dari satu bidang kepahlawanan, seperti kategori seni, sastra, tentara, tokoh
pemerintahan, rakyat biasa, bangsawan dan lain-lain.
4. Informasi dapat kalian peroleh antara lain melalui studi kepustakaan atau wawancara.
5. Hasil informasi yang telah kalian dapatkan dibawa pada pertemuan pembelajaran
berikutnya

Kriteria seseorang bisa dikatakan sebagai pahlawan nasional


• Pahlawan atau tokoh yang telah berjuang menghadapi ancaman
disintegrasi bangsa, di daerah kalian…..

• Melalui bimbingan guru kalian, masing-masing kelompok


hanya mencari tokoh-tokoh dari satu bidang kepahlawanan,
seperti kategori seni, sastra, tentara, tokoh pemerintahan, rakyat
biasa, bangsawan dan lain-lain.

• Informasi dapat kalian peroleh antara lain melalui studi


kepustakaan atau wawancara.

• Hasil informasi yang telah kalian dapatkan dibawa pada


pertemuan pembelajaran berikutnya

1. Ada beberapa kriteria seseorang bisa dikatakan sebagai pahlawan nasional, antara lain:
- Syarat Umum:
● WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah NKRI.
● Memiliki integritas moral dan keteladanan.
● Berjasa terhadap bangsa dan Negara.
● Berkelakuan baik
● Setia dan tidak menghianati bangsa dan Negara; dan tidak pernah dipidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun.
- Syarat Khusus
● Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau
perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi
kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa;
● Tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan;
● Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya
dan melebihi tugas yang diembannya;
● Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan
bangsa dan negara
● Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat
luas-atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
● Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi dan/atau melakukan
perjuangan, yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional

2. Pahlawan atau tokoh yang telah berjuang menghadapi ancaman disintegrasi bangsa, di
Jakarta, yaitu
● Ismail Marzuki
Peran:
- menciptakan lagu-lagu perjuangan(Gugur Bunga,O Sarinah,dll) dan lagu-
lagu tentang keindahan indonesia(halo-halo bandung,rayuan pulau
kelapa,dll) untuk memupuk rasa cinta tanah air bagi rakyat indonesia.
● Pierre Andreas Tendean/Kapten CZI Anumerta
peran :
- memimpin kelompok perjuangan untuk melawan PRRI dalam
pemberontakan Permesta.
- Memimpin relawan di beberapa daerah untuk menyusup ke malaysia.

3. Tokoh-tokoh yang berperan yang merupakan tentara:


- Laksamana R Eddy Martadinata
Dia adalah tokoh ALRI yang turut serta merintis kelahiran TNI AL.

Saat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) membentuk Badan


Keamanan Rakyat (BKR) yang disahkan Presiden Soekarno pada tanggal 23
Agustus 1945, selanjutnya disusul dengan kelahiran BKR Laut pada tanggal 10
September 1945 di tanah Pasundan RE Martadinata juga turut membentuk BKR
Laut Jawa Barat di bawah pimpinan Aruji Kartawinata.

Dia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Operasi pada Mabes ALRI di Yogyakarta,
dan sebagai Kepala Staf Komando Daerah Maritim Surabaya (KDMS). Kemudian
menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut periode tahun 1959-1966
menggantikan R Subiyakto.

- Laksamana Muda Jos Soedarso


Dia adalah seorang pahlawan nasional yang gugur di medan tugas, tepatnya di atas
KRI Macan Tutul dalam Pertempuran Laut Aru pada masa perjuangan Trikora untuk
membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda
- Sersan Usman
Dia adalah salah satu dari dua anggota Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL)
atau Korps Marinir yang ditangkap di Singapura bersama Kopral Harun saat
terjadinya konfrontasi dengan Malaysia.

Bersama dengan seorang anggota KKO AL lainnya bernama Harun, ia dihukum


gantung oleh pemerintah Singapura pada bulan Oktober 1968 dengan tuduhan
meledakkan gedung MacDonald House di pusat kota Singapura pada tanggal 10
Maret 1965.
Usman Djanatin adalah prajurit sejati yang gugur sebagai martir dalam rangka
membela bangsa dan negara, serta dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP)
Kalibata, Jakarta.

- Pierre Tendean
Tendean menjadi Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan
di Medan. Setahun kemudian, ia mengikuti pendidikan di sekolah intelijen di Bogor.
setelah dari sana, ia ditugaskan di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD)
untuk menjadi mata-mata ke Malaysia sehubungan dengan konfrontasi antara
Indonesia dengan Malaysia; ia bertugas memimpin sekelompok relawan di beberapa
daerah untuk menyusup ke Malaysia. Pada tanggal 15 April 1965, Tendean
dipromosikan menjadi letnan satu, dan ditugaskan sebagai ajudan Jenderal Besar
TNI Abdul Haris Nasution.

Soekarno

Soekarno merupakan putra dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunda
Bung Karno merupakan bangsawan Bali. Kedua orang tua Soekarno bertemu saat sang ayah
menjadi guru di Bali.

Soekarni hanya sebentar tinggal dengan kedua orang tuanya di Blitar. Kemudian beliau pindah ke
Surabaya untuk menamatkan SD. Selama di Surabaya, Bung Karno tinggal di kediaman Haji Oemar
Said Tjokroaminoto. Setelah tamat, Bung karno melanjutkan pendidikan di HBS (Hogere Burger
School).

Lulus tahun 1920, Soekarno melanjutkan pendidikan di THS (Technische Hoogeschool) di


Bandung. THS ini merupakan cikal bakal Institut Teknologi Bandung. Soekarno lulus pada 25 Mei
1926 dan mendapat gelar "Ir".

Setelah lulus, Soekarno mendirikan Biro Insinyur bersama dengan Ir. Anwari tahun 1926. Selama
di Bandung, Bung Karno aktif dalam banyak organisasi. Beliau juga mendirikan Partai Nasional
Indonesia pada 4 Juli 1927. PNI adalah partai yang bertujuan untuk memerdekakan bangsa
Indonesia. Karena tujuan inilah Soekarno di penjara pada 29 Desember 1929 di penjara
Sukamiskin. Bung Karno kemudian berulang kali dipenjara karena beliau tetap teguh
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan Soekarno cukup panjang sebelum akhirnya mampu menyatakan kemerdekaan
Indonesia. Tepat pada tanggal 17 Agustus 1945, bersama Mohammad Hatta dan beberapa tokoh
lainnya, beliau menyatakan kemerdekaan bangsa.

Dilansir dari laman RRI, Soekarno sebelumnya sudah mengemukakan dasar negara, Pancasila,
pada sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Dasar ini kemudian menjadi dasar negara Indonesia.
Kiprah Bung Karno tidak berhenti di lingkup negara Indonesia saja. Bung Karno tercatat berusaha
menghimpun bangsa-bangsa untuk membuat Gerakan Non Blok. Gerakan ini beranggotakan
bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Gerakan ini merupakan hasil dari Konferensi Asia
Afrika pada 1955 di Bandung.

Bersumber dari laman Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia, Bung Karno memiliki 3
orang istri selama hidupnya. Dari ketiga istrinya, Soekarno dikarunia 8 orang anak. Fatmawati, istri
pertama Bung Karno, melahirkan Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. Taufan
dan Bayu adalah putra Soekarno dari Hartini. Ratna Sari Dewi, istri Soekarno berdarah Jepang,
memiliki anak bernama Kartika.

Bung Karno menyerahkan jabatannya sebagai presiden Indonesia setelah terjadi gejolak politik.
Gejolak ini disebabkan oleh pemberontakan G-30-S/PKI yang menewaskan banyak perwira TNI.

Soekarno wafat di RSPAD tanggal 21 Juni 1970 karena sakit yang terus memburuk. Beliau
dimakamkan di Blitar, dekat dengan makam sang ibunda, Ida Ayu Nyoman Rai.
Beliau dijadikan pahlawan Nasional sebab tidak pernah menyerah terhadap belanda , melahirkan
gagasan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia yakni sebagai perumus UUD 1945 serta salah
satu orang yang mengusulkan Ide ide dasar Pancasila serta pernah memimpin organisasi politik.

Mohhamad Hatta

Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Pria yang akrab disapa dengan
sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap disandingkan dengan
Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga dikenal sebagai seorang
organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor koperasi, dan seorang wakil
presiden pertama di Indonesia.

Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond
wilayah Padang pada tahun 1916. Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta
sering menghadiri berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta
melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik.

Sampai pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam, Belanda dan bergabung dengan sebuah
perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda, Indische Vereeniging. Mulanya, organisasi
tersebut hanyalah merupakan organisasi perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi
organisasi pergerakan kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes
Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian
berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Di Perhimpunan Indonesia, Hatta mulai meniti karir di jenjang politiknya sebagai bendahara pada
tahun 1922 dan menjadi ketua pada tahun 1925. Saat terpilih menjadi ketua PI, Hatta
mengumandangkan pidato inagurasi yang berjudul "Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan
Kekuasaan".

Dalam pidatonya, ia mencoba menganalisa struktur ekonomi dunia yang ada pada saat itu
berdasarkan landasan kebijakan non-kooperatif. Hatta berturut-turut terpilih menjadi ketua PI sampai
tahun 1930 dengan perkembangan yang sangat signifikan dibuktikan dengan berkembangnya jalan
pikiran politik rakyat Indonesia.

Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi Kongres Demokrasi Internasional untuk
perdamaian di Bierville, Perancis, pada tahun 1926. Ia mulai memperkenalkan nama Indonesia dan
sejak saat itu nama Indonesia dikenal di kalangan organisasi-organisasi internasional. Pada tahun
1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan
berkenalan dengan aktivis nasionalis India, Jawaharhal Nehru.

Aktivitas politik Hatta pada organisasi ini menyebabkan dirinya ditangkap tentara Belanda bersama
dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul madjid Djojodiningrat sebelum akhirnya
dibebaskan setelah ia berpidato dengan pidato pembelaan berjudul: Indonesia Free.

Selanjutnya pada tahun 1932, Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club
Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik rakyat
Indonesia dengan adanya pelatihan-pelatihan.

Pada tahun 1933, Soekarno diasingkan ke Ende, Flores. Aksi ini menuai reaksi keras oleh Hatta. Ia
mulai menulis mengenai pengasingan Soekarno pada berbagai media. Akibat aksi Hatta inilah
pemerintah kolonial Belanda mulai memusatkan perhatian pada Partai Pendidikan Nasional
Indonesia dan menangkap pimpinan para pimpinan partai yang selanjutnya diasingkan ke Digul,
Papua.

Pada masa pengasingan di Digul, Hatta aktif menulis di berbagai surat kabar. Ia juga rajin membaca
buku yang ia bawa dari Jakarta untuk kemudian diajarkan kepada teman-temannya. Selanjutnya,
pada tahun 1935 saat pemerintahan kolonial Belanda berganti, Hatta dan Sjahrir dipindah lokasikan
ke Banda Neira. Di sanalah, Hatta dan Sjahrir mulai memberi pelajaran kepada anak-anak setempat
dalam bidang sejarah, politik, dan lainnya.

Setelah delapan tahun diasingkan, Hatta dan Sjahrir dibawa kembali ke Sukabumi pada tahun 1942.
Selang satu bulan, pemerintah kolonial Belanda menyerah pada Jepang. Pada saat itulah Hatta dan
Sjahrir dibawa ke Jakarta.

Pada awal Agustus 1945, nama Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan Soekarno sebagai Ketua
dan Hatta sebagai Wakil Ketua.
Sehari sebelum hari kemerdekaan dikumandangkan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
mengadakan rapat di rumah Admiral Maeda. Panitia yang hanya terdiri dari Soekarno, Hatta,
Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti tersebut merumuskan teks proklamasi yang akan dibacakan
keesokan harinya dengan tanda tangan Soekarno dan Hatta atas usul Soekarni.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pagesangan Timur 56 tepatnya pukul 10.00 kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Keesokan
harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia
dan Hatta sebagai Wakil Presiden.

Berita kemerdekaan Republik Indonesia telah tersohor sampai Belanda. Sehingga, Belanda
berkeinginan kembali untuk menjajah Indonesia. Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, pemerintahan Republik Indonesia dipindah ke Jogjakarta. Ada dua kali perundingan
dengan Belanda yang menghasilkan perjanjian linggarjati dan perjanjian Renville. Namun, kedua
perjanjian tersebut berakhir kegagalan karena kecurangan Belanda.

Pada Juli 1947, Hatta mencari bantuan ke India dengan menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma
Gandhi. Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan melakukan protes terhadap
tindakan Belanda dan agar dihukum pada PBB. Banyaknya kesulitan yang dialami oleh rakyat
Indonesia memunculkan aksi pemberontakan oleh PKI sedangkan Soekarno dan Hatta ditawan ke
Bangka. Selanjutnya kepemimpinan perjuangan dipimpin oleh Jenderal Soedirman.

Perjuangan rakyat Indonesia tidak sia-sia. Pada tanggal 27 desember 1949, Ratu Juliana
memberikan pengakuan atas kedaulatan Indonesia kepada Hatta.

Setelah kemerdekaan mutlak Republik Indonesia, Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di
berbagai lembaga pendidikan. Dia juga masih aktif menulis berbagai macam karangan dan
membimbing gerakan koperasi sesuai apa yang dicita-citakannya. Tanggal 12 Juli 1951, Hatta
mengucapkan pidato di radio mengenai hari jadi Koperasi dan selang hari lima hari kemudian dia
diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia.

Hatta menikah dengan Rachim Rahmi pada tanggal 18 November 1945 di desa Megamendung,
Bogor, Jawa Barat. Pasangan tersebut dikaruniai tiga orang putri yakni Meutia, Gemala, dan Halida.

Pada tanggal 14 Maret 1980 Hatta wafat di RSUD dr. Cipto Mangunkusumo. Karena perjuangannya
bagi Republik Indonesia sangat besar, Hatta mendapatkan anugerah tanda kehormatan tertinggi
"Bintang Republik Indonesia Kelas I" yang diberikan oleh Presiden Soeharto.

Mohammad Hatta diangkat sebagai pahlawan nasional karena memiliki jiwa yang sangat
kebangsaan, tidak pernah menyerah melawan penjajah, pernah memimpin negara ini serta memiliki
gagasan yang sangat baru bagi bangsa Indonesia pada saat itu yakni gerakan koperasi.

Ahmad Yani

Ahmad Yani bergabung dalam Peta (Pembela Tanah Air) pada 1943 dan saat masa
kemerdekaan bergabung dengan tentara republik melawan Belanda. Setelah kemerdekaan ia
menjadi Komandan TKR Purwokerto. Pada saat AMB I, ia memimpin pasukan dan berhasil
menahan serangan Belanda di daerah Pingit. Pada saat AMB II, ia memegang jabatan Komandan
Wehrkreise II di daerah Kedu.
Ahmad Yani juga berperan dalam menumpas DI/TII di Jawa Tengah. Setelah itu, ia
ditempatkan di staf angkatan darat. Tahun 1965, Ahmad Yani disekolahkan di Command and
General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat, selama sembilan bulan. Saat
terjadi peristiwa PRRI di Sumatera Barat pada tahun 1958, ia menjabat sebagai komandan
komando Operasi 17 Agustus dalam penyelesaian masalah tersebut. Tahun 1962, ia diangkat
menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat menggantikan Jenderal A. H. Nasution. Beliau gugur
sebagai Pahlawan Revolusi pada 1 Oktober 1965 dalam peristiwa G30S/PKI. Karena Ahmad Yani
meninggal dalam peristiwa G30S/PKI ini, ia diberikan gelar Pahlawan Revolusi.

Sultan Hamengku Buwono IX

Biografi Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau lahir di Yogyakarta 12 April 1912 dengan nama
Bendoro Raden Mas Dorodjatun di Ngasem, Ia adalah salah seorang Sultan yang pernah memimpin
di Kesultanan Yogyakarta (1940-1988) dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama
setelah kemerdekaan Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia yang kedua
antara tahun 1973-1978. Ia juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat
sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri
Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Di umur 4 tahun Hamengkubuwono IX
tinggal pisah dari keluarganya.

Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada
tahun 1930-an beliau berkuliah di Rijksuniversiteit (sekarang Universiteit Leiden), Belanda (“Sultan
Henkie”). Hamengkubuwana IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940
dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-
Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga”. Ia
merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia
Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan
predikat “Istimewa”. Sebelum dinobatkan, Sultan yang berusia 28 tahun bernegosiasi secara alot
selama 4 bulan dengan diplomat senior Belanda Dr. Lucien Adam mengenai otonomi Yogyakarta. Di
masa Jepang, Sultan melarang pengiriman romusha dengan mengadakan proyek lokal saluran
irigasi Selokan Mataram. Sultan bersama Paku Alam IX adalah penguasa lokal pertama yang
menggabungkan diri ke Republik Indonesia. Sultan pulalah yang mengundang Presiden untuk
memimpin dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I.

Peranan Sultan Hamengkubuwana IX dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh TNI masih tidak
singkron dengan versi Soeharto. Menurut Sultan, beliaulah yang melihat semangat juang rakyat
melemah dan menganjurkan serangan umum. Sedangkan menurut Pak Harto, beliau baru bertemu
Sultan malah setelah penyerahan kedaulatan. Sultan menggunakan dana pribadinya untuk
membayar gaji pegawai republik yang tidak mendapat gaji semenjak Agresi Militer ke-2.
Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden
Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada
tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978,
beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada
rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden
Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.

Beliau ikut menghadiri perayaan 50 tahun kekuasaan Ratu Wilhelmina di Amsterdam, Belanda pada
tahun 1938 Minggu malam 2 Oktober 1988, ia wafat di George Washington University Medical
Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten
Bantul, DI Yogyakarta, Indonesia. Sultan Hamengku Buwono IX tercatat sebagai Gubernur terlama
yang menjabat di Indonesia antara 1945-1988 dan Raja Kesultanan Yogyakarta terlama antara
1940-1988.

Pada waktu Sultan Hamengku Buwono IX dinobatkan menjadi raja Yogyakarta pada tahun
1940, beliau dengan tegas menunjukkan sikap nasionalisnya. Sikap tersebut diperkuat ketika
tidak sampai tiga minggu setelah pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan Kerajaan Yogyakarta adalah bagian dari negara
Republik Indonesia. Sultan Hamengku Buwono IX mengirim ucapan selamat kepada Soekarno-
Hatta sebagai presiden dan wakil presiden. Sejak awal kemerdekaan, Sultan Hamengku
Buwono IX banyak memberikan fasilitas bagi pemerintah RI yang baru terbentuk untuk
menjalankan roda pemerintahan, misalnya markas ibu kota RI pernah berada di Yogyakarta
atas saran beliau. Pada waktu perang kemerdekaan, Sultan Hamengku Buwono IX memberi
bantuan logistik dan perlindungan bagi kesatuan-kesatuan TNI. Sultan Hamengku Buwono IX
pernah menolak tawaran Belanda yang akan menjadikannya raja seluruh Jawa setelah Agresi
Militer Belanda II.

Abdul Haaris Nasution


Jenderal Besar TNI Purn. Abdul Haris Nasution dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya dalam

perang melawan penjajahan Belanda yang tertuang dalam buku yang beliau tulis berjudul "Strategy

of Guerrilla Warfare". Buku yang kini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing dan

menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite bagi militer dunia,

West Point Amerika Serikat.

Meski pernah menuai kecaman atas perannya sebagai konseptor Dwi Fungsi ABRI yang dikutuk di

era reformasi, jasa besar beliau tak dapat dilepaskan dari perjuangan mempertahankan

kemerdekaan RI hingga masa Orde Baru. Dwi Fungsi ABRI akhirnya dihapus karena desakan

gerakan reformasi tahun 1998. Dwi Fungsi ABRI dianggap sebagai legalitas tentara untuk campur
tangan dengan urusan politik di Indonesia sehingga memunculkan pemerintahan otoriter dan

represif.

Sejak kecil, Pak Nas senang membaca cerita sejarah. Anak kedua dari tujuh bersaudara ini

melahap buku-buku sejarah, dari Nabi Muhammad SAW sampai perang kemerdekaan Belanda dan

Prancis. Lulus dari AMS-B (SMA Paspal) pada 1938, beliau menjadi guru di Bengkulu dan

Palembang. Tetapi kemudian beliau tertarik masuk Akademi Militer. Dalam Revolusi Kemerdekaan I

(1946-1948), beliau diberi wewenang untuk memimpin Divisi Siliwangi. Ketika itulah muncul ide

tentang perang gerilya sebagai bentuk perang rakyat. Metode perang ini dikembangkan setelah Pak

Nas menjadi Panglima Komando Jawa dalam masa Revolusi Kemerdekaan II (948-1949).

Tahun 1948, Pak Nas memimpin pasukan Siliwangi yang menumpas pemberontakan PKI di Madiun.

Ia nyaris tewas bersama mendiang putrinya, Ade Irma yang tewas tertembak di rumahnya ketika

pemberontakan PKI (G-30-S) meletus kembali tahun 1965. Meskipun sangat mengagumi Bung

Karno, kedua tokoh besar itu nyatanya sering berselisih paham. Pak Nas menganggap Bung Karno

intervensi dan bias ketika terjadi pergolakan internal Angkatan Darat tahun 1952. Dalam "Peristiwa

17 Oktober”, yang menuntut pembubaran DPRS dan pembentukan DPR baru, Pak Nas dituding

hendak melakukan kudeta terhadap presiden RI yang berujung Bung Karno memberhentikannya

sebagai KSAD.

Setelah akur kembali, Pak Nas diangkat sebagai KSAD pada tahun 1955 setelah meletusnya

pemberontakan PRRI/Permesta. Pak Nas dipercaya Bung Karno sebagai co-formatur pembentukan

Kabinet Karya dan Kabinet Kerja. Keduanya tidak akur lagi usai pembebasan Irian Barat lantaran

sikap politik Bung Karno yang cenderung pro-PKI. Dia merupakan salah satu tokoh yang menjadi

sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September, namun yang menjadi korban adalah putrinya Ade

Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean

Usai tugas memimpin MPRS tahun 1972, jenderal besar yang pernah 13 tahun duduk di posisi kunci

TNI ini, menepi dari panggung kekuasaan. pak Nas lalu menyibukkan diri menulis memoar. Sampai
pertengahan 1986, lima dari tujuh jilid memoar perjuangan beliau telah beredar. Kelima memorinya,

Kenangan Masa Muda, Kenangan Masa Gerilya, Memenuhi Panggilan Tugas, Masa Pancaroba,

dan Masa Orla. Selain itu beliau juga menulis buku dan memoar berjudul Masa Kebangkitan Orba

dan Masa Purnawirawan, Pokok-Pokok Gerilya, TNI (dua jilid), dan Sekitar Perang Kemerdekaan

(11 jilid). Jenderal Besar Nasution menghembuskan nafas terakhir di RS Gatot Subroto, pukul 07.30

WIB (9/9-2000), pada bulan yang sama ia masuk daftar PKI untuk dibunuh.

Jendral yang merupakan salah satu dari tiga jenderal yang berpangkat bintang lima di Indonesia ini

sedari kecil hidup sederhana, dan beliau tak mewariskan harta pada keluarganya, kecuali kekayaan

pengalaman dalam perjuangan dan idealisme. Rumahnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, tetap

tampak kusam, hingga kini tak pernah direnovasi.

Dia menjadi pahlawan karena dengan taktiknya yang mampu memberantas belanda dan
idealismenya yang tinggi yang membuat semangat juang tentara indonesia meningkat sehingga
dapat memnangkan pertempuran melawan belanda jepang dan integrasi bangsa

Anda mungkin juga menyukai