Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SEJARAH

INDONESIA
KD 3.8 Pertemuan 1

Nama : Shalsa Bila Agustina

Kelas : XI IPS 3

No.Absen : 29

KD 3.8 Pertemuan 1
SOAL !!

Berikan pandangan anda mengenai proklamasi yang digaungkan


01 pada masa status quo diperalihkan dari Pendudukan Jepang ke
Penguasaan Sekutu!

02 Buatlah rekrontruksi mengenai kronologi jalannya Sidang PPKI I!

03 Jelaskan arti penting Sidang PPKI tanggal 18 Agustus

04 Mengapa bisa terjadi 3 versi Pembukaan UUD 1945!

Buatlah perbandingan antara 3 versi pembukaan UUD 1945,


kemudian lakukan identifikasi berdasarkan persamaan dan
05 perbedaan antara 3 versi tersebut!!
01
Berikan pandangan anda mengenai proklamasi yang digaungkan pada masa status quo
diperalihkan dari Pendudukan Jepang ke Penguasaan Sekutu!

Jawab :

Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Akibatnya, angkatan perang
Jepang wajib tunduk terhadap segala perintah Komando Angkatan Perang Sekutu, khususnya untuk
mempertahankan status quo. Status quo bermakna suatu kondisi yang ada saat ini dan sedang berjalan
(Sekarang). Kosakata ini sering kali bermakna negatif karena berlawanan dengan makna perubahan, atau
singkatnya, "anti perubahan". Sekutu melarang Jepang mengubah keadaan di wilayah Indonesia, baik di
bidang administrasi maupun di bidang politik. Tugas Jepang hanya menjaga keamanan dan ketertiban
umum. Dengan demikian, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah peristiwa yang bertentangan dengan
status quo.

Semenjak tanggal 15 Agustus 1945, Jepang sudah menyerah kepada Sekutu akibat mengalami
kekalahan terutama dijatuhkannya bom atom terhadap dua kota indsutri Jepang, yakni Hirosima dan
Nagasaki. Semenjak itu jepang harus tetap mempertahankan status quo alias tetap. Jepang tidak bisa
merealisasikan janji yang diberikan oleh Perdana menteri Jepang, Koiso, dikarenakan Jepang sudah
menyerah kepada Sekutu. Menanggapi hal tersebut, kemudian Bung Karno mengatakan :
”Baik ku jelaskan, bahwa kami merencanakan untuk merebut kemerdekaan dengan kekerasan-kalau perlu.
Tetapi andaikata Gunseikan mau menutup mata dan membiarkan kami bertindak tanpa campur tangan
secara aktif pihak militer, hasilnya sangat baik bagi semua pihak. Tentara anda sudah letih berperang dan
tidak ada gunanya melancarkan lagi perang baru untuk mempertahankan sesuatu yang tak punya arti bagi
mereka. Di pihak lain, kami tidak ingin diserahkan kepada Sekutu sebagai inventaris. Dengan pertimbangan
yang masak kami bermaksud hendak meneruskan usaha sebagaiman yang telah dijanjikan oleh tenno Heika.
Biarkanlah kami mendapatkan kesempatan untuk memproklamasikan kemerdekaan. Lagi pula, tidak ada
maksud hendak melawan anda, kami hanya ingin berjuang bagi kemerdekaan kami.”

Menurut Maeda, sebelum tanggal 15 Agustus 1945, dia sudah dua kali meminta kepada Pemerintah
Jepang agar memerdekakan Indonesia. Namun, hingga Jepang kalah dari Sekutu, Maeda belum menerima
jawaban yang diharapkannya. Kemudian, ia berpendapat bahwa Bangsa Indonesia harus menyatakan
kemerdekaannya sendiri. Oleh sebab itu, Maeda tidak menghalangi saat Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia menyusun teks proklamasi di kediamannya, pada 16 Agustus 1945 malam. Menurut Maeda, tidak
hanya pihak Angkatan Laut saja yang setuju dengan kemerdekaan Indonesia, tapi juga pihak Angkatan
Darat Jepang.

Kekosongan pemerintahan (Peralihan Jepang-Sekutu) di Indonesia segera dimanfaatkan oleh rakyat


Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan dan menyusun pemerintahan di pusat dan daerah.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi Soekarno membacakan pernyataan kemerdekaan atas nama bangsa
Indonesia. Suatu pemerintahan pusat Republik segera dibentuk di Jakarta pada akhir bulan Agustus 1945.
Soekarno diangkat sebagai presiden dan Hatta sebagai wakil presiden.
Jawab :
 Pandangan anda mengenai proklamasi yang digaungkan pada masa status quo diperalihan dari
Pendudukan Jepang ke Penguasaan Sekutu

Menurut pandangan saya tindakan proklamasi yang digaungkan pada masa status quo, peralihan
dari Pendudukan Jepang ke Penguasaan Sekutu adalah suatu tindakan yang benar dan tepat di
laksanakan meskipun tentu dalam pelaksanaannya menghadapi banyak rintangan dan halangan. Masa
status quo tersebut merupakan kesempatan emas bagi bangsa Indonesia, dimana pada saat itu Jepang
telah menyerah kepada Sekutu sehingga tidak lagi memiliki kekuasaan terhadap bangsa Indonesia.
Jepang juga tengah sibuk membangun kembali negaranya setelah mengalami kekalahan sehingga tidak
fokus dalam menjaga status quo Indonesia. Sedangkan Sekutu tidak segera mengambil tindakan
terhadap bangsa Indonesia sehingga terjadi kekosongan pemerintahan. Bangsa Indonesia sudah tidak
bisa menunggu lagi sehingga kekosongan pemerintahan (Peralihan Jepang-Sekutu) di Indonesia segera
dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan dan menyusun
pemerintahan di pusat dan daerah. Selain itu menurut saya dengan menggaungkan proklamasi di masa
status quo membuat bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan bukan diberikan oleh Jepang ataupun
Sekutu, melainkan upaya bangsa Indoneia sendiri. Serta dengan segera menggaungkan proklamasi
membuat Indonesia terhindar dari penjajahan bangsa lain lagi ataupun dikembalikan kepada Belanda.
Dari peristiwa ini pula dapat kita lihat bagaimana kegigihan dan tekad kuat para pahlawan bangsa
dalam memperoleh kemerdekaan secepat mungkin.

Status quo Indonesia


Status quo berasal dari bahasa
Latin, artinya 'keadaan tetap sebagaimana keadaan
sekarang atau sebagaimana keadaan sebelumnya'.
Jadi, mempertahankan status quo berarti
mempertahankan keadaan sekarang yang tetap
seperti keadaan sebelumnya.
02 Buatlah rekrontruksi mengenai kronologi jalannya Sidang PPKI I!

18 Agustus 1945

PPKI mulai bersidang pada tanggal 18


Agustus 1945 di bekas gedung Volksraad,
Pejambon, Jakarta Pusat. Rapat direncanakan
dimulai pukul 09.30, tetapi baru dibuka
pukul 11.30 dan ditutup pada pukul 16.12.
Di antaranya terdapat waktu istirahat pada
pukul 13.50-15.15 WIB.

09.30 (Sidang diundur)

Sidang dijadwalkan pukul 09.30, namun menurut catatan St. Sularno dan D. Rini Yunarti dalam Konflik
di Balik Proklamasi: BPUPKI, PPKI, dan Kemerdekaan (2010: 112), para pengurus PPKI sempat
menghadapi permasalahan penting seputar rancangan UU Dasar yang sebelumnya sudah pernah dibahas
Panitia Sembilan dalam sebuah rapat tanggal 22 Juni 1945.Sebelum disahkan, para anggota PPKI didesak
untuk membahas kembali kalimat yang termaktub dalam Pasal 6 Ayat 1 tentang calon Presiden dan Wakil
Presiden beragama Islam. Dilanjutkan dengan revisi Pasal 29 Ayat 1 tentang agama yang sebelumnya
berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Hal tersebut diupayakan untuk mengantisipasi keluhan beberapa anggota PPKI dari wilayah Indonesia
Timur, seperti Sam Ratulangi, Tadjoedin Noor, Pangeran Noor, I Ketut Pudja, dan Latuharhary. Seusai
upacara di Pegangsaan Timur 56 tanggal 17 Agustus secara berurutan mereka kembali menyatakan
keberatan dengan kalimat-kalimat yang cenderung Islamsentris. Akibatnya, sidang yang dijadwalkan
dibuka pada pukul 09.30 harus mundur menjadi pukul 11.30 dengan penambahan anggota sebanyak 6
orang.

11.30 (Sidang dimulai)


Saat akhirnya sidang dapat dibuka, Sukarno selaku ketua langsung mengutarakan bahwa perubahan
yang penting-penting saja yang akan dibahas agar pekerjaan mengesahkan UU Dasar dan memilih Presiden
dan Wakil Presiden dapat dilaksanakan dalam persidangan di hari yang sama.
Hatta kemudian memperjelas apa yang dipaparkan Sukarno dalam pidato pembukaan ketua sidang
tersebut. Setidaknya ada dua usulan Hatta yang menunjukan keinginan menghapus penyataan yang
meruncing ke arah Islam agar tidak menimbulkan persepsi yang keliru, sebagaimana dicatat dalam Risalah
Sidang BPUPKI dan PPKI 28 Mei 1945 - 22 Agustus 1945 (1995: 415).
Pukul 13.50
Untuk mengatasi persilangan keyakinan yang ada, Hatta berusaha membujuk salah seorang anggota
PPKI sekaligus pemimpin Muhammadiyah Jawa, Ki Bagus Hadikusumo supaya tidak berkeberatan jika
kalimat-kalimat yang meruncing ke arah Islam dihilangkan. Bujukan Hatta nyatanya berbuah hasil. Dalam
memoarnya, Hatta menuliskan bahwa dua orang pemimpin Islam yang hadir dalam sidang PPKI saat itu
benar-benar memikirkan masa depan dan persatuan bangsa. Berdasarkan catatan St. Sularno dan D. Rini
Yunarti, pembahasan UU Dasar dalam sidang PPKI dapat dirampungkan tidak lebih dari dua jam. Tepat
pada pukul 13.50, peserta sidang berhasil mencapai mufakat dilanjutkan dengan pengesahan Rancangan dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, dengan Pancasila sebagai dasar negara.

Pukul 13.50

Setelah mengesahkan Rancangan dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
serta pengesahaan Pancasila sebagai dasar negara, sidang dihentikan sementara dan terdapat waktu istirahat
pada pukul 13.50-15.15 WIB.

Menjelang sore

Agenda pemilihan presiden dan wakil presiden pertama di Indonesia dimulai pada pukul 13.45 WIB
setelah diskors sejak pukul 12.20 WIB. Seusai dibuka oleh Soekarno selaku pemimpin sidang, Menurut
risalah rapat, sidang yang dilanjutkan hingga jelang sore itu bisa dengan segera menunjuk Sukarno dan
Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden berkat aksi gerak cepat Oto Iskandardinata. “Berhubung dengan
keadaan waktu saya harap supaya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden diselenggarakan dengan aklamasi
dan saya majukan sebagai calon, yaitu Bung Karno sendiri. Dan saya usulkan Bung Hatta menjadi Wakil
Kepala Negara Indonesia,” kata Oto disambut tepuk tangan 25 peserta sidang, dilanjutkan suara pekik
kemerdekaan dan lagu Indonesia Raya.

16.12 (Sidang ditutup)


Sidang kemudian dilanjutkan hingga pukul 14.42 WIB atau pukul 16.12 waktu Jepang. Seusai rapat, tak ada
momen spesial terkait pelantikan presiden. Namun, sejumlah kisah lain di balik pelantikan ini masih
terekam dengan baik dalam benak Soekarno. Selanjutnya dari sidang tersebut dihasilkan 4 poin penting
diantaranya sebagai berikut :
a) Mengesahkan Undang-Undang 1945.
b) Memilih dan mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil
Presiden.
c) Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat sebelum dibentuknya MPR
dan DPR.
d) Mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia

Pukul 03.15

Pembahasan mengenai rancangan pembukaan dan UUD 1945 yang melahirkan kesepakatan bersama,
berhasil disahkan dalam tempo kurang dari 2 jam. Sidang diskors pada pukul 21.50 WIB dan dimulai
kembali pada pukul 03.15 WIB.
03 Jelaskan arti penting Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945

Jawab :
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI adalah merupakan kepanitiaan yang dibentuk
untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. PPKI dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 sebagai
pengganti BPUPKI. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno

PPKI mulai bersidang pada tanggal 18 Agustus 1945 di bekas gedung Volksraad, Pejambon, Jakarta
Pusat. Rapat direncanakan dimulai pukul 09.30, tetapi baru dibuka pukul 11.30 dan ditutup pada pukul
16.12. Di antaranya terdapat waktu istirahat pada pukul 13.50-15.15 WIB.

Tanggal 18 Agustus 1945 di Gedung Chuo Sang In, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, PPKI mengadakan
pertemuan perdana setelah Indonesia dinyatakan merdeka melalui proklamasi. Dalam pembukaan sidang
PPKI I yang dimulai pukul 11.30 WIB, Sukarno menegaskan agar panitia berkerja secara cepat, abaikan hal
kecil, dan fokus pada gagasan-gagasan besar yang mengandung sejarah, seperti penyusunan UUD dan
memilih Presiden serta Wakil Presiden.

Hari itu, rapat membahas perubahan UUD 1945, karena anggota PPKI dari wilayah Indonesia Timur
merasa keberatan dengan beberapa pasal yang kalimatnya cenderung Islamsentris. Mengatasi hal tersebut,
Hatta kemudian membujuk Ki Bagoes Hadikoesoemo (pemimpin Muhammadiyah) agar bersedia menerima
perubahan tersebut. Nyatanya, para pemimpin Islam yang hadir dalam sidang PPKI saat itu bersedia,
semata demi masa depan dan persatuan bangsa. .

Sidang PPKI I yang dilaksanakan pada 18 Agustus 1945 memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia
yang kala itu baru saja merdeka yakni melalui sidang PPKI ini dihasilkan berbagai keputusan mengenai
hal-hal terkait pemerintahan Indonesia serta menjadi peletak dasar dalam menjalani kehidupan berbangsa
dan bernegara setelah meraih kemerdekaan. Serta menghindari perpecahan bangsa Indonesia karena
perbedaan pendapat, dengan adanya sidang PPKI 1 perbedaan pendapat anggota PPKI dari wilayah
Indonesia Timur dapat terselesaikan, hal ini sangat berperan penting demi masa depan dan persatuan
bangsa Indonesia yang baru saja merdeka.

 Sidang 18 Agustus 1945 memiliki arti penting bagi Bangsa Indonesia karena terdapat 4 poin penting
yang dihasilkan yakni :
a. Mengesahkan Undang-Undang 1945. (Sebelumnya Undang Undang Dasar 1945 sudah dipersiapkan
oleh BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha – Usaha Kemerdekaan Indonesia)
b. Memilih dan mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil
Presiden.
c. Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat sebelum dibentuknya MPR
dan DPR.
d. Mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia
Dapat di simpulkan bahwa sidang PPKI 1 ini berperan penting ini bagi bangsa Indonesia. Dari adanya
sidang ppki pada 18 Agustus 1945 adalah dengan sidang tersebut terjadi maka negara Indonesia sudah bisa
memenuhi unsur unsur berdirinya sebuah negara yaitu memiliki pemerintah yang berdaulat dan akhirnya
bisa diakui oleh seluruh negara dan negara Indonesia bisa berdiri hingga sekarang dengan adanya sidang
PPKI 1 tersebut. Unsur negara tersebut adalah unsur deklaratif dan unsur konstutif. Selain itu sidang PPKI
1 juga berperan penting dalam menyelesaikan masalah persatuan dan kesatuan bangsa, yaitu terkait
membahas perubahan UUD 1945, karena anggota PPKI dari wilayah Indonesia Timur merasa keberatan
dengan beberapa pasal yang kalimatnya cenderung Islamsentris. Hingga akhirnya ditemukan titik
penyelesaian dan dapat menghindari perpecahan. Serta sidang PPKI berperan sebagai tanda awal mula
kemerdekaan bangsa Indonesia, awal dimana bangsa Indonesia mulai menata/mengatur sendiri negaranya
tanpa campur tangan negara lain/penjajah.
18 Agustus 1945 memiliki kesejajaran sejarah dengan pengalaman setiap negara dalam melahirkan
kesepakatan agung tersebut. UUD 1945 memiliki arti penting karena ia memengaruhi kehidupan rakyat
banyak. Namun, lebih penting lagi, karena ia juga mewakili bagaimana orang-orang Indonesia memandang
diri sendiri dan dunia luarnya. Kita bisa membayangkan apabila para pemimpin politik Islam menolak
kompromi mengubah beberapa penggal kalimat yang tercantum dalam konstitusi Republik Indonesia
kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Bisa jadi kita akan mendapatkan wajah Indonesia yang
berbeda dengan yang kita kenal sekarang. Atau Indonesia sebagai sebuah komunitas politik memang tidak
pernah lahir sama sekali. Kemungkinan seperti itu bisa saja terjadi mengingat republik yang baru lahir
segera menghadapi ancaman militer dari Sekutu dan Belanda yang datang pada akhir September 1945.
04 Mengapa bisa terjadi 3 versi Pembukaan UUD 1945!

Jawab : Karena, dalam penetapannya/dalam proses merancang pembukaan UUD 1945 mengalami berbagai
proses yang panjang dan perubahan-perubahan demi menghasilkan pembukaan UUD 1945 yang terbaik dan
sesuai dengan bangsa Indonesia. Perubahan tersebut terjadi melalui beberapa sidang hingga menghasilkan
banyak versi dari setiap sidang tersebut sampai akhirnya di sahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

 Pembukaan UUD 1945 hasil 22 Juni 1945

Pembukaan pada awalnya ditetapkan berdasarkan hasil sidang pada 22 Juni 1945, Panitia Sembilan
menandatangani kesepakatan yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Piagam
Jakarta tersebut memuat arah dan tujuan bernegera serta lima rumusan dasar negara (Pancasila). Ketika
disahkan, Piagam Jakarta kala itu mendapat sambutan hangat. Naskah inilah yang kemudian juga dijadikan
Pembukaan UUD 1945.

 Pembukaan UUD 1945 hasil 14 Juli 1945 (Sidang BPUPKI 2)

Pembukaan UUD 1945 diubah kembali dalam sidang BPUPKI 2, pada tanggal 13 Juli 1945. Panitia
kecil yang baru menyerahkan hasil kerja pada ketua Panitia Perancang Undang Undang Dasar yakni Ir.
Soekarno. Hasilnya berupa rancangan Undang-Undang Dasar. Setelah diserahkah, rancangan itu kemudian
disempurnakan tata bahasanya oleh Panitia Penghalus Bahasa. Barulah pada tanggal 14 Juli 1945
Ir. Soekarno menyerahkan laporan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar secara keseluruhan
melalui sidang pleno BPUPKI. Dalam laporan yang diserahkan itu melingkupi tiga masalah pokok, yaitu
pernyataan tentang Indonesia Merdeka, pembukaan Undang-Undang Dasar, dan batang tubuh
Undang-Undang Dasar yang dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945.

 Terjadi perubahan pembukaan UUD 1945

Namun setelah proklamasi kemerdekaan dan sebelum dasar negara secara resmi disahkan, terdapat
perubahan pada isi Piagam Jakarta. Tujuh kata yakni, "...dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya" dihapus.Tokoh-tokoh dari Timur menyatakan keberatan mereka atas sila pertama
yang menyiratkan bahwa rumusan itu tidak berlaku bagi pemeluk agama lain. Mereka mengutarakan
pendapat tersebut kepada Muhammad Hatta. Maka untuk menghindari perpecahan, Hatta mengadakan
pembicaraan dengan tokoh-tokoh Islam.

KH. A. Wahid Hasyim adalah seorang tokoh wakil Islam dari Nahdlatul Ulama yang turut
mendiskusikan rumusan sila pertama Pancasila. KH. A. Wahid Hasyim mengusulkan kepada para pimpinan
Islam untuk mengubah asas Ketuhanan dengan ditambah kata-kata Yang Maha Esa, yang juga berimplikasi
tauhid bagi umat Islam. Dikutip dari buku Berangkat dari Pesantren tulisan Saifuddin Zuhri, K.H. A. Wahid
Hasyim menjelaskan sikapnya dengan argumen berikut:

 Kondisi saat itu sangat membutuhkan persatuan untuk menghadapi Belanda yang berusaha kembali ke
daerah jajahan mereka.
 Beliau telah menerima dengan pemahaman bahwa kewajiban mengikuti syariat Islam bagi umat Islam
akan mendapatkan tempatnya dalam penerapan yang jujur terhadap pasal 29 UUD 1945 yang menjamin
kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama dan mengamalkan menurut agamanya
masing-masing.

 Pembukaan hasil 18 Agustus 1945

Pada Sidang PPKI 1 Mohammad Hatta memperjelas apa yang dipaparkan Sukarno dalam pidato
pembukaan ketua sidang PPKI 1 tersebut. Setidaknya ada dua usulan Hatta yang menunjukan keinginan
menghapus penyataan yang meruncing ke arah Islam agar tidak menimbulkan persepsi yang keliru,
sebagaimana dicatat dalam Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI 28 Mei 1945 - 22 Agustus 1945 (1995: 415).
Mavis Rose dalam Biografi Politik Mohammad Hatta (1991: 208) mencatat bahwa sejak awal Hatta
memang sudah menyadari bahwa tidak semua suku di Indonesia dapat menerima rancangan UU Dasar yang
baru saja dirumuskan. Seorang perwira Angkatan Laut Jepang bahkan berulang kali mengingkatkan Hatta
tentang kelompok-kelompok Kristen di wilayah Indonesia Timur yang merasa keberatan menerima klausa
Pancasila dan UUD yang menyebut masalah kewajiban Islam.
Untuk mengatasi persilangan keyakinan yang ada, Hatta berusaha membujuk salah seorang anggota
PPKI sekaligus pemimpin Muhammadiyah Jawa, Ki Bagus Hadikusumo supaya tidak berkeberatan jika
kalimat-kalimat yang meruncing ke arah Islam dihilangkan. Bujukan Hatta nyatanya berbuah hasil. Dalam
memoarnya, Hatta menuliskan bahwa dua orang pemimpin Islam yang hadir dalam sidang PPKI saat itu
benar-benar memikirkan masa depan dan persatuan bangsa. “Inilah perubahan yang maha penting
menyatukan segala bangsa,” kata Hatta di hadapan peserta sidang.
Akhirnya setelah mengalami banyak perubahan pembukaan UUD 1945 hasil sidang PPKI 1 inilah yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan menjadi pembukaan dalam UUD 1945 sampai sekarang.
05
Buatlah perbandingan antara 3 versi pembukaan UUD 1945, kemudian lakukan
identifikasi berdasarkan persamaan dan perbedaan antara 3 versi tersebut!!

Jawab :

Pembukaan UUD 1945 Hasil 22 Pembukaan UUD 1945 Hasil 14 Pembukaan UUD 1945 Hasil 18
Juni 1945 Juli 1945 Agustus 1945

Alenia I Pernyataan Kemerdekaan

Bahwa sesungguhnya kemerdeka Bahwa sesungguhnya kemerdeka Bahwa sesungguhnya kemerdeka


an itu adalah hak segala bangsa, an itu adalah hak segala bangsa, an itu ialah hak segala bangsa dan
dan oleh sebab itu maka dan oleh sebab itu maka oleh sebab itu, maka penjajahan
penjajahan diatas dunia harus penjajahan diatas dunia harus diatas dunia harus dihapuskan
dihapuskan, karena tidak sesuai dihapuskan, karena tidak sesuai karena tidak sesuai dengan
dengan peri-kemanusiaan dan dengan peri-kemanusiaan dan peri-kemanusiaan dan peri
perikeadilan perikeadilan keadilan

Alenia II Pernyataan Kemerdekaan

Dan perjuangan pergerakan Dan perjuangan pergerakan Dan perjuangan pergerakan


kemerdekaan Indonesia telah kemerdekaan Indonesia telah kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang sampailah kepada saat yang sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat berbahagia dengan selamat berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat sentausa mengantarkan rakyat sentosa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang Indonesia ke depan pintu gerbang Indonesia ke depan pintu gerbang
negara Indonesia, yang merdeka, negara Indonesia, yang merdeka, kemerdekaan negara Indonesia,
bersatu, berdaulat, adil, dan bersatu, berdaulat, adil, dan yang merdeka, bersatu, berdaulat,
makmur. makmur. adil dan makmur
Alenia III Pernyataan Kemerdekaan

Atas berkat rahmat Allah Yang Atas berkat rahmat Allah Yang Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan Maha Kuasa dan dengan Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, didorongkan oleh keinginan luhur, didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan supaya berkehidupan kebangsaan supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat yang bebas, maka rakyat yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini Indonesia menyatakan dengan ini Indonesia menyatakan dengan
kemerdekaannya. kemerdekaannya. ini kemerdekaannya
Alenia IV Mukadimah UUD 1945

Kemudian daripada itu untuk Dengan nama Allah yang Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintah pengasih dan penyayang. Untuk membentuk suatu pemerintah
negara Indonesia merdeka yang membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
melindungi segenap bangsa negara Indonesia merdeka yang segenap bangsa Indonesia dan
Indonesia dan seluruh tumpah melindungi segenap bangsa seluruh tumpah darah Indonesia
darah Indonesia, dan untuk Indonesia dan seluruh tumpah dan untuk memajukan
memajukan kesejahteraan umum, darah Indonesia, dan untuk kesejahteraan umum, mencerdas
mencerdaskan kehidupan bangsa memajukan kesejahteraan umum, kan kehidupan bangsa, dan ikut
dan ikut melaksanakan ketertiban mencerdaskan kehidupan bangsa melaksanakan ketertiban dunia
dunia yang berdasarkan dan ikut melaksanakan ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan,
kemerdekaan, perdamaian abadi, dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
dan keadilan sosial, maka kemerdekaan, perdamaian abadi, sosial, maka disusunlah
disusunlah kemerdekaan dan keadilan sosial, maka kemerdekaan kebangsaan
kebangsaan Indonesia itu dalam disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu
suatu Hukum dasar Negara kebangsaan Indonesia itu dalam Undang-Undang Dasar negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu Hukum dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan negara Republik Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat, dengan berdasar kepada Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan, dengan kewajiban rakyat, dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
menjalankan syariat Islam bagi Ketuhanan, dengan kewajiban kemanusiaan yang adil dan
pemeluk-pemeluknya, menurut menjalankan syariat Islam bagi beradab, persatuan Indonesia, dan
dasar kemanusiaan yang adil dan pemeluk-pemeluknya,menurut kerakyatan yang dipimpin oleh
beradab, persatuan Indonesia dan dasar kemanusiaan yang adil dan hikmat kebijaksanaan dalam
kerakyatan yang dipimpin oleh beradab, persatuan Indonesia dan permusyawaratan/perwakilan,
hikmah kebijaksanaan dalam kerakyatan yang dipimpin oleh serta dengan mewujudkan suatu
permusyawaratan perwakilan, hikmah kebijaksanaan dalam keadilan sosial bagi seluruh rakyat
serta dengan mewujudkan suatu permusyawaratan perwakilan, Indonesia
keadilan sosial bagi seluruh rakyat serta dengan mewujudkan suatu
Indonesia. keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

 Persamaan antara 3 versi

Persamaan di antara 3 versi pembukaan UUD 1945 tersebut adalah sama-sama rancangan pembukaan,
Meski dirancang pada waktu yang berbeda, namun ke 3 versi tersebut ditujukan untuk pernyataan
kemerdekaan bangsa Indonesia.

 Perbedaan antara 3 versi

Perbedaan di antara 3 versi pembukaan UUD 1945 adalah 3 versi tersebut merupakan hasil dari 3 sidang
yang berbeda. Versi 1 hasil sidang 22 Juni 1945, versi 2 hasil 14 Juli 1945, dan versi 3 hasil 18 Agustus
1945.
 Persaman dan Perbedaan Pembukaan UUD 1945 3 Versi

Versi 1 Pembukaan UUD 1945 Versi 2 Pembukaan UUD 1945 Versi 3 Pembukaan UUD 1945
Hasil 22 Juni 1945 Hasil 14 Juli 1945 Hasil 18 Agustus 1945

Alenia I Pernyataan Deurmekaar

Sama dengan versi 2 Sama dengan versi 1 Terdapat perubahan/perbedaan


dari versi sebelumnya yaitu kata
“adalah” diganti dengan kata
“ialah”
Alenia II Pernyataan Kemerdekaan

Semua versi sama Semua versi sama Semua versi sama


Alenia III Pernyataan Kemerdekaan

Semua versi sama Semua versi sama Semua versi sama

Alenia IV Mukadimah UUD 1945

Versi 1 cukup terlihat berbeda Versi 2 cukup terlihat berbeda Versi 3 dan 1 terdapat persamaan
dengan versi 2 pada beberapa dengan versi 1 pada beberapa pada beberapa kalimat pertama
kalimat, namun terdapat kalimat, namun terdapat utamanya, namun ada perbedaan
persamaan diantara versi 1 dan 2 persamaan diantara versi 2 dan 1 pada kalimat “Ketuhanan dengan
yaitu pada kalimat “Ketuhanan yaitu pada kalimat “Ketuhanan kewajiban menjalankan syariat
dengan kewajiban menjalankan dengan kewajiban menjalankan Islam bagi pemeluk-pemeluknya‟
syariat Islam bagi syariat Islam bagi pada versi 3 diubah menjadi
pemelukpemeluknya” pemelukpemeluknya” “.Dasar negara Indonesia, yang
Sedangkan diantara versi 1 dan 3 Sedangkan diantara versi 2 dan 3 terbentuk dalam suatu susunan
terdapat persamaan pada beberapa terdapat sejumlah perbedaan juga negara Republik Indonesia yang
kalimat pertama utamanya, namun dan salah satu perbedaan terdapat berkedaulatan rakyat dengan
ada perbedaan pada kalimat pada kalimat “Ketuhanan dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
“Ketuhanan dengan kewajiban kewajiban menjalankan syariat Maha Esa,”
menjalankan syariat Islam bagi Islam bagi pemeluk-pemeluknya‟ Sedangkan diantara versi 3 dan 2
pemeluk-pemeluknya‟ pada versi pada versi 3 diubah menjadi terdapat sejumlah perbedaan juga
3 diubah menjadi “.Dasar negara “.Dasar negara Indonesia, yang dan salah satu perbedaan terdapat
Indonesia, yang terbentuk dalam terbentuk dalam suatu susunan pada kalimat “Ketuhanan dengan
suatu susunan negara Republik negara Republik Indonesia yang kewajiban menjalankan syariat
Indonesia yang berkedaulatan berkedaulatan rakyat dengan Islam bagi pemeluk-pemeluknya‟
rakyat dengan berdasar kepada berdasar kepada Ketuhanan Yang pada versi 3 diubah menjadi
Ketuhanan Yang Maha Esa,” Maha Esa,” “.Dasar negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa,”
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai