HINGGA KINI Kelompok 2 (Kelas XI Mipa 2) : 1) Aisyah Amalia Cahyani
2) Alvina Damayanti
3) Anggi Evio Putri
Beanta 4) Salwa Nada Rahmah
5) Sinta Nur Aulia
1. BIDANG SOSIAL - BUDAYA Dalam bidang sosial-budaya, pengaruh Jepang yg masih terasa hingga masa kini tampak dalam : 1.) Struktur Masyarakat Pada zaman Belanda, Indonesia hanya mengenal desa (dukuh) yaitu unit pemerintahan terkecil. Namun, sejak zaman Jepang, desa (struktur terkecil) tersebut dibagi menjadi lebih kecil lagi, yaitu Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Sistem ini diterapkan di Jepang dgn nama tonarigumi. Tujuan pembentukan RT dan RW (tonarigumi) yaitu untuk memudahkan administrasi dan pengawasan, serta digunakan sebagai alat untuk melakukan kendali dan mobilisasi Jepang atas penduduk Indonesia. Struktur Masyarakat Bentukan Jepang
Syu (Karisedenan) Syi (pemerintahan kota)
Si/Kotapraja Ken/Kabupaten Syucokan
(pimpinan residen) 2.) Bahasa (1943) atas desakan tokoh-tokoh Indonesia, Jepang mengizinkan berdirinya Komisi Penyempurnaan Bahasa Indonesia. Berhasil memodifikasi 7000 istilah bahasa Indonesia modern pada saat itu. Sejak sumpah pemuda (28 Oktober 1928), pemerintah kolonial Jepang memainkan peran yg penting bagi perkembangan bahasa Indonesia. Menurut Prof. Dr. A. Teeuw, ahli bahasa Indonesia berkebangsaan Belanda, (1942) bahasa Indonesia digunakan secara meluas diberbagai instansi termasuk lembaga pendidikan, tidak hanya menjadi bahasa pergaulan sehari-hari. Sejak awal tahun1943, seluruh tulisan yg berbahasa Belanda dihapus dan harus diganti dengan tulisan berbahasa Indonesia. Hasil-hasil karya sastra bangsa Indonesia menjadi tumbuh dan berkembang. Contoh : Kami Perempuan (1943), Djinak-djinak Merpati, Hantu Perempuan (1944) karya Armijin Pane. Aku, Karawang-Bekasi, Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar. Taufan di atas Asia karya Dewi Reni. Insan Kamil karya El Hakim (Abu Hanifah). 3.) Kesenian (1 April 1943) Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) di Jakarta. Fungsi : mewadahi aktivitas budayawan Indonesia agar tidak menyimpang dari tujuan Jepang, memfasilitasi R. Koesbini dan Cornel Simanjuntak membentuk grup seni suara yg melahirkan lagu-lagu nasional Indonesia, serta melahirkan seni drama karya budayawan Indonesia. (Agustus 1943) Jepang membentuk Persatuan Aktris Film Indonesia (Persafi) yg sekarang dikenal dgn PARFI (Persatuan Artis FilmIndonesia), ini mendorong aktris-aktris Indonesia mementaskan lakon-lakon terjemahan bahasa asing ke bahasa Indonesia. Sandiwara (bentuk seni peran) juga berkembang dibawah pendudukan Jepang karena sebelum perang pasifik, pertunjukan sandiwara hampir tidak dikenal di Indonesia. 4.) Pendidikan Jepang menghilangkan diskriminasi di bidang pendidikan sebagaimana dipraktikan pada masa kolonial Belanda. Pada masa pemerintahan Jepang, rakyat dari lapisan manapun berhak untuk mengenyam pendidikan formal, seperti di negaranya (SD 6tahun, SMP 3tahun, SMA 3tahun). Pemerintah militer Jepang memperkenalkan upacara bendera di sekolah untuk menanamkan semangat kedisiplinan ala militer kpd para siswa. 2. BIDANG MILITER Membantu membangun semangat nasionalisme di kalangan kaum muda Indonesia melalui pembentukan organisasi semi- militer dan organisasi militer. Itu sebetulnya dirancang untuk kepentingan perang Jepang. Akan tetapi, itu justru menguntungkan bagi Indonesia terutama dalam proses kemerdekaannya dan bahkan terus dipraktikan sampai sekarang.