Anda di halaman 1dari 3

1.

Modernisasi dan perkembangan imperialisme


Modernisasi Jepang dimulai dengan adanya Restorasi Meiji pada tahun 1868. Pada
masa ini Kaisar Meiji melakukan restorasi besar-besaran . Restorasi itu meliputi segala
bidang dengan teknologi modern. Restorasi ini dilakukan untuk mengejar ketinggalan dari
negara Barat. Setelah diberlakukan Restorasi Meiji diseluruh Jepang, terjadi perubahan
khususnya pada bidang pendidikan dan industri. Perubahan bidang pendidikan, pada tahun
1871 sudah dibentuk departemen pengajaran. Pada masa ini, Jepang berhasil mengubah
sistem pengajaran yang baru yaitu melalui penerapan sistem pengajaran Eropa Barat. Pada
peraturan sistem baru , setiap anak Jepang yang berumur 6 tahun sudah dikenakan wajib
belajar. Hal ini berlaku bagi semua penduduk Jepang. Karena Jepang merupakan negara
besar, maka tiap 600 penduduk didirikan 1 sekolah rendah. Modernisasi Jepang membuat
Jepang mengalami kemajuan dalam bidang industrinya. Majunya industri Jepang
memberikan perubahan terhadap struktur sosial.
Penurunan populasi Jepang ini dihubungkan dengan sebagian besar wanita Jepang saat ini
banyak yang menjadi wanita karier. Pendidikan adalah salah satu yang menjadi faktor yang
memicu perubahan ini. Di zaman modern ini , semakin banyak wanita Jepang yang
menempuh pendidikan hingga ke taraf yang paling tinggi. Semakin tinggi pendidikan yang
ditempuh semakin banyak pula kesempatan untuk direkrut oleh perusahaan. Wanita Jepang
yang telah direkrut oleh suatu perusahaan pasti akan mempertahankan kariernya karena
mencari pekerjaan di Jepang tidaklah mudah. Oleh karena itu, saat ini pernikahan tidak
terlintas di dalam benak wanita Jepang. Fenomena ini menjadi masalah Jepang dewasa ini.
Fenomena ini disebut fenomena hikonka. Fenomena hikonka merupakan fenomena di mana
sebagian besar wanita di Jepang cenderung memilih untuk tidak menikah. Fenomena
hikonka ini dapat ditemukan di dalam drama Jepang. Hal ini dikarenakan drama Jepang
sering mengangkat cerita yang menyangkut permasalahan sosial yang sedang terjadi di
Jepang.
2. Awal kedatangan Jepang ke Indonesia berawal dari keinginan mereka untuk
mendirikan Persemakmuran Asia Timur Raya. Keinginan ini ditunjukkan melalui
serangan Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Kepulauan
Hawaii pada 8 Desember 1941. Jepang bertujuan untuk menaklukkan Asia Pasifik.
Dikutip dari Kemdikbud, pindah tangan penjajahan atas Indonesia dari Belanda
kepada Jepang disepakati dalam perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan kekuasaan
itu, Jepang dapat menarik hati rakyat Indonesia, bahkan disambut gembira. Apa
penyebabnya?

Alasan Jepang sempat disambut gembira


Setelah menandatangani penyerahan kekuasaan, Jepang mulai menggunakan data-
data intelijen untuk membuat propaganda yang bisa menarik simpati rakyat.

Baca juga:
Indonesia Mulai Dijajah Jepang pada Tahun Berapa? Ini Sejarahnya
Maka, di awal kedatangannya Jepang bisa dengan cepat mengerti budaya lokal dan
menghubungkan segala peristiwa sebagai dampak dari hal-hal yang bersifat
metafisis. Contohnya, Jepang menggunakan ramalan Jayabaya tentang datangnya
bangsa kulit kuning yang akan mengusir bangsa kulit putih.

Propaganda lainnya adalah, Jepang menyebut diri mereka sebagai saudara tua bagi
Indonesia. Setelah itu lahir gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang
Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia.
Ditambahkan dari buku Sejarah SMP Kelas 2 tulisan Tugiyono dkk., Jepang
memberikan pernyataan berikut ini di setiap kesempatan:

1. Indonesia-Nippon berada di kedudukan yang sederajat.

2. Jepang adalah saudara tua bangsa Indonesia.

3. Jepang akan memimpin Asia untuk membangun Asia Timur Raya.

4. Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Hinomaru.


Selain itu, lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan bersama Kimigayo.

3. Sejarah pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada 1942 dan berlangsung selama kurang
lebih 3,5 tahun hingga proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dinyatakan tanggal 17
Agustus 1945. Lantas, apa saja dampak penjajahan Jepang di Indonesia dalam berbagai
bidang, mulai dari sosial, ekonomi, budaya, militer, hingga pendidikan? Anik Sulistiyowati
dalam Sejarah Indonesia (2020) mencatat bahwa pertama kali Jepang menginjakkan kaki di
Indonesia pada 1 Maret 1942 di Teluk Banten. Jepang kala itu berhasil mengalahkan Sekutu
dalam Perang Dunia Kedua. Indonesia sebelumnya adalah wilayah jajahan Belanda yang
merupakan bagian dari Sekutu.
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia dalam
Berbagai Bidang", https://tirto.id/glzhAnik Sulistiyowati dalam Sejarah Indonesia (2020)
mencatat bahwa pertama kali Jepang menginjakkan kaki di Indonesia pada 1 Maret 1942 di
Teluk Banten. Jepang kala itu berhasil mengalahkan Sekutu dalam Perang Dunia Kedua.
Indonesia sebelumnya adalah wilayah jajahan Belanda yang merupakan bagian dari Sekutu.
Jepang alias Dai Nippon memang awalnya memposisikan sebagai saudara tua bagi Indonesia
dengan mengusung semangat 3A, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan
Nippon Pemimpin Asia. Akan tetapi, Jepang ternyata tidak berbeda dengan Belanda, sama-
sama bangsa penjajah yang memberikan banyak kerugian terhadap rakyat Indonesia. Jepang
bahkan memanfaatkan sumber daya Indonesia untuk membiayai perang mereka melawan
Sekutu. Selama kurang lebih 3,5 tahun menguasai wilayah Indonesia, pendudukan
pemerintahan militer Jepang menyebabkan munculnya banyak dampak di berbagai bidang
yang dirasakan oleh rakyat Indonesia.

Dampak di Bidang Sosial


Berdasarkan catatan Soepriyanto dalam Perjuangan Meraih Kemerdekaan (2018:10),
semasa pendudukan Jepang, komunikasi antar pulau atau dengan luar negeri mengalami
kesulitan. Hal ini disebabkan karena pihak Jepang yang berwenang mengendalikan saluran
komunikasi. Selain masalah sosial berupa komunikasi, dampak sosial juga terjadi ketika
orang-orang Indonesia mengalami tindakan sewenang-wenang dari Jepang, seperti
penahanan, penyiksaan, menjadi korban salah tangkap, dan lainnya. Bukan hanya itu, warga
Indonesia juga dijadikan sebagai pekerja paksa (romusha) yang tidak mendapatkan
upah.Selain itu, seperti yang diungkap Irma Samrotul dalam Sejarah Kelas XI (2020:7) para
perempuan tidak jarang menjadi korban penipuan lowongan kerja. Mereka ternyata
dipekerjakan sebagai gadis penghibur (Jugun Ianfu) dan dipaksa untuk memuaskan nafsu
para tentara Nipon.

Dampak di Bidang Ekonomi


Saat menduduki Indonesia, Jepang juga sedang terlibat perang dengan pihak Sekutu. Oleh
karena itu, Nipon memiliki siasat licik untuk memanfaatkan Indonesia sebagai sumber
kebutuhan menjalankan peperangan. Sistem ekonomi perang ini mengakibatkan munculnya
penyitaan pabrik, perkebunan, bank, hingga beberapa perusahaan. Lebih lanjut, hal tersebut
berdampak pada terjadinya penurunan produksi pangan, kelaparan, sampai kemiskinan.

Dampak di Bidang Budaya


Pada bidang ini, masyarakat Indonesia dipaksa untuk melakukan penghormatan kepada
Tenno Heika (kaisar) yang dianggap sebagai keturunan dewa matahari. Ritual tersebut
dilakukan dengan membungkukan badan tepat ke arah kaisar yang berada di arah matahari
terbit (dikenal sebagai budaya Seikeirei). Kala membungkukan badan, masyarakat juga
disuruh untuk menyanyikan lagu kebangsaan negara Jepang, yakni Kimigayo. Kebiasaan yang
sudah terkesan asing dalam budaya Indonesia ini pada akhirnya ditentang oleh beberapa
ulama, bahkan hingga memunculkan pertempuran.

Dampak di Bidang Militer


Saat pendudukan terjadi, Jepang memanfaatkan masyarakat untuk bisa terlibat dalam
Perang Pasifik melawan Sekutu. Alasannya sudah tentu dikarenakan Jepang membutuhkan
pasukan agar bisa memenangkan perang tersebut. Dengan cara membujuk masyarakat
Indonesia untuk ikut melawan pihak musuh, Jepang pada akhirnya berhasil membentuk
beberapa organisasi semi-militer. Di antaranya ada Seinendan, Keibodan, Hizbullah, Fujinkai,
Barisan Pelopor, PETA, dan Heiho. Organisasi tersebut dilatih sedemikian rupa untuk bisa
menggunakan senjata, baris-berbaris, dan latihan militer lainnya. Salah satu organisasi,
PETA, berkembang seiring dengan perubahan situasi Indonesia. Mula-mula, berubah
menjadi Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan kini menjadi
Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dampak di Bidang Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang, pendidikan dapat dibilang mengalami kemajuan, yakni
tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan lagi serta dibentuknya sistem tahapan
(SD, SMP, dan SMA). Namun, tetap ada motivasi pemanfaatan masyarakat untuk bisa
terlibat perang kala itu. Para siswa diwajibkan untuk mengikuti latihan dasar kemiliteran,
yaitu baris-berbaris dan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang.

Anda mungkin juga menyukai