Anda di halaman 1dari 3

NASIONALISME MESIR

Nasionalisme Mesir terjadi pada abad ke 19 yang bertujuan untuk mengakhiri kekuatan
bangsa asing di Mesir serta memperjuangkan Mesir sebagai sebuah unit politik yang unik dan
merdeka seperti yang pernah terjadi sebelumnya pada masa Firaun di Zaman Mesir Kuno.
Peristiwa ini dilatar belakangi saat dibukanya Terusan Suez yang merupakan pelabuhan dan jalur
perdagangan paling ramai dan penting di Kawasan Timur Tengah pada 1896 yang menjadi
rebutan negara-negara Barat terutama Inggris dan Prancis.

Kekuatan Inggria mulai kuat di Mesir pada 1875 saat Mesir mengalami krisis ekonomi
dan membuat Khediv Ismail (Raja Mesir) menjual saham Terusan Suez kepada Inggris dan
Prancis. Akibat campur tangan Inggris dan Prancis dalam pemerintahan, menimbulkan
kekecewaan yang kemudian muncul perlawanan rakyat. Pemberontakan ini dipimpin oleh Pasha
Arabi yang bersikap anti terhadap orang-orang asing yang akhirnya menuntut perubahan tatanan
pemerintahan.

Penyebab timbulnya nasionalisme di Mesir ini disebabkan oleh beberapa hal :


1. Adanya gerakan wahabi, yang semula merupakan gerakan agama yang kemudian
memberontak pemerintahan Turki yang saat itu berkedudukan di Mesir yang dikuasai
Ottoman dari Turki.
2. Adanya pengaruh revolusi Prancis. Ketika Napoleon Bonaparte mendarat di Mesir, ia
juga membawa suara Revolusi Prancis yang kemudian menimbulkan paham liberal
dan nasionalisme Mesir.
3. Munculnya kaum pelajar yang berpaham modern.
4. Adanya gerakan Pan Arav, yang dirintis oleh Amir Chetib Arslan dengan yang
menganjurkan persatuan semua bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai
kemerdekaan bangsanya.

Pada 7 Desember 1907 diadakan Kongres Nasional yang pertama dipimpin Mustafa Kamil
sebagai hasil dari cita-cita perjuangan Arabi Pasha setelah sebelumnya gerakan
pemberontakannya dapat dipadamkan. Kongres ini bertujuan untuk membangun Mesir secara
liberal untuk mencapai kemerdekaan yang penuh.

Pemerintahan Mesir yang dipengaruhi Inggris berusaha menindas gerakan ini, tetapi
gerakan nasional ini semakin menjelma menjadi gerakan yang kuat dan kemudian menjadi
partai wafd (Utusan) dibawah pimpinan Saad Zaghlul Pasha. Pada 1919 timbul pemberontakan
di Mesir dan Saad Zaghlul Pasha dibebaskan kembali. Kaum nasionalis Mesir menuntut
kemerdekaan negaranya dan berkobarlah pemberontakan, Saad Zaghlul Pasha ditangkap lagi dan
diasingkan ke Gibraltar

Pihak Inggris tidak lagi menekan para nasioanalis Mesir dan mengeluarkan Pernyataan
Unilateral pada 28 Februari 1922, yang berisi :
1. Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Mesir
2. Inggris berhak atas empat masalah pokok, yaitu :
a. Mempertahankan Terusan Suez
b. Mempergunakan daerah militer untuk operai militer
c. Mempertahankan Mesir terhadap agresi bangsa lain
d. Melindungi bangsa asing di Mesir dan kepentingannya

Setelah ditandatanganinya deklarasi tersebut membuat Mesir dianggap dalam dunia


internasional sebagai negara merdeka, meskipun belum sepenuhnya. Namun pihak kaum
nasionalis Mesir tetap menentangnya sebab Inggris tetap berhak atas empat masalah pokok
tersebut diatas. Revolusi baru terjadi pada 1952, berhasil menggulinglan monarki Mesir yang
sebelumnya dibentuk oleh Inggria dan menjadikan Mesir sebuah Negara Republik dengan
Gamal Abdul Nasser sebagai presiden pertamanya.
TUGAS SEJARAH
TENTANG NASIONALISME MESIR

Teguh Prasojo
XI IPS 3
No. Absen 34

SMA PGRI 1 PATI


Tahun Pelajaran 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai