Anda di halaman 1dari 7

PERBURUAN MUTIARA DARI TIMUR DAN PEREBUTAN

HEGEMONI SERTA LAHIRNYA VOC

NAMA PENULIS : Luis Ibanez sitinjak


Weldi Ferdinand siagian
Fahmi syahputra

Peristiwa yang melatarbelakangi datangnya bangsa eropa khususnya portugis dan spanyol
ke dunia timur adalah jatuhnya Konstantinopel (pusat pemerintahan Romawi Timur) ke
tangan Turki Ottoman pada 1453. Sebab, sejak saat itu perdagangan di Laut Tengah
dikuasai oleh pedagang Islam dan pedagang Eropa tidak bisa lagi membeli rempah-rempah
dari Asia. Peristiwa ini berujung pada kelangkaan rempah-rempah, yang menjadi komoditas
pedagangan yang sangat penting di Eropa. Oleh karena itu, bangsa Eropa mulai aktif
melakukan pelayaran dunia guna menemukan negeri penghasil rempah-rempah yang
diketahui berada di dunia Timur. Meski bangsa Eropa menempuh jalur berbeda, mereka
akhirnya sampai di daerah penghasil rempah-rempah, termasuk Indonesia. Bahkan pada
perkembangannya bangsa Eropa mampu menjadikan Indonesia sebagai koloninya.
Kata kunci :Kedatangan bangsa barat

A.PENDAHULUAN
Kedatangan bangsa-bangsa barat di Kepulauan Indonesia berkaitan erat dengan masa
renaisans di Eropa. Gerakan renaisans pertama lahir di Italia pada abad ke-14, yang kemudian
menyebar ke seluruh Eropa. Pada periode ini, para pemikir mulai bebas bereksplorasi dan
membuka ide-ide lama yang ditinggalkan oleh bangsa Yunani dan Romawi. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa renaisans inilah yang mendorong bangsa Eropa melakukan
penjelajahan samudra hingga sampai ke Indonesia.
Berikut ini latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia:
Perkembangan Merkantilisme, Revolusi Industri, dan Kapitalisme Merkantilisme adalah
suatu paham kebijakan politik dan ekonomi suatu negara dengan tujuan untuk memupuk hasil
kekayaan (berupa emas) sebanyak-banyaknya sebagai standar kesejahteraan dan kekuasaan
negara itu. Untuk mencapai tujuan itu, muncullah semangat dari beberapa negara Eropa untuk
mencari daerah jajahan. Revolusi Industri merupakan pergantian atau perubahan secara
menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikerjakan oleh tenaga manusia atau hewan
menjadi tenaga mesin. Salah satu penemuan baru yang dilahirkan oleh revolusi industri
adalah mesin uap. Teknologi tersebut memudahkan bangsa Barat untuk melakukanpelayaran
ke Indonesia
Jatuhnya Konstantinopel oleh Kekaisaran Turki Utsmani Peristiwa yang melatarbelakangi
datangnya bangsa Eropa khususnya Portugis dan Spanyol ke dunia timur adalah jatuhnya
Konstantinopel. Sebelum era kolonialisme-imperialisme Barat, Konstantinopel merupakan
kota perdagangan terbesar dan termakmur di Eropa karena letaknya strategis. Konstantinopel
merupakan pertemuan jalur perdagangan antara Eropa dan Asia. Sehingga perdagangan
rempah-rempah, sutera, perhiasan, keramik dan komoditas berharga lainnya berpusat di kota
ini. Penguasa Turki dari Dinasti Utsmani (Ottoman) berhasil merebut Konstantinopel pada
1453. Pada saat itu, Konstantinopel merupakan pusat pemerintahan Romawi Tmur. Dengan
jatuhnya Konstantinopel, perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh pedagang-pedagang
Islam. Sedangkan pedagang Eropa tidak bisa lagi membeli rempah-rempah dari Asia. Hal
inilah yang mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain untuk mencapai penghasil
rempah-rempah.
Semboyan 3G: Gold, Glory, dan Gospel Salah satu tujuan bangsa Eropa ke Nusantara adalah
memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan, atau dikenal dengan nama Gold, Glory, dan
Gospel. Semboyan Gold mendorong mereka memburu kekayaan berupa emas, perak, dan
bahan tambang lain yang berharga. Sebab, menurut paham ini, suatu negara dikatakan
makmur apabila mempunyai emas yang melimpah. Semboyan Glory berarti kejayaan, yang
meyakini kejayaan sebuah bangsa dilihat dari banyaknya wilayah koloni yang dimiliki.
Kondisi ini mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk memiliki daerah kekuasaan yang luas.
Penjelajahan bangsa Eropa ke Timur juga membawa misi suci dari gereja, yaitu Gospel.
Semangat gospel, semangat bangsa barat menduduki indonesia adalah untuk menyebarkan
ajaran injil. Setiap kapal yang melakukan penjelajahan samudra selalu diikuti kelompok
misionaris, yang menganggap menyebarkan ajaran injil merupakan panggilan hidup dan
tugas mulia. Mereka kemudian memanfaatkan daerah koloni sebagai tempat menjalankan
misi tersebut. Tantangan Teori Heliosentris Seorang ilmuwan Polandia bernama Nicolaus
Copernicus mencetuskan Teori Heliosentris pada 1543. Teori Heliosentris menyatakan bahwa
bumi berbentuk bulat dan berputar mengelilingi matahari, begitu pula dengan planet-planet
lainnya. Menurutnya, jika seseorang berjalan dari satu titik ke arah barat, maka akan kembali
ke titik semula. Teori ini mendorong orang Eropa yang gemar bertualang untuk membuktikan
bahwa bumi bulat. Teori ini kemudian dibuktikan oleh para pelaut Portugis dan Spanyol
melalui penjelajahan samudra dari rute berlawanan yang kemudian bertemu di Maluku.

B.MATERI

Berikut proses kedatangan bangsa barat ke Indonesia

Bangsa Portugis

Penjelajahan samudra bangsa Portugis untuk menemukan kepulauan rempah-rempah diawali


dengan ekspedisi Bartholomeus Diaz, yang menjadi orang Eropa pertama yang berhasil
mencapai Tanjung Harapan di Afrika Selatan pada 1488. Setelah itu, Vasco da Gama
mengikuti dan melanjutkan rute Bartholomeus Diaz, hingga akhirnya sampai di Calicut,
India, pada 1498. Keberhasilan Vasco da Gama mencapai Calicut dan membawa pulang
rempah-rempah membuat Portugal menempatkan Alfonso de Albuquerque sebagai wakilnya
di India. Di bawah kepemimpinan Alfonso de Albuquerque, Portugis berhasil menguasai Goa
pada 1510 dan Malaka pada 1511. Keberhasilan itu mendorong Alfonso de Albuquerque
untuk mengirim tiga kapalnya ke kepulauan rempah-rempah di Indonesia Timur (Maluku).
Dua kapal dari armada utusan Alfonso de Albuquerque yang dipimpin oleh Antonio de
Abreau dan Francisco Serrao berhasil mencapai Ternate pada 1512. Dengan begitu, bangsa
barat yang pertama kali datang di nusantara dan kemudian memonopoli perdagangan rempah-
rempah di Maluku yaitu bangsa Portugis. Pada awalnya, kedatangan Portugis di Ternate
disambut baik oleh Sultan Ternate yang ingin melawan Tidore. Akan tetapi, dalam
perkembangannya kedatangan Portugis ke nusantara membuat kerajaan-kerajaan Islam
merasa terancam. Kerajaan Islam pertama di nusantara yang dikuasai Portugis adalah
Kerajaan Ternate.

Bangsa Spanyol

Sesuai isi Perjanjian Tordesillas yang disetujui bersama Portugal pada 1494, bangsa Spanyol
mencari daerah penghasil rempah-rempah dengan menuju ke arah barat, melalui Samudera
Atlantik. Pada 1519, Spanyol memberangkatkan ekspedisi yang terdiri dari lima kapal di
bawah pimpinan Fernando de Magelhaens atau Ferdinan Magellan. Rute pelayarannya adalah
Spanyol - Samudera Atlantik - pantai timur Benua Amerika - selat di ujung selatan Benua
Amerika - Samudera Pasifik - Filipina. Rombongan Magellan sampai di Filipina pada April
1521, tetapi ia justru terbunuh setelah terlibat konflik dengan Mactan. Setelah itu, ekspedisi
dilanjutkan di bawah pimpinan Kapten Sebastian del Cano, yang sampai di Maluku di tahun
yang sama. Sebastian del Cano mendarat di wilayah Tidore dan disambut baik oleh rajanya,
yang bermusuhan dengan Kerajaan Ternate yang lebih dulu menjalin kerjasama dengan
Portugis. Namun, kedatangan bangsa Spanyol ke Indonesia untuk pertama kalinya ini hanya
berlangsung 40 hari (6 November - 18 Desember 1521). Pasalnya tujuan utama Sebastian del
Cano singgah di Tidore adalah untuk mengisi bahan makanan dan mengisi kapalnya dengan
rempah-rempah, terutama cengkih dan pala. Keberhasilan Sebastian del Cano dalam
mendapatkan rempah-rempah serta kepercayaan dari raja Tidore membuat raja Spanyol
senang dan kembali mengirimkan armadanya ke Indonesia. Akan tetapi, langkah tersebut
oleh Portugis dianggap sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas. Pada akhirnya
pertempuran antara Spanyol bersama Tidore dan Portugis yang bersekutu dengan Ternate pun
tidak dapat dihindarkan.

Bangsa Prancis

Keberhasilan bangsa Portugis mencapai dunia Timur mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk
berlayar ke Indonesia. Terlebih lagi, jasa pelaut asing dan peta navigasi dapat dibeli dengan
mudah di Lisabon. Pada 1530, Jean Parmentier dari Prancis meninggalkan Pantai Normandia
untuk menjelajahi Indonesia. Dari sudut pandang pelayaran, ekspedisi ini sangat berhasil
karena dapat mencapai bagian barat Sumatera dalam waktu tujuh bulan. Kendati demikian,
dari sudut pandang perniagaan, Jean Parmentier dapat dikatakan gagal total. Akibat
kegagalan ini, bangsa Prancis enggan untuk mengulangi upayanya dalam waktu yang lama.

Bangsa Inggris

Ekspedisi penjelajahan samudra oleh bangsa Inggris yang pertama dipimpin oleh Francis
Drake dan Thomas Cavendish. Rombongan itu berangkat pada 1577 dengan mengikuti rute
penjelajahan bangsa Spanyol. Pada 1579, armada Francis Drake berhasil mendarat di Ternate
dan memborong rempah-rempah untuk dibawa kembali ke Inggris. Pada abad ke-17, Inggris
kembali melakukan penjelajahan samudra, tetapi dengan mengikuti rute bangsa Portugis.
Inggris kemudian berhasil menguasai India dan mendirikan kongsi dagang EIC (East India
Company). Dalam perkembangannya, EIC menjadi pesaing utama VOC dan berusaha
menguasai kepulauan nusantara.

Bangsa Belanda

Dalam melakukan penjelajahan samudra ke dunia Timur, bangsa Belanda mengacu pada
Pedoman Perjalanan ke Timur yang disusun oleh Jan Huygen van Lin Schoten pada 1595.
Buku tersebut memuat peta dan deskripsi rinci mengenai penemuan-penemuan bangsa
Portugis. Pada 1595, Belanda mengirim sebuah ekspedisi ke dunia Timur yang dipimpin oleh
Cornelis de Houtman. Cornelis de Houtman menjadi rombongan Belanda pertama yang tiba
di nusantara pada 1596, tepatnya di Banten. Meski sempat disambut baik, Cornelis de
Houtman akhirnya diusir oleh masyarakat dan pedagang setempat karena sikap buruknya.
Pada 1598, Belanda kembali berusaha menembus Banten dengan mengirim ekspedisi di
bawah pimpinan Jacob van Neck. Proses masuknya bangsa Belanda ke nusantara yang kedua
ini cukup mulus, karena mereka pandai berdiplomasi dan telah belajar dari pengalaman
Cornelis de Houtman. Penerimaan Banten pun semakin terlihat ketika Belanda diizinkan
untuk mendirikan kantor dagang. Setelah Banten, bangsa Belanda kemudian melanjutkan
misinya ke Maluku untuk menggeser kedudukan bangsa Portugis.  

KEKUASAAN KONGSI DAGANG VOC

Veerenigde Oostindische Compagnie (VOC) dikenal sebagai Perserikatan Dagang Hindia


Timur Belanda, berdiri pada 20 Maret 1602. VOC berupaya melakukan monopoli
perdagangan di kawasan Asia pada era kolonialisme Eropa. Saat itu, tujuan pendirian VOC
adalah mencegah kerugian akibat persaingan dagang dengan Portugis di Nusantara. Sebelum
VOC berdiri sebenarnya sudah ada beberapa perusahaan dagang Belanda yang melakukan
perdagangan di Nusantara. Salah satunya Compagnie van Verre asal Amsterdam, Belanda,
yang melakukan pelayaran ke Asia pada 1595-1597. Mereka melihat bahwa ada prospek
cerah dalam perdagangan di Nusantara. Menurut R. Bijlsma dalam “De archieven van de
compagnieën op Oost-Indië, 1594-1603” yang termuat di Verslagen omtrent, berdiri beberapa
perusahaan serupa di kota yang sama di Rotterdam dan Zeeland. Seluruh perusahaan tersebut
saling berlomba melepaskan layar kapal untuk bisa memperoleh keuntungan di wilayah Asia.
Belakangan perusahaan-perusahaan dagang tersebut saling bersaing untuk mendapatkan
komoditas di Nusantara. Lantaran kondisi ini keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing
perusahaan menjadi kecil. Artinya bahwa jumlah modal yang harus dikeluarkan ketika
berlayar tidak sepadan dengan keuntungan yang didadapatkan. Menyadari hal itu, beberapa
perusahaan dagang di Belanda memutuskan untuk bekerja sama secara lokal (kota) mulai
tahun 1600. Tujuan VOC Situasi itu juga didukung oleh kondisi konflik politik antara
Belanda, Spanyol, dan Portugis. Pada 1600, Belanda sedang berperang dengan Raja Spanyol
dan Portugal yang tengah bersatu menguasai perdagangan di Asia. Lantaran itu Belanda
menyadari bahwa persatuan bisa mengalahkan segala hal, baik militer maupun ekonomi.
Dukungan politik pemerintah Belanda ini selaras dengan tujuan VOC yang ingin menguasai
jalur perdagangan ke Asia. Kongsi dagang ini ingin mengatasi kerugian seluruh pedagang
Belanda yang bersaing dengan Portugis dan Spanyol di Asia. Lalu, meraup laba setinggi-
tingginya demi keperluan perang Belanda melawan Spanyol. Dalam Organisasi VOC, F.S.
Gaastra, menjelaskan, VOC merupakan gabungan dari enam perusahaan kecil Belanda yang
diprakarsai oleh pemerintah Belanda (Staten-Generaal). Ketika berdiri, terdapat sejumlah 17
tuan yang memimpinnya. Posisi VOC makin kuat setelah pada 20 Maret 1602, pemerintah
Belanda mengeluarkan hak istimewa (oktroi) kepada VOC yang baru terbentuk. Di
dalamnya, tercantum bahwa hanya perusahaan VOC yang boleh berlayar ke daerah timur,
Tanjung Harapan dan barat, Selat Magalan. Masih menurut F.S. Gaastra, isi lain dari oktroi
terkait tata cara kompeni (militer dan kolonialisasi), kedudukan para direktur (pemimpin
masing-masing daerah), partisipan dagang (mata uang), dan cara pengumpulan modal
(pajak). Sejarah VOC dari Ambon Pindah ke Jakarta Di Nusantara Indonesia, Gubernur
Jenderal pertama VOC, Pieter Both, menetapkan Ambon sebagai pusat pemerintahan kongsi
dagang Belanda tersebut. Selain itu, pada 1611, di Jayakarta (Batavia), ia juga membangun
rumah dagang kecil yang digunakannya sebagai kantor cabangnya. Sesudah masa
kepemimpinan Pieter (1618), Jan Pieterszoon Coen bertugas sebagai Gubernur Jendral VOC
barunya. Ketika awal, ia langsung membangun benteng setinggi 7 meter di Jayakarta.
Bangunan tersebut dilengkapi meriam sebagai pertahanan untuk persiapan perang merebut
Jayakarta. Dalam Pengurus Pusat VOC dan Lembaga-Lembaga Pemerintahan Kota Batavia
(1619-1811) – Sebuah Pendahuluan, Hendrik E. Niemeijer mengungkapkan, pada 30 Mei
1619, VOC berhasil mengambil alih pelabuhan di Jayakarta. Setelah medapatkan wilayah
tersebut, VOC menjadikannya sebagai pelabuhan permanen, tempat galangan kapal, gudang
pusat perdagangan, serta pusat pemerintahan dan administrasi. Bahkan, Batavia saat itu juga
dijadikan pusat pemerintahan dari wilayah Asia, bukan hanya Nusantara. VOC yang awalnya
bertujuan hanya untuk mengumpulkan dana perang serta memenangkan persaingan dagang,
ternyata juga ikut andil dalam berbagai aspek kehidupan di Nusantara. Faktanya, semua yang
dilakukan termuat dalam oktroi yang telah dibuat oleh pemerintah Belanda. Namun,
bangkrutnya perusahaan ini mulai terlihat pada akhir abad ke-18. Mc Ricklefs menjelaskan
dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (2009), VOC menemui kemundurannya. Hal
tersebut ditandai dengan letihnya berperang melawan daerah-daerah Nusantara yang tidak

bersedia dieksploitasi serta korupsi yang menyebabkan krisis keuangan perusahaan. Dalam
buku Dari Soal Priayi Sampai Nyi Blorong (2002), Ong Hok Ham mengungkapkan, pada 31
Desember 1799, VOC bangkrut dan kemudian dibubarkan. Seluruh utang dan aset yang ada
diambil alih oleh pemerintah Belanda.
C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan kami menulis artikel ini adalah untuk mengetahui proses masuknya bangsa barat
hingga lahirnya kongsi dagang diindonesia hal ini kami perlukan untuk membangkitkan rasa
nasionalisme untuk melepaskan bangsa Indonesia dari efek belenggu para penjajah yg pernah
menjajah Negara kita .

D PEMBAHASAN

walau sudah lepas dari para penjajah namun ternyata kita masih belum lepas sepenuhnya ,hal
ini dapat kita lihat pada perekonomian serta teknologi kita yang masih di topang oleh
kekuatan Negara lain,bahkan kebudayaan kita juga semakin terkikis akibat westernisasi atau
masuknya kebudayaan barat yang menghilangkan kebudayaan asli Negara Indonesia.maka
dengan itu mari bersama membangkitkan nasionalisme dan patriotisme dan meningkatkan
sumber daya manusia kita agar kita dapat menjadi bangsa mandiri seta menjadi bangsa yang
kuat.

E. KESIMPULAN

~ Latar belakang datangnya bangsa bangsa barat ke Indonesia adalah jatuhnya konstantinopel
ketangan turki utsmani(1453),adanya berbagai penemuan dibidang teknologi,semangat
melanjutkan perang salib

~Bangsa bangsa barat(portugis,spanyol,belanda,dan inggris),mencari daerah baru untuk


memburu rempah rempah melalui penjelajahan samudra atau jalur laut.

~Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya namun tidak dapat memanfaatkan dengan
baik,hal ini dikarenakan kualitas sumber daya manusia yang buruk.

~Yang dimaksud dunia timur penghasil rempah rempah itu ternyata kepulauan nusantara

~Setelah menemukan daerah penghasil rempah rempah,perdaganganpun meningkat.untuk


menghindari persaingan persaingan antar pedagang satu bangsa maka dibentuklah kongsi
dagang .misalnya inggris membentuk EIC yang berpusat di india.Belanda mendirikan VOC
yang berpusat di Indonesia

~VOC menguasai wilayah nusantara dengan memerangi kerajaan kerajaan yang ada dan
memonopoli perdagangan di nusantara.
F.DAFTAR PUSTAKA

NAMA PENULIS : Luis Ibanez sitinjak


Weldi Ferdinand siagian
Fahmi syahputra
8 agustus 2022

Artikel mengenai masuknya bangsa barat serta lahirnya voc

Batu bara,SMAN 1 SEI SUKA,XI IPA 3

NO TELEPON :083838833616

EMAIL : luisibanezsitinjak@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai