Anda di halaman 1dari 11

WALI LOKAL DI KEBUMEN Raden Patah dari Demak.

Silsilahnya adalah Brawijaya V – Raden Patah – Sultan Trenggono – Sunan


Oleh : Faisal Muttaqin ( XI MIA G/11) Prawoto – Pangeran Kediri – Pangeran Sudarmo – Pangeran Anom atau Syekh Anom Sida Karsa.
Makam Syekh Anom Sida Karsa berada di dalam cungkup bertutup kain yang dikelilingi oleh
SYEKH ANOM SIDA KARSA kurungan berangka besi berdinding kaca dengan tulisan ayat suci dan hiasan di bagian bawahnya. Di
Makam Syekh Anom Sida Karsa yg berada Dusun Wadas, Desa Grogol Beningsari, sebelahnya adalah makam isterinya. Kurungan besi itu digembok untuk melindungi makam dari tangan
Kecamatan Petanahan, Kebumen. . Tempat ziarah ini berjarak sekitar 11,8 kilometer dari alun-alun jahil. Pasalnya dulu peziarah ada yang mencongkel makam untuk dibawa pulang sebagai jimat
kota yang ada di depan Masjid Agung Kebumen mengarah ke Selatan, sedikit agak ke arah Barat penangkal bahaya. Tadinya saya tak faham apa yang dicongkel, namun setelah gembok dan kain
Daya. Melewati Jl Ronggowarsito dan Jl Raya Soka, kami masuk Jl Raya Petanahan hingga bertemu Jl dibuka baru terlihat bahwa pada makam terdapat unur (gundukan rumah rayap yang telah membatu),
Klengen – Wonosari dan belok kanan, mengarah ke Barat. Setelah 2 km belok kiri, dan 600 meter lagi bertekstur kasar dengan ketinggian sekitar satu setengah meter berwarna putih kecoklatan. Ziarah ke
belok kanan. Musholla dan Makam Syekh Anom Sidakarsa ada di kanan jalan. makam Syekh Anom Sidakarsa biasanya banyak dilakukan pada bulan Sura dan Ruwah.
Di kompleks makam, terdapat sebuah musholla dengan ornamen yang sangat menarik. Menurut Muhyidin, meski banyak tempat telah beliau jelajahi namun Syekh Anom Sida Karsa
Musholla ini diberi nama Musholla Agung Al Waliyyu Syekh Anom Sida Karsa. Tidak begitu besar memilih tinggal di daerah ini karena mengetahui banyak orang yang masih membutuhkan pencerahan,
ukurannya, sesuai nama, namun merupakan bangunan permanen dengan tembok bata disemen dan diantaranya adalah daerah Ambal yang dihuni banyak berandal. Beliau menetap di tempat ini sampai
atap genteng serta kemuncak kuncup bunga empat tingkat dan aksara Arab berbunyi “Allah” di wafatnya.
puncaknya. Semasa hidupnya, Syekh Anom Sida Karsa terkenal memiliki kelebihan. Kabar itu akhirnya
Di samping kiri terdapat pintu unik dan elok berdaun satu berbentuk lengkung. Di sisi kiri dan sampai ke telinga para berandal di Ambal. Mereka pun datang menyatroni rumah Syekh Anom,
kanan bawah pintu ini terdapat hiasan suluran, sedangkan di dasar lengkung atasnya terdapat aksara berjumlah 200-an orang. Sampai di lokasi mereka melihat ada keanehan, yaitu meskipun rumah Syekh
Arab berbunyi “Muhammad” di kiri, “Allah” di kanan, dan “Bismillahirrahmanirrahim” pada bagian Anom miring ke Utara namun justru yang di sebelah Selatan yang disangga kayu. Para berandal itu pun
lengkungnya. Di bawah lengkung ada sepotong matahari dengan tujuh berkas sinar, dan di dalam menganggap pemilik rumah sudah tak waras lagi.
matahari terdapat tulisan “Musholla Agung Al – Waliyyuh Syech Anom Sida Karsa, Putra wayah Dalem Ketika Syekh Anom Sida Karsa mempersilahkan para begal masuk ke dalam rumah, lagi-lagi
Sunan Demak”. Menurut cerita, Syekh Anom Sida Karsa merupakan keturunan ke-5 Raden Patah / mereka menganggap tuan rumah tak waras. Bagaimana mungkin rumah sekecil itu sanggup
Fatah, Sultan Demak yang pertama. Di bawahnya ada kaligrafi tulisan Arab, di bawahnya kaligrafi ada menampung gerombolan yang berjumlah demikian banyak. Namun ketika akhirnya masuk, ternyata
tulisan “Sesungguhnya yg memakmurkan masjid Allah hanya orang2 yg beriman kepada Allah dan hari dalaman rumah itu luas sekali. Seluruh gerombolan hanya memenuhi satu pojok rumah saja. Barulah
Qiamat”. Di bawah tulisan ada kaligrafi lagi, dan paling bawah ada lagi tulisan berbunyi “Sodaqoh itu para berandal itu sadar bahwa Syekh Anom bukan orang sembarangan.
menutup tujuhpuluh pintu kejahatan”. Berandal itu dijamu makan oleh Syekh Anom, satu hal yang selalu dilakukannya pada setiap
Pintu utama di tengah berdaun dua yang juga sangat indah, dengan lengkung bertaut di tamu yang datang ke rumahnya. Makanan selalu ada, berapa pun tamu yang datang setiap harinya.
bagian atasnya, ornamen suluran warna metalik, huruf Arab “Allah”, “Muhammad”, kaligrafi ayat suci, Para berandal dipesan agar tidak membuang tulang ayam ke lantai. Namun seorang berandal sengaja
dan tulisan “Pangkat ilmu di atas Segala pangkat, Al Hadits”, serta tulisan “Allah kelak akan membuang tulang ayam ke lantai, dan tiba-tiba tulang itu berubah menjadi ayam lagi! Akhirnya para
memberikan kelapangan sesudah kesempitan, QS At-Tholaq” berandal itu pun takluk kepada Syekh Anom.
Masuk ke dalam serambi bangunan Makam Syekh Anom Sida Karsa yang dikeramik Pemugaran bagian dalam makam Syekh Anom dilakukan pada 1982, sedangkan pendopo,
seluruhnya terlihat ada beberapa buah makam yang posisinya terpisah dengan letak tak teratur, dan madrasah dibangun pada 2000 – 2002.. Musholla dibangun 2003 selesai 2006, atas inisiatif H. Edi
dengan bentuk dan ketinggian yang berbeda-beda pula. Yang menarik adalah adanya beberapa Sucipto dari Bekasi yang konon mendapat perintah dari Syekh Anom. Pembangunan musholla
makam yang bagian tengah pusaranya berada di bawah permukaan lantai serambi, serta tak ada dilakukan setelah lebih dulu berembug dengan Muhyidin dan para pengurus yang belum lama dibentuk
bagian makam itu yang lebih tinggi posisinya dari lantai. Jika pun itu dibuat sebagai penghormatan oleh Muhyidin.
kepada Syekh Anom Sida Karsa, namun ada makam lain yang berbentuk kijing biasa dan lebih tinggi Di Grogolbeningsari ini juga terdapat Sumur Petilasan Syekh Anom Sida Karsa. Letaknya
dari lantai. tidak terlalu jauh dengan makam. Petilasan Sumur Syekh Anom Sida Karsa dilindungi pagar besi yang
Beberapa makam di serambi itu diberi tengara, seperti makam B. Nyai Romini, makam Ny. tak terkunci. Tampak depan gapura dengan bagian atas berbentuk atap pelana, pagar tak terkunci dicat
Chasan Abdullah yang wafat pada 1955, KH Bachri wafat 1957, dan makam K. Chasan Abdullah yang warna tembaga dengan anak panah berwarna keemasan, serta tengara yang berbunyi “Sumur Tua
wafat pada 1943. Sejumlah makam lainnya tidak memiliki penanda. Mereka yang dimakamkan di Petilasan Syekh Anom Sidokarso, Alamat: Dk Wadas, Desa Grogolbeningsari, Kec. Petanahan, Kab.
serambi adalah keturunan Syekh Anom Sida Karsa. Kebumen, Prov. Jawa Tengah. Bagian bawahnya dipasang blok paving yang sebagian telah lumutan
Orang yang merawat makam Syekh Anom Sidakarsa bernama Muhyidin (40 tahun). Ia menandakan kelembaban air tinggi ditambah dengan rindang pohon yang menahan sinar matahari.
adalah keturunan ke-12 Syekh Anom Sida Karsa yang selain mengurus makam juga mengurus Suasana sekeliling petilasan tampak sepi. Tak ada peziarah yang tengah berada di sana, dan
kegiatan madrasah, meneruskan apa yang telah dicontohkan oleh Syekh Anom semasa hidupnya. tak ada pula penduduk sekitar yang datang menyapa. Ziarah ke petilasan Syekh Anom Sida Karsa
Muhyidin meneruskan kisah dari para orang tua bahwa Syekh Anom Sida Karsa adalah asli keturunan masih merupakan peristiwa tahunan, yang hanya ramai dikunjungi pada bulan Suro dan Ruwah saja.
Area berpagar besi dicat warna tembaga yang berada di sisi sebelah kiri kompleks petilasan sumur
Syekh Anom Sida Karsa dipercayai sebagai area bekas rumahnya. Muhyidin sempat menyebutkan celana pendek yang biasa digunakan masyarakat untuk memanjat pohon kelapa (nderes). Beliau belum
bahwa dulu area bekas rumah Syekh Anom ini mungkin lebih luas dari yang ada sekarang ini. Karena akan pulang kalau belum berhasil mengislamkan (berdakwah) kepada masyarakat disana. Walau
memang tidak membuka pesantren dan hanya menerima Santri Kalong, yang mengaji hanya pada hanya satu orang sehari yang masuk Islam, itu sudah sangat menenangkan hati beliau”. Sungguh mulia
malam hari, bisa dimengerti bahwa Syekh Anom tidak membutuhkan tempat yang luas untuk menerima niat dan tujuan beliau, berdagang sembari berdakwah. Tidak salah jika beliau mendapat julukan al-
dan mengajar murid-muridnya. Masjid pun mungkin cukup untuk memenuhi kebutuhan menampung Karim , karena perjuangannya yang mulia tersebut.
para santri yang jumlahnya ratusan. Makam Syekh Asnawi biasanya diziarahi oleh para keturunan beliau sendiri yang tinggal di
Sekitaran lingkaran sumur tua peninggalan Syekh Anom Sida Karsa itu telah disemen Desa Jogosimo. Warga Jogomertan sendiri juga jarang yang mengunjungi makam beliau. Mungkin
lumayan tebal berbentuk segi empat yang hampir menyerupai bentuk umpak sebuah bangunan mereka belum tahu kalau makam yang biasa mereka lewati secara cuma-cuma itu sebenarnya makam
tradisional Jawa. Serumpun tetean terlihat menyembul keluar dari lubang sumur.Sumur ini konon dibuat waliyullah yang mulia, seorang embrio penyebar Islam di Kebumen Selatan (Petanahan dan Klirong).
sendiri oleh Syekh Anom Sida Karsa, dan karenanya banyak orang percaya bahwa airnya membawa Kenapa saya menyebutkan dua kecamatan tersebut? Kalau diruntut jalan ceritanya begini, jadi Syekh
tuah, dari mulai mengobati penyakit sampai untuk mendapatkan keturunan. Kepercayaan adalah Asnawi mempunyai putra bernama Abdullah Alwi. Abdullah Alwi kemudian mempunyai empat putra,
kekuatan, dan kekuatan bisa membawa orang kepada apa yang ia ingin atau idamkan, lepas apakah itu Hasan Musthofa (dikenal dengan sebutan Kyai Topo), Husein Abdullah (dikenal dengan Kyai Kusen),
karena tuah air atau tuah usaha kerasnya sendiri. Air sumur itu tidak lagi ditimba, namun ada pompa air Mohammad Ishaq (dikenal dengan Kyai Skaq) dan Samhudi (Kyai Kijam). Nah, dari empat saudara ini
yang mengalirkannya ke dalam tando air berukuran besar, dan orang bisa mengambilnya secara gratis kemudian dakwah Islamiyah semakin berkembang maju di wilayah Jogomertan dan sekitarnya.
dari keran-keran yang ada. Petilasan ini juga dilengkapi dengan WC dan tempat berteduh kecil di pojok Pembagian wilayah teritorial dakwah pun dilakukan oleh keempat serangkai ini. Mulai dari
area.. Syekh Asnawi Kyai Husein Abdullah yang juga seorang anggota AOI, berdakwah dibagian Jogomertan Utara. Kyai
Kebumen merupakan salah satu daerah disekian banyak Kabupaten dan Kota di Provinsi Kijam, yang menurut riwayat lisan masyarakat Jogomertan merupakan seorang ‘alim. Bisa dikatakan
Jawa Tengah. Kota yang mempunyai slogan “Beriman” (Bersih, Indah, Manfaat, Aman dan Nyaman) ini paling pandai akan hal ilmu agamanya dibandingan ketiga saudaranya. Ia berdakwah sekaligus
tidak terlepas dari hakikat maupun seluk-beluk kesejarahan yang ada dalam kota ini. Sebagai pusat mendirikan padepokan disana. Menurut cerita murid Kyai Kijam, Mohammad Mahmud (83) menuturkan
islamisasi di Jawa khususnya di daerah bagian Pesisir Selatan atau Laut Selatan, Kebumen pantas bahwa, “sekitar abad ke-XX tepatnya tahun 40-an, orang-orang yang mengaji kepada Kyai Kijam tak
mendapat slogan “Beriman”. Jika di Pantai Utara Jawa satu kota atau Kabupaten yang mendapat gelar bisa disebutkan dari mana saja asalnya. karena memang sangat banyak. Hampir seluruh orang yang
“Beriman” adalah kota Gresik. Maka di bagian Pantai Selatan, gelar itu tertancap pada Kabupaten berasal dari desa di Kecamatan Petanahan dan Klirong ada yang mengaji kepada belia. Dan mungkin
Kebumen. Sebab, tidak dapat dipungkiri kalau kedua kota ini memang pada faktanya banyak mencetak karena keberkahan ngajinya itu, mereka para santri dapat menjadi orang yang berpengaruh di desanya
wali-wali Allah. Hampir disetiap Kecamatan, Desa maupun Dusun, di Kebumen umumnya terdapat masing-masing sekaligus melahirkan keturunan yang juga disegani masyarakat.” Jika melihat apa yang
orang penting pada masa lalunya. Khususnya ketika Walisongo mulai menjelajahi daerah ini (abad ke- dikemukakan oleh salah satu murid Kyai Kijam tadi, memang ada benarnya. Satu bukti yang dapat
XIII/XIV-an). Oleh karena itu, Kebumen pantas mendapat title baru sebagai Kota “Seribu Wali”. membenarkannya adalah terbuangnya bungkus-bungkus dinamisme dan animisme yang ada dalam
Islam boleh jadi sudah tersebar kepada seluruh masyarakat Kebumen bagian Selatan, masyarakat Jogomertan dan sekitarnya (Jogosimo, Tambak Progaten, Gebangsari, Ampelsari dan lain
terutama pada abad ke-XVI. Teori ini bisa dibuktikan dengan adanya makam-makam para penyebar sebagainya).Ini tidaklain juga disebabkan karena dakwah dari Kyai Hasan Musthofa (Kyai Topo) dan
agama Islam yang sangat berpengaruh kala itu. Salah satu makam yang dapat dijadikan barang bukti Mohammad Ishaq (Kyai Skaq) kepada masyarakat Jogosimo dan sekitarnya. Kalau Kyai Topo yang
ini adalah makam Mbah Asnawi. Nama lengkapnya adalah Syekh Maulana Muhammad Asnawi Al- bertugas membimbing masyarakat, maka lain dengan Kyai Skaq yang lebih menggunakan politik atau
Karim. Seorang da’i yang juga sekaligus pedagang kain dari Purworejo. kekuasaan sebagai kendaraan dakwahnya. Kedua saudara dari empat saudara ini, kerja sama antara
Makam yang sepi akan pengunjung ini terletak di Dukun Pandean Desa Jogomertan RT 03 kekuasaan dengan ulama. Karena menurut riwayat yang ada, Kyai Skaq merupakan salah satu lurah
RW 01, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen. Menurut Kyai Durjani (80), salah seorang generasi awal di Desa Jogosimo.
keturunan Kolaborasi antara Kyai Skaq dengan Kyai Topo ini ternyata menghasilkan buah yang manis
(buyut) dari Syekh Asnawi menuturkan bahwa, makam tersebut sudah ada sejak sekitar tahun dalam penyebaran dan perkembangan Islam di wilayah Pesisir Selatan Kebumen, terutama di
1600-an. Sebagai salah satu tokoh masa awal penyebar Islam di Kebumen bagian selatan tepatnya di Kecamatan Petanahan dan Klirong. Ketika Kyai Topo berdakwah langsung kepada masyarakat
Jogomertan, Syekh Asnawi sudah sepatutnya mendapat apresiasi yang tinggi. Andaikan beliau saja Jogosimo dan sekitarnya yang waktu itu masih abangan, ia disambut dengan gembira oleh masyarakat
masih hidup pasti saya akan memberikan penghargaan kepadanya sebagai disana. Karena selain ke- ’alim-annya, ia juga seorang yang sopan, menghargai adat dan kebiasaan
khalifatullah fi al-Jawi. Artinya seorang yang mendapat amanat oleh Allah SWT untuk masyarakat. Kalau ada orang yang sakit, dengan izin Allah SWT Kyai Topo dapat menyembuhkannya.
menyebarkan agama-Nya di tanah Jawa. Ini bukan berarti saya menyamakannya dengan seorang Dengan melihat karomah dan akhlak Kyai Topo yang demikian, akhirnya masyarakat sepenuhnya
Nabi, namun pada hakikatnya semua manusia adalah orang yang diamanatkan Allah untuk berbuat memeluk Islam dengan benar, jauh dari praktik kesyirikan.
kebaikan di bumi, sebagai pemimpin di bumi (khalifatullah fi al-ardhi). Sepeninggalnya Kyai Topo pada tahun 1954, dakwah Islam tidak stagnan begitu saja.
Diriwayatkan dari Sufiah (87) dan Mahmud (83), dua orang murid Kyai Kijam, dari Kyai Kijam Namun, anak keturunan beliau seperti KH. Abu Sufyan Musthofa dan KH. Abu Darin Musthofa adalah
dari Abdullah Alwi bin Asnawi bahwa, “ sebelum matahari terbit Syekh Asnawi sudah berangkat ke penerus perjuangan dakwah Kyai Topo. Jika pembaca berasal dari Kebumen, mungkin akan lebih
Jogomertan dari Purworejo. Kemudian sesampainya di Jogomertan, beliau berjualan sandangan atau mengenal atau minimal pernah mendengar nama dua tokoh ulama yang sangat urgen tersebut. Jasa-
jasa kedua tokoh ulama akhir abad XI ini sangat signifikan. Dibangunnya Pondok Pesantren dan pada masa itu telah berdiri Kerajaan Mataram Kuno. Tentunya hal ini menjadi cukup alasan mengenai
Madrasah bernama “Al-Huda” di Jogosimo merupakan salah satu kontribusi KH. Abu Sufyan untuk pengaruh Islam terhadap kekuasaan kala itu. Walhasil, Mataram Islam khususnya pada masa
masyarakat Kebumen pada umumnya. KH. Abu Darin sebagai seorang tokoh spiritual yang juga pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma pada abad ke-XVI berhasil membawa umatnya pada
disegani oleh masyarakat Kebumen, yang konon dapat berkomunikasi dengan Nyai Loro Kidul. puncak keemasan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial maupun islamisasi.
Sehingga ketika ada orang yang tenggelam di Laut Selatan, maka keluarganya pasti akan Tidak hanya itu, empat abad setelah pemerintahan Mataram Islam usai, Islam di Nusantara
sowan ke beliau untuk berkonsultasi tentang korban yang hanyut terbawa ombak ganas Pantai Selatan. juga berhasil mengantarkan Indonesia mengibarkan bendera merah-putihnya (baca: merdeka) dan
Mereka percaya melalui Kyai Abu Darin, Allah SWT akan menunjukkan serta mengembalikan keluarga selanjutnya dapat mempertahankan kemerdekaannya. Ketika itu yang mempertahankan kemerdekaan
mereka yang meninggal akibat terbawa ombak tadi. Dan akhirnya, memang Allah melalui KH. Abu Indonesia khususnya di Pulau Jawa bukan hanya TNI ataupun yang sejenisnya, namun para ulama dan
Darin menunjukkan dan mengembalikkan korban tenggelam, walaupun sudah meninggal. Karena kaum santri juga sangat berperan penting dalam mengusir kolonial. Katakanlah seperti seperti AOI
mereka umumnya masih percaya kalau ada seseorang yang meninggal hanyut terbawa ombak Pantai (Angkatan Oemat Islam) di Kebumen, laskar Hizbullah, Kuda Putih dan lain sebagainya. Itulah ilustrasi
Selatan, itu berkaitan erat dengan penguasa atau Ratu Pantai Selatan. Maka, dengan ini Kyai Abu kecil mengenai jasa-jasa Islam yang ada di Indonesia.
Darin menjadi andalan mereka untuk mengetahui seseorang yang bermasalah dengan Pantai Selatan.
Namun walaupun demikia, masyarakat tetap berkeyakinan kalau dari Allah-lah semata-mata suatu GURU SPIRITUAL SULTAN AGUNG
masalah dapat diketahui dan diselesaikan. Kyai Abu Darin hanyalah seorang yang diberi kelebihan oleh Jika berbicara mengenai
Allah SWT untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Sultan Agung (Raja Mataram Islam
Ya, memang dari sinilah saya ingin menunjukkan kepada pembaca semuanya bahwa ke-3) yang mempunyai kekuatan
berkembangnya Islam sedamai dan seramai saat ini tidak terlepas dari adanya sosok Syekh Maulana besar baik di bidang politik, sosial
Muhammad Asnawi Al-Karim. Secara syariat atau fisik, masyarakat Jogomertan, Jogosimo, maupun islamisasi, demikian begitu
Tambakprogaten, Ampelsari, Petanahan, Klirong hingga Kebumen tidak akan memeluk ajaran Islam hebat dan besarnya jasa-jasanya
kalau tidak ada Syekh Asnawi. Namun, Tuhan telah berkata demikian. Dia telah menakdirkan dan telah hingga julukan “Agung” ditancapkan
mengirimkan ratu adil kepada masyarakat tersebut sebagai khalifatullah fi al-jawi . Sehingga Islam di pada dirinya. Tentu dibalik itu semua
Kebumen bagian Selatan dapat berkembang baik sesuai dengan yang di inginkan agama. terdapat seorang guru yang sangat
berjasa dalam mengantarkan Sang
SYEKH MUBIN Sultan menjadi pemeluk Islam yang
Perkembangan Islam di Indonesia yang hebat. Guru tersebut salah satunya
berlangsung secara evolusi telah berhasil adalah Syekh Muhammad Najmuddin
menanamkan aqidah Islamiyah dan syari’ah ‘Ali Mubin, seorang ‘alim ulama asal negeri “Mahabarata” (Gujarat, India).
shahihah, memunculkan cipta, rasa dan karsa Syekh Muhammad Najmuddin ‘Ali Mubin atau dikenal dengan Syekh Mubin (masyarakat Jawa
oleh penduduk-penduduknya. Sebelum menyebutnya Mbah Mubin) datang ke Jawa pada abad ke-XVII. Menurut Susdarto Saeful Wahid (43)
kedatangan Islam, masyarakat telah memeluk selaku Juru Kunci Makam Syekh Mubin, menuturkan; “waktu itu Syekh Mubin datang ke Jawa dengan
agama yang berkembang secara evolusi pula, menggunakan Kapal melalui Samudera Hindia dan mendarat di Pantai Ambal, Kebumen”,tutur
baik dari penduduk asli (yang menganut Susdarto.
animisme, dinamisme, veteisme dan sebagainya) Sebagaimana ulama-ulama dari Timur Tengah, India maupun Persia, ia melakukan
maupun pengaruh dari luar (Hindu-Budha). M. perjalanan ke Jawa dengan menggunakan kapal. Jika ditelusuri dalam kaca mata sejarah jalur kelautan
Abdul Karim dalam bukunya Islam Nusantara juga (pelayaran) di Indonesia, memang tidak maksud akal. Sebab pada umumnya para saudagar Timur
menjelaskan bahwa agama Islam dalam sejarah Tengah maupun India bahkan sewaktu Portugis mendarat di Jawa pun mereka tidak melalui jalur
tercatat sebagai agama yang telah memberikan Samudera Hindia (baca: Laut Selatan Jawa). Namun, seperti biasa mereka melalui selat Malaka
kontribusi besar dalam mengorbankan semangat perjuangan rakyat untuk memancarkan budaya dan kemudian berlayar hingga mendarat di pesisir pantai Utara pulau Jawa (Cirebon, Demak, Rembang,
pemikirannya dalam membina kemaslahatan-kemaslahatan di Indonesia. Gresik, Tuban dan sebagainya). Tentunya hal ini menjadi karakteristik tersendiri bagi Sang Syekh. Laut
Teori tersebut menurut saya memang patut untuk dibenarkan karena, jika melihat sejarah Selatan yang terkenal ombaknya paling ganas ini telah menjadi saksi betapa kerasnya perjuangan
Islam di Indonesia terutama di Jawa memang telah membawa pengaruh yang cukup signifikan baik Syekh Mubin dalam melakukan perjalanan dari India hingga Jawa.
dalam aspek sosial, ekonomi maupun politik (kekuasaan). Dalam bidang politik misalnya, Islam yang
berkembang di Jawa membawa kerajaaan-kerajaan yang bercorak non-Islam menjadi bersyahadat dan Menurut ayah, kakek dan juga riwayat turun-temurun dari keluarga Susdarto yang terdahulu,
akhirnya memeluk Islam, sebagaimana Kerajaan Mataram. Kita tahu bahwa awalnya Kerajaan Mataram Syekh Mubin adalah salah satu buyut dari wali sekaligus ulama sejagat raya yang sering dikirim do’a
bukanlah Kerajaan bercorak Islam. Ketika abad ke-VIII sebelum adanya Kerajaan Demak dan Pajang,
oleh kaum muslimin yakni Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Jadi, urutan silsilahnya adalah dari Syekh saya berarti ada hal sangat berarti yang telah dilakukan si mayit ketika ia masih hidup, sampai ia
Mubin bin Syekh Musa bin Syekh Wahab bin Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. mendapat penghormatan.
Itu berarti secara tidak langsung Syekh Mubin juga keturunan dari Baginda Rasulullah Kebumen memiliki banyak makam tua, namun hanya sedikit yang masuk daftar kunjung.
Muhammad SAW. Sebab Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga masih keturunan Nabi Muhammad SAW. Perjalanan ke Makam Mbah Lancing dari Gardu Pandang Waduk Wadaslintang cukup lama. Jaraknya
Syekh Mubin biasa di khaul-kan setiap bulan Rawah Minggu pertama (tepatnya tanggal 1 Rawah). 35,7 km. Rute lain bisa menghemat sekitar 8 km, begitu menurut Google Map.
Namun, karena tanggal 1 Rawah tidak pasti harinya bertepatan dengan hari Minggu, maka untuk Setelah beberapa kali bertanya, kami akhirnya sampai di sebuah jalan di wilayah Mirit, dan
memudahkannya adalah dengan menetapkan khaul Syekh Mubin setiap Minggu pertama pada bulan lalu berbelok kiri masuk gang sejauh 400 meter, belok lagi ke kiri dan sampai di pekuburan. Menyusur
Rawah. kanan pekuburan, kami sampai di tanah lapang. Makam yang kami tuju berada di sebelah kanan,
Dalam sejarahnya selama di Jawa, Syekh Mubin telah dikenal oleh para penduduk mulai dari dengan jalan pintas melewati pekarangan kosong.
kalangan bawah, menengah hingga kalangan atas (Raja). Masih dalam wawancara saya dengan Cungkup Makam Mbah Lancing Mirit Kebumen bergaya joglo dengan dinding kayu berukir,
Susdarto, ia menjelaskan bahwa , “sekitar tahun 1646 Syekh Mubin telah menjadi guru spiritual pribadi mengapit pintu makam yang sebenarnya. Tengara Cagar Budaya di kiri cungkup berbunyi “Makam
Sultan Agung. Bahkan menurut riwayat, Sultan Agung adalah murid kesayangan Syekh Mubin. Awal Mbah Lancing Mirit”. Meskipun pintu makam terbuka, namun saya ke rumah juru kunci terlebih dahulu
mula keduanya dapat saling bertemu dan bersapa adalah disebabkan dari ulama India yang telah yang hanya beberapa langkah di sebelah kanan cungkup Makam Mbah Lancing.
memberikan wilayah teritorial berdakwah kepada Syekh Mubin diantara dua sungai besar yang ada di Ki Kamdi (69 tahun), kuncen makam, menemui saya di rumahnya. Secangkir teh hangat dan
Jawa yakni sungai Progo (di Kulonprogo, Yogyakarta) dan sungai Serayu (di Cilacap). Karena pusat makanan kecil disediakannya. Sudah lima tahun ia menggantikan abangnya. Dari Ki Kamdi saya
Mataram Islam terletak di Yogyakarta, maka pada akhirnya Syekh Mubin dan Sultan Agung dapat mendapat silsilah si Mbah yang dibuat oleh keturunan Wonoyudo. Setelah berbincang, menikmati teh,
bertemu hingga Sang Sultan memutuskan untuk berguru kepada beliau.” Boleh jadi yang dimaksud serta melihat buku tamu, saya pamit melihat makam.
oleh Susdarto disana pada tahun 1646 adalah rantai terputusnya keilmuan Sultan Agung dengan Syekh Bagian dalam cungkup dengan pilar kayu berukir, yang ternyata tidak ada makam di
Mubin, karena tahun tersebut merupakan sekitar tahun wafatnya dari Sultan Agung sendiri. Karena dalamnya. Di ujung ruangan ada tulisan “Makam Eyang Agung Lancing”, dengan kain beludru digelar di
mengenai tahun wafat Sultan Agung Hanyakrakusuma memang telah terjadi perbedaan pendapat. Ada lantai di sebagai tempat duduk bagi para peziarah. Rupanya Makam Mbah Lancing justru berada di
yang mengatakan Sultan Agung wafat tahun 1945, ada pula yang berpendapat tahun 1946. Sultan belakang cungkup, di tempat terbuka tanpa atap sama sekali.
Agung di makamkan di Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Entah karena permintaannya sendiri atau ada kisah lain. Mungkin Ki Kamdi tahu namun saya
Pengaruh tak balik lagi ke rumahnya untuk bertanya. Ki Kamdi menyebutkan bahwa beliau ini adalah seorang
Tidak begitu urgen mengenai tahun tepatnya Sultan Agung menjadi santri setia Sang Syekh, wali. Ia berperan penting dalam penyebaran Islam di pesisir selatan tanah jawa, dan bersama Mbah
namun yang terpenting adalah pengaruhnya dalam lingkungan Kerajaan Mataram Islam sangat Kyai Marwi merintis permukiman di Desa Mirit.
signifikan. Sultan Agung yang memerintah tahun 1613-1645, telah memberikan kontribusi yang besar Menurut Ki Kamdi, Mbah Lancing tidak menikah sampai ia meninggal, yang mungkin
dalam Islam dan Budaya Jawa di Indonesia. Salman Iskandar (2009:76) menuliskan beberapa dimaksudkan untuk menjaga kesuciannya. Masih menurut Ki Kamdi, pada malam Jumat Kliwon para
kontribusi Sultan Agung bagi Islam di Indonesia diantaranya seperti, memperluas wilayah Islam ke peziarah biasanya datang dan berdiam di dalam kompleks makam sampai subuh. Mereka biasanya
seluruh Pulau Jawa, memerangi VOC dan yang paling monumental adalah ia memadukan budaya membaca tahlil dan Surat Yasin secara bersama atau sendirian.
Islam dengan kebudayaan Jawa, bahkan kebudaayn pra-Islam. Bukti ontentiknya ialah adanya Makam Mbah Lancing Mirit Kebumen yang sangat unik, dengan tumpukan kain batik
penetapan penanggalan Jawa yang merupakan hasil perpaduan antara Kalender Saka dan menggunung. Di sebelah Makam Mbah Lancing adalah makam ayahnya yang bernama Kyai Ketijoyo.
penanggalan Islam (penanggalan Hijriah). Sekali lagi saya kemukakan, bahwa itu semua tidak terlepas Satu makam lagi terpisah di sebelah kanan ditutupi kain hijau adalah makam Kyai Dipodrono, putera
dari pengaruh pemikiran para ulama yang selalu setia dalam mendampingi Sultan Agung, terutama Wonoyuda Halus. Mbah Lancing terhitung paman Wonoyudo Halus (Wongsojoyo V).
Syekh Mubin. Dengan demikian, proses islamisasi lebih mudah untuk diluncurkan kepada masyarakat Tumpukan kain batik yang disebut sinjang itu berasal dari para peziarah yang terkabul
di Pulau Jawa pada umumnya dan masyarakat Kebumen pada khususnya. doanya, sebagai ungkap syukur. Orang harus datang ke juru kunci jika hendak meletakkan sinjang di
atas Makam Mbah Lancing, dan sinjangnya tidak boleh dibeli di pasar. Juru kunci akan meminta
MBAH LANCING seorang wanita, dengan syarat-syarat tertentu, untuk membatik sinjangnya.
Makam Mbah Pintu masuk ke Makam Wonodikromo I, keponakan Kyai Dipodrono, atau cucu dari
Lancing Kebumen ada di sepupunya Mbah Lancing. Di sekitar si Mbah memang ada sejumlah makam yang sering dikunjungi
daftar kunjung. Lupa peziarah, yaitu Makam Eyang Wongsojoyo, Makam Eyang Wonoyudo Inggil, dan Makam Eyang
alasannya, namun pasti Wonoyudo Kantong. Namun saya sempat berkunjung ke Makam Eyang Wongsojoyo dan Makam
ada yang menarik Eyang Wonoyudo Inggil.
tentang makam keramat Nama asli Mbah Lancing Mirit adalah Kyai Baji. Konon semasa hidupnya si Mbah senang
ini. Kata keramat buat memakai kain batik untuk bebedan (lancingan), sehingga kemana pun pergi ia selalu memakai lancing,
dan karena itu ia disebut Mbah Lancing. Karena itu pula tampaknya persembahan untuk sesepuh ini Dan di sinilah beliau mendirikan masjid untuk semua orang yang ingin belajar ilmu agama
dilakukan oleh para peziarah dengan menumpuk kain batik di atas pusaranya hingga menggunung. islam di SENTUL beliau tidak lama karena mendengar suara GAAMELAN yang terlalu keras sehingga
Pada silsilah disebutkan bahwa Brawijaya V dengan Dewi Penges (Reksolani) berputra Ario mengganggu para santri dalam belajar agama ISLAM maka sampai saat ini di desa KEDUNG AMBA
Damar (Adipati Palembang). Ario Damar dengan Putri Campa berputra Ario Timbal (Raden Kusen, tidak boleh membunyikan GAMELAN.
Adipati Terung). Raden Kusen inilah yang membunuh Sunan Ngudung, setelah sebelumnya Sunan Satu lagi cerita , pada waktu yang merupakan permaisuri Ratu Yogyakarta Ki Ageng
Ngudung membunuh Ki Ageng Pengging Sepuh dalam perang Majapahit melawan Demak. Memimpin Gering ( sakit ) , Mas Mangkurat orang yang berhasil menyembuhkannya . Sesuai dengan
Putri Campa sebelumnya adalah istri Brawijaya V dan berputra Raden Patah. Raden Kusen janji diucapkan Ki Ageng Memimpin bahwa siapa pun yang berhasil menyembuhkan istrinya akan diikuti
berputra Ki Ageng Yudotaligrantung dan Raden Carangnolo. Raden Carangnolo berputra Wonoyudo setiap permintaan . Sebagai hadiah atas keberhasilannya , Mas muda Mangkurat meminta tanah turban
Inggil (Wongsojoyo I, Kyai Wairotanu). Wongsoyudo Inggil berputra Kyai Ketijoyo (ayah Mbah Lancing), , yaitu Mataram yang kemudian diduduki , Kedungamba . Sebelumnya Ki Ageng Giring telah
Wonoyudo Lante (Wongsojoyo II), dan Wonoyudo Pamecut (Wongsojoyo III). menawarkan tanah antara timur sungai Praga sampai Sitandu , namun Mangkurat Mas menolak .
Karena merupakan hadiah tanah dari sultan Kedungamba disebut tanah Keputihan setiap tahun tidak
SYEKH ABDUL AWAL kena pajak ke Mataram , tetapi hanya menyetorkan bulu bekti atau glondhong pengareng - bentuk
Ada beberapa versi yang pengareng beras , kacang-kacangan , dll saja setiap tahun selama musim panen ke Mataram sado jarit
berkembang diantaranya adalah tentang wiru gaun dan blangkon . Ketika menyerahkan bekti bulu , yang datang sowan 7 orang sebagai simbol
riwayat Syeh abdul awal dalam martabat kepala desa , Congkog , Carik , Kebayan , Orang , Polisi dan Kamituwa . Mataram disahkan
menyebarkan agama islam,seperti yang oleh kepala Kedungamba adalah Mas Mangkurat atau Syekh Abdul Awwal . Segera setelah Belanda
bisa saya ceritakan berikut ini. Tentang menyerang , maka Kedungamba Di masa lalu , orang-orang tidak membayar pajak .
Raden Soleh putra dari Kyai ageng Dan dari sini akhirnya beliau menyebarkan AGAMA ISLAM sampai ke CILACAP dan
Mataram. Raden soleh lahir pada tahun BANYUMAS dan pada akhirnya dapat ZIARAH ke tanah suci selama 7 tahun. Sepulang dari tanah suci
1510M “931” di Mataram dan setelah mendapatkan tambahan nama SAYIDINA WASULTONINA SYEH HAJI NGABDUL AWAL. Dan di
beranjak dewasa beliau berangkat daerah cilacap banyumas terkenal dengan nama PANGERAN SEKAR WELANG.
mengaji agama islam di Demak bintoro Selanjutnya beliau juga menyebarkan agama islam di PRIAYANGAN atau BANDUNG di
dan juga pondok pesantren di jawa timur rumah PAMAN beliau yaitu Syeh Abdul Muhyi dan mengikuti TAREKOH di dalam GUA saparwandi di
dan setelah selesai mengaji di didik ilmu PEMIJAHAN tasik malaya JAWA BARAT.
pemerintahan dan di beri daerah sebelah Di Kebumen , di mana Syaikh Abdul Awwal huni adalah di dusun Kedungamba , Desa
barat sungai kaliprogo sebelah timur Beningsari Grogol . Tapi setelah ini diambil oleh daerah termasuk desa Kebonsari Belanda .
sungai serayu sebelah utara gunung Kedungamba diambil dari makna artine jero amba , melambangkan begitu mendalam dan luasnya
dieng wates seganten. pengetahuan yang dibawa oleh wali amanat Syaikh Abdul Awwal . Saat tiba di Kedungamba , Syaikh
Berasal dari sejarah pidato , Syaikh sebelumnya Mangkurat Mas , dari Yogyakarta , putra Abdul Awwal membawa kesedihan diusir dari istana . Ketika ia tiba di sini sudah ada sekitar 50 orang
R.Pemanahan dari istri padmi putra Ki Ageng pemanahan ada 2 yang Mangkurat Mangkurat Mas dan yang menghuni populasi Kedungamba , tapi sampai sekarang sulit untuk melacak siapa mereka dan
Kuning . Cerita berawal ketika Ki Ageng menginstruksikan anaknya , melalui saudaranya Ki Ageng dari mana .
Memimpin tinggal di Cirebon . Yang jelas beliau masuk desa kedung AMBA pada tahun 1551 M “972 H” dan beliau
Ki Ageng pemanahan memberikan wangsit Ki Ageng jika salah satu meninggal, agar dia meninggal tahun 1019 H“1598 M” hari KAMIS WAGE jam 5 Sore
menyerahkan kekuasaan kepada putra sulungnya Mangkurat Mas . Tapi ketika ayahnya meninggal Pada saat itu Mangkurat Mas juga dikenal sebagai Syaikh Abd . Awal Kebonsari sudah
bahkan Memimpin Ki AgengGiring tidak peduli dengan mandat yang dipercayakan untuk menyerahkan menetap di , meski namanya belum Kebonsari . Seiring waktu , Di Kebonsari , Mangkurat Mas
kekuasaan kepada Mangkurat Mas. Melalui gubernur - Martapura Martapala , sehingga keributan dan membawa ilmu kudus sebulir seperti beras / semenir , dipecah menjadi empat madzhab . Sementara
membuat Mangkurat Mas pergi dari istana pada prinsip bahwa kekuasaan hanya akan membuat satu tinggal di sini , Mangkurat Mas memberikan wewarah kepada banyak orang tentang ilmu wali .
taruhan dan mungkin berakhir dengan kematian , dan hanya akan bertaruh untuk daya sendiri . Kedatangan R. Patah menjadi lahan Java diikuti dengan serangan terhadap perilaku orang
Dan akhirnya kekuasaan di Yogyakarta jatuh ke tangan Ki Ageng giring , sementara ibadah bahwa umat Islam mengacu pada ajaran wali , digeser ke ilmu agama suci Saudi tanah - Rasul
Mangkurat Mas jauh dari kerajaan ke barat dan ke desa sekitarnya sekarang disebut Kebonsari . ajaran Muhammad . Awalnya dipraktekkan di tanah Jawa yang Kuntadewa ilmu .
Raden sholeh tidak mau menjadi raja di karenakan tujuannya menyebar luaskan agama islam Di Kebumen , Mangkurat Mas alias Syekh Abdul Awwal memiliki banyak murid , termasuk di
demi adakwah di mana kebanyakan sewaktu itu masuk daerah purworejo selatan.beberapa tahun Guyangan , Syaikh dan Syaikh Abdul Rosyid Sidakarsa . Sebagai pembawa Islam Jawa / sinkretik /
kemudian baru masuk KEBUMEN di sekitar pegunungan Karang jambu kemudian di sentul dan grogol. mistisisme / ilmu ratu Tanah Jawa , Syech diri diajarkan pengetahuan di bidang ini . Ada tokoh-tokoh
Di dalam hutan grogol ada sebuah danau di sekitar danau banyak sekali pohon waru yang mempunyai lain yang dikenal , yaitu Syekh Abdul Muhyi , tetapi ia membawa pesan Islam murni dari tanah Arab .
daun yang lebar maka setelah membuka hutan daerah ini di beri nama KEDUNGAMBA. Abdul Muhyi Panembahan putra Imam Mahdi Sultan Madinah tanah .
• SOMALANGU berdiri tahun 1625 M Para Waliyullah baik itu ke Wali songo,ataupun makam para waliyullah lokal yang sudah
• Kerajaan demak BERDIRI TAHUN 1478 M termashur/terkenal seperti makam para Waliyullah Kebumen yang banyak tersebar di berbagai penjuru
• KERAJAAN MATARAM ISLAM BERDIRI TAHUN 1525 M Kota Beriman ini seperti Makam Sunan Geseng - di Bedegolan Kutawinangun,Makam Syekh Abdul
• Dan pendiri SOMALANGU satu GURU dengan PENDIRI MATARAM ISLAM Kahfi-di Somalangu Kebumen Kota,Makam Syekh Asmara Qondi-di Banyumudal Kebumen
• Di Kebumen SANTRI yang terkenal ADALAH Kota,Makam Syekh Abdul Awal-di Kebonsari Petanahan,Makam Syeh Anom Sidokarso-di Grogol
• NGABDUL fatah sentul Nampudadi Beningsari Petanahan,Makam Mbah Lancing-di Tlaga Mirit,Makam Syekh Maulana Muhammad
• Syeh anom Sidakarsah Wadas beningsari Najmudin Alimubin ( Mbah Mubin ) - di Ayamputih Buluspesantren.
• Suhro Wardi Ber Makom di Tanjung Sari Makam Syekh Maulana Nurul Duhur (Mbah Duhur - Kalen Gunugtugel ) Desa Entak
• Ngabdulah Rosid Makomipun di Demung Kec.Petanahan. Kecamatan Ambal,baru mulahi tahun 2015 terlihat ramai di datangi oleh para peziarah baik peziarah
• Santri Undik makamnya di Bumi Agung Kidul Stasiun IJO secara pribadi maupun rombongan dari berbagai penjuru di pulau Jawa,terutama pada bulan Syura
• Belanda masuk indonesia tahun 1595 M sampai dengan puncaknya yang paling ramai yaitu di bulan arwah atau Sya'ban hingga menjelang awal
• Belanda mulai masuk pulau jawa 1600 M ramadlan tiba.
Di dalam menyebarkan Agama Islam Beliau bersama Dengan Joko Tingkir sultan hadiwijaya Layaknya makam para wali yang lain juga,para wali yang sudah termashur,mereka yang
dan Kyai ageng pemanahan dan putra beliau yang bernama Raden Sutawijaya datang berziarah ke mbah Duhur Kalen Gunungtugel itu bukan hanya datang
Akhirnya Kyai Ageng PEMANAHAN DIPARINGI TANAH Alas mentaok oleh Sultan Hadiwijaya dari dalam kota Kebumen saja,tapi dari Kota-Kota tetangga seperti
dan kemudian mendirikan Kerajaan dengan nama Kerajaan mataram Islam dengan Raja yang pertama Cilacap,Banyumas,Purworeja juga sudah banyak yang datang berziarah termasuk dari dari
R.Sutawijaya. Yogyakarta,Solo,Jawa Timur,Jawa barat,DKI Jakarta dan banyak juga dari yang lainnya.
Masjid yang didirikan beliau kecil namun bisa muat Orang banyak atapnya menggunakan ijuk Tapi Tahukah Kalian semua.........?
dan lantainya panggung dan bekas Sumur masih ada petunjuknya serta bekas tempat wudhuya di Siapa sih sebenarnya Syekh Maulana Nurul Duhur itu ?
Kedung Bajul Putih bisa menghidupkan ikan Lele yang sudah digoreng dan tinggal tulangnya saja Baiklah,.........menurut para Guru dan Kiyahi winasis ahli Hikmah menginformasikan bahwa
menjadi hidup kembali. Membakar BETON 9 DI BILANG 10 NEK GARWANE Syeh ANOM hamil 9 beliau adalah Syekh Maulana Nurul Duhur ( Mbah Duhur ) merupakan satu dari sekian tokoh waliyullah
bulan akan melahirkan dan tidak boleh ikut Ziarah. pensyiar agama islam diwilayah pesisir selatan Kebumen Jawa Tengah,Indonesia yang hidup pada
Raden Sholeh Ziarah di tanah suci Menggunakan Mancung toya SUMBER atau kulah masjid masa Pemerintahan Raja Mataram I yang bergelar Kanjeng Panembahan Senopati Ingalaga Sayidin
yang bisa menjadi perantara mengobati orang sakit. Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa Danang Sutawijaya.
Sedangkan kelebihan istri beliau adalah kemben bisa digunakan untuk membakar kacang Syekh Maulana Nurul Duhur atau Mbah Duhur atau Mbah Kalen Gunungtugel,beliau itu
namun tidak terbakar. Tangannya bisa digunakan untuk menggoreng dan tetap sehat tidak cacat sama merupakan seorang Tokoh Ulama di Tanah Jawa pada zaman Mataram yang aslinya dari Timur
sekali. Ketika berkelana ke Kebumen , Syaikh Abdul Awwal menikah dengan putri istana Solo / Tengah (arab) dan beliau itu termasuk dalam kategori Ulama Mastur Keraton Mataram ke-1 dengan
Surakarta disebut Jonggrang , Syekh Abdul Awwal hanya memiliki satu istri Nyai Jonggrang . Raja Daulatnya bergelar Panembahan Senopati Ingalaga Sayidin Panatagama Kalifatullah tanah Jawa
Deretan kuburan yang ada di kedua sisi Syaikh Abdul Awwal : Raden Danang Sutawijaya yang diketahui nasabnya jika dirunut masih masuk
• Sebelah barat makam Syech Abdul Awal adalah makam anaknya cerita Abdul Rauf dalam nasab/keluwarga Rosulullah SAW,merupakan keturunan ke 5 (lima) dari Sultonul Aulia
pergi bahwa ia selalu ingin mengungguli ayahnya , dan beliau senang mengajarkan agama islam di Syeh Abdu Qodir Al-jailani qodasallohu sirohu ( Lihat foto disamping ) Ayah beliau Syekh Maulana
dalam hutan maka beliau terkenal dengan nama Kayi pengalasan. Beliau menyembeli ayam jago Nurulduhur adalah Syekh Maulana Abdul Malik bin Syekh Muhammad Dohir bin Syekh Nurul Mubin bin
sampai putus urat lehernya dan di tempelkan lagi ayam tersebut bisa hidup dan berkokok kembali. Di Syekh Abdul Wahab bin Syekh Abdul Qodir Al-jailani dan ahirnya sampai kepada Baginda Rasulullah
suruh ambil air oleh Ayahnya menggunakan KULAH namun malah menggunakan keranjang Muhammad SAW.
bambu,namun kenyataanya airnya tidak tumpah dan tetap penuh. Makam Karomatul Auliya Syekh Maulana Nurul Duhur ( mbah Duhur ) belum banyak dikenal
• JAYA MAMAD cucu Syeh abdul awal yang mempunyai keahlian KESENIAN mulai oleh masyarakat secara luas seperti makam para Wali yang lain yang sudah lebih dulu termashur,baru
dari MACAPAT,DANDANG GULA Qiroat ,sejarah Umum,Seni Suara dan pencatat Silsilah tahun 2014 Makam Sohibal Karomah Syekh Maulana Nurul Duhur atau masyarakat sekitar sering
KETURUNAN mengenalnya dengan menyebutnya Mbah Duhur,ada juga yang mengenalnya dengan sebutan Mbah
• JAENAL NGAFIAH buyutipun Syeh Abdul Awal Kalen Gunungtugel ini yang makamnya diketahui berada di samping atas Kalen Gunungtugel,Dukuh
Silsilah Syekh Maulana Nurul Duhur ( Mbah Duhur-Kalen Gunungtugel ) Pranji,Desa Entak,Kecamatan Ambal-Kebumen,Jawa Tengah,Indonesia,yang mulai dikenal oleh
Entak,Ambal,Kebumen Jawa Tengah Mungkin kalian masih ada yang belum kenal,baru kenal,baru masyarakat dan sempat menjadi pembicaraan dan berita heboh di masyarakat luas hingga kemudian
mendangar atau mungkin malah sudah hafal karena sudah sering mengunjungi atau berziarah ke banyak orang-orang yang mulai berdatangan untuk berziarah ataupun hanya penasaran ingin melihat
ubn6nsana,ya......paling tidak setahun sekalilah di bulan arwah atau bulan sya'ban. Ya dan membuktikan langsung atas kebenaran Makam tersebut.
kesana,berziarah ke Makam Para Waliyullah baik itu ke Wali songo,ataupun makam para waliyullah Hal ini terjadi semenjak Makam Sohibal Karomah Syekh Maulana Nurul Duhur dipugar dan
lokal yang sudah termashur/terkenal dipilih sebagai tempat
penyelenggaraan Selamatan Nasional Nusantara pada 17 Pebruari 2016 lalu yang dikenal
dengan Grebeg Nusantara yang dihadiri langsung oleh Keluarga Sesepuh Keraton Yogyakarta Prof Dr SYEKH ABDUL KAHFI LEMAH LANANG KEBUMEN
RM Ali Ridho yang memimpin istighosah bersama jamaah Al Karomah,hadir juga Habib Umar,Dr Gus Jarak Makam Syekh Abdul Kahfi Lemah Lanang dengan Pondok Pesantren Al Kahfi
RM Alfarizy,Dr Gus RM Alfarizy sang master fisioteraphy herbalist dari Yogyakarta,kemudian Ki Bodo Somalangu adalah 1,6 km. Syekh Abdul Kahfi Al Hasani adalah pendiri Pondok Pesantren Al Kahfi
Abah Santri beserta Nyai Santri Pengasuh pondok pesantren Al Karomah Sukerejo - Kendal Jawa Somalangu, dan konon merupakan orang pertama yang dimakamkan di perbukitan Lemah Lanang di
Tengah,Ki Rekso Buwono dari Pati dan Sejumlah Ulama serta pejabat pemerintah Kabupaten Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen, Kebumen.
setempat. Keluar Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu kami ke kanan, mentok ke kiri dan setelah 750
Sebenarnya keberadaan makam Mbah Duhur / Mbah Kalen Gunungtugel ini sudah sejak m belok kiri. Sekitar 750 m terlihat gang ke Makam Lemah Lanang di Jl Soko Sangkrip. Mobil kecil bisa
lama diketahui oleh masyarakat sekitar dan menjadi tempat yang dikeramatkan,karena memang masuk 50 m. Saya masuk ke area makam yang berbukit-bukit di sebelah kiri gang.
masyarakat belum mengetahui secara persis bahwa tempat yang di keramatkan tersebut adalah Saya mengayun langkah di jalan setapak diantara deret makam sambil mencari tanda-tanda,
makam waliyulloh yang sudah sejak ratusan tahun silam jasadnya terkubur dan belum ada satupun sampai akhirnya sampai di puncak perbukitan. Bangunan cungkup setinggi 1 meter terlihat agak jauh di
masyarakat yang mengetahui sebelumnya karena tidak adanya petunjuk yang tersirat / bisa terbaca sebelah kanan, dan di kiri ada tembok tua dengan gapura paduraksa. Dua kepala melongok dari
oleh panca indra orang-orang biasa yang menerangkan adanya makam waliyullah kecuali,memang ada cungkup Makam Syekh Abdul Kahfi Al Hasani yang saya cari.
beberapa tanda tanda besar yang nyata dan banyak pula kejadian- Kejadian aneh dan Gaib yang Namun saya mampir dulu ke makam di sebelah kiri. Ada dua kubur yang masih bisa dikenali,
terjadi ( diluar nalar manusia ) yang dialami masyarakat sekitar makam baik melalui mimpi maupun yaitu makam R. Soemarsono, Wedono Salam yang wafat pada 1934, dan makam R. Ng. Wirjoatmodjo,
dirasakan dan ditunjukan secara langsung seperti ada beberapa orang yang melihat tempat makam Patih Pensiun Kebumen yang wafat pada 2 November 1924. Banyaknya sampah dedaunan kering
Keramat itu memancarkan Cahaya / sinar yang terang sampai menerangi lingkungan disekitar makam menandai bahwa sudah lama anak keturunannya tidak menziarahinya.
tersebut hingga Kelihatan Hijaunya daun pohon yang ada di makam tersebut,kemudian adapula yang
diberitahu lewat mimpi bahwa ditempat tersebut ada Makam Seorang Waliyullah bernama Syekh Cungkup Makam Syekh
Maulana Nurul Duhur, dan sebagainya masih banyak lagi kejadian- kejadian aneh,ajaib dan tidak wajar Abdul Kahfi dengan risplang bercat
yang kemudian disinyalir oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang keramat yang penuh misteri. hijau, dilihat dari samping makam
Beberapa peninggalan mbah Duhur yang masih bisa dilihat hingga saat ini adalah berupa Wedono Salam itu. Ada teras kecil di
Pusaka Ampuh Keris Tunggul Wulung,Guci Wasiat Mustika Sulaiman,Kanthil Wasiat Wesi Kuning dan depan cungkup yang dicapai dengan
lainnya ( sudah ada yang diamanahi untuk merawatnya ) Bedahan Gunung Gede Gunungtugel yang menapaki undakan. Di sebelah kiri
oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Kalen Gunungtugel,kemudian ada Sigong,yaitu belakang cungkup makam Syekh
sebuah tempat yang konon dulunya adalah sebuah Pura ( tempat peribadatan umat Hindu ) yang Abdul Kahfi ada lagi cungkup lebih
diserahkan pada Mbah Duhur sekaligus sebagai tempat mengajarkanya Agama Islam kepada kecil dimana di dalamnya terdapat
masyarakat yang hingga sekarang tempat tersebut pun masih ada petilasanya yang terletak di sebelah kubur dengan nisan bertulis Syaikh M
utara sekitar 150 meter dari Makam Mbah Duhur,untuk lengkapnya silahkan klik Peninggalan Mbah Syafi’i.
Duhur Tak jelas siapa orang ini,
Sebenarnya sudah sejak 10an tahun berlalu Makam Mbah Duhur sering di ziarahi, dido'akan karena nama itu tidak saya temukan
atau di tahlilkan,namun baru sekitar agustus 2014 Misteri Makam Mbah Duhur secara perlahan mulai di dalam lembar fotokopi yang berisi sejarah Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu. Sesaat setelah
terungkap dan langsung dikenal masyarakat luas setelah ada sejumlah rombongan dari ihwanul muslim sampai di dalam cungkup makam, saya menyalami dua orang pria yang ada di sana itu yang semula
yang terdiri dari para Guru dan Kyai Ahli Hikmah yang dikehendaki Allah datang berziarah ke Makam saya pikir juru kunci, namun rupanya bukan. Mereka peziarah yang pergi dari makam ke makam.
Mbah Duhur yang dikeramatkan oleh masyarakat,walhasil wallahu'alam bishawab,melalui penelitian Dua orang peziarah itu terlihat duduk di dalam cungkup Makam Syekh Abdul Kahfi Al Hasani.
serta pengkajian yang dalam oleh beliau para Guru dan Kiyai Ahli Hikmah yang winasis itu hingga Mereka rupanya berasal dari kota yang berbeda dan keduanya dipertemukan karena sama-sama
ahirnya diketahui bahwa makam tua yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar yang disebut-sebut penggemar ziarah ke kubur para wali dan kyai kondang, sambil mencari rizki dengan membacakan doa
sebagai makam Mbah Duhur atau Mbah Gunungtugel adalah benar bahwa makam tersebut adalah tertentu bagi peziarah yang berminat untuk membayarnya.
Makamnya seorang Ulama Besar sohibal Karomah,Seorang Waliyullah keturunan dari Timur Tengah Makam Syekh Abdul Kahfi berada di ujung paling kanan. Tak semua pemimpin Pondok
( Arab ) yang bernama Nurul Duhur ( Syekh Maulana Nurul Duhur / Syeh Nurul Duhur ) atau Pesantren Al Kahfi Somalangu keturunan Syekh Abdul Kahfi dimakamkan di sini. Syekh Yusuf Al
masyarakat sekitar makam menyebutnya Mbah Duhur,ada juga yang menyebutnya Mbah Kalen Hasani, keturunan keempat yang membuka pesantren di Krakit, Gowa, Sulawesi Selatan, diketahui
Gunungtugel. meninggal dan dimakamkan di Somalia saat menyebarkan Islam di sana.
Syekh Maulana Nurul Duhur bersi'ar Agama Islam di wilayah Kebumen selatan pada Setelah Syekh Yusuf meninggal, putera sulungnya yang bernama Syekh Hasan Al Hasani
masanya Sultan Mataram I Kanjeng Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama Kalifatullah juga pergi meninggalkan Somalangu menuju Krakit untuk meneruskan mengurus pesantren ayahnya di
Tanah Jawa ( Raden Danang Sutawijaya ) pada tahun 1587 -1601 Masehi.
Krakit itu dan kemudian tinggal sampai wafat serta dimakamkan di sana. Oleh masyarakat setempat ia Syekh Abdul Wahab bin Syekh Abdul Qodir Al-jailani dan ahirnya sampai kepada Baginda Rasulullah
juga dikenal sebutan Syekh Hayatul Hukmi. Muhammad SAW.
Pusara Syekh Abdul Kahfi Al Hasani, pendiri Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, Makam Karomatul Auliya Syekh Maulana Nurul Duhur ( mbah Duhur ) belum banyak dikenal
Kebumen. Menurut riwayat, Syekh Abdul Kahfi meninggal dunia pada malam Jumat 15 Sya’ban 1018 H oleh masyarakat secara luas seperti makam para Wali yang lain yang sudah lebih dulu termashur,baru
atau 12 November 1609 M dalam usia 185 tahun. Usia yang sangat panjang untuk ukuran orang tahun 2014 Makam Sohibal Karomah Syekh Maulana Nurul Duhur atau masyarakat sekitar sering
kebanyakan pada saat ini, bahkan bagi orang jaman dulu sekalipun. mengenalnya dengan menyebutnya Mbah Duhur,ada juga yang mengenalnya dengan sebutan Mbah
Dalam makalah yang dibuat KH Afifuddin bin Chanif Al Hasani disebutkan bahwa Syekh Kalen Gunungtugel ini yang makamnya diketahui berada di samping atas Kalen Gunungtugel,Dukuh
Abdul Kahfi meninggal pada masa Panembahan Hanyakrawati, ayah Sultan Agung. Karena hubungan Pranji,Desa Entak,Kecamatan Ambal-Kebumen,Jawa Tengah,Indonesia,yang mulai dikenal oleh
dengan Mataram baik, pada makam Syekh Abdul Kahfi sempat ada nisan berukir kereta kencana yang masyarakat dan sempat menjadi pembicaraan dan berita heboh di masyarakat luas hingga kemudian
ditarik dua atau empat ekor kuda. Nisan itu kini tak lagi ada di sana. banyak orang-orang yang mulai berdatangan untuk berziarah ataupun hanya penasaran ingin melihat
Syekh Abdul Kahfi dianggap sebagai peletak dasar berkembangnya agama Islam di wilayah dan membuktikan langsung atas kebenaran Makam tersebut.
Kebumen. Kedatangannya dari Hadramaut, Yaman, mendarat pertama kali di Pantai Karangbolong Hal ini terjadi semenjak Makam Sohibal Karomah Syekh Maulana Nurul Duhur dipugar dan
Kebumen pada 1448 M, dan beberapa hari setelah itu berhasil mengislamkan tiga desa berdekatan, dipilih sebagai tempat
yaitu Desa Candi, Desa Candiwulan, dan Desa Candimulyo. Sesepuh Kratoton jogja di makam Mbah Duhur penyelenggaraan Selamatan Nasional
Pondok Pesantren Al Kahfi selain berpengaruh pada perkembangan kemajuan Islam di Nusantara pada 17 Pebruari 2016 lalu yang dikenal dengan Grebeg Nusantara yang dihadiri langsung
Kebumen, pengaruhnya juga menyebar sampai ke daerah lain di Jawa dan luar Jawa, seperti Cirebon, oleh Keluarga Sesepuh Keraton Yogyakarta Prof Dr RM Ali Ridho yang memimpin istighosah bersama
Sampang, Kediri, Blitar, Kudus, Demak, Banyumas, Purworejo, Solo, Yogya, Magelang, Semarang, jamaah Al Karomah,hadir juga Habib Umar,Dr Gus RM Alfarizy,Dr Gus RM Alfarizy sang master
Cilacap, Gowa, Maluku, dan bahkan sampai ke Pattani dan Somalia. fisioteraphy herbalist dari Yogyakarta,kemudian Ki Bodo Abah Santri beserta Nyai Santri Pengasuh
Makam Syekh Abdul Kahfi Lemah Lanang selengkapnya: 4. Soemarsono 5. Wirjoatmodjo 6. pondok pesantren Al Karomah Sukerejo - Kendal Jawa Tengah,Ki Rekso Buwono dari Pati dan
Gapura 7. Mu’thi Abd Chay 8. Grobogan 9. Syaikh M Syafi’i 10. Bukit Makam Syekh Abdul Kahfi Al Sejumlah Ulama serta pejabat pemerintah Kabupaten setempat.
Hasani Lemah Lanang Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen, Kebumen Sebenarnya keberadaan makam Mbah Duhur / Mbah Kalen Gunungtugel ini sudah sejak
lama diketahui oleh masyarakat sekitar dan menjadi tempat yang dikeramatkan,karena memang
SYEKH MAULANA NURUL DUHUR ( MBAH DUHUR ) masyarakat belum mengetahui secara persis bahwa tempat yang di keramatkan tersebut adalah
Syekh Maulana Nurul Duhur ( Mbah Duhur ) merupakan satu dari sekian tokoh waliyullah makam waliyulloh yang sudah sejak ratusan tahun silam jasadnya terkubur dan belum ada satupun
pensyiar agama islam diwilayah pesisir selatan Kebumen Jawa Tengah,Indonesia yang hidup pada masyarakat yang mengetahui sebelumnya karena tidak adanya petunjuk yang tersirat / bisa terbaca
masa Pemerintahan Raja Mataram I yang bergelar Kanjeng Panembahan Senopati Ingalaga Sayidin oleh panca indra orang-orang biasa yang menerangkan adanya makam waliyullah kecuali,memang ada
Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa Danang beberapa tanda tanda besar yang nyata dan banyak pula kejadian- Kejadian aneh dan Gaib yang
Sutawijaya. terjadi ( diluar nalar manusia ) yang dialami masyarakat sekitar makam baik melalui mimpi maupun
Syekh Maulana Nurul Duhur atau Mbah Duhur dirasakan dan ditunjukan secara langsung seperti ada beberapa orang yang melihat tempat makam
atau Mbah Kalen Gunungtugel,beliau itu merupakan Keramat itu memancarkan Cahaya / sinar yang terang sampai menerangi lingkungan disekitar makam
seorang Tokoh Ulama di Tanah Jawa pada zaman tersebut hingga Kelihatan Hijaunya daun pohon yang ada di makam tersebut,kemudian adapula yang
Mataram yang aslinya dari Timur Tengah (arab) dan diberitahu lewat mimpi bahwa ditempat tersebut ada Makam Seorang Waliyullah bernama Syekh
beliau itu termasuk dalam kategori Ulama Mastur Maulana Nurul Duhur, dan sebagainya masih banyak lagi kejadian- kejadian aneh,ajaib dan tidak wajar
Keraton Mataram ke-1 dengan Raja Daulatnya bergelar yang kemudian disinyalir oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang keramat yang penuh misteri.
Panembahan Senopati Ingalaga Sayidin Panatagama Beberapa peninggalan mbah Duhur yang masih bisa dilihat hingga saat ini adalah berupa
Kalifatullah tanah Jawa Raden Danang Sutawijaya yang Pusaka Ampuh Keris Tunggul Wulung,Guci Wasiat Mustika Sulaiman,Kanthil Wasiat Wesi Kuning dan
diketahui nasabnya jika dirunut masih masuk lainnya ( sudah ada yang diamanahi untuk merawatnya ) Bedahan Gunung Gede Gunungtugel yang
oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Kalen Gunungtugel,kemudian ada Sigong,yaitu
Silsilah Nasab Mbah Duhur. Dalam sebuah tempat yang konon dulunya adalah sebuah Pura ( tempat peribadatan umat Hindu ) yang
nasab/keluwarga Rosulullah SAW,merupakan diserahkan pada Mbah Duhur sekaligus sebagai tempat mengajarkanya Agama Islam kepada
keturunan ke 5 (lima) dari Sultonul Aulia Syeh Abdu masyarakat yang hingga sekarang tempat tersebut pun masih ada petilasanya yang terletak di sebelah
Qodir Al-jailani qodasallohu sirohu Ayah beliau Syekh utara sekitar 150 meter dari Makam Mbah Duhur.
Maulana Nurulduhur adalah Syekh Maulana Abdul Malik Sebenarnya sudah sejak 10an tahun berlalu Makam Mbah Duhur sering di ziarahi, dido'akan
bin Syekh Muhammad Dohir bin Syekh Nurul Mubin bin atau di tahlilkan,namun baru sekitar agustus 2014 Misteri Makam Mbah Duhur secara perlahan mulai
terungkap dan langsung dikenal masyarakat luas setelah ada sejumlah rombongan dari ihwanul muslim
yang terdiri dari para Guru dan Kyai Ahli Hikmah yang dikehendaki Allah datang berziarah ke Makam padepokan disana. Menurut cerita murid Kyai Kijam, Mohammad Mahmud (83) menuturkan bahwa,
Mbah Duhur yang dikeramatkan oleh masyarakat,walhasil wallahu'alam bishawab,melalui penelitian “sekitar abad ke-XX tepatnya tahun 40-an, orang-orang yang mengaji kepada Kyai Kijam tak bisa
serta pengkajian yang dalam oleh beliau para Guru dan Kiyai Ahli Hikmah yang winasis itu hingga disebutkan dari mana saja asalnya. karena memang sangat banyak. Hampir seluruh orang yang
ahirnya diketahui bahwa makam tua yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar yang disebut-sebut berasal dari desa di Kecamatan Petanahan dan Klirong ada yang mengaji kepada belia. Dan mungkin
sebagai makam Mbah Duhur atau Mbah Gunungtugel adalah benar bahwa makam tersebut adalah karena keberkahan ngajinya itu, mereka para santri dapat menjadi orang yang berpengaruh di desanya
Makamnya seorang Ulama Besar sohibal Karomah,Seorang Waliyullah keturunan dari Timur Tengah masing-masing sekaligus melahirkan keturunan yang juga disegani masyarakat.” Jika melihat apa yang
( Arab ) yang bernama Nurul Duhur ( Syekh Maulana Nurul Duhur / Syeh Nurul Duhur ) atau dikemukakan oleh salah satu murid Kyai Kijam tadi, memang ada benarnya. Satu bukti yang dapat
masyarakat sekitar makam menyebutnya Mbah Duhur,ada juga yang menyebutnya Mbah Kalen membenarkannya adalah terbuangnya bungkus-bungkus dinamisme dan animisme yang ada dalam
Gunungtugel. masyarakat Jogomertan dan sekitarnya (Jogosimo, Tambak Progaten, Gebangsari, Ampelsari dan lain
Syekh Maulana Nurul Duhur bersi'ar Agama Islam di wilayah Kebumen selatan pada sebagainya). Ini tidak lain juga disebabkan karena dakwah dari Kyai Hasan Musthofa (Kyai Topo) dan
masanya Sultan Mataram I Kanjeng Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama Kalifatullah Mohammad Ishaq (Kyai Skaq) kepada masyarakat Jogosimo dan sekitarnya. Kalau Kyai Topo yang
Tanah Jawa ( Raden Danang Sutawijaya ) pada tahun 1587 -1601 Masehi. bertugas membimbing masyarakat, maka lain dengan Kyai Skaq yang lebih menggunakan politik atau
kekuasaan sebagai kendaraan dakwahnya. Kedua saudara dari empat saudara ini, kerja sama antara
SYEKH MAULANA MUHAMMAD ASNAWI AL-KARIM kekuasaan dengan ulama. Karena menurut riwayat yang ada, Kyai Skaq merupakan salah satu lurah
Syekh Maulana Muhammad Asnawi Al-Karim adalah seorang da’i yang juga sekaligus generasi awal di Desa Jogosimo. Kolaborasi antara Kyai Skaq dengan Kyai Topo ini ternyata
pedagang kain dari Purworejo. Makam yang sepi akan pengunjung ini terletak di Dukun Pandean Desa menghasilkan buah yang manis dalam penyebaran dan perkembangan Islam di wilayah Pesisir Selatan
Jogomertan RT 03 RW 01, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen. Menurut Kyai Durjani (80), Kebumen, terutama di Kecamatan Petanahan dan Klirong. Ketika Kyai Topo berdakwah langsung
salah seorang keturunan (buyut) dari Syekh Asnawi menuturkan bahwa, makam tersebut sudah ada kepada masyarakat Jogosimo dan sekitarnya yang waktu itu masih abangan, ia disambut dengan
sejak sekitar tahun 1600-an. Sebagai salah satu tokoh masa awal penyebar Islam di Kebumen bagian gembira oleh masyarakat disana. Karena selain ke-’alim-annya, ia juga seorang yang sopan,
selatan tepatnya di Jogomertan, Syekh Asnawi sudah sepatutnya mendapat apresiasi yang tinggi. menghargai adat dan kebiasaan masyarakat. Kalau ada orang yang sakit, dengan izin Allah SWT Kyai
Andaikan beliau saja masih hidup pasti saya akan memberikan penghargaan kepadanya sebagai Topo dapat menyembuhkannya. Dengan melihat karomah dan akhlak Kyai Topo yang demikian,
khalifatullah fi al-Jawi. Artinya seorang yang mendapat amanat oleh Allah SWT untuk menyebarkan akhirnya masyarakat sepenuhnya memeluk Islam dengan benar, jauh dari praktik kesyirikan.
agama-Nya di tanah Jawa. Ini bukan berarti saya menyamakannya dengan seorang Nabi, namun pada Sepeninggalnya Kyai Topo pada tahun 1954, dakwah Islam tidak stagnan begitu saja. Namun, anak
hakikatnya semua manusia adalah orang yang diamanatkan Allah untuk berbuat kebaikan di bumi, keturunan beliau seperti KH. Abu Sufyan Musthofa dan KH. Abu Darin Musthofa adalah penerus
sebagai pemimpin di bumi (khalifatullah fi al-ardhi). Diriwayatkan dari Sufiah (87) dan Mahmud (83), dua perjuangan dakwah Kyai Topo. Jika pembaca berasal dari Kebumen, mungkin akan lebih mengenal
orang murid Kyai Kijam, dari Kyai Kijam dari Abdullah Alwi bin Asnawi bahwa, “sebelum matahari terbit atau minimal pernah mendengar nama dua tokoh ulama yang sangat urgen tersebut. Jasa-jasa kedua
Syekh Asnawi sudah berangkat ke Jogomertan dari Purworejo. Kemudian sesampainya di Jogomertan, tokoh ulama akhir abad XI ini sangat signifikan. Dibangunnya Pondok Pesantren dan Madrasah
beliau berjualan sandangan atau celana pendek yang biasa digunakan masyarakat untuk memanjat bernama “Al-Huda” di Jogosimo merupakan salah satu kontribusi KH. Abu Sufyan untuk masyarakat
pohon kelapa (nderes). Beliau belum akan pulang kalau belum berhasil mengislamkan (berdakwah) Kebumen pada umumnya. KH. Abu Darin sebagai seorang tokoh spiritual yang juga disegani oleh
kepada masyarakat disana. Walau hanya satu orang sehari yang masuk Islam, itu sudah sangat masyarakat Kebumen, yang konon dapat berkomunikasi dengan Nyai Loro Kidul. Sehingga ketika ada
menenangkan hati beliau”. Sungguh mulia niat dan tujuan beliau, berdagang sembari berdakwah. Tidak orang yang tenggelam di Laut Selatan, maka keluarganya pasti akan sowan ke beliau untuk
salah jika beliau mendapat julukan al-Karim, karena perjuangannya yang mulia tersebut. Makam Syekh berkonsultasi tentang korban yang hanyut terbawa ombak ganas Pantai Selatan. Mereka percaya
Asnawi biasanya diziarahi oleh para keturunan beliau sendiri yang tinggal di Desa Jogosimo. Warga melalui Kyai Abu Darin, Allah SWT akan menunjukkan serta mengembalikan keluarga mereka yang
Jogomertan sendiri juga jarang yang mengunjungi makam beliau. Mungkin mereka belum tahu kalau meninggal akibat terbawa ombak tadi. Dan akhirnya, memang Allah melalui KH. Abu Darin
makam yang biasa mereka lewati secara cuma-cuma itu sebenarnya makam waliyullah yang mulia, menunjukkan dan mengembalikkan korban tenggelam, walaupun sudah meninggal. Karena mereka
seorang embrio penyebar Islam di Kebumen Selatan (Petanahan dan Klirong). Kenapa saya umumnya masih percaya kalau ada seseorang yang meninggal hanyut terbawa ombak Pantai Selatan,
menyebutkan dua kecamatan tersebut? Kalau diruntut jalan ceritanya begini, jadi Syekh Asnawi itu berkaitan erat dengan penguasa atau Ratu Pantai Selatan. Maka, dengan ini Kyai Abu Darin menjadi
mempunyai putra bernama Abdullah Alwi. Abdullah Alwi kemudian mempunyai empat putra, Hasan andalan mereka untuk mengetahui seseorang yang bermasalah dengan Pantai Selatan. Namun
Musthofa (dikenal dengan sebutan Kyai Topo), Husein Abdullah (dikenal dengan Kyai Kusen), walaupun demikia, masyarakat tetap berkeyakinan kalau dari Allah-lah semata-mata suatu masalah
Mohammad Ishaq (dikenal dengan Kyai Skaq) dan Samhudi (Kyai Kijam). Nah, dari empat saudara ini dapat diketahui dan diselesaikan. Kyai Abu Darin hanyalah seorang yang diberi kelebihan oleh Allah
kemudian dakwah Islamiyah semakin berkembang maju di wilayah Jogomertan dan sekitarnya. SWT untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Ya, memang dari sinilah
Pembagian wilayah teritorial dakwah pun dilakukan oleh keempat serangkai ini. Mulai dari Kyai Husein saya ingin menunjukkan kepada pembaca semuanya bahwa berkembangnya Islam sedamai dan
Abdullah yang juga seorang anggota AOI, berdakwah dibagian Jogomertan Utara. Kyai Kijam, yang seramai saat ini tidak terlepas dari adanya sosok Syekh Maulana Muhammad Asnawi Al-Karim. Secara
menurut riwayat lisan masyarakat Jogomertan merupakan seorang ‘alim. Bisa dikatakan paling pandai syariat atau fisik, masyarakat Jogomertan, Jogosimo, Tambakprogaten, Ampelsari, Petanahan, Klirong
akan hal ilmu agamanya dibandingan ketiga saudaranya. Ia berdakwah sekaligus mendirikan hingga Kebumen tidak akan memeluk ajaran Islam kalau tidak ada Syekh Asnawi. Namun, Tuhan telah
berkata demikian. Dia telah menakdirkan dan telah mengirimkan ratu adil kepada masyarakat tersebut bakti, gotong royong disekitar masjid sambil pelan-pelan diceramahi. Masyarakat menyadari betapa
sebagai khalifatullah fi al-jawi. Sehingga Islam di Kebumen bagian Selatan dapat berkembang baik santun dan baiknya akhlak Syekh Mubin kepada mereka, hingga satu persatu pada akhirnya mereka
sesuai dengan yang di inginkan agama. mengikrarkan diri untuk menjadi hamba Allah yang Maha Esa yaitu masuk Islam.
Selain menggunakan cara kerja bakti yang notabene masuk dalam kategori dakwah bil lisan,
Syekh Mubin memiliki nama asli Syekh Muhammad Najmuddin ‘Ali Mubin. Ia adalah seorang Syekh Mubin juga menggunakan dakwah bil kitab yaitu dengan menulis kitab tentang akhlak, moralitas,
buyut dari wali sekaligus ulama sejagat raya yang sering dikirim do’a oleh kaum muslimin ketika norma-norma agama yang berisi pesan-pesan kepada para umatnya. Jika berisi pesan-pesan untuk
bertawassul yakni Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Sykeh Mubin biasa di khaul-kan setiap bulan Rawah umat, boleh jadi di dalamnya tidak hanya berisi mengenai akhlak ataupun moralitas, namun tidak
Minggu pertama (tepatnya tanggal 1 rawah). Namun, karena tanggal 1 rawah tidak pasti harinya menutup kemungkinan kalau tauhid, syariat (fiqih) dan ilmu-ilmu agama lainnya juga terdapat dalam
bertepatan, maka untuk memudahkannya adalah dengan menetapkan khaul Syekh Mubin setiap kitab tersebut.
Minggu pertama pada bulan Rawah. Kalau pembaca ada waktu, selakanlah untuk mengikuti khaul
Syekh Mubin pada tanggal dan waktu tersebut.
Sebagaimana orang-orang pada umumnya, untuk meyakinkan bahwa beliau (baca: Syekh SYEH BARIBIN
Mubin) merupakan seorang wali yang mempunyai nasab baik pastinya mempunyai nasab atupun (Mayat Berbau Harum Di Gunung grenggeng)
silsilah yang baik pula. Sudah dikatakan diatas, bahwa Syekh Mubin masih keturunan dari Syekh Abdul Gunung Grenggeng terletak di Dusun Setonokunci Grenggeng, Kecamatan Karanganyar,
Qadir Al-Jailani. Itu berarti secara tidak langsung Syekh Mubin juga keturunan dari Baginda Rasulullah Kabupaten Kebumen, Jawah Tengah. Untuk menemukan tidak terlalu sulit, yaitu 3 kilo kearah barat dari
Muhammad SAW. Sebab Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga seorang masih keturunan Nabi Muhammad Kota Karanganyar, tepatnya di pasar Kemit dari sini Anda berjalan ke arah Utara kurang lebih 2 kilo
SAW. maka sampailah di Gununug Grenggeng.
Syekh Mubin atau yang masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan Mbah Mubin adalah Di situ ada beberapa makam yang salah satunya adalah Eyang Syeh Baribin. Eyang Syeh
seorang ulama yang berasal dari India. Ia dikirim oleh sang guru untuk ditugaskan berdakwah Baribin ini adalah anak dari Brawijaya IV. Konon dahulu semasa hidupnya Eyang Syeh ini termasuk
(menyebarkan ajaran agama Islam) ke tanah Jawa tepatnya diantara sungai Progo, Kulon Progo orang sakti dan selalu menolong orang kesusahan, membela kebenaran dan menentang kejahatan. Dia
dengan sungai Serayu, Cilacap. Sekitar tahun 1646M Syekh Mubin menyebarkan dakwah islamiyahnya wafat mayatnya menimbulkan bau yang sangat harum, mayat Eyang Syeh Baribin menjadi rebutan
di tanah Kebumen ini, khususnya dibagian pesisir pantai selatan Desa Ayam Putih, Buluspesantren. orang banyak.
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil wawancara dengan juru kunci sekaligus Pada saat mayat tersebut akan dicuri oleh sekelompok orang tiba- tiba terdengar suara gaib
masih keturunan Syekh Mubin yakni Suswanto Saeful Wahid (43), bahwa Syekh Mubin merupakan yang mengumandang yang dalam jawa “gumrenggeng” sehingga masyarakat dapat mengetahui
guru dari para wali di tanah Jawa termasuk Wali Songo. Sebagaimana para guru pada umumnya, ia pencurian tersebut dan berhasil digagalkan, maka untuk mengenang peristiwa ini daerah tersebut
juga mempunyai satu murid yang sangat disayangi yaitu Sultan Hanyokro Kusumo [3]. Mataram pada dinamakan Gunung Grenggeng. Warga Grenggeng biasa menyebut nama Eyang Syeh Baribin sebutan
saat itu merupakan Kerajaan yang pro dengan VOC dan Sultan Hanyokro Kusumo tidak setuju dengan Mbah Grenggeng, dan sampai saat ini dipercaya warga Grenggeng membawa berkah dan juga
pertalian yang dilakukan pihak Kerajaan dengan VOC (Belanda) tersebut. Karena, jika hal itu terus melindungi Grenggeng dari musibah.
berlangsung maka secara tersirat rakyat pun akan selalu menderita. Dalam arti untuk mencari pangan Konon menurut penuturan Juru Kunci makan Gunung yaitu Bapak Ramelan yang
dan pakan pun akan susah, sebab perekonomian pribumi diusung habis oleh Belanda. Oleh sebab itu, beralamatkan di Setono Kunci, Grengggeng, Karanganyar, Kebumen, bahwa Syeh mempunyai dua
Sultan Hanyokro Kusumo menentang pertalian ayahandanya yang notabene orang nomor satu di peliharaan yaitu burung perkutut dan burung dara Burung dara ini sangat ditakuti oleh warga desa
Kerajaan Mataram Islam. Ia lari dari lingkungan Kerajaan kemudian sampailah di sebuah daerah terutama bila burung tersebut terbang pada saat sore hari Karena hal ini adalah merupakan suatu
pesisir selatan (Buluspesantren, Kebumen) hingga bertemu Syekh Mubin sekaligus peringatan dari Eyang Baribin atau Mbah Grenggeng bahwa akan datang suatu yang menimpa Desa
mengabdi (berguru) kepadanya. Grenggeng, supaya masyarakat Grenggeng berlaku lebih hati-hati dan selalu berdoa kepada SWT.
Konon, kayu ini dulu sebagai tempat bertapa salah satu dari sekian banyak murid Syekh Sampai saat ini masih banyak orang yang berkunjung ke Eyang Syeh Baribin, baik itu dari
Mubin yaitu Sultan Hanyokro Kusumo. Oleh karenanya, kayu ini pun dipercaya memiliki kekuatan yang masyarakat Grenggeng maupun dari luar Kota Kebumen. Kebanyakan dari mereka ngalap berkah
tidak sembarangan. Menurut Suswanto (43) dan berdasarkan cerita fakta rakyat sekitar makam, kayu supaya dimudahkan dalam rezeki, kedudukan jabatannya cepat naik, dan sebagainya. Tidak sedikit
ini tidak pasah dipotong. Setiap akan memotongnya, setiap akan menghancurkannya dengan wadung pula para pengunjung yang memang sengaja untuk mencari peliharaan Eyang Syeh Baribin. Yang
(baca: kampak) ataupun dengan alat pemotong kayu lainnya, kayu ini berpindah tepat dengan konon kabarnya barang bisa bertemu dan apalagi bisa membawa pulang burung tersebut maka segala
sendirinya. Bahkan kampaknya pun akan hilang sendiri dengan sekejap ketika akan me-madung-nya keinginannya di dunia akan terpenuhi Sampai saat ini memang ada beberapa orang pengunjung pernah
(baca: memotongnya), tak tahu kemana. Kayu laban memang pada dasarnya terkenal sebagai jenis bertemu dengan burung perkutut peliharaan Eyang Baribin dan terbukti mereka telah berhasil dalam
kayu yang keras. hidupnya. Tetapi yang sampai membawa pulang burung tersebut sampai ini belum ada sehingga
Dari segi dakwahnya, Syekh Mubin terkenal golongan ulama yang santun dan penuh dengan burung tersebut sampai sekarang ada di Gunung Grenggeng. ( Sumber : Ilmu Warisan Leluhur)
akhlak. Tidak gampang menyalahkan orang lain, adat-istiadat setempat, tidak kaku apalagi menentang
budaya baik. Dalam berdakwah Islamiyah, ia dengan cara mengumpulkan masyarakat untuk bekerja
SYEKH IBRAHIM ASMARA KANDI agama islam dari Pemalang berjalan ke arah Selatan (mengikuti cahaya misterius yang Nampak di
Syech Ibrahim Asmara Kandi adalah pensyiar Islam di tanah Jawa. Beliau adalah seorang Timur laut). Dalam perjalanannya menyiarkan agama islam, beliau singgah di banyumas, dibawah
ulama besar yang berasal dari daerah Asia Timur. Dalam melaksnakan syiarnya Syech Ibrahim Asmara pohon mbulu (hampir sama dengan pohon beringin) yang berukuran besar.
Kandi selalu ditemani oleh binatang piaraannya yaitu seekor kuda yang digunakan sebagai alat Sepintas petilasan tersebut tampak seperti sebuah makam, namun sebenarnya dua buah
trasportasi dan juga hewan piaraan seekor harimau. Sebagai bukti bahwa beliau telah melakukan batu paesan pada awalnya menghadap ke barat, kemudian adanya kesalahan dalam pemahaman
perjalanannya menyebarkan agama Islam, dapat di buktikan dengan ditemukannya benda-benda mengenai petilasan tersebut sebagai makam, batu paesan kemudian dihadapkan kearah utara seperti
pusaka purbakala yang sampai saat iniu masih dijaga kelestariannya. makam pada umumnya. Mitos yang diyakini oleh masyarakat Desa Somagede adalah “jika seseorang
Benda-benda Peninggalan Syech Ibrahim Asmara Kandi, yaitu : berhasil menggapai kedua ujung paesan (nisan) tersebut dengan merentangkan kedua tangan maka
• Mustaka Masjid yang terbuat dari terakota yang dibuat bersamaan waktunya dengan Masjid hajat dan keinginannya bisa dikabulkan”.
Agung Setiap tahun di malam 1 sura warga rutin mengadakan syukuran berupa pemotongan
Demak. kambing jantan dan makan bersama yang sering disebut sebagai suraan. Petilasan tersebut sering
• Rantai Kuda yang terbuat dari Logam /Kuningan 2 pasang. dikunjungi oleh masyarakat sekitar Desa Somagede atau bahkan dari luar Jawa. Selain malam sura,
• Beruk dari Tempurung 1 buah. biasanya doa-doa juga digelar pada malam jum’at kliwon dan malam-malam tertentu. Apapun bentuk
• Uang Cina /Tiongkok Kuno sebanyak 50 keping. doa-doa yang dikemas terkait dengan petilasan ini tidak lain dimaksudkan untuk berdoa kepada sang
• Barang pecah belah ( piring dan mangkok). Khalik sekaligus mendoakan mbah Syekh Maulana maghribi.
• Kuku Harimau 10 cm 1 buah
• Potongan batok kelapa berlobang 2 dan bertali dengan lambang wajah harimau 1 buah.
• Bungkus putih tertutup dan bertuliskan huruf jawa.
• Keris berbagai ukuran sebanyak 17 buah dan salah satunya ada yang berlapiskan emas.
• Tombak sejumlah 5 buah.
• Pedang panjang 2 buah.
• Kudi Cenggareng 2 buah.

MBAH SYEKH MAULANA MAGHRIBI DI DESA SOMAGEDE, KARANGGAYAM


Mbah Syekh Maulana Maghribi adalah seorang pemeluk agama islam dari jazirah arab
(Maroko) yang merupakan salah satu tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa.
Sebelum tiba di Demak, beliau mengunjungi tanah pasai (sumatera). periwayatan lain mengatakan
bahwa beliau adalah keturunan Nabi Muhammad SAW dan dianggap sebagai golongan Waliyullah di
tanah Jawa. Beliau tiba di tanah jawa bersamaan dengn berdirinya kerajaan demak atau setelah
runtuhnya kerajaan majapahit yang merupakan tonggak terakhir kerajaan Hindu di jawa.
Sejarah Desa Somage menyebutkan bahwa kedatangan Mbah Syekh maulana Maghribi
bermula dari perjalannanya dalam menyebarkan agama islam di tanah Jawa. Suatu ketika, saat mbah
syekh maulana maghribi melakukan ibadah sholat subuh, tampak cahaya terang misterius di sebelah
timur menjulang tinggi di angkasa. Timbul keinginan untuk mengetahui tempat darimana cahaya
misterius itu datang dan makna dari cahaya tersebut. Kemudian seorang sahabatnya yang bernama
Haji Datuk diminta untuk mengumpulkan para hulubalang dan menyiapkan armada untuk melakukan
pelayaran dengan tujuan mengikuti arah datangnya cahaya. Disebutkan bahwa pelayaran berlangsung
selama 40 hari, diikuti oleh sahabat dan 298 pengikutnya.
Pelayaran akhirnya melabuhkan kapal tersebut di ujung timur sebuah pulau (pulau jawa) di
pantai gresik. Namun berlabuhnya pelayaran ini belum memberikan jawaban atas apa yang
dimaksudkan oleh mbah syekh maulana tersebut. Namun suatu ketika, cahaya misterius nampak
kembali di sebelah barat, pelayaran pun akhirnya dilanjutkan dan berlabuh sementara di pantai
pemalang, para hulubalang kemudian diperintahkan untuk kembali ke negerinya, dan tinggallah mbah
syekh maulana bersama dengan haji datuk bermukim di tempat itu. Selanjutnya mereka menyebarkan

Anda mungkin juga menyukai