Kompetensi Dasar
3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan
waktu dalam sejarah.
4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis
( diakronik ), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.
Indikator
Gambar 1.1 Silsilah Wangsa Rajasa yang menurunkan para penguasa Kerajaan Singasari dan
Majapahit. Jika kita perhatikan, alur silsilah tersebut menyerupai bentuk pohon yang dibalik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan definisi tentang sejarah sebagai
berikut:
1. Asal usul, keturunan, atau silsilah;
2. Kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo;
3. Pengetahuan atau uraian tentang kejadian, atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa yang telah lampau.
3. R.G. Collingwood
1) Bahwa sejarah adalah keseluruhan perubahan, kejadian, peristiwa, dan kenyataan
Herodotus adalah seorang filsuf Yunani Kuno yang hidup pada abad ke-5 SM (sekitar 484 SM-
425 SM). Dia disebut sebagai "Bapak Sejarah" karena dialah orang pertama yang menulis kisah
sejarah berdasarkan sumber-sumber yang dapat diuji kebenarannya. Historia merupakan
mahakarya sekaligus satu-satunya karyanya yang diketahui. Tulisan ini merupakan catatan
"penyelidikan"-nya tentang sejarah Perang Yunani-Persia. Catatannya meliputi informasi
geografis dan etnografis. Beberapa tulisannya tidak akurat, dan agak berbau mitos karena dia
belum sepenuhnya lepas dari suasana zamannya (zaman sewaktu ia menulis karyanya).
Gambar 1.3 Unsur manusia atau pelaku peristiwa, Soekarno sebagai pembaca teks proklamasi, di
sebelahnya tampak Drs. Mohammad Hatta, dan sejumlah tokoh lainnya. Ruang, bahwa peristiwa
tersebut berlangsung di halaman rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.
Adapun waktu, menyangkut kapan peristiwa tersebut berlangsung, yaitu 17 Agustus 1945.
Gambar 1.4 Pelaku atau unsur manusia dalam peristiwa ini adalah Soeharto sendiri yang tampak
sedang membaca naskah pernyataan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia dengan Wakil
Presiden Habibie yang berdiri dan yang akan diserahi mandat sebagai pengganti Soeharto, serta
beberapa tokoh lain sebagai latar belakang. Ruang yang menjadi tempat terjadinya peristiwa adalah
Istana Kepresidenan sedangkan waktu kejadian atau peristiwanya adalah 21 Mei 1998.
Pengertian diakronik sering disamakan artinya dengan kronologi, yang secara etimologis
berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan logos. Hal ini sama dengan pengertian
sebelumnya bahwa chronoss adalah waktu, sedangkan logos adalah uraian atau ilmu. Oleh
karena itu, kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang memang di dalam perkembangannya
kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian-kejadian sesuai
dengan urutan waktu terjadinya. Peristiwa sejarah diawali sejak keberadaan manusia di muka
bumi sehingga memiliki rentang waktu yang sangat panjang. Untuk itu, diperlukan adanya
pembagian waktu dalam sejarah yang dapat ditinjau dari berbagai aspek.
Selain itu, mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya
adalah untuk mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa
masa lalu dengan tepat. Kronologi juga membantu kita agar dengan mudah dapat
membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam
waktu yang sama. Contohnya: Pada bulan Agustus 1945, bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya, dan pada bulan dan tahun yang sama pihak Sekutu
menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang mengakibatkan Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu.
Masih berhubungan dengan waktu, sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang
bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa- peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan
pembabakan tertentu.
Gambar 1.5 Awan cendawan akibat ledakan bom atom di Kota Hiroshima pada 6 Agustus (kiri) dan
Nagasaki pada 9 Agustus (kanan), Jepang, tahun 1945. Kedua peristiwa menyebabkan Jepang
menyerah kepada Sekutu dan Indonesia dapat memproklamasikan Kemerdekaannya,
Masih berkaitan dengan waktu, dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik.
Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan
perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta, dan pujangga pada masa yang lalu.
Mereka pada umumnya menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang menarik perhatian
dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu tertentu.
Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang
banyak berdatangan ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara
yang banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh
sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir
serta pendeta yang datang dari India. Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat
mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran, tentang bagaimana kondisi masyarakat
Nusantara di suatu tempat pada masa yang lalu. Namun, untuk memperoleh gambaran yang
lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak sumber lain yang dapat mendukung
kebenaran dari kronik tersebut.
D. KONSEP SINKRONIK DALAM SEJARAH
Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss
yang berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik diartikan
sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa.
Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala
aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat
dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari atau
mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.
Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu
2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter
3. Bersifat horizontal
4. Tidak ada konsep perbandingan
5. Cakupan kajian lebih sempit
6. Kajiannya sangat sistematis
7. Sifat kajian lebih serius dan mendalam.