Anda di halaman 1dari 31

KONSEP BERPIKIR DIAKRONIK, SINKRONIK,

RUANG DAN WAKTU DALAM ILMU SEJARAH

Kompetensi Dasar

3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan
waktu dalam sejarah.
4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis
( diakronik ), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.

Indikator

3.1.1 Menjelaskan pengertian sejarah


3.1.2 Menyebutkan definisi-definisi sejarah
3.1.3 Menjelaskan peranan manusia,ruang,waktu dalam sejarah
3.1.4 Menjelaskan konsep manusia,ruang,waktu dalam sejarah
3.1.5 Menjelaskan pengertian konsep diakronik
3.1.6 Menjelaskan pengertian kronologis
3.1.7 Menyebutkan peristiwa sejarah yang pernah terjadi
3.1.8 Menjelaskan tentang penyusunan periodisasi, dan menyebutkan contohnya
3.1.9 Menyebutkan periodisasi berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah
indonesia.
3.1.10 Menyebutkan manfaat periodisasi
3.1.11 Menjelaskan pengertian kronik
3.1.12 Menjelaskan pengertian sinkronik
3.1.13 Menyebutkan ciri-ciri konsep sinkronik
4.1.1 Menjelaskan keterkaitan konsep berpikir kronologis ( diakronik ), sinkronik, ruang
dan waktu dalam sejarah
4.1.2 Menjelaskan peranan sejarah dalam cara berpikir
4.1.3 Menjelaskan kelebihan cara berpikir kronologis dan sinkronik dalam belajar sejarah
4.1.4 Menjelaskan pengertian cara berpikir holistik
4.1.5 Menjelaskan kelebihan cara berpikir holistik
BAB I
KONSEP BERPIKIR DIAKRONIK, SINKRONIK,
RUANG DAN WAKTU DALAM ILMU SEJARAH
A. PENGERTIAN SEJARAH
Sebelum kita mempelajari peristiwa masa lalu dan belajar dari sejarah, terlebih dahulu
kita perlu memahami apakah sejarah itu. Mengapa kita perlu mempelajari sejarah dan apa
manfaat yang dapat kita peroleh setelah kita mempelajarinya? Secara etimologis kata sejarah
berasal dari bahasa Arab syajaratun yang berarti pohon. Bentuk pohon ini kemudian
dihubungkan dengan skema dari silsilah keluarga raja dari dinasti tertentu, dan jika kita
perhatikan skema dari silsilah itu akan menyerupai bentuk pohon yang dibalik.
Kata syajaratun kemudian digunakan dalam bahasa Melayu dengan penyebutannya
berubah menjadi syajarah, dan bahasa Indonesia menyebutnya dengan sejarah. Kata sejarah
di sini masih dalam arti yang semula, yaitu silsilah atau keturunan.

Gambar 1.1 Silsilah Wangsa Rajasa yang menurunkan para penguasa Kerajaan Singasari dan
Majapahit. Jika kita perhatikan, alur silsilah tersebut menyerupai bentuk pohon yang dibalik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan definisi tentang sejarah sebagai
berikut:
1. Asal usul, keturunan, atau silsilah;
2. Kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo;
3. Pengetahuan atau uraian tentang kejadian, atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa yang telah lampau.

Sejarah dalam bahasa Inggris disebut


dengan history, yang berasal dari bahasa
Yunani istoria yang berarti informasi atau
pencarian. New American Encyclopedia
menyebutkan bahwa sejarah meliputi
kegiatan-kegiatan manusia yang
berhubungan dengan peristiwa- peristiwa
tertentu, ditempatkan dalam sebuah urutan
1. Sejarah Indonesia
waktu, dan terdapat keterkaitan antara
peristiwa yang satu dan peristiwa lainnya.
Dalam bahasa Belanda sejarah disebut dengan geschiedenis yang juga mempunyai
pengertian yang hampir sama, yaitu tentang sesuatu yang telah terjadi. Selain pengertian dari
sejumlah bahasa, kata sejarah juga didefinisikan oleh sejumlah tokoh, di antaranya sebagai
berikut:
 Herodotus (484-425 SM), seorang filsuf dan sejarawan
pertama yang berasal dari Yunani yang juga disebut sebagai
Bapak Sejarah. Ia mengatakan bahwa sejarah tidak
berkembang dan bergerak ke depan dengan tujuan yang pasti,
tetapi bergerak melingkar, yang tinggi dan rendahnya
lingkaran disebabkan oleh keadaan manusia itu sendiri.
 Ibnu Khaldun (1332-1406 M) mendefinisikan bahwa sejarah
adalah catatan tentang manusia dan peradabannya dengan Gambar 1.2 Herodotus
seluruh proses perubahan secara n yata dengan segala sebab
dan akibatnya. Ibnu Khaldun adalah seorang sejarawan Islam
yang hidup pada masa Abbasiyah di Baghdad.
 R.G. Collingwood (1889-1943) mendefinisikan sejarah
sebagai penyelidik an tentang hal-hal yang telah dilakukan
manusia pada masa yang lampau.
 Sartono Kartodirdjo (1921-2007), menurut beliau, pada
hakekatnya sejarah dibatasi oleh dua pengertian, yaitu sejarah
objektif dan sejarah subjektif. Sejarah yang objektif adalah
2. Ibnu Khaldun
sejarah yang menunjuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri,
sedangkan sejarah yang subjektif adalah sejarah yang telah dipe
ngaruhi oleh emosi dan pikiran oleh sejarawan atau penulis
sejarah tentang suatu peristiwa.
 R. Mohammad Ali, , mendefinisikan sejarah sebagai berikut:

3. R.G. Collingwood
1) Bahwa sejarah adalah keseluruhan perubahan, kejadian, peristiwa, dan kenyataan

Herodotus adalah seorang filsuf Yunani Kuno yang hidup pada abad ke-5 SM (sekitar 484 SM-
425 SM). Dia disebut sebagai "Bapak Sejarah" karena dialah orang pertama yang menulis kisah
sejarah berdasarkan sumber-sumber yang dapat diuji kebenarannya. Historia merupakan
mahakarya sekaligus satu-satunya karyanya yang diketahui. Tulisan ini merupakan catatan
"penyelidikan"-nya tentang sejarah Perang Yunani-Persia. Catatannya meliputi informasi
geografis dan etnografis. Beberapa tulisannya tidak akurat, dan agak berbau mitos karena dia
belum sepenuhnya lepas dari suasana zamannya (zaman sewaktu ia menulis karyanya).

yang memang benar-benar terjadi di sekitar kita;


2) Cerita tentang perubahan-perubahan itu sendiri;
3) Ilmu yang menyelidiki tentang perubahan-perubahan, peristiwa,
kejadian yang benar-benar terjadi pada masa yang telah lampau.
 Muhammad Yamin (1903-1962), memberikan definisi bahwa sejarah
sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan dari
berbagai peristiwa yang dapat dibuktikan.
Jika kita perhatikan dari semua definisi tadi dan kemudian kita
satukan, kita akan memperoleh sebuah kesimpulan tentang pengertian
sejarah, yaitu bahwa sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari 4.. Sartono Kartodirdjo
berbagai peristiwa atau kejadian penting yang terjadi dalam kehidupan
manusia di masa lalu.

5.. Buku R.Mohammad Ali

B. KONSEP MANUSIA, RUANG, DAN WAKTU DALAM SEJARAH


Jika kita kembali membaca definisi-definisi di atas, dalam sejarah
terdapat tiga unsur penting, yaitu manusia, ruang, dan waktu. Dalam semua peristiwa atau
kejadian, manusia adalah pelaku dari
semuanya. Peran manusia sangat menentukan
dalam setiap peristiwa sehingga setiap kajian
tentang peristiwa akan selalu melibatkan
manusia di dalamnya. Sejarah yang kita
jadikan pengetahuan atau sebagai bahan kajian
adalah sejarahnya manusia.
Peristiwa ataupun kejadian dari masa yang
lalu selalu berlangsung dalam batasan ruang
atau tempat tertentu, unsur ruang yang menjadi
tempat terjadinya peristiwa akan memberikan 6.. Manusia dari masa ke masa
gambaran jelas bagi kita bahwa peristiwa itu
memang ada dan nyata.
Adapun waktu akan menjadi batasan dari setiap peristiwa yang telah terjadi, perjalanan
hidup manusia, atau sejara h manusia tidak dapat terlepas dari waktu. Hal ini akan dijelaskan
lebih lanjut dalam uraian tentang konsep diakronik (kronologi) dalam sejarah. Hanya
manusia yang memiliki kesadaran akan waktu sehingga karena hanya manusia yang
mempunyai sejarah. Konsep waktu dalam sejarah meliputi dua hal, yaitu (1) proses
kelangsungan dari suatu peristiwa dalam batasan waktu tertentu dan (2) kesatuan
kelangsungan waktu, yaitu waktu pada masa yang lampau, sekarang, dan masa yang akan
datang (the past, the present and the future). Agar lebih jelas dalam memahami tentang
konsep manusia, ruang, dan waktu dalam sejarah, perhatikan contoh-contoh berikut.

Peristiwa: Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Gambar 1.3 Unsur manusia atau pelaku peristiwa, Soekarno sebagai pembaca teks proklamasi, di
sebelahnya tampak Drs. Mohammad Hatta, dan sejumlah tokoh lainnya. Ruang, bahwa peristiwa
tersebut berlangsung di halaman rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.
Adapun waktu, menyangkut kapan peristiwa tersebut berlangsung, yaitu 17 Agustus 1945.

Peristiwa: Berhentinya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia

Gambar 1.4 Pelaku atau unsur manusia dalam peristiwa ini adalah Soeharto sendiri yang tampak
sedang membaca naskah pernyataan berhenti sebagai presiden Republik Indonesia dengan Wakil
Presiden Habibie yang berdiri dan yang akan diserahi mandat sebagai pengganti Soeharto, serta
beberapa tokoh lain sebagai latar belakang. Ruang yang menjadi tempat terjadinya peristiwa adalah
Istana Kepresidenan sedangkan waktu kejadian atau peristiwanya adalah 21 Mei 1998.

C. KONSEP DIAKRONIK ATAU KRONOLOGI DALAM SEJARAH


Secara etimologi kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss. Dia
mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti waktu. Jadi,
diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui dalam batasan waktu. Jika
dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat
melintas, melalui, atau melampaui tersebut
adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana
telah kita ketahui bahwa sejarah merupakan
kumpulan peristiwa, setiap peristiwa yang
terjadi tersebut akan dibatasi oleh waktu.
Contohnya:
 Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk
berlangsung antara tahun 1350-1389.
 Perang Diponegoro berlangsung antara
tahun 1825-1830. 7. Derita rakyat saat penjajahan jepang
 Penjajahan Jepang di Indonesia berlangsung antara tahun 1942-1945.
 Belanda menyerah kepada Jepang di Ka lijati, Subang, Jawa Barat, pada 8 Maret 1942.

Pengertian diakronik sering disamakan artinya dengan kronologi, yang secara etimologis
berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan logos. Hal ini sama dengan pengertian
sebelumnya bahwa chronoss adalah waktu, sedangkan logos adalah uraian atau ilmu. Oleh
karena itu, kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang memang di dalam perkembangannya
kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian-kejadian sesuai
dengan urutan waktu terjadinya. Peristiwa sejarah diawali sejak keberadaan manusia di muka
bumi sehingga memiliki rentang waktu yang sangat panjang. Untuk itu, diperlukan adanya
pembagian waktu dalam sejarah yang dapat ditinjau dari berbagai aspek.
Selain itu, mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya
adalah untuk mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa
masa lalu dengan tepat. Kronologi juga membantu kita agar dengan mudah dapat
membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi dalam
waktu yang sama. Contohnya: Pada bulan Agustus 1945, bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya, dan pada bulan dan tahun yang sama pihak Sekutu
menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang mengakibatkan Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu.
Masih berhubungan dengan waktu, sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang
bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa- peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan
pembabakan tertentu.
Gambar 1.5 Awan cendawan akibat ledakan bom atom di Kota Hiroshima pada 6 Agustus (kiri) dan
Nagasaki pada 9 Agustus (kanan), Jepang, tahun 1945. Kedua peristiwa menyebabkan Jepang
menyerah kepada Sekutu dan Indonesia dapat memproklamasikan Kemerdekaannya,

Sebelum menyusun periodisasi, para sejarawan akan


membuat klasifikasi peristiwa yang akan menjadi kajiannya, dan
membuat kesimpulan-kesimpulan pada setiap periode. Periodisasi
dalam sejarah diperlukan karena penting bagi kita agar dapat
mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa-
peristiwa yang telah terjadi dan saling keterhubungannya dalam
berbagai aspek. Sebagai contoh, periodisasi yang akan dibuat
berkaitan dengan perkembangan sejarah kebudayaan secara Ga
umum, maka akan dibuat dua periode perkembangan kebudayaan mbar 1.6 Yupa (tugu batu) dari
sebagai berikut. masa Kerajaan Kutai abad ke-4,
yang ditemukan antara tahun
1. Zaman pra aksara yang juga disebut dengan zaman pra sejarah
1879-1940 di hulu Sungai
adalah zaman yang dimulai sejak manusia belum mengenal Mahakam, Kalimantan Timur,
tulisan hingga ditemukannya tulisan. menjadi salah satu tonggak
2. Zaman aksara atau disebut juga dengan zaman sejarah, yaitu dimulainya zaman sejarah
Indonesia. Pada yupa tersebut
zaman ketika manusia sudah mengenal tulisan hingga
ditemukan tulisan berhuruf
sekarang. Pallawa dan berbahasa
Sanskerta.
Dari kedua zaman yang telah diklasifikasikan ini, dapat dilakukan rekonstruksi terhadap
tahap-tahap perkembangan kebudayaan yang berlangsung dalam masyarakat tertentu.
Periodisasi dalam penulisan sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan
sejumlah aspek dalam kehidupan manusia, seperti perkembangan sistem politik,
pemerintahan, agama dan kepercayaan, ekonomi, dan sosial budaya. Contoh berikut adalah
periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah Indonesia.
 Masa berburu dan meramu
 Masa bercocok tanam
 Masa bercocok tanam tingkat lanjut
 Masa perundagian

Periodisasi yang banyak digunakan untuk


memperoleh gambaran tentang keadaan
masyarakat, sistem politik, ekonomi, agama
dan kepercayaan suatu kerajaan digunakan
pembabakan berdasarkan urutan dinasti, seperti
yang terd apat pada sejarah bangsa-bangsa di
Asia. Di Asia pada umumnya kedudukan raja
dianggap penting dalam masyarakat, seperti
contoh berikut ini. 8. Masa berburu dan meramu
Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan pengaruh agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha hingga pengaruh Islam.
 Dinasti (Wangsya) Sanjaya (732-850 M)
Adapun sumber sejarah yang mendukung eksistensi berdirinya kerajaan Mataram
Kuno ini berdasarkan Prasasti Canggal yang ditemukan di desa Canggal, sebelah
timur Jogjakarta pada tahun 732 M. Sumber lain seperti  Kitab atau Carita
Parahyangan menceritakan tentang  seorang raja bernama Sanna yang memerintah
Pulau Jawa. Diceritakan pula bahwa Raja Sanna menurunkan tahhtanya kepada 
Sanjaya, anak adik perempuannya yang bernama Sannaha untuk menggantikannya.
Hal ini dikarenakan Raja Sanna tidak memiliki keturunan untuk diwarisi tahta
kerajaannya.
Di dalam Carita Parahyangan diceritakan
tentang sejarah Tanah Pasundan serta
kekalahan Raja Sanna yang diserang oleh
Purbasora dari Kerajaan Galuh (daerah
sekitar Cirebon sekarang) dan memaksanya
menyingkir ke daerah Gunung Merapi, Jawa
Tengah. Namun pada masa pemerintahan
Gambar 1.7 Peninggalan pada Sanjaya, Kerajaan Galuh berhasil ditaklukan.
masa dinasti Sanjaya. Prasasti yang dikeluarkan oleh Dyah
Balitong (Rakai Watukura) berisi tentang nama-nama Raja Dinasti Sanjaya yang
pernah memerintah Mataram. Ada 12 raja yang pernah memerintah Mataram, nama-
nama tersebut antara lain :
1. Rakai Sri Mataram sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong
10. Daksa
11. Tulodong
12. Wawa

 Dinasti Syailendra (750-900 M)


Syailendra adalah wangsa atau dinasti
Kerajaan Mataram Kuno yang beragama
Budha. Wangsa Syailendra berada di Medang,
daerah Jawa Tengah bagian selatan. Wangsa ini
berkuasa sejak tahun 752 M dan hidup
berdampingan dengan Wangsa Sanjaya. Nama
Gambar 1.8 Peninggalan Syailendra pertama kali dijumpai pada Prasasti
pada masa dinasti Syailendra. Kalasan yang berangka tahun 778 M. Ada
beberapa sumber yang menyebutkan asal-usul
keluarga Syailendra, yaitu :
1. Sumber India
Nilakanta Sastri dan Moens yang berasal dari India dan menetap di Palembang
menyatakan bahwa pada tahun 683 M keluarga Syailendra melarikan diri ke Jawa
karena terdesak oleh Dapunta Hyang.
2. Sumber Funan
Codes beranggapan bahwa Syailendra yang ada di Nusantara berasal dari Funan
(Kamboja). Kerusuhan yang terjadi di Funan mengakibatkan keluarga Kerajaan
Funan menyingkir ke Jawa dan menjadi penguasa di Mataram pada abad ke-8 M
dengan menggunakan nama Syailendra.
3. Sumber Jawa
Menurut Purbatjaraka, Keluarga Syailendra adalah keturunan dari Wangsa
Sanjaya di era pemerintahan Rakai Panangkaran. Raja-raja dari keluarga
Sayilendra adalah asli dari Nusantara sejak Rakai Panangkaran berpindah agama
menjadi penganut agama Budha Mahayana. Pendapat tersebut berdasarkan Carita
Parahiyangan yang menyebutkan bahwa Sanjaya menyerahkan kekuasaanya di
Jawa Barat kepada puteranya dari Tejakencana, yaitu Rakai Tamperan atau
Rakeyan Panambaran dan memintanya untuk berpindah agama.

Prasasti yang ditemukan pada dinasti Syailendra :


1. Prasasti Sojomerto
2. Prasasti Kalasan
3. Prasasti Klurak
4. Prasasti Ratu Boko

Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Budaya


Kehidupan sosial Kerajaan Mataram Dinasti Syailendra ditafsirkan telah teratur.
Hal ini dilihat dari pembuatan Candi yang menggunakan tenaga rakyat secara
bergotong royong. Dari segi budaya Kerajaan Dinasti Syailendra juga banyak
meninggalkan bangunan-bangunan megah dan bernilai.

Raja yang pernah memerintah dalam dinasti Syailendra :


1. Bhanu (752 – 775 M)
2. Wisnu (775 – 782 M)
3. Indra (782 – 812 M)
4. Samaratungga ( 812 – 833 M)
5. Pramodhawardhani (883 – 856 M)
6. Balaputera Dewa (883 – 850 M)

Runtuhnya Wangsa Syailendra


Sejak terjadi perebutan kekuasaan dan dipimpin oleh Rakai Pikatan, agama Hindu
mulai dominan menggantikan agama Budha. Sejak saat itulah berakhirnya masa
Wangsa Syailendra di Bumi Mataram.

 Dinasti Isyana (900-1222 M)


Dinasti isyana adalah sebuah dinasti penerus dari dinasti Sanjaya. Pendirinya adalah
mpu sindok yang bergelar Sri Maharaja Rakai Hino sri Isyana
Wikramadharmattunggadewa. Ia menjadi raja medang dari tahun 929-947 M. Mpu
sindok adalah Raja dari keturunan dinasti Sanjaya yang memindahkan kekuasaan dari
Jawa tengah ke Jawa Timur. Perpindahan inilah yang membuat berakhirnya dinasti
Sanjaya dan lahirlah Dinasti Isyana.
Daftar Raja yang memerintah pada dinasti Isyana :
1. Empu Sindok (929 – 947 M)
2. Dharmawangsa (991-1016)
3. Airlangga (1019-1042)

Berakhirnya dinasty Isyana


Airlangga mempunyai 5 orang anak. Salah seorang anak perempuannya yang
bernama Sri Sanggramawijaya dicalonkan menjadi pengganti Airlangga, tetapi ia
menolak untuk dijadikan Raja. Putrinya tersebut ingin menjadi pertapa yang
kemudian dikenal dengan gelar Ratu
Giriputri. Hal ini membuat kesulitan bagi
Airlangga. Untuk menghindari pertumpahan
darah karena perebutan kekuasaan oleh anak-
anaknya, pada tahun 1041 M ia terpaksa
membagi kerajaannya menjadi
dua. Pembagian dibantu oleh Mpu Bharada,
yaitu Jenggala dan Panjalu. Batas kedua
kerajaan dibatasi oleh sungai Brantas. Maka
dengan demikian berakhirlah kerajaan
Medang Kamulan sekaligus Dinasti
Isyana. Setelah menyerahkan tahta kerajaan
Gambar 1.9 Peninggalan pada
masa dinasti Isyana.
kepada putra-putranya, ia memutuskan menghabiskan hidupnya sebagai pertapa
hingga wafat pada tahun 1049 dan dimakamkan dilereng Timur gunung
Pananggungan. Makam Airlangga dikenal dengan nama Candi Belahan.
Peninggalan dinasty Isyana :
1. Candi Lor (Anjuk Ladang), terletak di Brebek, Nganjuk.
2. Candi Gunung Gangsir, terletak di di Bangil.
3. Candi Songgoroti, terletak di Batu Malang.
4. Candi Belahan, dibangun oleh Raja Airlinggacandi Belahan adalah sebuah
pemandian bersejarah dari abad ke 11, di masa kerajaan Airlangga.
5. Pertapaan Pucangan, terletak di Gunung Penanggungan

 Dinasti Girindra (1222-1478 M)


Ken Arok adalah pendiri dan ra ja pertama Tumapel
(Singhasari). Dialah yang menjadi Wangsakara, pendiri dari
dinasti Rajasa (rajasawangsa) atau dinasti Girindra
(Girindrawangsa) dan menjadi cikal bakan raja-raja Singhasari
dan Majapahit.

 Dinasti Demak (1521-1568 M)


Kesultanan Demak atau Kesultanan Demak Bintara adalah
kesultanan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden 9. Ken Arok
Patah pada tahun 1478. Kesultanan ini sebelumnya merupakan
keadipatian (kadipaten) vazal dari kerajaan Majapahit, dan tercatat menjadi pelopor
penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya.
Menurut cerita tradisi Mataram Jawa Timur, raja Demak yang pertama Raden
Patah adalah putra raja Majapahit yang bernama Brawijaya. Ibu Raden Patah konon
seorang putri Cina dari keraton raja Majapahit. Raden Patah dalam menjalankan
pemerintahannya, terutama dalm persoalan-persoalan agama, dibantu para ulama,
Wali Songo. Sebelumnya, Demak yang masih bernama Bintoro merupakan daerah
asal Majapahit yang diberikan Raja Majapahit kepada Raden Patah. Daerah ini lambat
laun menjadi pusat perkembangan agama Islam yang diselenggarakan oleh para wali.
Pemerintahan Raden Patah berlangsung kira-kira di akhir abad ke-15 hingga awal
abad ke-16. Menurut Tome Pires, Pati unus baru berumur 17 tahun ketika
menggantikan ayahnya sekitar 1507. Menurutnya, tidak lama setelah naik tahta, ia
merencanakan suatu serangan terhadap malaka. Semangat perangnya semakin
memuncak ketika Malaka ditaklukkan oleh Portugis pada tahun 1511. Akan tetapi,
sekitar pergantian tahun 1512-1513, tentaranya mengalami kekalahan besar. Raden
Patah kemudian digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521).
Ia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan sampai meluas ke Jawa.
Karena mati muda, Adipati Unus kemudian digantikan oleh adiknya, Sultan
Trenggono (1521-1546). Di bawah pemerintahannya, Demak mengalami masa
kejayaan. Trenggono berhasil membawa Demak memperluas wilayah kekuasaannya.
Pada tahun 1522, pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah menyerang Banten,
Sunda Kelapa, dan Cirebon. Baru pada tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut.
Dalam penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.
Berdasarkan berita abad ke-17 bahwa asal usul dinasti Demak itu dari Cina pada
waktu itu dapat dipercayai Ia sudah memeluk agama Islam ketika menetap de daerah
Demak, dan ia datang menjadi
“Patih” raja (siapa pun
orangnya). Konon, ia datang
dari Jawa Timur (Gresik) dan
menetap di Demak. Dapat pula
dipercaya bahwa selama hidup
ia tidah hanya mengakui
kekuasaan penguasa setempat
(gubernur atau bawahan raja
Majapahit). Ia sendiri konon
belum menjadi raja, melainkan
orang berapengaruh yang
berasal dari Cina, yang 10. Raden Fatah
termasuk golongan pedagang
menengah yang berada. Ia hidup di Demak pada perempatan terakhir abad ke-15.

Pergantian Penguasa di Kerajaan Demak


Dalam sebuah pemerintahan atau kerajaan tentunya mengalami pergeseran
kepenguasaan seperti yang tercantum dalam historiografi tradisional jawa, pendiri
Kerajaan Demak ialah Raden Patah yang merupakan raja pertama kerajaan Demak, ia
memiliki gelar Senopati Jimbun Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin
Panatagama. Dalam menjalankan pemerintahannya terutama persoalan-persoalan
agama,ia dibantu oleh para ulama. Pemerintahan Raden Patah berlangsung kira-kira di
akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16, ada yang menyebutkan bahwa Raden Patah
adalah salah satu murid Sunan Kudus. Oleh karena itu, disaat ia memimpin kerajaan
Demak Sunan Kuduslah yang selalu mendampinginya. Dengan meninggalnya Raden
Patah pada tahun 1518, maka kekuasaan Kerajaan Demak beralih ketangan putranya
sendiri yaitu Pangeran Sabrang Lor atau dikenal juga dengan nama Patih Unus, tetapi
putra Raden Patah ini tidaklah lama memerintah dan kebanyakan menghabiskan masa
dalam medan perang selama tiga tahun. Lalu Patih Unus digantikan oleh Trenggono
yang dilantik sebagai Sultan oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad
Abdul ‘Arifin, ia memerintah pada tahun 1524-1546. pada masa pemerintahan Sultan
Ahmad inilah Islam dikembangkan ke seluruh pulau jawa, bahkan sampai ke
Kalimantan Selatan. Penaklukan Sunda Kelapa berakhir tahun 1527 yang dilakukan
oleh pasukan gabungan Demak dan Cirebon di bawah p impinan Fadhilah Khan.
Majapahit dan Tuban jatuh ke bawah kekuasaan kerajaan Demak diperkirakan pada
tahun 1527 itu juga. Selanjutnya, pada tahun 1529, Demak berasil menundukkan
Madiun , Blora (1530), Surabaya (1531), Pasuruan (1535), dan antara tahun 1541-
1542 Lamongan, Blitar, Wirasaba, dan kediri (1544). Palembang dan Banjarmasin
mengakui kekuasaan Demak. Sementara daerah Jawa Tengah bagian Selatan sekitar
Gunung Merapi, Pengging, dan Pajang berhasil dikuasai pemuka Islam. Pada tahun
1546, dalam penyerbuan ke Blambangan, Sultan Trenggono terbunuh lalu Sultan
Trenggono pun digantikan oleh adiknya yaitu Prawoto. Masa pemerintahan Prawoto
tidak berlangsung lama karena terjadi pemberontakan oleh adipati-adipati sekitar
kerajaan Demak. Mangkatnya Sultan Trenggono yang agung itu di medan paerang
menyebabkan dendam perebutan kekuasaan yang selama ini terpendam, dengan
sendirinya tidak dapat ditutup lagi.

Mundur Dan Runtuhnya Kesultanan Demak Pada Abad ke-16


Tahun 1546 Demak menderita kekalahan yang sangat besar akibat serangannya
ke bekas pelarian Majapahit di Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak
ada kemajuan lagi yang dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan
Trenggana yang dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan
Blambangan, bahkan Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga
Majapahit yang disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi)
atau 1478 M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M.
Sepeninggal Sultan Trenggono, Demak mengalami kemunduran. Terjadi
perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono
yang seharusnya menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra sulung Sultan Trenggono.
Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya Penangsang, anak Pengeran Sekar
Sedolepen.
Namun, Arya Penangsang pun kemudian dibunuh oleh Joko Tingkir, menantu
Sultan Trenggono yang menjadi Adipati di Pajang. Joko Tingkir (1549-1587) yang
kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya memindahkan pusat Kerajaan Demak ke
Pajang. Kerajaannya kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Pajang.
Sultan Hadiwijaya kemudian membalas jasa para pembantunya yang telah berjasa
dalam pertempuran melawan Arya Penangsang. Mereka adalah Ki Ageng Pemanahan
menerima hadiah berupa tanah di daerah Mataram (Alas Mentaok), Ki Penjawi
dihadiahi wilayah di daerah Pati, dan keduanya sekaligus diangkat sebagai bupati di
daerahnya masing-masing. Bupati Surabaya yang banyak berjasa menundukkan
daerah-daerah di Jawa Timur diangkat sebagai wakil raja dengan daerah kekuasaan
Sedayu, Gresik, Surabaya, dan Panarukan.
Ketika Sultan Hadiwijaya meninggal,
beliau digantikan oleh putranya Sultan
Benowo. Pada masa pemerintahannya, Arya
Pangiri, anak dari Sultan Prawoto
melakukan pemberontakan. Namun,
pemberontakan tersebut dapat dipadamkan
oleh Pangeran Benowo dengan bantuan
Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya.
Tahta Kerajaan Pajang kemudian

Gambar 2.1 Peninggalan pada


masa dinasti Demak
diserahkan Pangeran Benowo kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian
memindahkan pusat Kerajaan Pajang ke Mataram
Peninggalan Dinasti Demak :
1. Masjid Agung Demak, terletak di Desa Kauman, Demak, Jawa Tengah
2. Pintu bledek
3. Soko tatal dan soko gugul
4. Bedug dan kentongan
5. Situs kolam wudhlu
6. Maksurah, dinding kaligrafi
7. Dampar Kencana
8. Piring campa

 Dinasti Pajang (1568-1600 M)


Perkembangan Islam di Jawa salah satunya dipelopori oleh kerajaan Islam
pertama yang ada di Jawa, yaitu Kesultanan Demak. Setelah Demak runtuh, maka
bergantilah kerajaan Demak tersebut dengan kerajaan Pajang. Kerajaan Pajang ini
didirikan oleh Jaka Tingkir yang berhasil menyingkirkan saingannya untuk kemudian
memindahkan pusat kerajaan
Demak ke daerah Pajang.
Secara geografis, kerajaan
Pajang terletak di daerah
pedalaman. Kerajaan ini tidak
berkuasa lama, hal tersebut
disebabkan beberapa faktor,
baik faktor intern maupun
ekstern. Namun meskipun
demikian, kerajaan ini nantinya
juga akan menghasilkan
kemajuan-kemajuan yang
signifikan terhadap
perkembangan Islam di sekitar 11. Kerajaan Pajang
wilayah kekuasaanya.
Jika ditinjau dari periode eksistensinya, kerajaan ini terhimpit oleh dua kerajaan
Islam besar yang letak mereka tidak begitu berjauhan, yaitu periode akhir kerajaan
Demak dan juga awal kerajaan Mataram Islam. Berangkat dari hal tersebut, penting
kiranya untuk kita bahas lebih lanjut hal-hal yang berkaitan dengan kerajaan ini.

Berdirinya Kerajaan Pajang


Berdirinya kerajaan Pajang pada akhir abad ke XVI M, merupakan tanda
berakhirnya kerajaan Islam yang berpusat di pesisir Utara Jawa yang kemudian
bergeser masuk ke daerah pedalaman dengan corak agraris. Ketika berbicara
mengenai kerajaan ini, maka erat kaitannya dengan keruntuhan kerajaan Demak. Di
akhir kekuasaan kerajaan Demak, ter jadi peperangan antara Aryo Penangsang dan
Joko Tingkir (menantu Sultan Trenggono). Peperangan itu terjadi pada tahun 1546 M,
ketika sultan Demak telah meninggal dunia.
Pertempuran tersebut kemudian dimenangkan oleh Jaka Tingkir. ketika terjadi
konflik antara Aria Penangsang dan Joko Tingkir (Hadiwijaya), sebenarnya sunan
Kudus kurang setuju dengan Hadiwijaya. Namun hal tersebut kandas, ketika Jaka
Tingkir berhasil memindahkan pusat kerajaan Demak ke daerah Pajang. Pengesahan
Joko Tingkir atau biasa disebut dengan Hadiwijaya menjadi sultan pertama kerajaan
ini dilakukan oleh Sunan Giri.
Sebelum resmi mendirikan kerajaan ini, Jaka Tingkir yang berasal dari daerah
Pengging ini, sudah memegang jabatan sebagai penguasa di daerah Pajang pada masa
Sultan Trenggono. Kerajaan ini juga dinilai sebagai p elanjut dan pewaris dari
kerajaan Demak. Kerajaan
Pajang terletak di daerah
Kertasura dan merupakan
kerajaan Islam pertama yang
terletak di daerah pedalaman
pulau Jawa. Kerajaan Pajang
ini tidak berusia lama, karena
kemudian bertemu dengan
suatu kerajaan Islam besar
yang juga terletak di Jawa
Tengah yaitu kerajaan
Mataram.
Pada awal berdirinya,
wilayah kekuasaan Pajang 13. Kerajaan Pajang
hanya meliputi daerah Jawa Tengah. Hal itu disebabkan karena setelah kematian
Sultan Trenggono, banyak wilayah jawa Timur yang melepaskan diri. Namun pada
tanggal 1568 M, Sultan Hadiwijaya dan para Adipati Jawa Timur dipertemukan di
Giri Kedaton oleh Sunan Prapen. Dalam Kesempatan itu, para adipati sepakat
mengakui kedaulatan Pajang diatas negeri – negeri Jawa Timur, maka secara sah
kerajaan Pajang telah berdiri. Selanjutnya, kerajaan Pajang mulai melakukan ekspansi
ke beberapa wilayah, meliputi juga wilayah Jawa Timur.
Berpindahnya kerajaan Islam dari Demak ke Pajang merupakan kemenangan
Islam Kejawen atas Islam ortodoksi. Setelah berkuasa beberapa waktu, kerajaan ini
akhirnya mencapai masa kejayaan pada masa raja pertama mereka, yaitu sultan
Hadiwijaya. Namun pada perkembangannya, kerajaan ini kemudian mengalami masa
disintegrasi setelah sultan Hadiwijaya meninggal pada tahun 1582 M.

Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Pajang


Setelah sultan Hadiwijaya meninggal, terjadi perebutan kekuasaan antara
penerus-penerusnya. Kemudian ia digantikan oleh Aria Pangiri yang berasal dari
Demak. Aria Pangiri kemudian bertempat tinggal di keraton Pajang. Dalam
menjalankan roda pemerntahannya, Arya Pangiri banyak didampingi oleh orang-
orang dari Demak. Selain itu, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Arya Pangiri
juga banyak yang merugikan rakyat, sehingga menimbulkan rasa tidak senang dari
rakyat.
Sementara itu, seorang anak dari sultan Hadiwijaya yang bernama Benawa,
dijadikan penguasa di Jipang. Pangeran Benawa merasa tidak puas dengan jabatan
yang didapatnya. Sehingga ia meminta bantuan kepada senopati Mataram,
Sutawijaya, untuk menyingkirkan Aria Pangiri.
Pada tahun 1586, Pangeran Benawa yang telah bersekutu dengan Sutawijaya,
mengambil keputusan untuk menyerbu Pajang. Gabungan pasukan Mataram dan
Jipang berangkat untuk menurunkan Arya Pangiri dari takhtanya.
Perang terjadi di kota Pajang. Pasukan Arya Pangiri yang terdiri atas 300 orang
Pajang, 2000 orang Demak, dan 400 orang seberang dapat dikalahkan pasukan koalisi
Benawa dan Sutawijaya. Arya Pangiri sendiri tertangkap, tetapi diampuni nyawanya
setelah Ratu Pembayun, istrinya meminta ampunan.
Sutawijaya mengembalikan Arya Pangiri ke Demak, serta mengangkat Pangeran
Benawa sebagai raja baru di Pajang. Benawa kemudian berinisiatif untuk membalas
budi kepada kesultanan Mataram, ia kemudian berinisiatif untuk menyerahkan hak
atas warisan ayahnya kepada Senopati Mataram tersebut. Namun, senopati menolak.
Senopati tersebut kemudian meminta “Perhiasan emas intan kerajaan Pajang”.
Dengan demikian, pangeran Benawa dikukuhkan menjadi sultan di kerajaan Pajang,
namun dibawah kekuasaan Mataram. Sepeninggal sultan Benawa, terdapat beberapa
orang sultan yang sempat memerintah. Tetapi pada tahun 1617-1618 M, terjadi
pemberontakan besar di Pajang yang dipimpin oleh Sultan Agung. Pada tahun 1618
M, kerajaan Pajang mengalami kekalahan melawan Mataram. Dengan demikian,
runtuhlah kerajaan Pajang ini.

Raja-Raja Kerajaan Pajang


1. Jaka Tingkir/Hadiwijaya
2. Arya Pangiri
3. Pangeran Benawa

Keadaan Kerajaan Pajang Ditinjau dari Berbagai Aspek


Telah disebutkan sebelumnya bahwa kerajaan ini merupakan kerajaan agraris.
Sehingga penghasilan utama masyarakatnya merupakan aspek-aspek pertanian.
Selain itu, disebutkan pula dalam sistem ekonomi, mereka sudah menggunakan uang
dalam proses jual beli. Letak geografis kerajaan ini, berada diantara 2 aliran sungai,
yaitu sungai pepe dan dengke.
Keadaan tersebut mendukung kesuburan
tanah wilayah Pajang dan menjadi faktor
pendukung berkembangnnya sistem Agraris di
kerajaan ini. Disebutkan bahwa sekitar abad ke
16-17 M, kerajaan ini menjadi salah satu
lumbung padi terbesar dan sudah meng-ekspor
beras keluar wilayah mereka. Secara politik,
kerajaan Pajang masih mendapat nasihat besar

Gambar 2.2 Peninggalan


Prasasti Mula Malurung
pada masa Dinasti Pajang
dari para wali. Selain itu, kekuasaan di kerajaan ini didapatkan melalui kekerasan,
pedang dan perang.

Peninggalan Dinasti Pajang


1. Prasasti Mula Malurung
2. Candi Kidal
3. Candi Jago
4. Arca Aghomapasa

 Dinasti Mataram (1600-1775 M)


Di Jawa Tengah pada abad ke-8 M telah berdiri sebuah kerajaan, yakni Mataram.
Mataram yang bercorak Hindu-Buddha ini diperintah oleh dua dinasti (wangsa) yang
berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Ibukota Mataram adalah
Medang atau Medang Kamulan hingga tahun 925.
Pada Prasasti Canggal terdapat kata-kata “Medang i
bhumi Mataram”. Namun, hingga sekarang letak
pasti ibukota ini belum diketahui.
Berdasarkan Prasasti Canggal diketahui,
Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh Raja
Sanna. Sanna kemudian digantikan oleh
keponakannya, Sanjaya. Sanjaya adalah anak
Sanaha, saudara perempuan Raja Sanna (Sanna
tidak memiliki keturunan). Sanja ya memerintah
dengan bijaksana sehingga rakyat hidup makmur,
aman, dan tenteram. Hal ini terlihat dari Prasasti
Canggal yang menyebutkan bahwa tanah Jawa kaya
akan padi dan emas. Selain pada Prasasti Canggal,
nama Sanjaya juga tercantum pada Prasasti
12. Silsilah dinasti mataram
Balitung.
Setelah Sanjaya, Mataram diperintah oleh Panangkaran. Dari Prasasti Balitung
diketahui bahwa Panangkaran bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana
Raka I Panangkaran. Hal ini menunjukkan bahwa Rakai Panangkaran berasal dari
keluarga Sanjaya dan juga keluarga Syailendra. Sepeninggal Panangkaran, Mataram
Kuno terpecah menjadi dua, Mataram bercorak Hindu dan Mataram bercorak Buddha.
Wilayah Mataram-Hindu meliputi Jawa Tengah bagian utara, diperintah oleh Dinasti
Sanjaya dengan raja−rajanya seperti Panunggalan, Warak, Garung, dan Pikatan.
Sementara wilayah Mataram- Buddha meliputi Jawa Tengah bagian selatan yang
diperintah Dinasti Syailendra dengan rajanya antara lain Raja Indra.
Perpecahan di Mataram ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 850, Rakai
Pikatan dari Wangsa Sanjaya mengadakan perkawinan politik dengan
Pramodhawardhani dari keluarga Syailendra. Melalui perkawinan ini, Mataram dapat
dipersatukan kembali. Pada masa pemerintahan Pikatan−Pramodhawardani, wilayah
Mataram berkembang luas, meliputi Jawa Tengah dan Timur. Pikatan juga berhasil
mendirikan Candi Plaosan.
Sepeninggal Pikatan, Mataram diperintah oleh Dyah Balitung (898 −910 M).
Setelah Balitung, pemerintahan dipegang berturut−turut oleh Daksa, Tulodong, dan
Wawa. Raja Wawa memerintah antara tahun 924−929 M. Ia kemudian digantikan
oleh menantunya bernama Mpu Sindok.
Pada masa pemerintahan Mpu Sindok inilah, pusat pemerintahan Mataram
dipindahkan ke Jawa Timur. Hal ini disebabkan semakin besarnya pengaruh Sriwijaya
yang diperintah oleh Balaputradewa. Selama abad ke−7 h ingga ke−9 terjadi
serangan−serangan dari
Sriwijaya ke Mataram. Hal
ini mengakibatkan
Mataram semakin terdesak
ke timur. Selain itu, adanya
bencana alam berupa
letusan Gunung Merapi
merupakan salah satu
penyebab kehancuran
Mataram. Letusan gunung
ini diyakini oleh
masyarakat Mataram
sebagai tanda kehancuran
dunia. Oleh karena itu,
mereka menganggap letak 13. Letak Kerajaan Mataram Kuno
kerajaan di Jawa Tengah sudah tidak layak dan harus dipindahkan.
Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha berpusat di Jawa Tengah bagian
selatan, sedangkan Dinansti Sanjaya yang bercorak Hindu berpusat di Jawa Tengah
bagian utara. Perbedaan letak antara dua dinasti ini terlihat dari perbedaan arsitektur
candi-candi yang ada di Jawa Tengah bagian selatan dan utara. Berdasarkan Prasasti
Canggal (732 M) diketahui, raja pertama Mataram dari Dinasti Sanjaya adalah Raka i
Mataram Ratu Sanjaya yang memerintah di ibukota Medang Kamulan. Berdasarkan
isi Prasasti Mantyasih (Kedu) terdapat beberapa dari Wangsa Sanjaya yang
memerintah di kemudian hari.
Antara Wangsa Syailendra dengan Sanjaya terjadi persaingan, namun kedua
wangsa tersebut sempat menjalin hubungan baik. Pada abad ke-9 terjadi perkawinan
antara Rakai Pikatan dari Sanjaya dengan Pramodawardhani dari Syailendra.
Perkawinan ini mendapat tentangan dari Balaputeradewa, adik Pramodawardhani.
Setelah bertikai dengan Pikatan dan kalah, Balaputeradewa kemudian melarikan diri
ke Sriwijaya, dan menjadi raja di sana, karena Balaputeradewa mempunyai darah
Sriwijaya dari ibunya, Dewi Tara, yang merupakan keturunan Sriwijaya. Sedangkan
Rakai Pikatan yang berhasil menyingkirkan Balaputradewa mendirikan Candi Roro
Jonggrang (Prambanan) yang bercorak Siwa. Rakai Pikatan dan Pramodawardhani
yang berbeda agama ini banyak mendirikan bangunan yang bercorak Hindu maupun
Buddha. Rakai Pikatan mendirikan Candi Loro Jongrang, sedangkan
Pramodarwadhani sangat memperhatikan Candi Borobudur di Bumisambhara yang
dibangun oleh ayahnya, yaitu Samaratungga pada 842 M.
Susunan raja-raja yang memerintah di Mataram berdasarkan Prasasti Balitung
(Mantyasih) adalah: Rakai Mataram Ratu Sanjaya, Rakai Tejah Purnapana
Panangkaran, RakaI Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung Patapan, Rakai
Pikatan, Rakai Kayuwangi, Rakai Watukumalang, Watukura Dyah Balitung
Dharmodaya Mahasambu, Daksa, Tulodhong, Wawa, dan Mpu Sindok.
Prasasti ini dibuat oleh Dyah Balitung yang memerintah dari 898 hingga 910.
Setelah Mpu Sindok menjadi raja (929), pusat-pusat pemerintahan Mataram
dipindahkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pemindahan ini dikarenakan pusat
kerajaan mengalami kehancuran akibat letusan Gunung Merapi. Mpu Sindok
kemudian mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Isyana. Ia memerintah hingga tahun
949. Pengganti Mpu Sindok yang terkenal adalah Dharmawangsa yang memerintah
990−1016. Dharmawangsa pernah berusaha untuk mengalihkan pusat perdagangan
dari Sriwijaya pada 990, akan tetapi mengalami
kegagalan karena Sriwijaya gagal ditaklukkan.
Pada tahun 1016 Dharmawangsa dan
keluarganya mengalami pralaya (kehancuran)
akibat serangan dari Sriwijaya yang bekerja sama
dengan kerajaan kecil di Jawa yang dipimpin
Wurawari. Akibat serangan ini kerajaan
Dharnawangsa mengalami kehancuran. Menantu
Gambar 2.3 Peninggalan Dharmawangsa yang bernama Airlangga kemudian
Candi Sewu pada Masa membangun kembali kerajaan, dan pada tahun
Dinasti Mataram 1019 ia dinobatkan menjadi raja. Keberhasilan
Airlangga membangun kerajaan diabadikan dalam
karya sastra Mpu Kanwa yaitu Arjuna Wiwaha. Pada 1041 Airlangga membagi dua
kerajaan menjadi Janggala dan Panjalu.

Peninggalan pada masa Dinasti Mataram


1. Candi Sewu, terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten
2. Candi Arjuna, terletak di dataran tinggi Dieng
3. Candi Bima, terletak di Desa Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara
4. Candi Mendut, terletak di Magelang, Jawa Tengah

Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan


kita untuk memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita
menjadi mudah untuk memahami hal hal yang terkait dengan:
 perkembangan manusia dari waktu ke waktu,
 kesinambungan antarperiode,
 kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang, dan
 perubahan yang terjadi dari periode awai hingga ke periode berikutnya.

Contoh lainnya adalah periodisasi sejarah Indonesia:


 Masa praaksara
 Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha
 Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam
 Masa kekuasaan kolonialisme Barat
 Masa pendudukan Jepang
 Masa Revolusi
 Masa Orde Lama
 Masa Orde Baru
 Masa Reformasi

Masih berkaitan dengan waktu, dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik.
Kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan
perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta, dan pujangga pada masa yang lalu.
Mereka pada umumnya menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang menarik perhatian
dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu tertentu.

Diagram 1.1 Periodisasi sejarah Indonesia

Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang
banyak berdatangan ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang Nusantara
yang banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta adalah ketika Cina diperintah oleh
sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan juga oleh para musafir
serta pendeta yang datang dari India. Berdasarkan catatan yang mereka buat, kita dapat
mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran, tentang bagaimana kondisi masyarakat
Nusantara di suatu tempat pada masa yang lalu. Namun, untuk memperoleh gambaran yang
lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan banyak sumber lain yang dapat mendukung
kebenaran dari kronik tersebut.
D. KONSEP SINKRONIK DALAM SEJARAH
Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti dengan, dan chronoss
yang berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik diartikan
sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa.
Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala
aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat
dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari atau
mengkaji, pola-pola, gejala, dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.
Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu
2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter
3. Bersifat horizontal
4. Tidak ada konsep perbandingan
5. Cakupan kajian lebih sempit
6. Kajiannya sangat sistematis
7. Sifat kajian lebih serius dan mendalam.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik


dalam sejarah adalah kajian yang lebih menitikberatkan
pada meneliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah
peristiwa tetapi dengan waktu yang terbatas. Sebagai
contoh, seorang sejarawan ingin menyusun sejarah
Gambar 2.4 Buku Orang Jepan di Koloni perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang. Hal
Asia Tenggara ini membahas orang – yang akan dia lakukan adalah meneliti gejala atau
orang Jepang yang berada di Asia
fenomena perkembangan kehidupan ekonomi bangsa
Tenggara dari beragam profesi mulai dari
tukang judi, buruh, hingga pengusaha. Indonesia yang terjadi pada masa pendudukan Jepang itu
Fokus penelitian hanya meliputi orang – saja. Tidak ada tulisan yang membandingkan dengan
orang Jepang yang bermukim di negara- kondisi ekonomi masa pendudukan Jepang di tempat
negara wilayah Asia, seperti Indonesia,
lain. Jika sejarawan tersebut menerapkan konsep
Filipina, Singapura, dan Malaysia, dari
masa kolonialisme hingga Perang Dunia II. sinkronik, ia hanya akan mengamati semua yang terkait
dengan masalah perekonomian tersebut dengan
mendalam dan sangat terstruktur.

E. CARA BERPIKIR KRONOLOGIS DAN SINKRONIK DALAM BELAJAR SEJARAH


Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir kronologis, artinya berpikirlah secara
runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan
kepada kita gambaran yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek
tertentu sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antar
peristiwa yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir diakronik atau
kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah. Tanpa berpikir secara
runtut dan berkesinambungan dalam mengindentifikasi suatu permasalahan, kita akan
dihadapkan pada pemecahan masalah atau pemberian solusi yang tidak tepat.
Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam
mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu yang
tertentu. Konsep berpikir sinkronik banyak diterapkan pada ilmu-ilmu sosial lainnya,
terutama jika ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang sesuatu hal yang tengah
menjadi fokus perhatian kita.
Meskipun tidak melakukan perbandingan dengan sejumlah kondisi yang sama, tetapi
dengan memfokuskan perhatian terhadap suatu gejala atau fenomena tertentu dalam sebuah
kajian akan membuat kita lebih memaknai mengapa hal itu dapat terjadi.
Selain melatih kita untuk dapat berpikir kronologis dan sinkronik, sejarah juga
mengajarkan kepada kita cara berpikir holistik. Holistik mempunyai pengertian menyeluruh,
artinya dalam mengamati atau mempelajari suatu peristiwa kita hendaknya menggunakan
cara pandang dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin
mempelajari mengapa perang dapat terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita akan mulai
mempelajari sebab-sebab, tokoh yang terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor
pemicu, usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya perang, korban, dan
akibat dari perang tersebut. Oleh karena itu, kita juga belajar bahwa setiap akibat pasti ada
sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapat mencegah sebab atau mengurangi atau bahkan
menghindari akibat yang tidak kita inginkan.
Rangkuman
1. Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian penting yang
telah terjadi pada masa yang telah lampau dalam kehidupan manusia.
2. Sejarah memiliki unsur-unsur penting dalam setiap kajiannya, yaitu manusia, ruang, dan waktu.
3. Manusia adalah pelaku dalam peristiwa atau kejadian, ruang adalah batasan tempat di mana
peristiwa atau kejadian tersebut berlangsung, sedangkan waktu adalah yang menunjukkan kapan
peritiwa itu terjadi.
4. Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss. Dia
mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti waktu sehingga
diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui dalam batasan waktu.
5. Pengertian kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang memang di dalam perkembangannya
kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian sesuai dengan urutan
waktu terjadinya.
6. Diakronik sering disamakan pengertiannya dengan kronologi.
7. Periodisasi adalah bagian dari sejarah yang bertugas membuat klasifikasi dari peristiwa-peristiwa
sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu.
8. Periodisasi dalam penulisan sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan
sejumlah aspek dalam kehidupan manusia.
9. Kronik merupakan catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta, dan pujangga pada
masa yang lalu.
10. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada
masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam.
11. Sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang lebih menitikberatkan untuk meneliti gejala-gejala yang
meluas dari sebuah peristiwa tetapi dengan waktu yang terbatas.
12. Cara berpikir kronologis adalah berpikir secara runtut, teratur, dan berkesinambungan.
13. Cara berpikir sinkronik mengajarkan kepada kita agar lebih teliti dalam mengamati gejala atau
fenomena yang terjadi, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu yang tertentu.
Evaluasi
I. PILIHAN GANDA
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Secara etimologis sejarah berasal dari kata syajaratun yang berasal dari bahasa Arab
yang berarti ....
A. pohon
B. ranting
C. cabang
D. dahan
E. akar
2. Dalam penggunaannya yang luas, pengertian sejarah yang tepat adalah ....
A. masa kritis dari kehidupan manusia di masa lalu
B. peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau
C. silsilah para raja dan dinasti pada masa lalu
D. tahap-tahap perkembangan kebudayaan manusia sejak masa yang lampau
E. perkiraan tentang kejadian masa lampau
3. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan dari beberapa
peristiwa yang dapat dibuktikan, definisi ini dikemukakan oleh ....
A. Ibnu Khaldun D. Collingwood
B. R. Mohammad Ali E. Aristoteles
C. Muhammad Yamin
4. Adapun sejarawan yang mengatakan bahwa sejarah tidak berkembang lurus ke arah
masa depan, tetapi bergerak seperti garis yang melingkar adalah ....
A. Aristoteles D. Herodotus
B. Ibnu Khaldun E. Muhammad Yamin
C. Sartono Kartodirdjo
5. Salah satu unsur penting dalam peristiwa sejarah adalah waktu, ini merupakan konsep
yang penting karena
A. semua kehidupan di dunia ini ditentukan oleh waktu
B. waktu akan membawa peristiwa dalam batasan tertentu
C. kehidupan dan waktu berjalan saling memengaruhi
D. batasan waktu membuat peristiwa yang terjadi menjadi lebih nyata
E. perjalanan hidup manusia tidak dapat dilepaskan dari waktu
6. Kronologi adalah ilmu bantu sejarah yang bertugas untuk ....
A. mencari data-data yang pasti tentang kapan peristiwa itu terjadi
B. membuat urutan waktu dari peristiwa yang telah terjadi
C. menyusun bukti-bukti yang kuat dari peristiwa masa lalu
D. menyusun urutan kejadian yang dimulai dengan peristiwa yang kompleks
E. menentukan dan memilih kejadian-kejadian yang penting
7. Kronologi diperlukan dalam sejarah untuk menghindarkan anakronisme, yaitu ....
A. ketidaktepatan dalam waktu
B. waktu yang tidak berkesinambungan
C. kerancuan waktu dalam sejarah
D. ketidaktepatan urutan
E. waktu yang runtut
8. Perhatikanlah data berikut ini:
1. Masa berburu dan meramu
2. Masa bercocok tanam tingkat awai
3. Masa bercocok tanam tingkat lanjut
4. Masa perundagian
Data-data tersebut di atas menunjukkan bahwa pembabakan sejarah ditinjau dari
sistem ....
A. perekonomian manusia purba
B. kegiatan manusia masa praaksara
C. teknologi pertanian manusia purba
D. mata pencaharian hidup manusia purba
E. peralatan manusia purba
9. Pembabakan dan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa dalam sejarah biasanya
disebut dengan ....
A. diakronik D. kronik
B. sinkronik E periodisasi
C. kategorisasi
10. Catatan perjalanan yang dibuat oleh para musafir, pendeta, dan pedagang yang dibuat
pada keadaan dan waktu yang tertentu disebut dengan ....
A. kronik D. epik
B. sinkronik E. diakronik
C. holistik
11. Jika konsep tentang waktu dalam sejarah berkaitan erat dengan kapan peristiwa itu
terjadi, konsep ruang adalah konsep yang berkaitan dengan ....
A. di mana peristiwa itu terjadi
B. motivasi terhadap peristiwa
C. akibat dari peristiwa tersebut
D. mengapa peristiwa itu terjadi
E. dorongan dan pencetus peristiwa
12. Unsur-unsur penting di dalam peristiwa sejarah terdiri dari manusia, ruang, dan
waktu, dalam hal ini sejarah menempatkan manusia sebagai
A. penggerak sejarah D. penggagas sejarah
B. pelaku sejarah E. penemu sejarah
C. perusak sejarah
13. Perhatikanlah urutan data berikut ini.
1. Masa praaksara
2. Masa perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha
3. Masa perkembangan agama dan kebudayaa,n Islam
4. Masa kekuasaan kolonialisme
5. Masa Revolusi
6. Masa pemerintahan Orde Lama
7. Masa pemerintahan Orde Baru
8. Masa reformasi
Jika kita mengenali data-data di atas, periodisasi yang tersusun ini merupakan periodisasi
dari
A. tahapan perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia
B. urutan pembahasan sistem pemerintahan di Indonesia
C. tahapan perkembangan sejarah Indonesia
D. perkembangan sejarah politik di Indonesia
E. pokok-pokok pikiran tentang sejarah Indonesia
14. Periodisasi dalam sejarah akan mempermudah kita dalam banyak hal, terutama dalam
memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa yang lampau. Berikut ini yang
tidak termasuk sebagai manfaat dari menggunakan periodisasi adalah ....
A. memahami perkembangan manusia dari waktu ke waktu
B. mempermudah untuk memahami kesinambungan antarwaktu
C. mengidentifikasi tentang kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang
D. memanfaatkan banyak data yang terbuang
E. mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam setiap periode sejarah
15. Mempelajari peristiwa sejarah dengan aspeknya pada masa dan waktu tertentu dengan
lebih mendalam merupakan pengertian dari
A. diakronik
B. kronik
C. etik
D. holistik
E. sinkronik
16. Dalam sejarah, yang dimaksud dengan sesuatu yang melintas, melalui, dan
melampaui batas-batas waktu adalah ....
A. tarikh Masehi
B. tahun peristiwa
C. periode peristiwa
D. peristiwa
E. periode
17. Perhatikanlah data-data yang tercantum berikut ini.
1. Pemerintahan Raja Hayam Wuruk 1350-1389
2. Perang Diponegoro 1825-1830
3. Masa Pendudukan Jepang 1942-1945
4. Belanda menyerah kepada Jepang 8 Maret 1942
Tahun-tahun yang tercantum di belakang peristiwa tersebut menunjukkan ....
A. batas waktu D. tahun peristiwa
B. batas ingatan E. Periodisasi
C. kronik
18. Sesuatu yang melintas, melalui, atau melampaui batas waktu merupakan pengertian
dari ....
A. sinkronik D kronik
B. diakronik E. anakronik
C. kronologi
19. Mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa dan waktu yang
tertentu dan dengan secara lebih mendalam merupkan definisi dari....
A. diakronik
B. anakronik
C. sinkronik
D. kronik
E. kronologi
20. Peristiwa sejarah diawali sejak keberadaan manusia di muka dunia ini sehingga
memiliki rentang waktu yang sangat panjang. Untuk mempermudah kita dalam
mempelajari peristiwa demi peristiwa, diperlukan adanya pembabakan waktu dalam
sejarah yang disebut dengan ....
A. kronologi D. anakronik
B. sinkronik E. periodisasi
C. kategorisasi
21. Secara umum, periodisasi sejarah yang dibuat dan berkaitan dengan perkembangan
kebudayaan secara garis besar adalah ....
A. zaman batu dan logam
B. zami praaksara dan aksara
C. masa awai dan pertengahan
D. zaman kuno dan baru
E. zaman batu dan tulisan
22. Pengertian diakronik sebenarnya memiliki persamaan dengan pengertian
A. kronologi D. analogi
B. ontologi E. kosmologi
C. aksiologi
23. Perhatikanlah data-data di bawah ini.
1. Sanjaya 732-850 M
2. Syailendra 750-900 M
3. Isyana 900-1222 M
4. Girindra 1222-1478 M
Berdasarkan .data-data di atas, dengan mudah kita pahami bahwa periodisasi sejarah
yang disusun ini berdasarkan
A. pemerintahan raja-raja D. masa Hindu-Buddha
B. masa kerajaan kuno Jawa E. dinasti raja raja Jawa
C. kekuasaan raja-raja lawa
24. Pada masa perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha, Nusantara banyak
didatangi oleh para musafir, pendeta, dan pedagang yang berasal dari Cina. Mereka
kemudian banyak menuliskan catatan perjalanan dan hal-hal menarik lainnya ketika
mereka berada di suatu tempat dan dalam waktu yang tertentu. Catatan-catatan yang
mereka buat inilah yang kita sebut dengan ....
A. catatan etnografi D. kronik
B. catatan harian E. jurnal
C. berita
25. Catatan yang dibuat para penulis kronik memang penting meskipun masih harus
mendapat dukungan sumber lainnya. Berikut ini yang tidak termasuk dalam catatan-
catatan yang mereka buat adalah ....
A. keadaan masyarakat di daerah yang mereka kunjungi
B. raja raja yang memerintah di suatu tempat dan waktu yang tertentu
C. perkembangan agama di masa itu
D. peristiwa-peristiwa unik yang mereka alami
E. perlakuan buruk terhadap mereka dari masyarakat setempat
26. Secara umum yang dimaksud dengan konsep sinkronik dalam sejarah adalah ....
A. mempelajari peristiwa-peristiwa khusus yang terjadi pada sepanjang perjalanan
waktu
B. mempelajari peristiwa sejarah yang hanya berkaitan dengan sejarah peperangan
C. mengungkap tentang perkembangan kebudayaan pada masyarakat tertentu
D. menggali secara lebih dalam tentang semua hal yang berkaitan dengan sistem
kepercayaan yang berkembang dalam suatu masyarakat
E. mempelajari atau mengkaji pola-pola dan karakter dari peristiwa sejarah pada waktu
dan tempat yang tertentu
27. Dengan menggunakan konsep sejarah akan memberikan kepada kita sebuah gambaran
yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari aspek tertentu.
A. ontologi D. kronologi
B. periodisasi E. kosmologi
C. kronik
28. Konsep berpikir kronologis dalam sejarah telah mengajarkan kepada kita cara berpikir
yang ....
A. menyeluruh dan kompleks
B. parsial, tetapi berkesinambungan
C. runtut dan berkesinambungan
D. perinci dan sulit
E. kompleks dan parsial
29. Sejarah juga mengajarkan kepada kita untuk mampu berpikir secara menyeluruh dan
dari berbagai pandangan yang multidimensional, konsep berpikir seperti ini disebut
dengan konsep berpikir yang
A. runtut D. berkesinambungan
B. holistik E. kompleks
C. parsial
30. Dalam memecahkan masalah, kita memerlukan kemampuan atau cara berpikir
sinkronik, yaitu....
A. memahami gejala atau fenomena masalah dengan lebih hati-hati dan mendalam
B. mengambil keputusan dengan cepat dan tindakan yang tepat
C. membuat keputusan hanya dengan memahami aspek dari satu sisi saja
D. mengambil keputusan berdasarkan pendapat banyak orang
E. melakukan tidakan yang tidak tepat dan tanpa berpikir panjang

II. SEBAB AKIBAT


Bacalah soal dengan teliti kemudian jawablah soal-soal tersebut dengan mengikuti petunjuk
berikut ini.
A. Jika kedua pernyataan benar dan keduanya mempunyai hubungan sebab akibat
B. Jika ke dua pernyataan benar tetapi tidak mempunyai hubungan sebab akibat
C. Jika pernyataan pertama benar sedangkan pernyataan kedua benar
D. Jika pernyataan pertama salah tetapi pernyataan kedua benar
E. Jika ke dua pernyataan salah
1. Sejarah mengalami perkembangan dan perubahan, yaitu dari bentuk yang paling
sederhana menuju kepada bentuk yang lebih kompleks.
SEBAB
Karena itulah, sejarah disamakan bentuknya dengan pohon yang dalam bahasa Arab
disebut dengan syajaratun.
2. Peristiwa atau kejadian masa lampau tidak dapat diketahui secara langsung.
SEBAB
Herodotus seorang fisul dari Yunani yang disebut sebagai “Bapak Sejarah”.
3. Herodotus adalah filsuf dan sejarawan pertama yang diketahui mengumpulkan bahan
acuan penulisan secara sistematis, menguji akurasinya, untuk kemudian
menarasikannya dengan secara jelas dan terstruktur.
SEBAB
Peristiwa masa lalu tidak perlu diungkit-ungkit kembali.
4. Sejarah yang ditulis oleh para sejarawan adalah sejarah yang sangat objektif atau
sebagaimana adanya.
SEBAB
Setiap orang memiliki nilai, kepentingan, dan ideologi tertentu dalam kehidupannya.

5. Manusia sebagai pelaku sejarah memiliki perilaku yang sama.


SEBAB
Sebagai ilmu, sejarah memiliki kebenaran yang mutlak.
6. Dalam bahasa Inggris sejarah disebut dengan history.
SEBAB
Peristiwa masa lalu selalu dapat diketahui secara langsung.
7. Kronologi adalah ilmu bantu dalam sejarah yang bertugas mengurutkan peristiwa-
peristiwa sejarah berdasarkan pada urutan waktu
SEBAB
Kronik adalah catatan perjalanan yang dibuat oleh para saudagar, musafir dan pendeta
yang datang berkunjung di Nusantara pada masa yang lampau
8. Periodisasi seringkah menyulitkan dalam memahami peristiwa yang terjadi pada
masa yang lampau.
SEBAB
Peristiwa sejarah tidak dibatasi oleh adanya ruang dan waktu.
9. Dalam peristiwa sejarah, manusia memegang peranan penting.
SEBAB
Peran manusia sangat menentukan dalam sebuah peristiwa sejarah.
10. Sejarah itu sama dengan dongeng dan bukan merupakan ilmu pengetahuan.
SEBAB
Sebagai ilmu pengetahuan, sejarah sangat tidak diperlukan.
III. ESAI
Jawablan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan ringkas.
1. Apakah yang dimaksud dengan pernyataan bahwa sejarah itu mempunyai bentuk yang
mirip dengan pohon atau syajaratun dalam bahasa Arab?
2. Tuliskan dan jelaskan setiap maksud dari tiga unsur penting dalam sejarah?
3. Berikanlah penjelasan terkait konsep antara manusia, ruang, dan waktu dalam sejarah
untuk peristiwa yang terkait dengan:
a) masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels di Jawa;
b) Perundingan Linggajati;
c) Peristiwa Malari.
4. Mengapa konsep waktu penting dalam sejarah? Berikanlah tiga alasannya.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan periodisasi.
6. Jelaskan pengertian kronologi, kronik, dan sinkronik.
7. Apa yang dimaksud dengan holistik?
8. Siapakah yang disebut dengan Bapak Ilmu Sejarah?
9. Berikanlah tiga pendapat Anda tentang mengapa belajar dari sejarah itu penting?
10. Berikanlah tiga alasan mengapa waktu adalah penting dalam sejarah?

Anda mungkin juga menyukai