KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEHIDUPAN MANUSIA DALAM RUANG DAN WAKTU
A. Kompetensi Dasar :
3.1 Menganalisis kehidupan manusia dalam ruang dan waktu
4.1 Menyajikan hasil kajian tentang keterkaitan manusia dalam ruang dan waktu
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah kalian tuntas mempelajari modul ini, kalian diharapkan mampu menganalisis
kehidupan manusia dalam ruang dan waktu dalam sejarah secara kritis, kalian juga mampu
membuat laporan hasil kajian tentang keterkaitan antara Manusia, Ruang dan Waktu sesuai
dengan pemahaman kalian.
C. Uraian Materi
A. Pengertian Sejarah
Secara etimologis, kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajaratun yang artinya ‘pohon’.
Sepertipohon, sejarah pada setiap peristiwanya berkaitan dan memengaruhi masa yang akan
datang.
Kata sejarah memiliki pengertian yang luas yang dapat dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), yaitu sejarah mencakup tiga (3) hal, sebagai berikut :
1. Asal, usul, keturunan dan silsilah
2. Kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau
3. Pengetahuan atau uraian tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau.
Secara terminologis, para sejarawan juga mempunyai pendapat masing-masing mengenai
defenisi sejarah, sebagai berikut :
1. Herodotus (484-425 M), mendefenisikan Sejarah bukan berkembang dan bergerak lurus
kedepan dengan tujuan yang pasti, melainkan melingkar, yang tinggi rendahnya
disebabkan oleh keadaan manusia.
2. Ibnu Khaldun (1332-1406), mendefenisikan Sejarah sebagai catatan tentang manusia
dan peradabannya dengan seluruh proses perubahan secara nyata dengan segala sebab
akibatnya.
3. R. G. Collingwood (1889-1943), mendefenisikan sejarah sebagai penyelidikan tentang
hal-hal yang telah dilakukan manusia pada masa lampau.
4. Moh. Yamin, mendefenisikan Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil
penyelidikan dari berbagai peristiwa yang dapat dibuktikan kebenarannya.
5. Sartono Kartodirjo (1921-2007), mendefenisikan Sejarah dibatasi oleh dua hal, sejarah
dalam arti objektif dan subjektif. Secara objektif, menunjuk pada peristiwa atau kejadian
itu sendiri. Secara subjektif, sejarah yang telah ditulis sejarawan.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang dikemukakan sejarawan, dapat disimpulkan bahwa
sejarah adalah rekonstruksi peristiwa masa lalu (bersifat penting, unik dan abadi) yang benar-
benar terjadi dan berisi segala kegiatan manusia.
Setiap peristiwa sejarah berada pada kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang kurun waktu
sebelumnya. Unsur waktu juga memberikan konteks atau setting tertentu bagi berlangsungnya
peristiwa sejarah. Oleh sebab itu, dalam mempelajari sejarah, harus ditentukan dengan tegas dan jelas
siapa pelakunya, kapan terjadinya, dan dimana peristiwa itu berlangsung.
Konsep waktu dalam sejarah mencakup empat (4) hal, sebagai berikut :
1. Perkembangan
Adalah Suatu keadaan masyarakat dalam suatu periode tertentu dalam sejarah yang
berkembang dari dan disebabkan oleh kondisi yang terjadi sebelumnya, tidak muncul
begitu saja atau berdiri sendiri.
Contoh :
Ket:
Gambar 1. Kapak Perimbas
Gambar 2. Kapak Genggam
Gambar 3. Kapak Lonjong
Dari contoh diatas terlihat dari penggunaan kapak pada masa praaksara.
2. Kesinambungan
Adalah Suatu kondisi terkadang tidak melahirkan kondisi baru, tetapi tetap diwariskan
atau diteruskan karena dianggap baik oleh suatu masyarakat.
Misalnya praktik sosial tertentu menunjukan terjadinya kesinambungan (kontinuitas).
3. Pengulangan
Adalah Fenomena yang pernahterjadisebelumnyaterulangkembalipada masa
sesudahnyaatau masa sekarang.
Jadi, pengulangan bukan berarti peristiwanya berulang, melainkan fenomenanya.
Contoh : Contohnya, pergantian rezim Demokrasi Terpimpin ke Orde Baru, dan Orde
Baru ke Reformasi.
4. Perubahan
Adalah Ketika masyarakat membentuk praktik yang baru dan berbeda sama sekali
dengan praktik sebelumnya.
Hal ini terjadi karena praktik lama dinilai tidak memadai lagi (ketinggalan zaman) untuk
menunjang kemajuan dan tata kehidupan.
Contoh : Tentara Selandia Baru dalam Perang Dunia 1. Perang merupakan salah satu
faktor perubahan.
Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan atau jangka
berlangsungnya perjalanan waktu (duration).
Kelangsungan waktu atas kesadaran manusia terhadap waktu dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu :
Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan
masa yang akan datang. Seperti sebuah ungkapan “Semakin anak panah kita tarik kebelakang akan
semakin jauh Jangkauannya, dengan belajar sejarah, mengetahui masa lampu maka kita akan dapat
menyiapkan masa depan dengan lebih baik”. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak dalam
kehidupan sosial, politik, budaya, dan ekonomi pada suatu ruang atau tempat tertentu. Sedangkan
makna waktu secara konotatif berarti ruang yang merupakan tempat terjadinya peristiwa.
Perspektif waktu merupakan dimensi yang sangat penting dalam sejarah. Sekalipun sejarah itu erat
kaitannya dengan waktu lalu, tetapi waktu lalu itu terus berkesinambungan. Sehingga perspektif
waktu dalam sejarah, ada waktu lampau, kini dan yang akan datang. Waktu akan memberikan makna
dalam kehidupan dunia yang sedang dijalani sehingga selama hidup manusia tidak dapat lepas dari
waktu karena perjalanan hidup manusia.