Anda di halaman 1dari 8

MATERI PEMBELAJARAN

Kelas X Sejarah Indonesia

KONSEP BERPIKIR KRONOLOGIS,


KD
DIAKRONIK, SINKRONIK,
3.1 RUANG, DAN WAKTU DALAM SEJARAH

APA ITU SEJARAH

A. Pengertian Sejarah
Pengetahuan sejarah menjadi sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tidak ada masyarakat di dunia ini yang tidak mengenal sejarah. walaupun tidak semuanya
mengetahui bagaimana kehidupan bangsa atau masyarakatnya terdahulu. Hal ini disebabkan
kurangnya peninggalan-peninggalan tertulis yang ditinggalkan oleh masyarakat terdahulu
yang sampai kepada generasi berikutnya.
Sejarah telah menjadi suatu pengetahuan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa atau
suatu negara. Dengan mempelajari sejarah, kita akan mengetahui peristiwa-peristiwa atau
kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampau. Peristiwa maupun kejadian yang terjadi di
masa lampau itu dapat dijadikan sebagai suatu pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa di masa yang akan datang.

Bagan Sejarah

Masa Lampau Masa Kini Masa Datang/Depan

Peristiwa sejarah merupakan Generasi penerus memahami Peristiwa sejarah dapat dijadikan
fakta yang kekal dan abadi,. setiap peristiwa seiarah. pandangan atau pedoman hidup
seerta tidak pernah berubah.
Tujuannya agar peristiwa segarah suatu bangsa, agar lebih berhati-
tidak terulang untuk kedua kalinya hati dalam bertindak dan
dalam peristiwa yang sama. mengambil keputusan

Sejarah berasal dari kata “syajaratun” dalam bahasa Arab yang berarti pohon. Secara
umum, bagian pohon terdiri akar, batang, cabang, maupun ranting yang selalu tumbuh dan
berkembang menjadi banyak. Hal ini diibaratkan pada kehidupan baru yang kemudian
berkembang dan beranak. Dalam bahasa Inggris, kata “sejarah" dikenal dengan kata
“history”. History berasal dari kata Yunani yaitu istor yang berarti orang pandai. Dalam
perkembangannya, kata history dan istor yang menunjuk pada suatu paparan mengenai
perubahan gejala alam yang bersifat kronologis. Sementara itu, dalam bahasa Jerman berasal
dari kata geschiclite yang berarti sesuatu yang telah terjadi.
W.J.S. Poerwadarminto dalam kamus Besar Bahasa lndonesia mendefinisikan sejarah dalam
tiga pengertian, yaitu:
1. Silsilah atau asal usul;
2. Kejadian dan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau:
3. Ilmu pengetahuan, cerita, serta pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau.
Jadi. dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat
manusia. Peristiwa yang sudah terjadi pada masa lalu akan berpengaruh terhadap sesuatu
yang terjadi pada masa saat ini dan peristiwa saat ini akan menjadi acuan bagi peristiwa yang
akan datang. Tidak semua peristiwa yang terjadi pada masa lampau menjadi suatu sejarah
manusia. Ada beberapa kriteria yang menjadi batasan bahwa suatu peristiwa disebut sejarah.

B. Ciri-Ciri Utama Sejarah


Sejarah terfokus pada pengalaman dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manusia.
serta peristiwa- peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi dalam lingkup manusia. Sebagai
suatu studi, sejarah meneliti sepanjang kehidupan manusia, yaitu sejak manusia pertama kali
muncul di muka bumi hingga sekarang. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah
merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
1. Abadi
Suatu peristiwa disebut abadi bila peristiwa tersebut tidak mengalami perubahan dan tetap
dikenang sepanjang masa.
2. Unik ( Einmalig)
Suatu peristiwa disebut unik bila peristiwa yang terjadi hanya sekali dan tidak terulang
lagi. Andaikan terjadi hanyalah memiliki kemiripan saja.
3. Penting
Peristiwa dianggap penting sebagai sebuah momentum bila memiliki arti dalam kehidupan
masyarakat.

C. Unsur-Unsur Sejarah
Sebagai peristiwa yang sudah terjadi, tentu sejarah memiliki unsur-unsur pendukung. Ada
tiga unsur penting dalam sejarah, yaitu:
1. Manusia
Peristiwa yang dikaji dalam sejarah adalah peristiwa yang menyangkut tentang perilaku
manusia sehingga manusia menjadi unsur pokoknya.
2. Waktu
Sejarah menyangkut tentang kapan peristiwa itu terjadi karena peristiwa sejarah hanya
sekali terjadi.
3. Ruang
Sejarah terkait dengan tempat terjadinya peristiwa yang akan menjadi bukti nyata dari
suatu peristiwa. misainya Monumen Lubang Buaya.

D. Ruang Lingkup Sejarah


1 . Sejarah sebagai Peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa berusaha menjawab pertanyaan 5W yaitu what, who, where,
why, dan when dari suatu peristiwa. Sejarah dalam pengertian ini menunjukkan pada suatu
peristiwa yang benar-benar terjadi berupa suatu fakta, kenyataan, atau kejadian. Sejarah
dalam hal ini bersifat objektif, artinya berlangsung berdasarkan apa adanya tanpa
dipengaruhi oleh siapapun. Sebagai peristiwa. sejarah dapat mengungkapkan kehidupan
masyarakat pada zamannya. Tidak semua kejadian atau fakta masa lampau merupakan
sejarah. Hanya fakta yang berdasarkan kritik sumber, baik intern maupun ekstern yang
direkonstruksikan menjadi cerita sejarah. Contoh sejarah sebagai peristiwa antara lain:
a. Pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri Organisasi Budi Utomo yang menandai kebangkitan
perjuangan bangsa yang bersifat nasional dalam melawan penjajah.
b. Tanggal 10 November 1945. terjadi peristiwa Surabaya yang dipimpin Bung Tomo
dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
c. Tanggal 20 Mei 1998, terjadi peristiwa pengunduran diri Soeharto sebagai Presiden RI
yang menandai Indonesia memasuki zaman Reformasi.
2. Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah diartikan sebagai suatu cerita atau narasi yang disusun
berdasarkan ingatan, kesan, atau tafsiran terhadap peristiwa masa lampau. Sementara itu,
tafsiran antara orang satu dan orang lain pada peristiwa yang sama bisa jadi berbeda-beda.
Misalnya saia kisah tentang Diponegoro. Bagi kita, bangsa Indonesia tentu akan
mengisahkan Diponegoro sebagai sosok pahlawan nasional. Namun bagi Belanda yang
waktu itu berkuasa di Indonesia, mungkin akan mengisahkan lain tentang perlawanan
yang dilakukan oleh Diponegoro terhadap Belanda. Untuk itu. dibutuhkan metode analisis
dan pendekatan tertentu berdasarkan jejak-jejak sejarah yang ditinggalkan sehingga akan
didapat kisah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan (verifikatif). Dengan demikian,
sejarah sebagai peristiwa dapat dijadikan sumber sejarah sebagai kisah.
Sejarah sebagai kisah memiliki ciri-ciri:
a).Bersifat subjektif.
b).Merupakan hasil karya atau ciptaan seseorang.
c).Memiliki proses berkelanjutan, artinya bahwa suatu peristiwa sejarah yang hanya satu
kali terjadi kisahnya dapat ditulis berulang-ulang.
d).Kisahnya nyata, artinya bahwa kisah yang disajikan oleh penulis merupakan kisah yang
ditulis berdasarkan suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, bukan hanya sekadar
rekayasa belaka.
3. Sejarah sebagai llmu
Sejarah sebagai ilmu berarti ilmu pengetahuan yang memulai dari proses perubahan
kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu dan tempat yang disusun
menurut sistematika dan metode pengkajian ilmiah. Aspek kajiannya berupa proses
perubahan dari aktivitas manusia dan lingkungannya pada masa lalu, sejak manusia belum
mengenal tulisan sampai perkembangan mutakhir sekarang ini yang mencakup aspek
politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, keagamaan, kepercayaan, geografi, dan lain-lain.
Sebagai ilmu, sejarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
a. Empiris, berdasarkan pengalaman manusia.
b. Memiliki objek, yaitu manusia dalam sudut pandang waktu.
c. Memiliki teori, berisi kumpulan kaidah pokok suatu ilmu. Misalnya Teori
Nasionalisme, Teori Challenge and Response oleh Arnold Toynbee, Teori Konflik
Sosial dari Karl Marx, dan lain-Iain.
d. Memiliki metode. Metode penelitian menyebabkan peneliti sejarah bersikap hati-hati
dalam membuat simpulan tentang peristiwa masa lampau.
Dibanding ilmu lain, sejarah memiliki sifat yang spesifik sebagai berikut,
a. Masa lalu dituliskan secara kronologis (berdasar urutan waktu). '
b. Ada hubungan sebab-akibat (kausalitas).
c. Peristiwa sejarah mencakup tiga dimensi waktu, yaitu. masa lampau, masa kini, dan
masa yang akan datang.
d. Kebenarannya bersifat sementara (merupakan hipotesis) yang akan gugur bila
ditemukan data pembuktian yang baru.
Dengan demikian, sejarah sebagai ilmu hendaknya dapat dipertahankan karena
sesungguhnya belajar sejarah adalah mempelajari masa silam yang dapat dijadikan
pedoman hidup di masa sekarang dan yang akan datang.
4. Sejarah sebagai Seni
Tokohnya adalah George Macauly Travelyan yang menyatakan bahwa menuliskan
sebuah peristiwa sejarah tidak mudah sebab perlu imajinasi dan seni. Selain itu, ada
pendapat dari Mill, Spencer, dan Comte. Dalam mengungkapkan dan memahami tentang
peristiwa, diperlukan daya imajinasi yang tinggi dari penulis sejarah agar fakta sejarah
lebih hidup dan lebih berarti. Dalam kenyataannya, bila penulis sejarah dapat menulis
kisah sejarah dengan menggunakan gaya bahasa yang indah, komunikatif, menarik
sehingga tidak membosankan dan mudah untuk dimengerti niscaya akan dapat membawa
pembaca (siswa dalam hal ini) dengan senang dan termotivasi untuk belajar sejarah.
Dengan demikian, seorang penulis sejarah diharapkan mirip seperti penulis novel atau
penyair dalam mengungkapkan peristiwa. Namun demikian, daya imajinasinya tidak lepas
dari kebenaran suatu peristiwa.
Sejarah sebagai seni memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
a. Berkurangnya Ketepatan dan Objektivitas
Ketepatan yang dimaksud adalah kesesuaian fakta dengan tulisan sejarah, sedang
objektivitas adalah tidak adanya perasaan maupun pandangan pribadi dalam menulis
sejarah.
b. Penulisan Sejarah Terbatas
Yang dimaksud terbatas adalah objek peristiwa yang digambarkan atau dituliskan
hanyalah hal yang berkaitan dengan suatu situasi maupun biografi, sedang yang lain
seperti analisis data atau tentang perhitungan angka tidak ditulis.

E. Kegunaan Sejarah
Dalam kehidupan individu, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sejarah memiliki
arti yang sangat penting dalam menata kehidupan hari esok. Seperti yang dikatakan Bung
Karno, “Untuk menjadi bangsa yang besar. kokoh, dan kuat, hendaknya kita harus selalu
menggunakan Jas Merah”, artinya jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
Adapun nilai-nilai sejarah yang sangat berarti adalah sebagai berikut:
1. Sarana Edukatif dan Instruktif
Sejarah memberikan pelajaran dan pengajaran yang berharga. Sejarah memuat
kebijaksanaan atau kearifan hidup. Melalui sejarah, kita belajar bagaimana manusia masa
lampau mengarungi hidupnya. Kita sekaligus belajar bagaimana harus bertindak terhadap
pengalaman yang sedang dan akan kita hadapi. Misalnya saja ketika kita belajar tentang
keberhasilan Belanda menguasai Indonesia dengan politik devide et impera. Kita dapat
menjadikannya sebagai pembelajaran untuk saat ini tentang perlunya persatuan untuk
memperkokoh Indonesia agar tidak dijajah lagi.
2. Sumber Inspirasi
Sejarah menjadi bahan yang berharga tempat kita bercermin dan melihat hal-ihwal
masa lalu agar selanjutnya kita dapat menarik hikmah untuk mengambil suatu tindakan
baru. Dari hal tersebut, sejarah dapat berguna sebagai bahan introspeksi. Misalnya
peristiwa kemenangan Jepang atas Rusia telah menumbuhkan inspirasi bagi negara-negara
Asia untuk bangkit menentang penjajahan bangsa Barat. Peristiwa sejarah yang lain
misalnya Revolusi Prancis yang telah memberikan inspirasi bagi negara-negara lain untuk
menempatkan hukum sebagai kekuasaan tertinggi (rule by law).
3. Sarana Rekreasi
Karya-karya sejarah yang berupa peninggalan fisik banyak memberikan kesan kepada
masyarakat saat ini. Kesan tersebut baik bersifat fisik maupun nonfisik. Kesan secara fisik
misalnya orang sangat kagum melihat nilai seni dari peninggalan tersebut. Akibatnya,
orang tersebut tertarik untuk melakukan wisata ke tempat peninggalan sejarah. Adapun
kesan nonfisik bisa dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam bangunan fisik tersebut,
misalnya masjid kuno. Banyak orang yang melakukan wisata dengan mengunjungi masjid-
masjid kuno dengan tujuan ingin meningkatkan penghayatan spiritual dia terhadap nilai-
nilai keagamaan. Apalagi jika di masjid kuno tersebut terdapat makam-makam orang yang
berperan dalam sejarah. Para wisatawan biasanya akan berziarah ke makam tersebut. Bagi
mereka yang menghayati kunjungannya ke tempat-tempat tersebut, seolah-olah
memberikan kesan bahwa mereka telah melakukan lawatan masa lalu.
Bangunan-bangunan kuno lainnya misalnya beberapa bangunan keraton kerajaan. Di
tempat ini kita dapat berekreasi menikmati keindahan keraton-keraton masa lalu yang
dibangun dengan bentuk bangunan yang merupakan perpaduan antara bentuk asli
Indonesia dengan unsur-unsur dari luar. Beberapa unsur luar yang berpengaruh terhadap
bangunan luar misal pengaruh dari Eropa, Cina, Arab, dan negara-negara lainnya. Dari
jenis perpaduan bangunan ini kita dapat belajar juga bahwa pada masa itu bangsa
Indonesia sudah menjalin hubungan baik dengan bangsa-bangsa di luar Indonesia.
4. Memberikan Kesadaran Waktu
Waktu kehidupan manusia terus berjalan. Kesadaran waktu sejarah memandang
bahwa peristiwa masa lampau berkaitan masa sekarang dan akan berlanjut pada masa
depan. Bila manusia atau bangsa tidak memanfaatkan waktu dengan karya besar yang
positif, niscaya akan berpengaruh terhadap kehidupan masa yang akan datang. Dengan
berpikir akan waktu yang cepat berlalu, maka manusia atau suatu bangsa akan bekerja
keras membangun masa depan yang cerah.
5. Meningkatkan Rasa Kebangsaan (Nasionalisme)
Misi penting dalam pengajaran sejarah di sekolah di antaranya adalah menciptakan
warga negara yang baik. Salah satu ciri penting dari warga negara yang baik adalah warga
negara yang selalu tunduk dan taat terhadap peraturan negara. Ketundukan dan kepatuhan
ini dapat dibangun dengan cara menanamkan semangat kebangsaan dan rasa memiliki
terhadap bangsanya. Pengajaran sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam
membangun nasionalisme. Nasionalisme yang diterapkan kepada siswa pada dasarnya
merupakan bentuk pendidikan politik dari negara kepada warganya. Setiap bangsa
memiliki kepentingan untuk menulis sejarahnya. Dengan belajar sejarah, para siswa
diharapkan memiliki kecintaan terhadap tanah airnya, memiliki jiwa nasionalisme.
Kecintaan kepada bangsa diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap
bangsanya. Dengan demikian juga akan memupuk rasa rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara.
6. Menunjukkan ldentitas Nasional dan Kepribadian Suatu Bangsa
Identitas dan kepribadian nasional terbentuk berdasarkan pengalaman sejarah suatu
bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Setiap bangsa memiliki pahlawan atau tokoh
yang sangat berjasa bagi kebesaran dan kejayaan bangsanya. Sehingga hal ini dijadikan
sebagai sumber identitas yang memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan nasib
bangsanya. Dengan demikian, belajar sejarah akan menjadikan kita sebagai orang yang
bijaksana yang memiliki karakter sikap sebagai berikut.
1. Dapat bergaul dengan orang lain, antarbangsa dan antarbenua.
2. Cinta tanah air, cinta damai, dan mengutamakan persatuan bangsa.
3. Menyenangi ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Disiplin menghargai waktu.
5. Suka bekerja keras.
6. Memiliki keterampilan tinggi.
7. Demokratis.

Anda mungkin juga menyukai