Anda di halaman 1dari 9

MODUL PEMBELAJARAN

YAYASAN PENDIDIKAN PANCA DHARMA PEKANBARU

SMA DHARMA LOKA PEKANBARU

TAHUN PELAJARAN 2023 /2024

SEJARAH

MODUL BAB 1

KELAS X – SMA DHARMALOKA

PENGETAHUAN DASAR TENTANG


SEJARAH
Pengantar dasar
tentang sejarah

Pengantar ilmu Penelitian Penulisan Sejarah dan ilmu


Sejarah sejarah sejarah sosial

A. PENGANTAR ILMU SEJARAH

Apa itu rempah-rempah, dan mengapa rempah-rempah memiliki nilai ekonomi yang tinggi
dalam sejarah perdagangan dunia? Sejarah perdagangan rempah-rempah di Indonesia
memiliki peran penting dalam mengubah jalur perdagangan global, mempengaruhi jalannya
sejarah dunia, dan menjadi faktor utama dalam upaya penjelajahan bangsa-bangsa Eropa ke
wilayah Asia. Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah perdagangan rempah-rempah
di Indonesia beserta contoh beberapa jenis rempah-rempah yang bernilai tinggi:

Rempah-rempah adalah tumbuhan yang menghasilkan bahan-bahan alami yang digunakan


sebagai penyedap makanan, obat-obatan, dan parfum. Pada masa lalu, rempah-rempah sangat
berharga dan dicari oleh para pedagang karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Contoh Rempah-rempah yang bernilai tinggi: Cengkeh, Pala, Lada, Kayu Manis, selain itu
ada juga kopi, teh, dan tembakau

Perdagangan rempah-rempah juga membantu mendorong terbentuknya perusahaan dagang


besar seperti VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang didirikan oleh Belanda untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia dan wilayah Asia lainnya.

Seiring berjalannya waktu, perdagangan rempah-rempah tidak lagi eksklusif dimiliki oleh
bangsa Eropa, dan rempah-rempah menjadi komoditas yang lebih mudah diakses oleh
masyarakat luas di seluruh dunia. Meskipun demikian, sejarah perdagangan rempah-rempah
tetap menjadi bagian penting dari cerita tentang hubungan internasional dan pengaruh global
di masa lalu.

Selain belajar tentang rempah-rempah yang dilihat dari konteks sejarah, ekonomi,sosial, dan
lingkungan, kita hidup dalam ruang yang beragam. Salah satu contoh peristiwa alam yang
terjadi pada masa lampau dan berdampak cukup besar bagi kehidupan manusia di Indonesia
adalah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.

Gunung Krakatau adalah gunung berapi yang terletak di Selat Sunda, di antara pulau Jawa
dan Sumatera. Pada 26-27 Agustus 1883, gunung ini meletus dalam salah satu letusan paling
dahsyat dalam sejarah modern. Letusan tersebut menghasilkan berbagai dampak yang
signifikan bagi Indonesia dan bahkan dunia:

Tsunami: Letusan Krakatau menyebabkan terjadinya tsunami besar yang merambat ke


berbagai arah, menghantam pantai-pantai di Jawa dan Sumatera, serta pulau-pulau di
sekitarnya. Tsunami ini menyebabkan puluhan ribu orang tewas dan desa-desa di sepanjang
pantai hancur.

Letusan Krakatau pada tahun 1883 adalah salah satu peristiwa alam paling dramatis dan
berdampak besar dalam sejarah Indonesia. Dampaknya tidak hanya dirasakan di wilayah
Indonesia, tetapi juga menyebabkan perubahan global dalam beberapa tahun setelah letusan.
Kejadian ini menjadi contoh yang menarik untuk mempelajari bagaimana peristiwa alam
dapat membentuk dan mempengaruhi kehidupan manusia di masa lampau.

1. Konsep Ruang dan Waktu dalam sejarah

Konsep waktu dalam sejarah sangat penting untuk mengetahui peristiwa masa lalu dan
perkembangannya sampai saat ini. Sejarah berkaitan erat dengan perubahan dan
keberlanjutan dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat dilepaskan dari waktu karena
perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri.

Dalam sejarah, dikenal adanya unsur konsep ruang (dimensi spasial) dan konsep waktu (dimensi
temporal). Konsep waktu berhubungan dengan lokasi sebuah peristiwa dan kejadian pada saat sejarah
terjadi. Sedangkan dimensi temporal merupakan kapan (waktu) suatu peristiwa dan kejadian
berlangsung.

Dikutip dari buku Sejarah Indonesia oleh Veni Rosfenti (2020), pada peristiwa dan kejadian sejarah,
manusia berperan sebagai subjek (pelaku) dan objek (penulis). Setiap aktivitas dalam kehidupannya
selalu diiringi dengan ruang dan waktu yang mengakibatkan unsur dari keduanya tidak dapat
dipisahkan dan saling melengkapi antara lain:

a) Konsep Ruang (Dimensi Spasial)

Konsep ruang berarti lokasi (tempat) terjadinya peristiwa dan kejadian sejarah. Secara umum
pengertian konsep dimensi spasial dalam mengungkap (mempelajari) sejarah adalah sebagai berikut:
Ruang merupakan tempat berbagai macam kejadian dan peristiwa berlangsung dalam perjalanan
waktu. Penelaahan peristiwa atau kejadian berdasarkan dimensi waktu yang tidak dapat terlepas dari
ruang dan waktu keberlangsungannya. Konsep waktu bertumpu kepada kapan peristiwa atau kejadian
tersebut terjadi di waktu lampau. Sedangkan konsep ruang berfokus kepada di mana peristiwa atau
kejadian sejarah tersebut pernah terjadi sebelumnya.

b) Konsep Waktu (Dimensi Temporal)

Konsep waktu memiliki dua jenis dalam maknanya, yaitu makna denotatif yang berarti waktu dalam
satu kesatuan seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan lainnya. Sedangkan makna
konotatif yaitu konsep waktu sebagai suatu konsep. Sebagai contoh, kamar mandi kecil pada zaman
sebelumnya diartikan sebagai kamar yang berukuran kecil (denotatif), tetapi kamar kecil dalam
generasi yang berbeda diartikan sebagai kamar mandi (konotatif).

Ada 3 unsur sejarah yaitu manusia, ruang dan waktu. Ketiga merupakan satu kesatuan tak terpisahkan

1. MANUSIA

Manusia dan sejarah itu selalu berkaitan. Tanpa sejarah maka keberadaan manusia di muka bumi
patut dipertanyakan asal usulnya. Sementara itu tanpa manusia maka sejarah tidak akan pernah
tercipta. Maka dari itu manusia adalah unsur utama sejarah. Manusia punya kedudukan sebagai objek
dan subjek sejarah. Sebagai objek sejarah, manusia merupakan aktor dalam setiap kejadian sejarah.
Sebagai subjek sejarah, manusia berperan merekonstruksi sebuah kejadian menjadi sebuah kisah atau
cerita.

Hubungan paling sederhana antara manusia dengan sejarah adalah bahwa manusia merupakan obyek
sekaligus pelaku (subyek) dalam sejarah antara lain:

 manusia sebagai obyek sejarah, mengandung arti bahwa manusia adalah pokok kajian, penelitian,
bahasan, dan lain-lain dalam sejarah.
 manusia sebagai subyek sejarah, mengandung arti bahwa manusia adalah pelaku sejarah. Sejarah
pada hakekatnya adalah hasil perbuatan manusia. Sehingga dapat dikatakan, bahwa dalam
konsep ruang dan waktu, manusia dan sejarah merupakan satu kesatuan. Manusia tanpa sejarah
patut dipertanyakan eksistensinya sebagai makhluk hidup yang tinggal dan menetap, baik sebagai
makhluk sosial maupun sebagai makhluk individu.

Sartono Kartodirdjo, seorang sejarawan, menyebutkan bahwa mereka yang lupa akan masa
lampaunya telah kehilangan identitas dan oleh karena itu dapat membahayakan masyarakat di
sekitarnya. Hal tersebut terjadi karena perbuatan manusia tersebut mungkin sudah tidak menentu dan
terlepas dari norma-norma hidup yang berlaku di masyarakat.

2. RUANG

Dalam kajian sejarah ada unsur yang tidak bisa lepas yaitu ruang. Peristiwa hanya akan terjadi pada
suatu tempat tertentu. Contohnya Peristiwa Rengasdengklok terjadi di Karawang, Proklamasi di Jl
Pegangsaan 56, Jakarta dan lainnya. Artinya hanya akan ada satu kejadian pada satu tempat. Peristiwa
itu secara otomatis tidak terjadi di tempat lain karena terikat oleh ruang.

3. WAKTU

Sejarah merupakan kejadian-kejadian yang dialami manusia pada masa lalu. Kejadian ini merupakan
bukti bahwa kehidupan manusia tidak dilepaskan dari unsur waktu. Meski itu tidak semua kejadian
yang dialami manusia di masa lalu dapat disebut peristiwa sejarah. Hal ini karena peristiwa sejarah
hanya terjadi satu kali dan tidak terulang lagi. Bila peristiwa terjadi berulang-ulang maka bukan
berarti peristiwanya kembali terjadi namun pola-pola peristiwa yang memiliki kesamaan dengan
peristiwa pada masa lalu.

2. Pengertian Sejarah
- Sejarah berasal dari bahasa arab syajaratun yang berarti pohon. Pohon memiliki makna
pertumbuhan yang terjadi terus-menerus dari ranting, dahan, daun, bunga, dan hasil buahnya
seperti kejadian sejarah. Pertumbuhan pada seluruh bagian pohon dapat diartikan sebagai
keturunan, asal-usul, dan silsilah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sejarah memiliki 3 (tiga) pengertian yaitu asal-
usul silsilah (keturunan), kejadian dan peristiwa yang terjadi di masa lalu, dan pengetahuan
(uraian) tentang peristiwa dan kejadian yang sudah terjadi di masa lampau.

- Kata sejarah yang dalam bahasa Inggris yaitu "history" berarti masa lampau
- Kata sejarah yang bahasa Yunani yaitu "historia" yang berarti ilmu/pengetahuan atau
penyelidikan yang didapatkan dari suatu proses penelitian
- Kata sejarah yang bahasa Jerman Geschicht yang berarti sesuatu yang telah terjadi
Menurut J Bank dalam buku Ilmu Sejarah dan Historiografi; Arah dan Perspektif (1985), sejarah
merupakan semua kejadian atau peristiwa masa lampau yang bertujuan untuk memahami perilaku
masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Secara sederhana, definisi sejarah dapat
dipahami sebagai pengetahuan mengenai peristiwa dan kejadian yang terjadi di masyarakat pada
masa lalu sesuai kausalitas dan segala aspek perkembangannya. Sejarah bermanfaat sebagai
pengalaman (pedoman) masyarakat masa sekarang dan masa yang akan datang untuk mencapai
tujuan serta cita-cita.
3. Konsep Berpikir Diakronik Dan Sinkronik Dalam Sejarah
a. Cara berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah
Sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya
melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya peristiwa-peristiwa
sejarah yang panjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya meluas
dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.

Tujuan konsep berpikir diakronik adalah untuk melihat perubahan yang terjadi dalam proses
perkambangan peristiwa sejarah tersebut. Jika hanya kita hanya mempelajari peristiwa
sejarah dalam waktu yang singkat, kita dapat menganalisis adanya suatu perubahan yang
terjadi. Akan tetapi dengan kurun waktu yang panjang dan terbatas dalam ruang kita dapat
menganalisis perubahan tersebut.
Contoh: Pertempuran Ambarawa (20 Oktober – 15 Desember 1945)

Ciri - ciri berpikir diakronik :


1. Bersifat vertikal. (menjelaskan proses suatu peristiwa dari awal hingga akhir)
2. Cakupan kajian jauh lebih luas.
3. Terdapat konsep perbandingan.
4. Memiliki sifat historis/komparatif.
5. Mengkaji masa yang satu dan yang lain

b. Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah


Kata Sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan khronos yang berarti
waktu, masa. Dengan demikian, Berpikir Sinkronis dalam sejarah adalah kita mempelajari
sejarah dalam kurun waktu tertentu, namun dengan ruang lingkup yang lebih luas.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sinkronik artinya segala sesuatu yang bersangkutan
dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas.
Menurut Galtung pengertian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari pristiwa sejarah
dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas.Atau
meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.Kajian
sinkronis sejarah mengandung sistematis tinggi, sedangkan kajian diakronis tidak. Kajian
sinkronis justru lebih serius dan sulit.Berdasarkan uraian di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa pengertian berpikir sinkronik dalam sejarah adalah mempelajari (mengkaji) struktur
(karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu (masa) tertentu.
Ciri - ciri sinkronik yakni sebagai berikut :
1. Mengkaji pada masa tertentu
2. Menitikberatkan pengkajian pada strukturnya (karakternya)
3. Bersifat horizontal
4. Tidak ada konsep perbandingan
5. Cakupan kajian lebih sempit
6. Memiliki sistematis yang tinggi
7. Bersifat lebih serius dan sulit

4. Kronologi

Kronologi berasal dari bahasa Yunani khronos yang artinya waktu dan logos yang artinya
ilmu. Dan Kronologi dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani yaitu “chronos” yang berarti
waktu

Kronologi adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan urutan
waktu terjadinya peristiwa tersebut, dari yang paling awal hingga paling akhir terjadi

menurut J.S badudu dan sultan M. Zain, yaitu berurutan sesuai dengan waktu kejadian. Ilmu
sejarah merupakan suatu ilmu yang memiliki hubungan erat dalam kehidupan manusia.
kehidupan manusia meliputi berbagai perkembangan baik dalam taraf yang sangat sederhana
sampai pada kehidupan manusia selalu diikuti oleh berbagai peristiwa.

Sebagai ilmu diakronis, menurut Zed (2018), ilmu sejarah menjelaskan perubahan dalam lintasan
waktu yang disampaikan secara berurutan dari waktu yang paling awal hingga yang paling akhir.
Artinya, ilmu sejarah diakronis disampaikan secara kronologis. Kronologi dalam bahasa Inggris
berasal dari bahasa Yunani yaitu “chronos” yang berarti waktu.
Contoh : prasasti, naskah, dokumen, istana, artikel, dan lain-lain yang belum di rangkai oleh
sejarahwan.

5. Periodesasi sejarah

Periodesasi berasal dari bahasa Yunani periode, yang berarti babak, masa atau zaman .
Periodisasi adalah pembabakan waktu dalam sejarah dengan cara menghubungkan berbagai peristiwa
sesuai dengan masanya dalam satu periode
Menurut Kuntowijoyo (2008), sejarawan membuat waktu yang terus bergerak agar mudah dipahami
dengan membaginya dalam babak-babak, periode-periode tertentu.
Salah satu contoh periodisasi sejarah Indonesia yang dilakukan oleh sejarawan Taufik Abdullah pada
karyanya Indonesia dalam Arus Sejarah adalah:
 Prasejarah
 Kerajaan Hindu-Buddha
 Kedatangan dan Peradaban Islam
 Kolonialisasi dan Perlawanan
 Masa Pergerakan Kebangsaan
 Perang dan Revolusi
 Pasca-Revolusi
 Orde Baru dan Reformasi

Adapun tujuan disusunnya periodesasi sejarah adalah sebagai berikut.


a. Membantu mempermudah memahami pengertian sejarah
b. Membantu mengklasifikasikan peristiwa-peristiwa sejarah
c. Memudahkan dalam menganalisis perkembangan dan perubahan yang terjadi setiap
periode.
d. Menyederhanakan rangkaian peristiwa sejarah
e. Memenuhi Persyaratan Sistematika Ilmu Pengetahuan

6. Manfaat mempelajari Sejarah


1. Memberi Pelajaran yang baik
Pada hakikatnya sejarah atau peristiwa-peristiwa masa lampau itu akan terjadi lagi pada
masa kini atau masa depan. Hal yang baik kita pertahankan dan hal-hal yang buruk
tinggalkan. Maka dari itu sejarah dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menghadapi
masa kini dan masa yang akan datang.
2. Sumber Inspirasi
Peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada masa lampau mengilhami agar melakukan hal
yang sama. Menurut George Macauly travelyan, didalam pendidikan dan usaha untuk
menumbuhkan cita-cita masa kini dan hari esok, pengetahuan tentang cita-cita masa
lampau merupakan ilham yang penting. Sebagai contoh gagasan Presiden Soekarno
membuat museum sejarah diruang alas Monumen Nasional (Monas) adalah sifat inspiratif
dari sejarah. Orang menyaksikan peristiwa-peristiwa agung didalam museum itu akan
tergerak jiwanya untuk ikut serta mencetuskan peristiwa-peristiwa besar pada masa kini
dan masa yang akan datang.
3. Mempertebal Rasa kebangsaan atau Nasionalisme
Terbentuknya suatu bangsa dsebabkan adanya kesamaan sejarah dimasa lampau dan
kesamaan cita-cita atau tujuan di masa yang akan datang. Hal inilah yang kemudian
mendorong tumbuhnya rasa kebangsaan dan cinta tanah air dan nasionalisme.
4. Memberi kesenangan
Sejarah dapat disajikan dalam bentuk sejarah yang antara lain berisi tentang pesona
keteladanan dan kepahlawanan. Jika cerita itu dipaparkan dengan gaya bahasa yang indah
akan menimbulkan rasa senang bagi pembaca.

Rangkuman
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai