Anda di halaman 1dari 9

NAMA DESITA IRMAYANTI, S.Pd.

NUPTK 5558771672130062
MAPEL SEJARAH

Modul 1

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 1


Sejarah dan Peradaban awal manusia
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Sejarah sebagai ilmu
2. Penelitian sejarah
3. Manusia praaksara di Indonesia
4. Corak kehidupan dan hasil
budaya manusia praaksara

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang dipelajari Kegiatan belajar 1
 Ontologi Sejarah
Sejarah secara singkat dapat dikatakan
menceritakan problematika masyarakat,
manusia, dan segala aktivitasnya. Kisah itu
ditujukan mengenai perubahan-perubahan yang
terjadi karena kodrat masyarakat itu seperti
masa kebiadaban, masa saling membantu terus
ke masa persatuan golongan, kisah revolusi,
pemberontakan yang timbul antara bangsa
dengan bangsa dan kisah kerajaan-kerajaan dan
negara-negara yang timbul karena revolusi dan
pemberontakan itu, serta menceritakan
perkembangan manusia dari awal hingga akhir,
dan meliputi kompleks permasalahannya
(Kuntowijoyo, 1995: 21). Jadi usaha untuk
menghadirkan masa lalu dalam sejarah
dilakukan secara ilmiah dan lengkap meliputi
urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan
penjelasan yang memberi pengertian dan
kefahaman tentang apa yang berlaku.
 Epistemologi Sejarah

Masa lalu yang berjarak dengan masa kini


membuat cara mendapatkan kebenaran dengan
mengumpulkan bukti-bukti yang tersisa dari
masa lalu tersebut. Umumnya bukti tersebut
adalah sumber tertulis (arsip, koran, majalah,
terbitan pemerintah, buku, novel, dsb), sumber
lisan (wawancara, memori kolektif, tradisi lisan),
dan sumber benda lain (foto, lagu, lukisan,
bangunan). Melalui sumber inilah sejarawan
menghadirkan masa lalu kepada pembaca dalam
bentuk karya sejarah (historiografi). Usaha
menghadirkan masa lalu itu dengan tiga cara
yaitu pertama, konstruksi. Kontruksi diibaratkan
usaha membangun kembali masa lalu melalui
peninggalan masa lalu.
 Konsep Ruang dalam Sejarah

Sejarah mengenal adanya dimesi spasial


dan dimensi temporal. Spasial atau ruang
merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa
sejarah. Sedangkan temporal atau waktu ini
berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut
terjadi. Sedangkan manusia adalah subjek dan
objek sejarah. Manusia sebagai pelaku dan
penulis sejarah itu sendiri. Ruang adalah konsep
yang paling melekat dengan waktu. Ruang
merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa
– peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu.
Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi
waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang
waktu terjadinya peristiwa tersebut.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
 Jenis sumber sejarah berdasarkan bahannya
dibagikan menjadi 2:
Sumber tertulis
Kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan,
dalam arti sempit biasa disebut dengan dokumen.
Adapun dokumen dalam arti yang luas meliputi
monument, artefak, foto- foto, dan sebagainya.
Data yang tercantum dalam bahan-bahan
documenter itu pada dasarnya merupakan alat
untuk mempelajari permasalahan tertentu,
terutama tentang permasalahan yang tidak dapat
diobservasi lagi atau tidak dapat diingat lagi.
Pengkategorian dokumen tertulis secara luas lagi
ditunjukkan Louis Gottschalk (1983: 60-77)
menjadi 8 jenis sebagai berikut: (1) rekaman
sejaman: instruksi, rekaman stenografis dan
fonografis, surat-surat keluarga, dan buku-buku
catatan dan memori pribadi, (2) Laporan
konfidensial: berita resmi militer dan diplomatik,
jurnal atau buku harian, dan surat-surat pribadi,
(3) laporan umum: surat-surat kabar, memoir dan
otobiografi, sejarah resmi atau diotorisasi, (4)
Questionnare tertulis tentang informasi dan opini,
(5) Dokumen-dokumen pemerintah: laporan badan
pemerintahan, undang- undang dan peraturan-
peraturan, (6) pernyataan Opini: tajuk rencana,
esei, pidato, brosur, surat kepada redaksi, dan
sebagainya, (7)Fiksi, nyanyian, dan puisi, (8)
cerita rakyat atau folklore, nama-nama tempat,
dan pepatah atau peribahasa.
Sumber Tak Tertulis
Termasuk dalam kategori sumber tak tertulis itu
adalah artifak dan sumber lisan. Artifact dapat
berupa foto-foto, bangunan, atau alat-alat. Sumber
tidak tertulis yang lain adalah sumber lisan.
Sumber ini secara metodologis merupakan bahan
inti bagi sejarah lisan.
Sejarah Lisan
Sejarah lisan secara sederhana dapat dipahami
sebagai peristiwa-peristiwa sejarah terpilih yang
terdapat di dalam ingatan hampir setiap individu
manusia. Dengan pemahaman seperti itu, menjadi
jelas ada di mana sebenarnya sejarah lisan.
Sejarah lisan ada di dalam memori manusia.
Untuk itu, agar sejarah lisan dapat digunakan
sebagai sumber sejarah, perlu ada upaya untuk
mengeluarkannya dari memori individu manusia.
Sejarah sebagai ilmu. Sejarah adalah ilmu yang
terbuka. kenyataan bahwa sejarah menggunakan
bahasa sehari-hari, tidak menggunakan istilah
istilah teknis, memperkuat keterbukaan itu.
keterbukaan itu membuat siapapun dapat mengaku
sebagai sejarawan secara sah, asal hasilnya dapat
di pertanggungjawabkan sebagai ilmu.
Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau.
Bersama dengan mitos, sejarah adalah cara untuk
mengetahui masa lampau. bangsa yang belum
mengenal tulisan mengandalkan mitos, dan yang
sudah mengenal tulisan umum nya mengandalkan
sejarah
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
Sangiran
Salah satu lokasi penemuan manusia pra aksara di
Indonesia yang dikatakan memiliki banyak
penemuan fosil manusia dan hewan pra aksara
adalah Sangiran. Komplek Sangiran merupakan
komplek situs manusia pra aksara dari kala
Plestosein yang paling lengkap dan penting di
Indonesia. Komplek ini terletak di cekungan Solo
dan berada dalam wilayah Kabupaten Sragen,
Jawa Tengah. Dulunya, sangiran merupakan
sebuah kubah raksasa yang terisoloasi di bagian
puncaknya sehingga membentuk cekungan besar
dengan perbukitan bergelombang. Kondisi inilah
yang membuat cekungan Sangiran memiliki
berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil
manusia dan binatang serta artefak.

Jenis manusia praaksara di Indonesia


 Jenis Meganthropus
Fosil manusia pra aksara paling primitif yang
ditemukan di Indonesia disebut Meganthropus
paleojvanicus. Meganthropus berasal dari kata
mega yang berarti besar, dan anthropo yang
berarti manusia. Fosil dari jenis meganthropus
juga ditemukan di Sangiran (Jawa Tengah) oleh
von Koenigswald tahun 1936 dan 1941
(Herimanto, 2012:23). Meganthropus diperkirakan
hidup antara 2-1 juta tahun yang lalu. Dari rahang
dan gigi yang ditemukan terlihat bahwa makhluk
ini adalah pemakan tumbuhan yang tidak dimasak
terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan asumsi dari
temuan rahang dan gigi yang besar dan kuat.
 Jenis Pithecanthropus
Fosil manusia yang paling banyak ditemukan
adalah fosil Pithecanthropus, sehingga dapat
dikatakan bahwa pada saat kala Plestosein di
Indonesia didominasi oleh manusia jenis tersebut.
Pithecanthropus hidup pada kala Plestosein Awal
dan Tengah, dan kemungkinan juga pada
Pleistosen Akhir. Sisa-sisa kehidupan manusia
jenis Pithecanthropus banyak ditemukan di
Perning, Kerdungbrubus, Trinil, Sangiran,
Sambungmacan, dan Ngandong.
 Jenis Homo
Dilihat dari ciri-cirinya, manusia pra aksara jenis
homo lebih maju dan sempurna dari jenis manusia
lain yang ditemukan di Indoensia. Manusia pra
aksara jenis homo terdapat berbagai macam
perbedaan dengan pendahulunya yakni manusia
pra aksara jenis Meganthropus dan manusia pra
aksara jenis Pithecanthropus. Jika dibandingkan
Megantropus ataupun Pithcanthropus. Secara
fisik, ciri-ciri manusia Homo sudah mirip dengan
manusia modern sekrang ini. Misalnya, bentuk
kepalanya sudah tidak lonjong. Fosil manusia
jenis Homo yang ditemukan di Indonesia berasal
dari kala Plestosein. Rangka yang ditemukan
adalah rangka Wajak dan beberapa tulang paha
dari Trinil dan tulang tengkorak dari Sangiran.
Homo menurut definisi yang dipakai disini
memiliki ciri- ciri yang lebih progresif daripada
Pithecanthropus.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
Hasil Kebudayaan
Masa perundagian, budaya manusia pra aksara
telah menginjak budaya logam, namun sebagian
kecil masyarakat tetap meneruskan tradisi
kebudayaan batu. Adanya zaman logam yang
menggantikan zaman batu sebenarnya hanyalah
untuk menyatakan bahwa pada zaman itu logam
mulai dikenalkan dan dipergunakan untuk bahan
membuat alat-alat keperluan hidupnya. Jadi
meskipun terdapat alat-alat logam, namun alat-alat
dari batu masih dipergunakan dalam kehidupan
manusia. Dalam hal ini penggunaan bahan dari
logam jelas berbeda dari batu. Sebab untuk
mendapatkan alat yang dikehendaki logam tidak
dapat dipikul-pukul ataupun dipecah, seperti batu,
melainkan harus dilebur dan barulah logam di
cetak. Ada dua macam teknik atau cara membuat
alat-alat dari logam yang berkembang pada saat
itu, yaitu teknik bivalve (setangkap) dan teknik a
circle perdue (cetak lilin).

 Teknik Bivalve (Setangkap). Pembuatan alat


dengan teknik ini menggunakan dua cetakan
yang dapat ditangkapan (dirapatkan). Adapun
caranya mula-mula cetakan tersebut diberi
lubang pada bagian atasnya. Kemudian lubang
itu di tuang logam cair (leburan logam).
Selanjutnya apabila leburan logam sudah
dingin maka cetakan dapat dibuka dan jadilah
alat yang dikehendaki. Namun apabila ingin
membuat alat yang berongga maka haris
ditambahkan tanah liat sebagai intinya, guna
membentuk rongga yang dikehendaki.
Penggunaan teknik cetakan ini dapat
dipergunakan berkali-kali.
 Teknik A Cire Perdue (Cetakan Lilin). Cara
membuat alat dengan teknik ini diawali dengan
membuat benda-benda dari lilin yang berisi
tanah liat sebagai intinya. Selanjutnya bentuk
lilin tersebut dihias dengan berbagai pola hias.
Kemudian bentuk lilin yang sudah lengkap
dibungkus lagi dengan tanah liat yang agak
lunak. Pada bagian atas dan bawah diberi
lubang. Dari lubang atas dituangkan cairan/
leburan logam, sedangkan dari lubang bawah
akan berfungsi untuk mengalirkan cairan lilin
yang meleleh. Apabila leburan logam sudah
dingin, cetakan tersebut dapat dipecah guna
mengambil benda yang sudah jadi. Dengan
demikian teknik cetakan semacam ini hanya
dapat dipergunakan sekali saja.
 Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal),
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam
bahasa Indonesia. Secara umum definisi
kebudayaan adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
 Masa pra aksara atau nirleka (nir: tidak ada,
leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan
untuk merujuk kepada masa dimana catatan
sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman pra
aksara dapat dikatakan bermula pada saat
terbentuknya alam semesta, namun umumnya
digunakan untuk mengacu kepada masa di
mana terdapat kehidupan di muka Bumi
dimana manusia mulai hidup. Batas antara
zaman pra aksara dengan zaman aksara adalah
mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan
suatu pengertian bahwa pra aksara adalah
zaman sebelum ditemukannya tulisan,
sedangkan aksara atau sejarah adalah zaman
setelah adanya tulisan. Zaman pra aksara di
Indonesia diperkirakan berakhir pada masa
berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5.
Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti yang
berbentuk Yupa yang ditemukan di tepi Sungai
Mahakam, Kalimantan Timur.

2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Pola perkembangan corak kehidupan manusia
di modul ini praaksara
3 Daftar materi yang sering 1. Corak kehidupan manusia praaksara
mengalami miskonsepsi 2. Hasil kebudayaan manusia praaksara

Anda mungkin juga menyukai