Secara umum
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kejadian atau peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
1. Peristiwa yang abadi: Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa dalam kehidupan manusia.
2. Peristiwa yang unik: Hanya terjadi satu kali dan tidak akan terulang untuk kedua kalinya.
3. Peristiwa yang penting: Dijadikan momentum atau peringatan karena mempunyai arti dalam menentukan nasib hidup orang banyak.
C. Unsur Sejarah
1. Ruang
2. Waktu
3. Manusia
D. Konsep Sejarah
Sejarah yang disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kebenaran mengenai peristiwa masa lampau, jika:
- empiris
- memiliki objek
- memiliki teori
- memiliki metode
- generalisasi
4. Sejarah sebagai seni
Sejarah yang dituangkan dalam karya seni. Serta memiliki 4 hal, yaitu :
- Intuisi (kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional
- Imajinasi (kemampuan dalam membayangkan dan menggabungkan apa yang sebelumnya, sedang dan yang akan terjadi
- Emosi (kemampuan merasakan atau berempati terhadap suatu peristiwa sejarah)
- Gaya bahasa (kemampuan mengolah kata dan bahasa sehingga mudah dipahami)
1
1. Meluas, berdimensi ruang. 1. Memanjang, berdimensi waktu.
2. Sistem terstruktur. 2. Kausalitas/sebab akibat.
3. Deskriptif integrative. 3. Naratif.
4. Statis. 4. Dinamis.
5. Digunakan oleh ilmu-ilmu sosial: Geografi, Sosiologi, Politik, 5. Digunakan dalam ilmu Sejarah.
Ekonomi, Antropologi dan Arkeologi.
2
1. Teori Brahmana yaitu kaum Brahmana yang menyebarkan agama Hidnu di Nusantara berdasarkan bahas dan tulisan (Pallava dan Sansekerta). Didukung oleh J.C. Van Leur.
Kelemahannya adalah adanya tradisi agama Hindu terdapat pantangan bagi kaum Brahmana menyebarangi lautan.
2. Teori Ksatria yaitu kaum Ksatria membangun koloni-koloni baru di nusantara. Pendapat ini didukung oleh C.C. Berg. Kelemahannya adalah tidak ada catatan apapun baik di
Indonesia maaupun di India serta tanda-tanda apapun.
3. Teori Waisya yaitu menurut Crome adanya hubungan perdagangan antara India dan Indonesia menggunakan jalur laut yang membutuhkan waktu yang panjang sehingga dapat
digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Nusantara. Kelemahannya adalah kaum Waisya tidak menguasai ajaran agama Hindu , Bahasa Sansekerta dan huruf Palalwa
1. Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang berdiri pada abad ke-7 dibuktikan dengan adanya prasasti kedukan Bukit di Palembang (682). Sriwijaya menjadi
salah satu kerajaan yang kuat di Pulau Sumatera. Nama Sriwijaya berasal dari bahasa Sanskerta berupa "Sri" yang artinya bercahaya dan "Wijaya" berarti kemenangan sehingga
dapat diartikan dengan kemenangan yang bercahaya atau gemilang. Pada catatan perjalanan I-Tsing, pendeta Tiongkok yang pernah mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671
selama 6 bulan menerangkan bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (Provinsi Riau sekarang). Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Dapunta
Hyang Sri Jayanasa sebagai raja pertama dan mencapai kejayaan pada masa Balaputra Dewa.
Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Budha di Asia Tenggara ada pada prasasti Nalanda, prasasti Talang Tuo, dan prasasti Kota Kapur
a. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi dengan menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah menguasai hampir seluruh Asia
Tenggara, diantaranya, Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Sriwijaya menjadi pengendali rute perdaganagan lokal yang
mengenakaan bea cukai kepada setiap kapal yang lewat. Hal ini karena Sriwijaya menjadi penguasa atas Selat Sunda dan Malaka. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya berada
di jalur perdagangan India-Cina untuk mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India.
b. Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan ketika Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan Cholamandala menyerang dua kali pada tahun 1007 dan 1023 M yang
berhasil merebut bandar-bandar kota Sriwijaya. Peperangan ini disebabkan karena Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Cholamandala bersaing pada bidang perdagangan
dan pelayaran. Dengan demikian, tujuan dari serangan Kerajaan Cholamandala tidak untuk menjajah melainkan untuk meruntuhkan armada Sriwijaya. Hal ini
menyebabkan ekonomi Kerajaan Sriwijaya semakin melemah karena para pedagang yang biasanya berdagang di Kerajaan Sriwijaya terus berkurang. Tidak hanya itu,
kekuatan militer Sriwijaya juga semakin melemah sehingga banyak daerah bawahannya yang melepaskan diri. Akhirnya, Kerajaan Sriwijaya runtuh pada abad ke-13.
c. Berbagai faktor yang menyebabkan kemajuan di Kerajaan Sriwijaya antara lain:
1) posisi strategis Sriwijaya yang berada di jalur perdagangan internasional
2) mempunyai kapal-kapal dagang yang besar jumlahnya.
3) Sriwijaya memiliki angkatan laut yang kuat
4) Mundurnya Kerajaan Funan
5) Menjalin hubungan perdagangan dengan Benggala dan Colamandala di India, lalu lintas perdagangan Sriwijaya makin ramai
2. Kerajaan Majapahit
a. Raja yang pernah memerintah:
1) Raden Wijaya: bergelar Sri Rajasa Jayawardhana, peletak dasar-dasar kerajaan
2) Jayanegara: penuh dengan pemberontakan, salah satunya pemberontakan Kuti yang berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Jayanegara dibunuh oleh tabib istana,
dan tidak meninggalkan keturunan
3) Tribuwana Tunggadewi (Bhre Khuripan): ekspedisi hingga seluruh Nusantara. Maha Patih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa untuk menyatukan
Nusantara
4) Hayam Wuruk (Kertajasa Jayawardhana) : anak Bhre Kahuripan, Gajah Mada mewujudkan sumpahnya, Majapahit di puncak Kejayaan Kerajaan ini runtuh
karena perang saudara antara Wikramawardhana (suami Kusumawardahani, anak Hayam Wuruk), dan Bhre Wirabhumi (anak laki-laki Hayam Wuruk dari selir).
Perang ini disebut perang Paregreg, dan Wirabhumi kalah. Kekuasaan Majapahit melemah, dan banyak wilayah yang melepaskan diri. Selain itu terdapat
serangan dari Kerajaan Demak.
b. Beberapa kitab peninggalan Kerajaan Majapahit
1) Kitab Negara Kertagama
Kitab peninggalan kerajaan Majapahit pertama yang cuku dikenal adalah Kitab Negara Kertagama. Kitab ini karangan Empu Prapanca, Isi dari kitab ini
menceritakan tentang keadaan kota Trowulan, Kerajaan Majapahit serta daerah jajahannya serta kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk mengelilingi daerah
kekuasaannya.
a. Kitab Sutasoma
Kitab Sutasoma merupakan kitab peninggalan kerajaan Majapahit yang dikarang oleh Empu Tantular. alam kitab ini terdapat ungkapan yang hingga saat
ini di jadikan sebagai Motto Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu ” Bhinekka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa “.
b. Kitab Arjuna Wiwaha
Kitab Arjunawiwāha ini karangan Empu Kanwa, didalam kitab ini diceritakan tentang Arjuna Sasrabahu yang berhasil mengalahkan raksasa jahat dan
kejam.
c. Kitab Kunjarakarna
Isi kitab ini menceritakan tentang raksasa yang berkeinginan untuk menjadi Manusia.
d. Kitab Sudayana
Isi Kitab Sudayana adalah tentang Peristiwa Bubat, yaitu rencana pernikahan antara Raja Hayam Wuruk dengan Dyah Pitaloka, putri Sri Baduga Maharaja.
2) Sebab keruntuhan kerajaan Majapahit
1) Sebab Utama adalah :Perang Paregreg (Perang saudara) antara Kusumawardhani dengan Bhre Wirabhumi. Perang Paregreg berlangsung berkepanjangan
dan menyebabkan Majapahit menjadi lemah
2) Tidak ada tokoh pengganti yang berwibawa sesudah Hayam Wuruk (1389 M) dan Gadjah Mada (1364 M)
3) Banyak negeri bawahan Majapahit yang berusaha melepaskan diri.
4) Berkembangnya agama Islam di pesisir pantai utara Pulau Jawa telah mengurangi dukungan terhadap Kerajaan Majapahit.
5) Munculnya Kerajaan Islam, Demak
SALURAN ISLAMISASI DI IDNONESIA
1) perkawinan : Salah satu saluran penyebaran agama Islam adalah melalui perkawinan. Misalnya perkawinan antara Rara Santang (Putri Prabu Siliwangi) yang
Bergama Hindu dengan Syarif Abdullah/Syech Maulana Akbar (Musafir keturunan Arabdari Gujarad, India).
3
2) Pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren-pondok pesantren denganm santri yang datang dari berbagai daerah, misalnya Raja Ternate Zainal abiding
yang belajar di Jawa
3) Kesenian : dengan menggunakan kaligrafi
4) Dakwah di kalangan masyarakat\
5) Ajaran tassawuf
1. Kerajaan Mataram Islam
Masa kejayaan Mataram Islam kekuasaannya hampir seluruh Pulau Jawa kecuali Banten, Cirebon, Batavia dan Blambangan. Pernah dua kali menyerang Batavia dari Belanda
yaitu tahun 1628 dan 1629 tetapi mengalami kegagalan. Kerajaan Mataram mengalami kejayaan pada waktu pemerintahan Sultan Agung Hanyakra Kusuma tahun 1613-1645.
Prestasi yang dicapai Sultan Agung antara lain:
1) Memperluas daerah kekuasaannya meliputi Madura, Palembang, Banjarmasin.
2) Mengatur dan mengawasi wilayah kekuasaan langsung dari kota Gede (pusatnya).
3) Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran terhadap persenjataannya.
4) Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun Islam (Hijrah) yang berdasarkan peredaran bulan sejak tahun 1633.
5) Menyusun karya sastra yang cukup terkenal yaitu Sastra Gending.
6) Menyusun kitab UU yang merupakan perpaduan hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Surya Alam.
7) Penerus Sulta Agung tak ada yang cakap, sehingga mengalami kemunduran, apabila setelah pendudukan Belanda – VOC ikut campur dalam kerajaan. Setelah Perjanjian
Giyanti 1755 Mataram dipecah menjadi dua yaitu : Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta, dan melalui perjanjian Salatiga 1757 Surakarta terpecah lagi dengan munculnya
kekuasaan Mangkunegara, sedangkan Yogyakarta juga terpecah lewat perjanjian dengan Inggris tahun 1813 dengan munculnya kekuasaan Paku Alam.
AKULTURASI HINDU-BUDHA DAN ISLAM
1) Seni Bangunan
a. Makam: Pada makam Islam sering kita jumpai bangunan kijing atau jirat (bangunan makam yang terbuat dari tembok batu bata) yang kadang-kadang disertai bangunan
rumah (cungkup) di atasnya. Pintu gerbangnya berbentuk gapura seperti candi. Makam terletak di tempat yang lebih tinggi dan dekat dengan masjid.
b. Masjid: bentuknya seperti pendopo (balai atau ruang besar tempat rapat) dengan komposisi ruang yang berbentuk persegi dan beratap tumpang. Penempatan masjid
sesuai dengan komposisi mocopat (yaitu masjid ditempatkan di sebelah barat alun-alun), dan dekat dengan istana (keraton).
2) Sistem Pemerintahan. Raja tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan atau sunan (susuhunan), panembahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja
pun disesuaikan dengan nama Islam (Arab).
3) Sistem politik. Pada masa Hindu-Budha terdapat konsep dewa raja dimana raja merupakan titisan dewa, disembah seperti dewa, namun pada masa Islam konsep dewa raja
menjadi khalifah yaitu wakil Tuhan untuk memimpin umat Islam di dunia.
4) Sistem Kalender. Sistem kalender Jawa atau Tarikh Jawa. Sistem kalender tersebut diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1043 H atau 1643 M.
5) Tradisi Sekaten sebagai tradisi dari Majapahit Hindu-Mataram Islam berupa kenduri gunungan yang berisikan makanan dan buah buahan hasil bumi
diarak dan kemudian diperebutkan masyarakat yang masih ada sampai saat ini.
6) Grebeg Maulid Nabi merupakan salah satu budaya Hindu yang digunakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW di Jawa.
7) Kesenian berupa :
a. Seni rupa berupa kaligrafi
b. Seni musik, perpaduan budaya Nusantara dan Arab pada musik qasidah, dengan menggunakan alat musik seperti gendang atau gambus dengan syair-syair Islami
berbahasa Arab.
c. Seni sastra, cukup banyak yang dipengaruhi oleh budaya Arab
d. Seni Tari, contohnya Tari Saman
e. Seni Ukir, dengan menggunakan kaligrafi
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
A. Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia
Latar belakang kedatangan bangsa Eroa ke dunia timur adalah untuk mencari rempah-rempah dan adanya semangat untuk mewujudkan 3 G (Gold, Glory, Gospel)
Bangsa Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596. Mereka mendarat di pelabuhan Banten. Armada Belanda ini dipimpin oleh Cornelis de
Houtman.
Semula kedatangan mereka ini disambut baik oleh penduduk Banten. Tetapi, lama-lama Belanda menunjukkan sikap yang serakah, kasar, dan sombong. Mereka memaksa
rakyat Banten untuk menyediakan lada dan tidak mau membayarnya. Hal inilah yang menyebabkan rakyat Banten mengusirnya.
Akhirnya dengan terpaksa Belanda harus menyingkir dari Banten. Orang-orang Belanda kemudian berlayar ke Bali. Namun armada Belanda di Bali tidak mendapat
sambutan dengan baik. Akhirnya mereka memutuskan kembali ke Eropa dengan tangan hampa serta menanggung kerugian yang sangat besar.
Tahun 1598 untuk kedua kalinya Belanda datang di Banten. Armada ini dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Van Warwijck. Sikap mereka lebih ramah daripada sebelumnya
sehingga kedatangan mereka ini disambut dengan baik. Dan karena sudah bersikap ramah, orang Indonesia mengizinkan mereka berdagang. Orang Belanda semakin banyak
yang datang ke Indonesia. Pelayaran bangsa Belanda yang kedua ini berhasil mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Mereka pulang ke negeri Belanda dengan kapal-
kapal yang dipenuhi rempah-rempah.
B. Pembentukan VOC
Terbukanya jalur perdagangan di Indonesia menyebabkan munculnya persaingan di antara para pedagang, baik dengan Belanda sendiri maupun dengan pedagang Eropa
Pada tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu Perkumpulan Dagang Hindia Timur (Verenigde Oost Indische Compagnie)
yang disingkat VOC. Tujuan utama didirikannya VOC adalah untuk memenangkan persaingan dagang dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. VOC memiliki
hak-hak istimewa atau Oktrooy seperti mendirikan benteng, melakukan monopoli, mencetak uang dan mengedarkannya, mengangkatg dan memberhentikan pegawai,
mengadakan perjanjian dengan raja-raja, memiliki tentara sendiri, mendirikan benteng, dan menyatakan perang dan damai. Pimpinan VOC disebut gubernur jenderal.
4
1. Bidang Hukum dan Peradilan
Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan:
a. Pengadilan untuk orang Eropa.
b. Pengadilan untuk orang pribumi.
c. Pengadilan untuk orang Timur Asing.
4. Bidang Sosial
a. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
b. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
c. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
d. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
D. Kebijakan-Kebijakan Raffles
1. Bidang Ekonomi dan Keuangan
Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedang pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman
ekspor yang paling menguntungkan. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte leverantie) yang sudah diterapkan sejak
zaman VOC. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent) yang berdasarkan anggapan pemerintah kolonial. Pemungutan pajak pada mulanya dilakukan secara
perseorangan, namun karna keterbatasan petugas penarik pajak, maka kemudian dilakukan dengan cara memungut per desa..
2. Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels. Karena Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih
berorientasi pada besar kecilnya kesalahan.
3. Bidang Sosial
Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) dan penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan
sejenis perbudakan. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.
4. Bidang Ilmu Pengetahuan
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java di London pada tahun 1817 dan dibagi dua jilid.
b. Ditulisnya buku berjudul History of the East Indian Archipelago di Eidenburg pada tahun 1820 dan dibagi tiga jilid.
c. Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor.
f. Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India sehingga diberi nama Prasasti Calcutta.
Sedangkan sebab khusus perang Diponegoro adalah pemasangan patok oleh Belanda untuk pembangunan jalan yang melintasi tanah dan juga makam para leluhur pangeran
Diponegoro di Tegalrejo, pemasangan ini terjadi tanpa izin dari kerajaan sehingga ditentang oleh Pangeran Diponegoro. Hal ini dianggap sebagai penghinaan dan masyarakat
Jawa umumnya sangat menghargai dan menghormati para leluhur mereka.
Tanam Paksa
5
Belanda menugaskan Johannes Van den Bosch meningkatkan kas penerimaan negara Belanda yang kosong akibat perang dengan masyarakat Nusantara dan Bangsa Eropa lainnya.
Van den Bosch memberlakukan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) sejak tahun 1830. Penerapan cultuur stelsel banyak mengalami penyimpangan, seperti waktu tanam yang melebihi
usia tanam padi, tanah yang seharusnya bebas pajak tetap kena pajak, hingga rakyat harus menyediakan sampai setengah tanahnya. Meski begitu, Tanam Paksa juga berdampak positif
karena rakyat Indonesia mengetahui jenis-jenis tanaman baru dan mengetahui cara tanam yang baik.
POLITIK ETIS
Politik etis awal kemunculannya di tahun 1890 karena desakan golongan liberal pada parlemen Belanda. Ketika itu orang yang berhaluan progresif itu memberikan usulan supaya
pemerintah Belanda memberikan perhatian terhadap masyarakat Indonesia yang sudah bekerja keras mengisi keuangan negara Belanda melalui program tanam paksa.
Desakan tersebut timbul dari adanya pemikiran bahwa negeri Belanda sudah berhutang banyak terhadap kekayaan bangsa Indonesia yang dinikmati oleh Belanda.
Tujuan Politik Etis
Tujuan politik etis adalah untuk memajukan tiga bidang yakni edukasi dengan mengadakan pendidikan, irigasi dengan membuat sarana dan jaringan pengairan, dan emigrasi dengan
mengorganisasi perpindahan penduduk.
Politik etis yang dijalankan Belanda dengan perbaikan pada bidang irigasi pertanian, emigrasi dan pendidikan sepintas terlihat mulia. Namun dibalik itu, tujuan program-program itu
dimaksudkan untuk kepentingan Belanda sendiri.
Latar Belakang Politik Etis:
1) Sistem tanam paksan memunculkan penderitaan rakyat Indonesia.
2) Sistem ekonomi liberal tidak dapat memperbaiki kesejahteraan rakyat.
3) Belanda memberi penekanan dan penindasan kepada rakyat.
4) Rakyat kehilangan tanahnya.
5) Terdapat kritik dari kaum intelektual Belanda sendiri.
Gagasan politik ini dikemukakan oleh Van Deventer sebagai politik balas budi kepada rakyat Indonesia. Kebijakan politik etis ini bertumpu pada tiga bidang: pendidikan, irigasi,
transmigrasi. Ini pun bertujuan untnuk mendukung perusahaan-perusahaan Belanda. Dari program politik etis ini di bidang pendidikan lahirnya kaum terpelajar yang dalam
perkembangannya menjadi pelopor dan pemimpin pergerakan nasional.
MASA PERGERAKAN NASIONAL
Pergerakan Nasional lahir dan berkembang karena beberapa faktor yaitu :
A. Faktor Internal (dari dalam)
1) Keinginan untuk membebaskan diri dari penjajahan akibat penderitaan yang dialami rakyat.
2) Munculnya golongan terpelajar (elite nasional) akibat pelaksanaan politik etis.
3) Mengenang kejayaan masa lampau yang gemilang.
4) Adanya diskriminasi rasial.
B. Faktor Eksternal (dari luar)
1) Kemenangan Jepang atas Rusia (1904-1905).
2) Munculnya paham-paham besar di Eropa
3) Terpengaruh oleh gerakan nasional di negara lain, seperti:
4) Gerakan Kemerdekaan rakyat India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi.
5) Gerakan Turki Muda yang dipimpin Musthapa Kemal Pasha (Kemal Ataturk).
6) Gerakan Kemerdekan di Philipina dibawah pimpinan Yose Rizal.
7) Revolusi Cina (1911) yang dipelopori oleh Dr. Sun Yat Sen.
C. Sifat / ciri pergerakan nasional itu antara lain:
1) Pergerakan bersifat kebangsaan/ nasional
2) Pergerakan menggunakan sistem organisasi teratur, dan tidak terpusat ada pimpinan
3) Pergerakan dilakukan oleh pelajar yang berpandangan jauh ke depan
4) Perjuangan tidak bersifat fisik/ mengangkat senjata, namun berupa gerakan pendiidkan ekonomi dan politik
D. Ciri pergerakan nasional sebelum 1908:
1) Kurang adanya persatuan/bersifat kedaerahan.
2) Faktor persenjataan masih sangat sederhana, masih menggunakan senjata tradisional.
3) Pemimpin perjuangan adalah pemimpin daerah atau golongan bangsawan.
4) Bersifat sporadis.
E. Ciri pergerakan nasional setelah 1908:
1) Mulai menonjolkan persatuan dan semangat kebangsaan.
2) Tidak lagi menggunakan senjata tradisiomal, melainkan menggunakan organisasi modern.
3) Pemimpin perjuangan dari golongan terpelajar.
4) Tujuannya kemerdekaan bangsa.
6
a) Masa awal pergerakan nasional (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
b) Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
c) Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan
organisasi perempuan.
Budi Utomo sebagai organisasi bersifat kedaerahan, sifatnya social budaya yaitu memajukan kebudayaan Jawa. Kalau tanggal lahirnya dijadikan sebagai hari kebangkitan nasional,
karena Budi Utomo adalah organiasi pertama yang sudah bercorak modern (punya AD, ART, program).
KONGGRES PEMUDA II
Pada tanggal 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi untuk persiapan kongres kedua, dan dilanjutkan pada 12 Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini telah hadir perwakilan semua
organisasi pemuda dan diputuskan untuk mengadakan kongres pada bulan Oktober 1928, dengan susunan panitia yang membagi jabatan pimpinan kepada satu organisasi pemuda
(tidak ada organisasi yang rangkap jabatan) sebagai berikut:
- Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
- Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
- Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond)
- Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
- Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
- Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
- Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)
- Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
- Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi)
Hasil Keputusan Konggres
Salah satu hasil Kongres Pemuda II yaitu berhasil mengambil keputusan yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yang isinya sebagai berikut:
1) Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2) Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
3) Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Makna Sumpah Pemuda:
1) Menghargai perjuangan Indonesia.
2) Memberikan semangat untuk belajar.
3) Mencintai Indonesia dengan segenap hati.
4) Bangga menjadi bagian dari Indonesia.
5) Bangga mengguankan bahasa Indonesia.
6) Menjaga keutuhan NKRI.
Peranan pemuda masa kini dalam mengisi kemerdekaan Indonesia:
1) Menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
2) Menjaga kelestarian wilayah Indonesia.
3) Melestarikan penciptaan yang yang sudah dihasilkan oleh bangsa Indonesia.
4) Menjaga keutuhan NKRI.
5) Membuat hal-hal baru yang berguna sesuai dengan kemajuan teknologi.
7
Sidang BPUPKI
Sidang I 29 Mei – 1 Juni 1945 Menghasilkan rumusan dasar negara Indonesia, PANCASILA yang dikemukakan oleh Soepomo, M. Yamin dan Soekarno.
Dibentuklah panitia Sembilan untuk membahas hasil sidang I BPUPKI tentang rumusan dasar negara
Sidang II 10 – 14 Juli 1945 menghasilkan rumusan dasar lengkap dengan pembukaannya.
Peristiwa Rengasdengklok
Berita kekalahan Jepang tanggal 14 Agustus 1945, tidak banyak diketahui rakyat karena radio-radio disegel pihak Jepang, berita kekalahan dirahasiakan tentara Jepang di Indonesia,
dinas propaganda Jepang hanya mengumumkan berita kemenangan Jepang. Namun akhirnya berita kekalahan itu terdengar oleh para pemuda. Saat Ir. Soekarno, Moh. Hatta, tiba di
Jakarta dari kunjungan di Vietnam, pemuda langsung mendesak beliau untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno tidak setuju untuk langsung melakukan proklamasi
karena harus didiskusikan dalam sidang PPKI.
Oleh karena itu, para pemuda, yaitu Sukarni, Yusuf Kunto, Moewardi, Syudanco Singgih, Chaerul Saleh, melakukan rapat tanggal 15 Agustus, mereka sepakat untuk menculik
Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok supaya mereka tidak terkena pengaruh Jepang. Pemilihan Rengasdengklok sendiri karena di Rengasdengklok terdapat markas anggota PETA.
Penyusunan naskah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepakan dari jasa seorang perwira tinggi AL Jepang yang bernama Laksamana Muda Maeda karena proses
penyusunannya dilalksanakan dirumahnya. Alasannya adalah bahwa
bersimpati terhadap perjuangan Indonesia
Pelaksanaan Proklamasi
Dilaksanakan pada hari Jumat pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakata. Dilakukan pengibaran bendera oleh pemuda, Suhud
dan Latief Hendraningrat, disusul dengan lagu "Indonesia Raya".
Makna Kemerdekaan untuk Bangsa Indonesia antara lain
1) bebasnya bangsa Indonesia dari berbagai bentuk penjajahan.
2) Indonesia sejajar dengan bangsa – bangsa lainnya.
3) titik puncak perjuangan bangsa Indonesia.
4) lahirnya negara Indonesia yang merdeka.
SIDANG PPKI
Sidang PPKI I
Pada tanggal 18 Agustus 1945 diadakan sidang PPKI yang pertama dengan hasil keputusan:
1) Mengesahkan dan menetapkan UUD RI yang dikenal dengan UUD 1945.
2) Memilih Ir Soekarno sebagai presiden dan Moh Hatta sebagai wakil presiden.
3) Sebelum terbentuk MPR, pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.
(pemilihan presiden dan wakil presiden secara aklamasi atas usulan Otto Iskandardinata)
Sidang PPKI II
Sidang ke dua, tanggan 19 Agustus 1945 menetapkan:
1) Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 propinsi dan daerah istimewa (Yogyakarta dan Surakarta).
2) Pembentukan 12 departemen dan 4 menteri Negara.
3) Pembentukan Komite Nasional (terdiri dari KNIP di Pusat dan KNID di Daerah-daerah).
Sidang PPKI III
Dalam sidang ketiga, pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI mebentuk 3 badan yaitu :
1) Komite Nasional Indonesia, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berkedudukan di Jakarta sedangakan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) berkedudukan di ibu
kota propinsi KNIP diketuai oleh Kasman Singodimedjo.
2) Patai Nasional Indonesia (PNI) merupakan satu-satunya partai di Indonesia (tetapi keputusan tersebut ditunda).
3) Badan Keamanan Rakyat (BKR) diprotes oleh golongan muda yang kemudian membentuk Komite van Actie.
Maklumat yanmg pernah dikeluarkan pemerintah RI pada masa awal kemerdekaan yaitu
1) Maklumat tanggal 5 Oktober 1945 tentang pembentyukan Tentara Keamanan rakyat
2) Maklumat No X, tanggal 16 Oktober 1945yang berisi tentang pemberian tugas legislative kepada KNIP untuk menetapkan GAris-garis Besar Haluan negara serta pembentukan Badan Pekerja
KNIP.
3) Maklumat tanggal 3 Nopember 1945 yang berisi tentang kebebasan untuk mendirikan partai politik
4) Maklumat tanggal 14 Nopember 1945 yang berisi tentang pergantian system pemerintahan dari system Presidentil menjadi cabinet Parlementer (Perdana Menteri)
Perjuangan Diplomasi
A. Persetujuan Linggajati
Perjanjian Linggarjati merupakan suatu perundingan yang berlangsung diantara pihak Indonesia dengan pihak Belanda yang ditengahi oleh Inggris. Hasil perundingan yang berlangsung di
awal-awal masa kemerdekaan tersebut membuahkan hasil suatu kesepakatan yang selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian Linggarjati”. Linggarjati atau Linggajati sendiri merupakan sabuah
nama dari suatu desa yang secara geografis terletak diantara Cirebon dengan Kuningan.
Isi dari Persetujuan Linggarjati:
1) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan daerah
de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
3) Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
4) Dengan adanya perjanjian Linggajati ini, secara politis Republik Indonesia diuntungkan karena ada pengakuan secara de facto. Perjanjian ini kemudian secara resmi
ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di istana Bijswijk (Istana Merdeka) Jakarta.
Setelah Persetujuan Linggajati Belanda mengadakan Aksi Militer Belanda I. Hingga kemudian PBB membentuk KTN dan hasilnya adalah Persetujuan Renville
B. Persetujuan Renville
Perjanjian Renville terjadi pasca adanya Agresi militer Belanda I tangga 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947 atau terkenal dengan Operatie Product. Agresi militer tersebut merupakan
pengingkaran Belanda terhadap hasil Perundingan Linggarjati. Belanda menduduki tempat-tempat penting yang kaya akan sumber daya alam. Serangan ini kemudian menimbulkan keceman
8
keras dari dunia internasional. Salah satunya adalah PBB yang kemudian membentuk Committee of Good Offices for Indonesia yang terkenal dengan sebutan Komisi Tiga Negara (KTN)
terdiri dari Amerika Serikat, Australia dan Belgia.
Atas usulan KTN pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan perundingan antara Indonesia dan Belanda. Kembali permasalah terjadi, Belanda menginginkan tempat diadakannya perjanjian
di wilayah yang diduduki oleh Belanda, sebaliknya pula Indonesia menuntut agar perundingan dilaksanakan di wilayah Indonesia. Atas usul Amerika Serikat, kemudian perundingan
dilakukan di atas kapal USS Renville milik Amerika Serikat yang berlabuh di Tanjung Priok.
Isi dari Persetujuan Renville:
1) Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS).
2) Republik Indonesia sejajar kedudukannya dalam Uni Indonesia-Belanda.
3) Sebelum Republik Indonesia Serikat terbentuk, Belanda dapat menyerahkan kekuasaannya kepada pemerintah federal sementara.
4) Republik Indonesia menjadi negara bagian dari Republik Indonesia Serikat.
5) Antara enam bulan sampai satu tahun akan diselenggarakan pemilihan umum untuk membentuk Konstituante RIS.
6) Tentara Indonesia di daerah pendudukan Belanda (daerah kantong) harus dipindahkan ke daerah Republik Indonesia.
Dampak dari Persetujuan Renville yang merugikan Indonesia:
1) Semakin sempitnya wilayah RI karena sebagian wilayah RI sudah dikuasai Belanda.
2) Diblokadenya perekonomian Indonesia oleh Belanda.
3) RI terpaksa menarik mundur tentaranya di daerah gerilya untuk masuk ke wilayah RI.
4) Dibuatnya Negara boneka oleh Belanda untuk memecah belah RI.
9
Pada tanggal 2 Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan berbagai
perannya dimana salah satunya ia berperan sebagai tokoh penggerak dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 bagi bangsa dan negara Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi
gelar Pahlawan Nasional.
2) Gatot Soebroto
Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 1907. Jenderal Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang aktif di tiga zaman. Dia
pernah menjadi Tentara Hindia Belanda (KNIL), masa pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan beliau menumpas PKI.
Pada tanggal 11 Juni 1962 Gatot Soebroto wafat pada usia 54 tahun akibat serangan jantung. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Atas jasa-jasa dan
perjuangannya, ia dianugerahi gelar Tokoh Nasional/Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gatot Soebroto adalah tentara asli indonesia. darma baktinya kepada nusa dan bangsa ia
tunjukkan dengan prestasi yang luar biasa.
Semua pemberontakan di tanah air mulai dari pki madiun 1948, DI/TII, dan PRRI Permesta. Selama hidupnya sosok Gatot Soebroto merupakan sosok yang dianggap gila
karena ucapannya yang terkadang kasar namun karena sikapnya tersebut ia sangat dekat dengan para bawahannya di militer.
3) AHMAD YANI
Tahun 1958 saat pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera Barat, Achmad Yani yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus
untuk memimpin penumpasan pemberontakan PRRI dan berhasil menumpasnya. Hingga pada tahun 1962, ia diangkat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat.
4) SLAMET RIYADI
Persenjataan Republik Maluku Selatan (RMS) lebih modern dibandingkan persenjataan prajurit pemerintahan, sehingga lebih menjamin keunggulan dalam daya
tembak. RMS sudah dilengkapi dengan senapan otomatis jungle riffle, owen gun, dan lain-lain, sesuatu yang masih asing bagi prajurit TNI. Bahkan, dalam hal
perorangan pun pasukan RMS Jauh lebih baik. Mereka misalnya memakai sepatu boot dari karet hitam yang sangat ringan dan bisa meredam suara.
Tanggal 16 juli 1950 pukul 05.30 pagi dipimpin oleh Slamet Rijadi, dengan menerobos alang-alang serta hutan kayu putih, dimulailah serangan ke Namlea. Dalam
serangan pagi tersebut ternyata RMS tidak bisa mempertahankan posisinya. Mereka kocar-kacir untuk menyelamatkan diri. Pada sekitar pukul 07.00 pagi, seluruh
Namlea sudah berhasil dibebaskan oleh pasukan pemerintah.
DEMOKRASI LIBERAL DAN DEMOKRASI TERPIMPIN
A. Demokrasi Liberal (1950 – 1959)
Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibentuk berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Deen Hag Belanda tidak dapat bertahan lama dan sejak tanggal
17 Agustus 1950 negara Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menggunakan UUD Sementara (UUDS) 1950. Berdasarkan UUDS 1950
pemerintah RI mengikuti sistem Demokrasi Parlementer (Kabinet Parlementer) dengan sistem Liberal, namun ciri khas negatif yang melekat pada masa ini adalah jatuh
bangunnya kabinet (kabinet yang bergonta-ganti) karena mosi tidak percaya yang diajukan oleh lawan politiknya. Juga karena adanya perbedaan kepentingan partai-partai yang
tidak pernah terselesaikan dengan baik.
Berikut adalah kabinet-kabinet di masa demokrasi Liberal:
1) Kabinet Natsir (6 september 1950-21 maret 1951)
Penyebab jatuhnya Kabinet Natsir dikarenakan kegagalan Kabinet ini dalam menyelesaikan masalah Irian Barat dan adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut
pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan pemerintah No. 39 th 1950 mengenai DPRD terlalu menguntungkan
Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen sehingga Kabinet Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden.
2) Kabinet Sukiman-Suwiryo (27 April 1951 – 3 April 1952)
Kejatuhan Kabinet Soekiman merupakan akibat dari ditandatanganinya persetujuan bantuan ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat kepada Indonesia atas dasar
Mutual Security Act (MSA). Peretujuan ini menimbulkan tafsiran bahwa Indonesia telah memasuki Blok Barat, yang berarti bertentangan dengan prinsip dasar politik
luar negri Indonesia yang bebas aktif.
3) Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953)
Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikan
mandatnya pada presiden pada tanggal 2 Juni 1953.
4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)
Kabinet yang paling lama memerintah. Prestasi: menyelengarakan Konperensi Asia Afrika (KAA), membentuk Panitia Pemilihan Indonesia (PPI).
5) Kabiner Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)
Prestasi: Berhasil menyelengarakan Pemilu I tahun 1955 dengan sukses
Mundur: Mengembalikan mandat karena sudah sukses menyelenggarakan Pemilu
6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)
Kejadian penting: Tahun 1957 Moh Hatta mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil Presiden.
Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi (Januari 1957), membuat kabinet hasil Pemilu I ini jatuh dan menyerahkan mandatnya pada Presiden pada tanggal 14 Maret
1957.
7) Kabinet Djuanda ( 9 April 1957- 5 Juli 1959)
Merupakan kabinet terakhir masa demokrasi Liberal karena Presiden Sukarno melakukan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan kembali ke UUD 1945 (Zaken
kabinet).
Kelebihan : menentukan batas laut Indonesia melalui Deklarasi Djuanda di mana wilayah Indonesia meningkat menjadi dua kali lipat menjadi 5.193.250 km
B. PEMILU I 1955
Panitia Pemilu dibentuk pada masa pemerintahan Kabinet Ali I tetapi dilaksanakan pada masa Kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu dilaksanakan dalam 2 periode :
1) Periode I: pada tanggal 29 September 1955 dilakukan untuk memilih anggota DPR.
2) Periode II: pada tanggal 15 Desember 1955 dilakukan untuk memilih anggota Dewan Konstituante
(Dewan yang betugas membuat UUD baru).
1) Empat partai besar pemenang Pemilu tersebut secara berurutan adalah: PNI, Masyumi, NU dan PKI.
2) Dianggap sebagai keberhasilan utama selama masa Demokrasi Liberal
C. Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah Ekonomi Masa Liberal
Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan tantangan yang menghadangnya cukup berat. Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi
ekonomi adalah sebagai berikut:
1) Gunting Syafruddin
Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50; ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya.
Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS. Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran akibat
10
tingginya inflasi, sebesar Rp. 5,1 Miliar.
Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya orang-orang kelas menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat
mengurangi jumlah uang yang beredar dan pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.
Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba digambarkan sebagai pengusaha non pribumi khususnya Cina.
1) Pelaksanaan kebijakan Ali-Baba:
Pengusaha pribumi diwajibkan untuk memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab kepada tenaga-tenaga bangsa Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan staf.
Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional
Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang ada.
2) Program ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab:
a. Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha non pribumi
lebih berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.
b. Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan persaingan bebas.
c. Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.
11
1) Nefo (new emerging force) adalah kelompok atau bangsa-bangsa yang tertindas (Asia-Afrika), yang gigih menentang Imperialisme, kolonialisme dan neo-kolonialisme.
2) Oldefo (the old establish force) adalah negara-negara yang berjiwa penjajah (Blok barat).
H. Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Alasan konfrontasi: Malaysia membentuk Federasi (Penggabungan negara bekas jajahan Inggris) dan oleh Soekarno dianggap membahayakan negara-negara NEFO. Tanggal 3
Mei 1964 Soekarno Mengeluarkan Dwikora:
1) Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia.
2) Bantu perjuangan rakyat Malaysia, Singapura, Sabah, Serawak, Brunai untuk membubarkan Negara boneka Malaysia.
7 Januari 1965 Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan PBB dikarenakan Malaysia diangkat sebagai anggota tidak tetap PBB.
12
a. Pembentukan Kabinet
Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan pada tanggal 22 Mei 1998 yang meliputi perwakilan militer (TNI-PoIri), PPP, Golkar, dan PDI.
b. Upaya Perbaikan Ekonomi
Dilakukan rekapitulasi bank-bank bermasalah, dikeluarkannya undang-undang mengenai otonomi daerah, dll.
c. Reformasi di Bidang Politik
Presiden mengupayakan politik Indonesia dalam kondisi yang transparan dan merencakan pemilu yang luber dan jurdil, sehingga dapat dibentuk lembaga tinggi negara
yang betul-betui representatif. Tindakan nyata dengan membebaskan narapidana politik diantaranya yaitu: (1) DR. Sri Bintang Pamungkas dosen Universitas Indonesia
(UI) dan mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto. (2) Mochtar Pakpahan pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman karena
dituduh memicu kerusuhan di Medan dalam tahun 1994.
d. Kebebasan Menyampaikan Pendapat
Kebebasan ini pada masa sebelumnya dibatasi, sekarang masa Habibie dibuka selebar-lebarnya baik menyampaikan pendapat dalam bentuk rapat umum dan unjuk rasa.
e. Masalah Dwi Fungsi ABRI
Pada era reformasi posisi ABRI dalam MPR jumlahnya sudah dikurangi dari 75 orang menjadi 38 orang. ABRI yang semula terdiri atas empat angkatan yang termasuk
Polri, mulai tanggal 5 Mei 1999 Kepolisian RI memisahkan diri menjadi Kepolisian Negara RI. Istilah ABRI berubah menjadi TNI yaitu angkatan darat, laut, dan
udara.
f. Reformasi di Bidang Hukum
Pada masa pemerintahan Orde Baru telah didengungkan pembaharuan bidang hukum namun dalam realisasinya produk hukum tetap tidak melepaskan karakter elitnya.
g. Sidang Istimewa MPR
Salah satu jalan untuk membuka kesempatan menyampaikan aspirasi rakyat ditengah-tengah tuntutan reformasi total pemerintah melakasanakan Sidang Istimewa
MPR pada tanggal 10-13 Nopember 1998, diharapkan benar-benar menyuarakan aspirasi masyarakat dengan perdebatan yang lebih segar, dan terbuka.
h. Pemilihan Umum 1999
Faktor politik yang penting untuk memulihkan krisis multidimensi di Indonesia yaitu dilaksanakan suatu pemilihan unum supaya dapat keluar dari krisis diperlukan
pemimpin yang dipercaya rakyat.
i. Masalah Timor-Timur
Dalam jajak pendapat pada tanggal 30 Agustus 1999 yang hasilnya diumumkan pihak PBB pada tanggal 4 September 1999, sebanyak 78,5% memilih opsi merdeka
(memisahkan diri dari RI) dan 21,5% memilih opsi Otonomi luas. Presiden Habibie berusaha membela kebijakannya dalam Pidato Pertanggungjawaban Presiden
(Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia) di Depan Sidang Umum MPR-RI, 14 Oktober 1999. Namun, MPR menolak pertanggungjawaban
tersebut. Penolakan ini, membuat BJ Habibie merasa tidak pantas mencalonkan diri kembali jadi Presiden pada SU-MPR Oktober 1999 itu.
3) S. Rajaratnam (Singapura)
Indonesia termasuk negara yang selalu aktif dalam membantu menjaga perdamaian dunia. Salah satunya adalah dengan menciptakan perdamaian di Kawasan Asia Tenggara.
Peran Indonesia dalam perdamaian dunia khususnya di Kawasan Asia Tenggara diantaranya adalah:
Indonesia berperan sebagai negara yang menengahi saat terjadi konflik antara Vietnam dan Kamboja pada 1987. Hingga akhirnya pada tahun 1991, tepatnya dalam Konferensi
Paris, kedua negara tersebut akhirnya menyepakati perjanjian damai.
Indonesia kembali berperan dalam menengahi konflik antara Pemerintah Filipina dengan Moro National Front Liberation (MNFL). Kedua belah pihak akhirnya menyepakati
13
Thomas Robert Malthus menyatakan bahwa Revolusi Hijau terjadi karena semakin meningkatnya jumlah penduduk di dunia, namun tidak diiringi dengan peningkatan jumlah produksi
pangan.
Di Indonesia Revolusi Hijau diterapkan dalam bentuk Panca Usaha Tani yakni pemilihan bibit unggul, pengaturan irigasi, pemupukan, teknik pengolahan tanah,
dan pemberantasan hama
14