Anda di halaman 1dari 23

HANDOUT SEJARAH WAJIB XII MIPA & IPS

PERSIAPAN TRY OUT PENABUR DAN UJIAN SEKOLAH


2022-2023

CARA BERPIKIR SEJARAH

A. Pengertian Sejarah
Secara umum
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kejadian atau peristiwa yang telah terjadi
pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

B. Peristiwa sejarah merupakan :


1. Peristiwa yang abadi: Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang tidak berubah-ubah dan tetap
dikenang sepanjang masa dalam kehidupan manusia.
2. Peristiwa yang unik: Hanya terjadi satu kali dan tidak akan terulang untuk kedua kalinya.
3. Peristiwa yang penting: Dijadikan momentum atau peringatan karena mempunyai arti dalam
menentukan nasib hidup orang banyak.

KONSEP BERPIKIR DIAKRONIK DAN SINKRONIK DALAM SEJARAH

1. Berpikir Diakronik
Berpikir sejarah diakronis berasal dari kata diakronik atau diachronich; (diachronich, terdiri dari dua
kata, yaitu “dia” dalam bahasa latin artinya melalui/melampaui dan “chronicus” artinya waktu).
Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.

Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah
catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam
peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu
secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu
yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya. Sejarah itu ilmu diakronis, yang
mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu
tempat tertentu sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Melalui pendekatan diakronis, sejarah
berupaya menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan
seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa..
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis
maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu
peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B
Contoh:
1) Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920.
2) Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930.
3) Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949.
4) Gerakan Zionisme 1897-1948.

2. Berpikir Sinkronik
Berpikir sejarah secara sinkronis yaitu berpikir meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada
struktur, artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat
tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang
perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu
kondisi seperti itu. Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam
waktu yang panjang itu. Sebagai contoh berpikir sinkronis yaitu peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945 dengan menguraikan berbagai aspek, seperti aspek sosial, ekonomi, politik, dan
hubungan internasional. Berpikir sinkronik merupakan cara berpikir yang khas ilmu-ilmu sosial.

KAUSALITAS DALAM SEJARAH


Dalam mengkaji peristiwa sejarah dikenal adanya kausalitas, yaitu hubungan sebab akibat dalam
sejarah. Sebuah peristiwa yang terjadi dapat menjadi sebab bagi terjadinya peristiwa lain. Hal ini juga
berhubungan dengan prinsip keberlanjutan dalam sejarah.

TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA DAN MASA AKSARA

1
Tradisi masyarakat Indonesia masa Praaksara:
A. Zaman Paleolitikum (zaman batu kasar)
1) Zaman hidup berpindah.(nomad)
2) Adanya pembagian tugas (laki-laki dan perempuan)
3) Pithecanthropus.
4) Mengumpulkan makanan (food gathering).
5) Hidup di gua-gua.
6) Kebudayaan Pacitan: Chopper (kapak penetak/kapak genggam). Stone culture (budaya batu).
7) Kebudayaan Ngandong: Bone culture. Kapak genggam, chalcedon (batu indah berwarna).

B. Zaman Mesolitikum
1) Memiliki kemajuan hidup.
2) Kjokkenmoddinger (sampah kerang).
3) Abris sous roche (gua tempat tinggal).
4) Alat-alat: Kapak genggam (kapak Sumatra), kapak pendek, dan pipisan.

C. Zaman Neolitikum (zaman batu halus)


1) Food producing: Mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan membakar hutan, mengolah
lahan, dan menahan lahan (berhuma). Jenis tanamannya: ubi, talas, padi, dan jelai.
2) Peralatan yang lebih bagus seperti beliung persegi (kapak persegi) dan kapak lonjong.
3) Kehidupan bermasyarakat dengan gotong royong sudah mulai berkembang.
4) Sudah bisa membuat perahu rakit atau perahu bercadik.
5) Adanya pembagian kerja (petani, nelayan, dll)
6) Pada masa ini terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin ke Indocina) ke Nusantara
yang disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM. Kebudayaan Bacson-Hoabinh.

D. Tradisi Megalitikum
1) Menhir: Tugu batu besar tempat memuja roh nenek moyang. Ditemukan di Sumatra Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
2) Dolmen: Meja batu besar (altar). Terdapat di Bondowoso, Jatim.
3) Sarkofagus: tempat untuk menyimpan jenazah.
4) Waruga: kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari dua
bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah.

E. Tradisi Zaman Perundagian


1) Sudah mampu membuat alat dari logam (budaya dongson).
2) Telah mengenal sawah dan sistem pengairan.
3) Sudah mengenal system perdagangan.
4) Jenis benda logam:
a. Nekara: Tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua.
b. Kapak corong: Bagian tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya adalah kapak sepatu.
Ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar dan Papua.
c. Arca Perunggu: Ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor.

PROSES KEDATANGAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia diperkirakan melalui dua gelombang. Gelombang pertama
ialah Melayu Tua (Proto Melayu) sekitar 2000 SM dan gelombang yang kedua yakni Melayu Muda
(Deutro Melayu) sekitar 500 SM. Berbagai ahli sejarah menerka bahwa kepindahan tersebut disebabkan
beberapa hal antara lain: kekurangan bahan makanan, kerusakan lingkungan di daerah asal, bencana alam,
terdesak oleh pendatang, peperangan, dll.

1. Proto Melayu
Jalur perpindahan dari Yunan menuju wilayah Indonesia dibagi menjadi dua rute yakni rute barat dan
rute timur. Jalur barat dari Yunan ke Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan
Nusa Tenggara kebudayaan yang dibawa adalah kapak persegi. Sedangkan jalur timur dimulai dari
Teluk Tonkin menyusuri pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua
sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak Lonjong. Keturunan bangsa Proto Melayu
misalnya saja suku bangsa Batak, Dayak, Sasak dan Toraja. Bangsa Proto Melayu sudah bermukim
secara menetap, dengan berternak dan pengolahan tanah secara sederhana.

2. Deutro Melayu

2
Persebaran Deutro Melayu menempuh jalur barat dengan membawa kebudayaan Dongson dari
Vietnam. Kebudayaan Dongson merupakan bebudayaan yang menghasilkan alat-alat dari perunggu
seperti kapak corong (kapak perunggu), nekara, moko dan perhiasan dari perunggu. Bangsa Deutro
Melayu memilih tinggal di daerah pesisir, muara dan sungai yang merupakan daerah yang subur.
Deutro Melayu sudah bercocok tanam lebih modern dibangindkan Proto Melayu. Deutro Melayu
sudah mengenal irigasi. Bangsa Indonesia sekarang yang merupakan keturunan dari bangsa Deutro
Melayu adalah suku bangsa Jawa, Sunda, Bali, Madura, Menado dan Melayu.

MASUKNYA AJARAN HINDU BUDDHA DAN KERAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

Teori masuk dan menyebarnya agama Hindu di Nusantara


1. Teori Brahmana yaitu kaum Brahmana yang menyebarkan agama Hidnu di Nusantara berdasarkan
bahas dan tulisan (Pallava dan Sansekerta). Didukung oleh J.C. Van Leur. Kelemahannya adalah
adanya tradisi agama Hindu terdapat pantangan bagi kaum Brahmana menyebarangi lautan.
2. Teori Ksatria yaitu kaum Ksatria membangun koloni-koloni baru di nusantara. Pendapat ini didukung
oleh C.C. Berg. Kelemahannya adalah tidak ada catatan apapun baik di Indonesia maaupun di India
serta tanda-tanda apapun.
3. Teori Waisya yaitu menurut Crome adanya hubungan perdagangan antara India dan Indonesia
menggunakan jalur laut yang membutuhkan waktu yang panjang sehingga dapat digunakan untuk
menyebarkan agama Hindu di Nusantara. Kelemahannya adalah kaum Waisya tidak menguasai ajaran
agama Hindu , Bahasa Sansekerta dan huruf Palawa
4. Teori Sudra, yaitu teori yang menyatakan bahwa kaum Sudra berperan dalam proses penyebaran
agama Hindu hingga ke Indonesia. Para budak pergi dari India untuk mencari kebebasan di tempat
yang baru. Kelemahan dari teori ini adalah kaum Sudra tidak menguasai huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta sehingga kecil kemungkinannya untuk memahami isi kitab suci agama Hindu
5. Teori Arus Balik, yaitu teori yang menekankan pada peran aktif orang-orang Indonesia sendiri
sebagai penyebar ajaran agama Hindu. Orang-orang Indonesia pergi ke India untuk mempelajari
agama Hindu dan setelahnya mereka kembali ke Indonesia untuk mengajarkan agama tersebut kepada
masyarakat Indonesia lainnya.

KERAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

1. Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang berdiri pada abad ke-7 dibuktikan
dengan adanya prasasti kedukan Bukit di Palembang (682). Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan
yang kuat di Pulau Sumatera. Nama Sriwijaya berasal dari bahasa Sanskerta berupa "Sri" yang artinya
bercahaya dan "Wijaya" berarti kemenangan sehingga dapat diartikan dengan kemenangan yang
bercahaya atau gemilang. Pada catatan perjalanan I-Tsing, pendeta Tiongkok yang pernah
mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671 selama 6 bulan menerangkan bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya
berada pada kawasan Candi Muara Takus (Provinsi Riau sekarang). Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh
Dapunta Hyang Sri Jayanasa sebagai raja pertama dan mencapai kejayaan pada masa Balaputra
Dewa.
Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Budha di Asia Tenggara ada pada
prasasti Nalanda, prasasti Talang Tuo, dan prasasti Kota Kapur

a. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi dengan menguasai jalur perdagangan maritim
di Asia Tenggara. Sriwijaya telah menguasai hampir seluruh Asia Tenggara, diantaranya, Jawa,
Sumatera, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Sriwijaya menjadi
pengendali rute perdaganagan lokal yang mengenakaan bea cukai kepada setiap kapal yang lewat.
Hal ini karena Sriwijaya menjadi penguasa atas Selat Sunda dan Malaka. Selain itu, Kerajaan
Sriwijaya berada di jalur perdagangan India-Cina untuk mengumpulkan kekayaannya dari jasa
pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India.

b. Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan ketika Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan
Cholamandala menyerang dua kali pada tahun 1007 dan 1023 M yang berhasil merebut
bandar-bandar kota Sriwijaya. Peperangan ini disebabkan karena Kerajaan Sriwijaya dan
Kerajaan Cholamandala bersaing pada bidang perdagangan dan pelayaran. Dengan demikian,
tujuan dari serangan Kerajaan Cholamandala tidak untuk menjajah melainkan untuk meruntuhkan
armada Sriwijaya. Hal ini menyebabkan ekonomi Kerajaan Sriwijaya semakin melemah karena
para pedagang yang biasanya berdagang di Kerajaan Sriwijaya terus berkurang. Tidak hanya itu,
kekuatan militer Sriwijaya juga semakin melemah sehingga banyak daerah bawahannya yang
melepaskan diri. Akhirnya, Kerajaan Sriwijaya runtuh pada abad ke-13.

3
c. Berbagai faktor yang menyebabkan kemajuan di Kerajaan Sriwijaya antara lain:
1) posisi strategis Sriwijaya yang berada di jalur perdagangan internasional
2) mempunyai kapal-kapal dagang yang besar jumlahnya.
3) Sriwijaya memiliki angkatan laut yang kuat
4) Mundurnya Kerajaan Funan
5) Menjalin hubungan perdagangan dengan Benggala dan Colamandala di India, lalu lintas
perdagangan Sriwijaya makin ramai

2. Hasil Akulturasi Budaya Hindu Buddha dengan Budaya Lokal Indonesia


Masuknya ajaran agama Hindu-Buddha turut memberikan pengaruh bagi perkembangan kebudayaan
di Indonesia, dimana terjadi akulturasi antara budaya Hindu Buddha yang berasal dari India dengan
budaya lokal Indonesia yang telah dikenal oleh masyarakat praaksara. Beberapa bentuk budaya yang
merupakan hasil akulturasi antara budaya Hindu Buddha dengan budaya lokal Indonesia antara lain :
1. Bangunan candi. Terdapat perbedaan bentuk dan fungsi antara candi di India dengan candi di
Indonesia. Bentuk candi di Indonesia mengambil dasar dari bentuk punden berundak, yaitu
bangunan pemujaan yang telah digunakan oleh masyarakat praaksara di Indonesia. Bentuk
akulturasi lainnya nampak pada relief-relief yang terpahat di dinding candi. Relief tersebut
biasanya mengisahkan tentang ajaran agama Hindu Buddha namun dilukiskan dengan suasana
lingkungan di Indonesia
2. Seni sastra. Penulisan berbagai kisah yang diadapatasi dari kisah-kisah Hindu-India juga banyak
dilakukan oleh para pujangga di masa kerajaan Hindu Buddha
3. Munculnya konsep dewa-raja, yaitu raja dianggap sebagai titisan dewa yang turun ke bumi
4. Penggunaan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa

MASUKNYA AGAMA ISLAM DAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

SALURAN ISLAMISASI DI INDONESIA


1) perkawinan : Salah satu saluran penyebaran agama Islam adalah melalui perkawinan. Misalnya
perkawinan antara Rara Santang (Putri Prabu Siliwangi) yang Bergama Hindu dengan Syarif
Abdullah/Syech Maulana Akbar (Musafir keturunan Arabdari Gujarad, India).
2) Pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren-pondok pesantren denganm santri yang datang dari
berbagai daerah, misalnya Raja Ternate Zainal abiding yang belajar di Jawa
3) Kesenian : dengan menggunakan kaligrafi, pertunjukan wayang, dan musik gamelan untuk
berdakwah
4) Dakwah di kalangan masyarakat\
5) Ajaran tasawuf

KERAJAAN ISLAM (KESULTANAN) DI INDONESIA

1. Kesultanan Mataram Islam


Masa kejayaan Mataram Islam kekuasaannya hampir seluruh Pulau Jawa kecuali Banten, Cirebon,
Batavia dan Blambangan. Pernah dua kali menyerang Batavia dari Belanda yaitu tahun 1628 dan
1629 tetapi mengalami kegagalan. Kerajaan Mataram mengalami kejayaan pada waktu pemerintahan
Sultan Agung Hanyakrakusuma tahun 1613-1645.

Prestasi yang dicapai Sultan Agung antara lain:


1) Memperluas daerah kekuasaannya meliputi Madura, Palembang, Banjarmasin.
2) Mengatur dan mengawasi wilayah kekuasaan langsung dari kota Gede (pusatnya).
3) Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran terhadap persenjataannya.
4) Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun Islam (Hijrah) yang berdasarkan
peredaran bulan sejak tahun 1633.
5) Menyusun karya sastra yang cukup terkenal yaitu Sastra Gending.
6) Menyusun kitab UU yang merupakan perpaduan hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang
disebut Surya Alam.
7) Penerus Sulta Agung tak ada yang cakap, sehingga mengalami kemunduran, apabila setelah
pendudukan Belanda – VOC ikut campur dalam kerajaan. Setelah Perjanjian Giyanti 1755
Mataram dipecah menjadi dua yaitu : Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta, dan melalui perjanjian
Salatiga 1757 Surakarta terpecah lagi dengan munculnya kekuasaan Mangkunegara, sedangkan
Yogyakarta juga terpecah lewat perjanjian dengan Inggris tahun 1813 dengan munculnya
kekuasaan Paku Alam.

4
AKULTURASI HINDU-BUDHA DAN ISLAM
1) Seni Bangunan
a. Makam: Pada makam Islam sering kita jumpai bangunan kijing atau jirat (bangunan makam yang
terbuat dari tembok batu bata) yang kadang-kadang disertai bangunan rumah (cungkup) di
atasnya. Pintu gerbangnya berbentuk gapura seperti candi. Makam terletak di tempat yang lebih
tinggi dan dekat dengan masjid.
b. Masjid: bentuknya seperti pendopo (balai atau ruang besar tempat rapat) dengan komposisi ruang
yang berbentuk persegi dan beratap tumpang. Penempatan masjid sesuai dengan komposisi
mocopat (yaitu masjid ditempatkan di sebelah barat alun-alun), dan dekat dengan istana (keraton).
2) Sistem Pemerintahan. Raja tidak lagi dipanggil maharaja, tetapi diganti dengan julukan sultan atau
sunan (susuhunan), panembahan, dan maulana. Pada umumnya nama raja pun disesuaikan dengan
nama Islam (Arab).
3) Sistem politik. Pada masa Hindu-Budha terdapat konsep dewa raja dimana raja merupakan titisan
dewa, disembah seperti dewa, namun pada masa Islam konsep dewa raja menjadi khalifah yaitu
wakil Tuhan untuk memimpin umat Islam di dunia.
4) Sistem Kalender. Sistem kalender Jawa atau Tarikh Jawa. Sistem kalender tersebut diciptakan oleh
Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1043 H atau 1643 M.
5) Tradisi Sekaten sebagai tradisi dari Majapahit Hindu-Mataram Islam berupa kenduri gunungan
yang berisikan makanan dan buah buahan hasil bumi diarak dan kemudian diperebutkan
masyarakat yang masih ada sampai saat ini.
6) Grebeg Maulid Nabi merupakan salah satu budaya Hindu yang digunakan untuk memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW di Jawa.
7) Kesenian berupa :
a. Seni rupa berupa kaligrafi
b. Seni musik, perpaduan budaya Nusantara dan Arab pada musik qasidah, dengan menggunakan
alat musik seperti gendang atau gambus dengan syair-syair Islami berbahasa Arab.
c. Seni sastra, cukup banyak yang dipengaruhi oleh budaya Arab seperti hikayat/babad (cerita
yang berkaitan dengan tokoh bersejarah), suluk (kitab berisi ajaran tasawuf), primbon (kitab
untuk menentukan hari baik untuk kepentingan tertentu), dan kitab-kitab lainnya.
d. Seni Tari, contohnya Tari Saman
e. Seni pertunjukan, yaitu pertunjukan wayang diiringi dengan musik gamelan dan biasanya
digunakan sebagai media dakwah

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

A. Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia

Latar belakang kedatangan bangsa Eroa ke dunia timur adalah untuk mencri rempah-rempah dan
adanya semangat untuk mewujudkan 3 G )Gold, Glory, Gospel
Bangsa Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596. Mereka mendarat di
pelabuhan Banten. Armada Belanda ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman. 

Semula kedatangan mereka ini disambut baik oleh penduduk Banten. Tetapi, lama-lama Belanda
menunjukkan sikap yang serakah, kasar, dan sombong. Mereka memaksa rakyat Banten untuk
menyediakan lada dan tidak mau membayarnya. Hal inilah yang menyebabkan rakyat Banten
mengusirnya. 

Akhirnya dengan terpaksa Belanda harus menyingkir dari Banten. Orang-orang Belanda kemudian
berlayar ke Bali. Namun armada Belanda di Bali tidak mendapat sambutan dengan baik. Akhirnya
mereka memutuskan kembali ke Eropa dengan tangan hampa serta menanggung kerugian yang
sangat besar.

Tahun 1598 untuk kedua kalinya Belanda datang di Banten. Armada ini dipimpin oleh Jacob Van
Neck dan Van Warwijck. Sikap mereka lebih ramah daripada sebelumnya sehingga kedatangan
mereka ini disambut dengan baik. Dan karena sudah bersikap ramah, orang Indonesia mengizinkan
mereka berdagang. Orang Belanda semakin banyak yang datang ke Indonesia. Pelayaran bangsa
Belanda yang kedua ini berhasil mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Mereka pulang ke
negeri Belanda dengan kapal-kapal yang dipenuhi rempah-rempah.

5
B. Pembentukan VOC

Terbukanya jalur perdagangan di Indonesia menyebabkan munculnya persaingan di antara para


pedagang, baik dengan Belanda sendiri maupun dengan pedagang Eropa lainnya. Mereka bersaing
untuk membeli rempah-rempah sebanyak-banyaknya dari Indonesia.

Pada tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu
Perkumpulan Dagang Hindia Timur (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang disingkat VOC.
Tujuan utama didirikannya VOC adalah untuk memenangkan persaingan dagang dan mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. VOC memiliki hak-hak istimewa atau Oktrooy seperti
mendirikan benteng, melakukan monopoli, mencetak uang dan mengedarkannya, mengangkat dan
memberhentikan pegawai, mengadakan perjanjian dengan raja-raja, memiliki tentara sendiri,
mendirikan benteng, dan menyatakan perang dan damai. Pimpinan VOC disebut gubernur jenderal.
Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both.

C. Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendels


Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal. Beliau
juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan.
Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator sehingga dalam
masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah kekejamannya.
Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa jabatannya di Indonesia
adalah sebagai berikut.
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan
dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr.
Muntinghe.
b. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh
seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap
residen membawahi beberapa bupati.
c. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan
ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan
tenaga sesuai dengan hukum adat.

2. Bidang Hukum dan Peradilan


Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan:
a. Pengadilan untuk orang Eropa.
b. Pengadilan untuk orang pribumi.
c. Pengadilan untuk orang Timur Asing.

3. Bidang Militer dan Pertahanan


Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan
Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini:
a. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun
perekonomian.
b. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
c. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak
dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
d. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

4. Bidang Ekonomi dan Keuangan


a. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan
pemberantasan korupsi dengan keras
b. Mengeluarkan uang kertas.
c. Memperbaiki gaji pegawai.
d. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang
diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
e. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
f. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk
menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).

5. Bidang Sosial
a. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
b. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
c. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
d. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

6
D. Kebijakan-Kebijakan Raffles
1. Bidang Birokrasi dan Pemerintahan
Langkah-langkah Raffles pada bidang pemerintahan adalah:
a. Membagi Pulau Jawa menjadi 18 keresidenan (sistem keresidenan ini berlangsung sampai
tahun 1964).
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi
sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka
peroleh secara turun-temurun.
d. Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan.

2. Bidang Ekonomi dan Keuangan


Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedang pemerintah hanya
berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling
menguntungkan. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib
(verplichte leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC. Menetapkan sistem sewa
tanah (landrent) yang berdasarkan anggapan pemerintah kolonial. Pemungutan pajak pada
mulanya dilakukan secara perseorangan, namun karna keterbatasan petugas penarik pajak,
maka kemudian dilakukan dengan cara memungut per desa..

3. Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh
Daendels. Karena Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada
besar kecilnya kesalahan.

4. Bidang Sosial
Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) dan penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia
melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan.
Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.

5. Bidang Ilmu Pengetahuan


a. Ditulisnya buku berjudul History of Java di London pada tahun 1817 dan dibagi dua jilid.
b. Ditulisnya buku berjudul History of the East Indian Archipelago di Eidenburg pada tahun
1820 dan dibagi tiga jilid.
c. Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan
dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor.
f. Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India sehingga diberi nama Prasasti
Calcutta.

PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP KOLONIALISME

1. Perang Padri (1821-1837)


Perang Padri merupakan perlawanan rakyat terhadap pemerintah kolonial Belanda yang terjadi di
tanah Minangkabau.
Jalannya Perang
a. Fase Pertama (1821-1825)
Fase pertama perang Padri merupakan masa-masa awal Belanda ikut campur dalam urusan kaum
adat. Fase ini diawali dengan kaum Padri terhadap pos-pos dan pencegatan patroli-patroli
Belanda. Dalam perlawanan ini kaum Padri menang atas Belanda dan kaum adat.

b. Fase Kedua (1825-1830)


Fase kedua Perang Padri bersamaan dengan Perang Diponegoro di Jawa. Perang Diponegoro
membuat Belanda kewalahan memaksa belanda menarik pasukannya yang ada diberbagai
wilayah untuk membantu memadamkan perlawanan Diponegoro. Belanda berusaha untuk
mengadakan perundingan damai. Kesepakatan damai antara kaum Padri dan Belanda tercapai
melalui Perjanjian Padang. Perjanjian ini membuat kaum adat kecewa karena Belanda justru
melakukan perdamaian dengan kaum Padri.

c. Fase Ketiga (1830-1838)


Fase ketiga kaum Padri mendapat dukungan dari kaum adat yang merasa dirugikan oleh Belanda.
Kaum Padri dan kaum adat bersatu melawan pasukan Belanda yang berusaha menguasai wilayah
Sumatra Barat. Stategi benteng stelsel menyebabkan kaum Padri dan kaum adat semakin terdesak.

7
TANAM PAKSA

Belanda menugaskan Johannes Van den Bosch meningkatkan kas penerimaan negara Belanda yang
kosong akibat perang dengan masyarakat Nusantara dan Bangsa Eropa lainnya. Van den Bosch
memberlakukan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) sejak tahun 1830.

Kebijakan-kebijakan dasar tanam paksa (cultuurstelsel)


a. Tanah yang diserahkan kepada pemerintah bebas pajak
b. Pekerjaan menanam tidak boleh melebihi waktu menanam padi
c. Hasil tanaman wajib harus diserahkan pemerintah Belanda
d. Kegagalan panen karena bencana alam ditanggung pemerintah Belanda
e. Penggarapan tanah untuk tanaman wajib diawasi oleh kepala pribumi atau pegawai Belanda
f. Setiap petani menyediakan 1/5 dari luas tanahnya untuk ditanami tanaman sesuai ketetapan
Belanda
g. Kewajiban menanam tanaman wajib dapat diganti dengan penyerahan tenaga untuk bekerja di
pabrik milik Belanda
Penerapan cultuur stelsel banyak mengalami penyimpangan, seperti waktu tanam yang melebihi usia
tanam padi, tanah yang seharusnya bebas pajak tetap kena pajak, hingga rakyat harus menyediakan
sampai setengah tanahnya. Meski begitu, Tanam Paksa juga berdampak positif karena rakyat Indonesia
mengetahui jenis-jenis tanaman baru dan mengetahui cara tanam yang baik.

POLITIK ETIS

Politik etis awal kemunculannya di tahun 1890 karena desakan golongan liberal pada parlemen Belanda.
Ketika itu orang yang berhaluan progresif itu memberikan usulan supaya pemerintah Belanda
memberikan perhatian terhadap masyarakat Indonesia yang sudah bekerja keras mengisi keuangan negara
Belanda melalui program tanam paksa.
Desakan tersebut timbul dari adanya pemikiran bahwa negeri Belanda sudah berhutang banyak terhadap
kekayaan bangsa Indonesia yang dinikmati oleh Belanda.

Tujuan Politik Etis


Tujuan politik etis adalah untuk memajukan tiga bidang yakni edukasi dengan mengadakan pendidikan,
irigasi dengan membuat sarana dan jaringan pengairan, dan emigrasi dengan mengorganisasi perpindahan
penduduk.

Politik etis yang dijalankan Belanda dengan perbaikan pada bidang irigasi pertanian, emigrasi dan
pendidikan sepintas terlihat mulia. Namun dibalik itu, tujuan program-program itu dimaksudkan untuk
kepentingan Belanda sendiri.

Latar Belakang Politik Etis:


1) Sistem tanam paksan memunculkan penderitaan rakyat Indonesia.
2) Sistem ekonomi liberal tidak dapat memperbaiki kesejahteraan rakyat.
3) Belanda memberi penekanan dan penindasan kepada rakyat.
4) Rakyat kehilangan tanahnya.
5) Terdapat kritik dari kaum intelektual Belanda sendiri.

Gagasan politik ini dikemukakan oleh Van Deventer sebagai politik balas budi kepada rakyat Indonesia.
Kebijakan politik etis ini bertumpu pada tiga bidang: pendidikan, irigasi, transmigrasi. Ini pun bertujuan
untnuk mendukung perusahaan-perusahaan Belanda. Dari program politik etis ini di bidang pendidikan
lahirnya kaum terpelajar yang dalam perkembangannya menjadi pelopor dan pemimpin pergerakan
nasional.

MASA PERGERAKAN NASIONAL

Pergerakan Nasional lahir dan berkembang karena beberapa faktor yaitu :


A. Faktor Internal (dari dalam)
1) Keinginan untuk membebaskan diri dari penjajahan akibat penderitaan yang dialami rakyat.
2) Munculnya golongan terpelajar (elite nasional) akibat pelaksanaan politik etis.
3) Mengenang kejayaan masa lampau yang gemilang.
4) Adanya diskriminasi rasial.

B. Faktor Eksternal (dari luar)


1) Kemenangan Jepang atas Rusia (1904-1905).
2) Munculnya paham-paham besar di Eropa
3) Terpengaruh oleh gerakan nasional di negara lain, seperti:
4) Gerakan Kemerdekaan rakyat India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi.

8
5) Gerakan Turki Muda yang dipimpin Musthapa Kemal Pasha (Kemal Ataturk).
6) Gerakan Kemerdekan di Philipina dibawah pimpinan Yose Rizal.
7) Revolusi Cina (1911) yang dipelopori oleh Dr. Sun Yat Sen.

C. Sifat / ciri pergerakan nasional itu antara lain:


1) Pergerakan bersifat kebangsaan/ nasional
2) Pergerakan menggunakan sistem organisasi teratur, dan tidak terpusat ada pimpinan
3) Pergerakan dilakukan oleh pelajar yang berpandangan jauh ke depan
4) Perjuangan tidak bersifat fisik/ mengangkat senjata, namun berupa gerakan pendiidkan ekonomi
dan politik

D. Ciri pergerakan nasional sebelum 1908:


1) Kurang adanya persatuan/bersifat kedaerahan.
2) Faktor persenjataan masih sangat sederhana, masih menggunakan senjata tradisional.
3) Pemimpin perjuangan adalah pemimpin daerah atau golongan bangsawan.
4) Bersifat sporadis.

E. Ciri pergerakan nasional setelah 1908:


1) Mulai menonjolkan persatuan dan semangat kebangsaan.
2) Tidak lagi menggunakan senjata tradisiomal, melainkan menggunakan organisasi modern.
3) Pemimpin perjuangan dari golongan terpelajar.
4) Tujuannya kemerdekaan bangsa.

F. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pergerakan nasional:


a) Faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal)
1. Pada waktu itu umumnya bangsa-bangsa di Asia sedang menghadapi imperialisme Barat. Hal
inilah yang mendorong bangkitnya nasionalisme Asia.
2. Kemenangan Jepang dalam perang melawan Rusia tahun 1905 juga membuktikan bahwa
ternyata Bangsa Timur dapat juga mengalahkan Bangsa Barat.
3. Adanya gerakan Turki Muda yang bertujuan mencari perbaikan nasib.
4. Munculnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia seperti
Liberalisme, Demokrasi, Nasionalisme dan Sosialisme yang mempercepat timbulnya
Nasionalisme di Indonesia.
b) Faktor yang berasal dari dalam negeri (internal)
1. Adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan kesengsaraan dari bangsa Indonesia
terhadap penjajahan dan penindasan kolonial.
2. Kenangan kejayaan masa lampau: masa kejayaan kerajaan Majapahit.
3. Munculnya kaum terpelajar atau cendekiawan.

G. Organisasi Pergerakan Nasional


Secara umum organisasi-organisasi tersebut dapat dibabakan ke dalam beberapa masa berdasarkan
corak pergerakannya, sebagai berikut:
a) Masa awal pergerakan nasional (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat
Islam, dan Indische Partij.
b) Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia
(PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
c) Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di
samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.

KONGRES PEMUDA II

Pada tanggal 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi untuk persiapan kongres kedua, dan dilanjutkan pada
12 Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini telah hadir perwakilan semua organisasi pemuda dan
diputuskan untuk mengadakan kongres pada bulan Oktober 1928, dengan susunan panitia yang membagi
jabatan pimpinan kepada satu organisasi pemuda (tidak ada organisasi yang rangkap jabatan) sebagai
berikut:
1) Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI
2) Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
3) Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond)
4) Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
5) Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
6) Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
7) Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)
8) Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
9) Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

9
Hasil Keputusan Kongres
Salah satu hasil Kongres Pemuda II yaitu berhasil mengambil keputusan yang dikenal sebagai Sumpah
Pemuda, yang isinya sebagai berikut:
1) Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
2) Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
3) Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Makna Sumpah Pemuda:


1) Menghargai perjuangan Indonesia.
2) Memberikan semangat untuk belajar.
3) Mencintai Indonesia dengan segenap hati.
4) Bangga menjadi bagian dari Indonesia.
5) Bangga mengguankan bahasa Indonesia.
6) Menjaga keutuhan NKRI.

Peranan pemuda masa kini dalam mengisi kemerdekaan Indonesia:


1) Menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
2) Menjaga kelestarian wilayah Indonesia.
3) Melestarikan penciptaan yang yang sudah dihasilkan oleh bangsa Indonesia.
4) Menjaga keutuhan NKRI.
5) Membuat hal-hal baru yang berguna sesuai dengan kemajuan teknologi.

MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

1. Masuknya Jepang ke Indonesia


Pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda dibawah pimpinan Letnan Jenderal Ter Poorten, menyerah tanpa
syarat di Kalijati kepada bala tentara Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitosi Immamura.

Pemerintah pendudukan Jepang menggunakan tokoh-tokoh pergerakn nasional untuk perang dan
membangkitkan perasaan anti Barat dan anti bangsa kulit putih. Organisasi bentukkan Jepang adalah
Gerakan Tiga A yang isinya adalah Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung asia, dan Nipon
pemimpin Asia
2. Struktur Pemerintahan Pendudukan Jepang
Terdapat 3 pemerintahan militer, yaitu:
a) Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara ke-25) untuk Sumatra dengan pusat di Bukittinggi.
b) Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara le-16) untuk Jawa dan Madura dengan pusat di
Jakarta.
c) Pemerintahan militer Angkatan Laut (armada Selatan ke-2) untuk Sulawesi, Kalimantan dan
Maluku dengan pusat di Makassar.
3. Bidang Ekonomi
a) Rehabilitasi terhadap perkebunan karet dan kina.
b) Melarang rakyat menanam tebu dan membuat gula.
c) Rakyat dibebani pekerjaan wajib, romusha (pekerja paksa) pada objek militer Jepang. Rakyat
memakai karung goni sebagai sandang.
d) Penerapan system autarki: sistem perekonomian yang mewajibkan setiap daerah memenuhi
kebutuhannya sendiri, dengan memberikan sumbangsih terhadap kepentingan perang asia timur
raya.
2. Bidang militer
Jepang membentuk organisasi kemiliteran antara lain:
a) Seinendan (barisan pemuda yang berfungsi untuk melindungi negara)
b) Keibodan (barisan pembantu polisi)
c) Heiho (pembantu prajurit Jepang)
d) Fujinkai (barisan wanita)
e) Jawa Hohokai ( Perhimpunan Kebangkitan Rakyat Jawa)
f) Peta (Pembela Tanah Air)

TERBENTUKNYA NEGARA INDONESIA

Janji Perdana Mentri Koiso


Kedudukan Jepang yang semakin terdesak di seluruh front Perang Pasifik mulai menurunkan moral
pasukannya. Hal itu juga menimbulkan krisis ekonomi dan politik di dalam negeri Jepang sendiri. Pada
tanggal 17 Juli 1944 Hideki Tojo meletakan jabatan sebagai Perdana Mentri. Ia digantikan oleh jendral
Kuniaki Koiso. Jendral Kuiniaki Koiso mempunyai tugas berat dalam memulihkan kewibawaan Jepang di
mata Asia. Oleh karena itu, ia menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia.

10
Janji tersebut dikemukakan didepan sidang Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang). Tujuannya agar rakyat
Indonesia membantu Jepang melawan sekutu dalam perang pasifik.

Pembentukan BPUPKI
1 Maret 1945 dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
sebagai realisasi janji koiso. Badan ini diresmikan 29 April 1945 dan diketuai oleh Dr. Radjiman
Wedyodiningrat. Dengan tujuan untuk mengetahui apa saja yang dibutukan untuk persiapan kemerdekaan.

Sidang BPUPKI
Sidang I 29 Mei – 1 Juni 1945 Menghasilkan rumusan dasar negara Indonesia, PANCASILA yang
dikemukakan oleh Soepomo, M. Yamin dan Soekarno.
Dibentuklah panitia Sembilan untuk membahas hasil sidang I BPUPKI tentang rumusan dasar negara
Sidang II 10 – 14 Juli 1945 menghasilkan rumusan dasar lengkap dengan pembukaannya.

Peristiwa Rengasdengklok
Berita kekalahan Jepang tanggal 14 Agustus 1945, tidak banyak diketahui rakyat karena radio-radio
disegel pihak Jepang, berita kekalahan dirahasiakan tentara Jepang di Indonesia, dinas propaganda Jepang
hanya mengumumkan berita kemenangan Jepang. Namun akhirnya berita kekalahan itu terdengar oleh
para pemuda. Saat Ir. Soekarno, Moh. Hatta, tiba di Jakarta dari kunjungan di Vietnam, pemuda langsung
mendesak beliau untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno tidak setuju untuk langsung
melakukan proklamasi karena harus didiskusikan dalam sidang PPKI.

Oleh karena itu, para pemuda, yaitu Sukarni, Yusuf Kunto, Moewardi, Syudanco Singgih, Chaerul Saleh,
melakukan rapat tanggal 15 Agustus, mereka sepakat untuk menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok
supaya mereka tidak terkena pengaruh Jepang. Pemilihan Rengasdengklok sendiri karena di
Rengasdengklok terdapat markas anggota PETA.
Penyusunan naskah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepakan dari jasa seorang perwira
tinggi AL Jepang yang bernama Laksamana Muda Maeda karena proses penyusunannya dilalksanakan
dirumahnya. Alasannya adalah bahwa
bersimpati terhadap perjuangan Indonesia
Maeda sebagai perwira tinggi Angkatan laut Jepang
sahabat karibnya Mr. Ahmad Subarjo.
Penulis naskah proklamasi yaitu Sukarno, Hatta, dan Achmad Subarjo

Pelaksanaan Proklamasi
Dilaksanakan pada hari Jumat pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl.
Pegangsaan Timur No. 56, Jakata. Dilakukan pengibaran bendera oleh pemuda, Suhud dan Latief
Hendraningrat, disusul dengan lagu "Indonesia Raya".

Makna Kemerdekaan untuk Bangsa Indonesia antara lain


1) bebasnya bangsa Indonesia dari berbagai bentuk penjajahan.
2) Indonesia sejajar dengan bangsa – bangsa lainnya.
3) titik puncak perjuangan bangsa Indonesia.
4) lahirnya negara Indonesia yang merdeka.

Maklumat yanmg pernah dikeluarkan pemerintah RI pada masa awal kemerdekaan yaitu
1) Maklumat tanggal 5 Oktober 1945 tentang pembentyukan Tentara Keamanan rakyat
2) Maklumat No X, tanggal 16 Oktober 1945yang berisi tentang pemberian tugas legislative kepada KNIP untuk
menetapkan GAris-garis Besar Haluan negara serta pembentukan Badan Pekerja KNIP.
3) Maklumat tanggal 3 Nopember 1945 yang berisi tentang kebebasan untuk mendirikan partai politik
4) Maklumat tanggal 14 Nopember 1945 yang berisi tentang pergantian system pemerintahan dari system
Presidentil menjadi kabinet Parlementer (Perdana Menteri)

11
PERAN TOKOH NASIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

1) Sultan Hamengkubuwono IX

Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912 dengan nama


asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ia adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan
permaisuri Kangjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara.
Pada tanggal 2 Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di George Washington
University Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan berbagai perannya dimana salah satunya
ia berperan sebagai tokoh penggerak dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 bagi bangsa dan negara
Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi gelar Pahlawan Nasional.

2) Gatot Soebroto

Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 1907.
Jenderal Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang aktif di tiga zaman. Dia pernah menjadi Tentara
Hindia Belanda (KNIL), masa pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan beliau menumpas PKI.
Pada tanggal 11 Juni 1962 Gatot Soebroto wafat pada usia 54 tahun akibat serangan jantung. Pangkat
terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Atas jasa-jasa dan perjuangannya, ia dianugerahi
gelar Tokoh Nasional/Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gatot Soebroto adalah tentara asli indonesia.
darma baktinya kepada nusa dan bangsa ia tunjukkan dengan prestasi yang luar biasa.
Semua pemberontakan di tanah air mulai dari PKI Madiun 1948, DI/TII, dan PRRI Permesta. Selama
hidupnya sosok Gatot Soebroto merupakan sosok yang dianggap gila karena ucapannya yang
terkadang kasar namun karena sikapnya tersebut ia sangat dekat dengan para bawahannya di militer.

3) AHMAD YANI

Tahun 1958 saat pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera Barat, Achmad Yani yang masih
berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus untuk memimpin
penumpasan pemberontakan PRRI dan berhasil menumpasnya. Hingga pada tahun 1962, ia diangkat
menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat.

4) MOHAMMAD HATTA

Mohammad Hatta adalah orang yang peduli terhadap kepentingan rakyat dan juga ahli diplomasi.
Dia selalau mengambil keputusan yang terbaik untuk negara Indonesia. Kontribusi Bung Hatta dalam
mempertahankan mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah memimpin Delegasi Indonesia
dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag negeri Belanda. Rakyat puas dengan hasil KMB karena
akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Hatta pun mewakili Indonesia saat pengakuan
kedaulatan Indonesia di Belanda.

DEMOKRASI LIBERAL DAN DEMOKRASI TERPIMPIN

A. Demokrasi Liberal (1950 – 1959)


Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibentuk berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar
(KMB) di Deen Hag Belanda tidak dapat bertahan lama dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 negara
Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menggunakan UUD
Sementara (UUDS) 1950. Berdasarkan UUDS 1950 pemerintah RI mengikuti sistem Demokrasi
Parlementer (Kabinet Parlementer) dengan sistem Liberal, namun ciri khas negatif yang melekat
pada masa ini adalah jatuh bangunnya kabinet (kabinet yang bergonta-ganti) karena mosi tidak
percaya yang diajukan oleh lawan politiknya. Juga karena adanya perbedaan kepentingan partai-partai
yang tidak pernah terselesaikan dengan baik.

Berikut adalah kabinet-kabinet di masa demokrasi Liberal:


1) Kabinet Natsir (6 september 1950-21 maret 1951)
Penyebab jatuhnya Kabinet Natsir dikarenakan kegagalan Kabinet ini dalam menyelesaikan
masalah Irian Barat dan adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan Peraturan
Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan pemerintah No. 39 th 1950
mengenai DPRD terlalu menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen sehingga
Kabinet Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden.

2) Kabinet Sukiman-Suwiryo (27 April 1951 – 3 April 1952)


Kejatuhan Kabinet Soekiman merupakan akibat dari ditandatanganinya persetujuan bantuan
ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat kepada Indonesia atas dasar Mutual Security Act

12
(MSA). Peretujuan ini menimbulkan tafsiran bahwa Indonesia telah memasuki Blok Barat, yang
berarti bertentangan dengan prinsip dasar politik luar negri Indonesia yang bebas aktif.

3) Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953)


Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia
terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden pada
tanggal 2 Juni 1953.

4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)


Kabinet yang paling lama memerintah. Prestasi: menyelengarakan Konperensi Asia Afrika
(KAA), membentuk Panitia Pemilihan Indonesia (PPI).

5) Kabiner Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)


Prestasi: Berhasil menyelengarakan Pemilu I tahun 1955 dengan sukses
Mundur: Mengembalikan mandat karena sudah sukses menyelenggarakan Pemilu

6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)


Kejadian penting: Tahun 1957 Moh Hatta mengundurkan diri dari jabatan sebagai Wakil
Presiden.
Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi (Januari 1957), membuat kabinet hasil Pemilu I ini
jatuh dan menyerahkan mandatnya pada Presiden pada tanggal 14 Maret 1957.

7) Kabinet Djuanda ( 9 April 1957- 5 Juli 1959)


Merupakan kabinet terakhir masa demokrasi Liberal karena Presiden Sukarno melakukan Dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959 dan kembali ke UUD 1945 (Zaken kabinet).
Kelebihan : menentukan batas laut Indonesia melalui Deklarasi Djuanda di mana wilayah
Indonesia meningkat menjadi dua kali lipat menjadi 5.193.250 km

B. PEMILU I 1955
Panitia Pemilu dibentuk pada masa pemerintahan Kabinet Ali I tetapi dilaksanakan pada masa
Kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu dilaksanakan dalam 2 periode :
1) Periode I: pada tanggal 29 September 1955 dilakukan untuk memilih anggota DPR.
2) Periode II: pada tanggal 15 Desember 1955 dilakukan untuk memilih anggota Dewan
Konstituante

(Dewan yang betugas membuat UUD baru).


1) Empat partai besar pemenang Pemilu tersebut secara berurutan adalah: PNI, Masyumi, NU dan
PKI.
2) Dianggap sebagai keberhasilan utama selama masa Demokrasi Liberal

C. Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah Ekonomi Masa Liberal


Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan tantangan yang
menghadangnya cukup berat. Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi adalah sebagai
berikut:
1) Gunting Syafruddin
Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya memotong semua uang yang
bernilai Rp. 2,50; ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya.
Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa
pemerintahan RIS. Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran akibat tingginya inflasi,
sebesar Rp. 5,1 Miliar.
Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya
orang-orang kelas menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi jumlah uang
yang beredar dan pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan mendapat
pinjaman sebesar Rp. 200 juta.

2) Sistem Ekonomi Gerakan Benteng


Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan gagasan Sumitro Joyohadikusumo (menteri
perdagangan) yang bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur
ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia). Programnya:
1) Menumbuhkan kelas pengusaha pribumi dikalangan bangsa Indonesia. 
2) Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pembangunan ekonomi nasional.
3) Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan
kredit. 

13
4) Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.

Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program Gerakan Benteng
dimulai pada April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan
bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program ini. Tetapi tujuan program ini tidak
dapat tercapai dengan baik meskipun beban keuangan pemerintah semakin besar.

Kegagalan program ini disebabkan karena:


1) Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka
sistem ekonomi liberal.
2) Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.
3) Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
4) Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
5) Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.
6) Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit
yang mereka peroleh.

D. Sistem Ekonomi Ali-Baba


Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo (mentri perekonomian kabinet Ali
I). Tujuan dari program ini adalah: 
1) Untuk memajukan pengusaha pribumi. 
2) Agar para pengusaha pribumi Bekerjasama memajukan ekonomi nasional.
3) Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional pribumi dalam rangka merombak
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. 
4) Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara pengusaha pribumi dan non
pribumi.

Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba digambarkan sebagai pengusaha non
pribumi khususnya Cina.
1) Pelaksanaan kebijakan Ali-Baba: 
Pengusaha pribumi diwajibkan untuk memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab kepada
tenaga-tenaga bangsa Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan staf.
Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional 
Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing
yang ada.
2) Program ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab:
a. Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan
bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha non pribumi lebih berpengalaman
dalam memperoleh bantuan kredit.
b. Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan persaingan bebas.
c. Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.

E. Nasinalisasi De Javasche Bank


De Javasche Bank merupakan bank sentral yang bersifat partikelir dan berada di bawah kekuasaan
modal asing. Memang sangat aneh bank ini terletak di Indonesia namun kekuasaan dipegang oleh
orang asing. Dari situlah pemerintah Indonesia merasa risau dan berupaya untuk menjadikan bank ini
menjadi milik bangsa Indonesia secara murni tanpa campur tangan orang asing, dengan melakukan
nasionalisasi De Javache Bank. Tujuan nasionalisasi ini bertujuaan untuk memulihkan perekonomian
bangsa Indonesai pasca gangguan dari Belanda.

F. Demokrasi Terpimpin (1959-1966)


Demokrasi terpimpin diawali dengan munculnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dekrit ini muncul
karena ketidakmampuan Dewan konstituante hasil Pemilu 1955 untuk membuat UUD yang baru.
Hampir selama 4 tahun Dewan ini gagal membuat undang-undang baru karena terjadi perselisihan
dimana masing masing kelompok mencoba menonjolkan kepentingan individu dan kelompoknya
masing-masing. Dewan Konstituante juga melakukan reses untuk waktu yang tidak ditentukan.
Adapun isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah:
1) Membubarkan Dewan Konstituante.
2) Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
3) Membentuk MPRS dan DPAS.

Dengan demikian sejak saat itu sistem pemerintahan di Indonesia memasuki era Demokrasi
terpimpin dengan sistem kabinet presidensiil, namun ternyata ada penyelewengan arti terpimpin
menurut presiden Sukarno. Terpimpin yang seharusnya adalah berdasrkan sila ke 4 Pancasila tapi
ditafsirkan terpimpin oleh seorang presiden dalam diri Sukarno sehingga pada masa ini banyak
terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945.

14
Pernyataan terpimpin seharusnya adalah terpimpin menurut sila ke 4 Pancasila namun dalam
pelaksanaannya diselewengkan oleh presiden Sukarno. Pelaksanaan demokrasi terpimpin banyak
melalukan penyimpangan terhadap UUD 1945 diantaranya :
1) MPRS harusnya sebagai lembaga tertinggi Negara diatas presiden tetapi dalam pelaksanaanya
kedudukan MPRS ada di bawah presiden.
2) DPAS adalah lembaga tinggi negara yang kedudukannya sejajar dan terpisah dari presiden tetapi
ketua DPAS dirangkap oleh presiden.
3) Kedudukan presiden dan DPR sejajar dan tidak saling menjatuhkan tetapi presiden membubarkan
DPR hasil pemilu 1955 karena menolak RAPBN yang diajukan pemerintah bahkan presiden
membentuk DPR baru dengan nama DPR Gotong Royong (DPR GR).
4) Tanggal 17 Agustus 1959 presiden berpidato dengan judul Penemuan Kembali revolusi Kita
yang dikenal dengan MANIPOL ( manifesto politik) yang kemudian dijadikan GBHN, padahal
GBHN harusnya dibuat oleh MPRS dan presiden pelaksananya inti dari manipol adalah USDEK
(U = UUD 1945, S = Sosialisme Indonesia, D = Demokrasi terpimpin, E = Ekonomi Terpimpin,
K = Kepribadian Indonesia).
5) Presiden mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup.
6) Pemerintah mengambil Langkah untuk menyamakan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa
dan bernegara dengan menyampaikan ajaran Nasakom (Nasionalis, Agama, dan Komunis).
Upaya penyebarluasan ajaran Nasakom dimanfaatkan oleh PKI dengan mengemukakan bahwa
PKI merupakan barisan terdepan pembela Nasakom. Keterlibatan PKI menyebabkan ajaran
Nasakom menyimpang dan menggeser kedudukan Pancasila dan UUD 1945 menjadi Komunis
7) Pemerintah membelokkan politik Luar Negeri yang bebas aktif dibelokkan dengan condong ke
Blok Timur (Uni Soviet), dengan membentuk Poros Jakarta–Peking.

G. NEFO & OLDEFO


1) Nefo (new emerging force) adalah kelompok atau bangsa-bangsa yang tertindas (Asia-Afrika),
yang gigih menentang Imperialisme, kolonialisme dan neo-kolonialisme.
2) Oldefo (the old establish force) adalah negara-negara yang berjiwa penjajah (Blok barat).

H. Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Alasan konfrontasi: Malaysia membentuk Federasi (Penggabungan negara bekas jajahan Inggris) dan
oleh Soekarno dianggap membahayakan negara-negara NEFO. Tanggal 3 Mei 1964 Soekarno
Mengeluarkan Dwikora:
1) Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia.
2) Bantu perjuangan rakyat Malaysia, Singapura, Sabah, Serawak, Brunai untuk membubarkan
Negara boneka Malaysia.

7 Januari 1965 Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan PBB dikarenakan Malaysia diangkat
sebagai anggota tidak tetap PBB.

I. Pembebasan Irian Barat


Berdasarkan hasil persetujuan Konperensi Meja Bundar (KMB) Belanda mengakui kedaulatan RI
tetapi status karesidenan Irian Barat ditangguhkan satu tahun ( KMB dilaksanakan tangal 27
Desember 1949, harusnya Belanda mengembalikannya akhir tahun 1950 tatapi sampai tahun 1954
belum dikembalikan). Pemerintah Indonesia menuntut dikembalikannya wilayah Irian. Puncaknya
adalah ketika Presiden Sukarno mencanangkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta
tanggal 19 Desember 1961 yang berisi:
1) Gagalkan pembantukan negara Papua buatan kolonial Belanda
2) Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat, Tanah air Indonesia
3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum

Dalam peristiwa perebutan Irian Barat telah gugur Yos Sudarso yang tenggelam di laut Aru bersama
kapal KRI Macan Tutul. Untuk menghentikan konfontasi Indonesia – Belanda, akhirnya
terselenggaralah Perundingan New York yang diprakarasai oleh E. Bunker dari Amerika Serikat.
Sebagai tindak lanjut dari Perundingan New York dibentuklah UNTEA oleh PBB sebagai
pemerintahan sementara dan penyelenggara pepera (penentuan pendapat rakyat) di Irian Barat.

Peralihan kekuasaan dari Sukarno ke Soharto


Tiga orang perwira tunggi TNI AD yang diutus Jendral Soeharto untuk meminta mandat Supersemar
kepada presiden Soekarno yang saat itu berada di Istana Bogor adalah: Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen
M Jusuf, Brigjen Amir Machmud.
Supersemar (Surat perintah Sebelas Maret) merupakan tonggak lahirnya Orde Baru.

ORDE BARU

15
Orde Baru adalah suatu masa/periode yang berusaha melaksanakan seluruh kehidupan berbangsa dan
bernegara didasarkan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen.
a) Stabilitas Politik
Dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) presiden mengeluarkan surat keputusan No. 34 yang
menetapkan organisasi-organisasi politik yang akan tampil dalam pemilu dan anggota DPR/DPRD
yang diangkat. Orde Baru melakukan penyederhanaan partai politik dengan tujuan lebih mudah
mengawasi partai politik.Adapun fusi partai tersebut adalah :
1. Partai parti yang berbasis agama Islam (NU, Permusi, PSII, Masyumi, Perti dll) tergabung dalam
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Partai-partai nasionalis dan agama non Islam (partai Katolik, PNI, IPKI, Murba dll) terbagi dalam
Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
3. Golongan Karya (Golkar) sebagai partai fungsionaris dan profesional yang dibentuk oleh Order
Baru

Pemilu pada masa Orde baru dilakukan sebanyak 6 kali tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997
dengan kemenangan GOLKAR.
Pada masa orde Baru kegiatan ekonomi dijalankan dengan bertumou pada Trilogi Pembangunan yaitu
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabiloitas
nasional yang sehat dan dinamis)
Guna meningkatkan produktifiata pertanian, pemerintah orde baru juga terus melakukan
Revolusi Hijau dengan melaksanakan intesifikasi pertanian melalui program Panca Usaha tani,
ekstensifikasi (perluasan areal pertanian, diversifikasi (penganekaragaman jenis tanamana dan
rehabilitasi (upaya pwerbaikan lahan pertanian)

Orde Baru juga melaksanakan indoktrinasi idiologi salah satunya dengan melaksanakan penataran P 4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Upaya yang ditempuh untuk menciptakan stabilitas
politik adalah dengan menempatkan peran ganda ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
dengan istilah Dwi Fungsi ABRI dimana ABRI ditempatkan sebagai kekuatan Sosial Budaya dan
Pertahanan Keamanan (SosBudHanKan). Dimana peran ABRI masuk dalam sendi-sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara

Orde Baru adalah orde yang sangat tidak suka dikritik karena itu dilakukan pengawasan yang sangat ketat
terhadap jurnalistik. Oposisi ditekan dan dipersempit ruang geraknya.

1) Kebijakan-Kebijakan Populer Masa Orde Baru


a. Keluarga Berencana: merupakan program yang dicanangkan mulai tahun 1970-an hal yang
melatarbelakangi lahirnya program ini adalah adanya ledakan penduduk, perkembangan jumlah
penduduk di Indonesia yang tidak terkendali sehinga perlu adanya pembatasan jumlah kelahiran
serta berupaya mensejahterakan rakyat dengan mengatur jumlah dan jarak kelahiran dengan
slogan “Dua anak cukup”
b. Transmigrasi: perpindahan penduduk dari walayah pendat penduduk ke wilayah yang masih
jarng penduduknya. Dalam transmigrasi ada kota/tempas asal dan tempat tujuan. Tempat/pulau
asal adalah Jawa, Madura dan Bali sedangkan daerah tujuan adalah Sumatera, Kalimantan
Sulawesi dan Papua/Irian

2) Politik Luar Negeri Orde Baru


a. Normalisasi hubungan dengan Malaysia.
b. Sebagai salah satu pelopor pembentukan ASEAN.
c. Kembali menjadi anggota PBB pada 28 September 1967.
d. Terlibat dalam berbagai organisasi internasional seperti OKI, APEC, OPEC, dll.

3) Revolusi Hijau di Indonesia


Revolusi Hijau merupakan sebuah usaha dalam mengembangkan teknolosi pertanian yang bertujuan
untuk meningkatkan produksi pangan. Revolusi ini dengan kata lain mengubah pertanian yang
sebelumnya menggunakan teknologi tradisional, menjadi pertanian dengan teknologi modern.

Thomas Robert Malthus menyatakan bahwa Revolusi Hijau terjadi karena semakin meningkatnya


jumlah penduduk di dunia, namun tidak diiringi dengan peningkatan jumlah produksi pangan.

Di Indonesia Revolusi Hijau diterapkan dalam bentuk Panca Usaha Tani yakni pemilihan bibit


unggul, pengaturan irigasi, pemupukan, teknik pengolahan tanah, dan pemberantasan hama

Guna meningkatkan produktifiata pertanian, pemerintah orde baru juga terus melakukan
Revolusi Hijau dengan melaksanakan intesifikasi pertanian melalui program Panca Usaha tani,
ekstensifikasi (perluasan areal pertanian, diversifikasi (penganekaragaman jenis tanamana dan
rehabilitasi (upaya perbaikan lahan pertanian)

16
GERAKAN REFORMASI INDONESIA
1) Tujuan Reformasi
Atas kesadaran rakyat yang dipelopori mahasiswa, dan kaum intelektual mengadakan suatu gerakan
reformasi dengan tujuan memperbaharui tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa, bemegara, agar
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. 

Faktor penyebab munculnya Reformasi :


A. Faktor Politik
- Terpilihnya Soeharto sebagai presiden untuk kelima kalinya hasil Pemilu 1997
- Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh sebagai tindakan
subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).
- Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga negara (sipil) untuk
ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.
- Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun Suharto dipilih menjadi
presiden melalui Sidang Umum MPR, tetapi pemilihan itu merupakan hasil rekayasa dan
tidak demokratis.
B. Faktor Ekonomi
- Krisis moneter yang melanda Asia Tenggara tahun 1997 berdampak pada krisis ekonomi
Indonesia sehingga menghancur system fundamental perekonomian Indonesia
- Pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa Orde Baru sudah menyimpang dari system
perekonomian Pancasila, seperti yang diatur dalam Pasal 33 ayat (1), (2), dan (3). Kondisi
yang terjadi adalah berkembangnya ekonomi kapitalis yang dikuasai para konglomerat
- Praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme menyebabkan runtuhnya perekonomian
Indonesia
C. Faktor Hukum
Adanya hukum yang dijadikan sebagai alat pembenaran oleh para pejabat politik. Padahal
hal tersebut berlawanan dengan ketentuan pasal 24 UUD 1945 yang menyatakan
bahwa‘kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah
(eksekutif).
D. Faktor Sosial
Banyak terjadi kerusuhan di seluruh daerah di Indonesia. Harga sembako pun tidak stabil
dan cenderung malah meningkat tajam sehingga rakyat miskin merasa terbebani.
E. Krisis Kepercayaan
Pemerintahan Orde Baru yang diliputi KKN pada bidang parlemen, kehakiman, dunia
usaha, perbankan, peradilan, pemerintahan sudah berlangsung lama sehingga muncul
ketidakadilan dan kesenjangan social. Rusaknya system politik, hukum, dan ekonomi
mengakibatkan timbulnya ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintahan

Kabinet Pembangunan VII dilantik awal Maret 1998 dalam kondisi bangsa dan negara krisis, yang
mengundang keprihatinan rakyat. Memasuki bulan Mei 1998 mahasiswa di berbagai daerah
melakukan unjuk rasa dan aksi keprihatinan dengan agenda/tuntutan: (1) hapuskan korupsi, kolusi,
dan nepotisme; (2) bubarkan golkar; (3) turunkan dan adili Soeharto dari kursi kepresidenan ; (4)
penegakan supremasi hukum, HAM, dan demokrasi; (5) Amandemen UUD 1945; (6) hapuskan
dwifungi ABRI; (7) otonomi daerah

Otonomi Daerah
Merupakan hak, wewenang, dan kewajiban di setiap daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya daerahnya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, yaitu
UUD 1945. Tujuan penerapan otonomi daerah : Mengembangkan peran dan fungsi DPRD,
Mengembangkan kebijakan regional untuk mengoptimalkan potensi, mewujudkan keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bentuk otonomi daerah :
1. Ekonomi
● Membantu daerah dalam mengembangkan potensi ekonomi masyarakatnya
● Mengatur penentuan jumlah retribusi pajak atas daerahnya
● Memungut pajak
● Mengelola kekayaan atau Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)
● Penentuan Upah Minimum Regional (UMR)
● Penggunaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) untuk meringankan beban
biaya rumah sakit penduduk miskin di daerah melalui pemberian subsidi
● Mengeluarkan kebijakan guna menertibkan pedagang kaki lima di wilayah yang tidak
diperbolehkan berjualan atau wilayah yang menggangu aktivitas pejalan kaki
2. Sosial
o Penggunaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) untuk membiayai
santunan sosial untuk lansia
o Penggunaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) untuk pemerataan
pembangunan sosila di daerah
o Pengembangan kehidupan sosial di daerah pedesaan sebagai obyek wisata daerah pedesaan

17
o Menetapkan kewajiban kepada pekerja instansi tertentu untuk mengenakan seragam dinas
sebagai bentuk memperjelas status sosial seseorang
o Memberikan layanan pada masyarakat umum yang memerlukan konsultasi atau bantuan
untuk mengajukan permohonan ke pemerintah pusat
o Melakukan pengelolaan daerah yang letaknya di pesisir pantai sebagai tempat pengadaan
festival bahari atau obyek wisata bagi para wisatawan sebagaimana yang dikembangkan di
Bali Selatan
o Pengembangan kota sebagai smart city sebagaimana yang dikembangkan di Kota Bandung
o Menentukan pahlawan daerah berdasarkan pada peran selama hidupnya di wilayah tersebut
3. Pendidikan
● Menetapkan aturan kebijakan daerah berkaitan dengan lembaga pendidikan
● Menentukan biaya sekolah
● Penggunaan APBD untuk mensubsidi pembelian buku paket atau sarana prasarana
pendidikan
● Pengembangan kurikulum pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan daerah
● Pengadaan pelatihan atau bimbingan melek huruf dan sadar pendidikan kepada masyarakat
guna memajukan kesadaran masyarakat akan pentingnya menerima pendidikan
● Memberikan santunan pendidikan bagi anggota masyarakat yang mampu dalam bidang
akademik namun kurang dalam persoalan ekonomi
● Adanya kebijakan PTNBH kepada perguruan tinggi dalam upaya memaksimlakan
pembangunan setiap perguruan tinggi yang ada
2) Masa Pemerintahan Presiden Habibie (1998-1999)
Tugas B.J. Habibie adalah mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun
1997, menciptakan pemerintahan yang bersih, berwibawa bebas dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Hal ini dilakukan oleh presiden untuk menjawab tantangan era reformasi.
a. Bidang Politik
- Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya
- Membebaskan narapidana politik
- Mencabut larangan berdirinya serikat buruh independent
- Pencabutan pembatasan partai politik
- Pencabutan SIT (Surat Ijin Terbit) bagi media massa cetak
B. Bidang Ekonomi
- Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan Unit
Pengelola Aset Negara
- Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
- Menaikan nilai tukar rupiahterhadap dolar hingga dibawah Rp 10.000,00
- Mengesahkan UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
- Mengesahkan UU No 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat
A. Bidang militer
- Pemisahan Polri dan ABRI
- Perubahan staf social politik menjadi staf territorial
- Penghapusan konsep Dwifungsi ABRI
- Larangan militer untuk berkecimpung di dunia politik
3) Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono
Program pemerintahan SBY dikenal dengan program Seratus Hari. Program tersebut bertujuan
memperbaiki kinerja pemerintahan dari unsur KKN serta mewujudkan keadilan dan demokratisasi
melalui kepolisian dan kejaksaan agung
a. Bidang Ekonomi
- Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarajat miskin
- Menaikan harga BBM
- Kebijakan privatisasi
- Liberalisasi perdagangan dan investasi
- Kebijakan penggunaan gas domestic
- Kebijakan untuk meningkatkan investasi
B. Bidang Pendidikan
- Meningkatkan anggaran Pendidikan 20%
- Penyediaan buku yang berkualitas
- Perbaikan kualitas guru dan dosen
- Penerapan TIK dalam bidang Pendidikan
- Memberikan BOS (Bnatuan Operasional Sekolah)
C. Bidang Sosial
- Meredam konflik Ambon, Sampit dan Aceh
- Membuat UU Pornografi
4) Masa Pemerintahan Joko Widodo
Dalam pemerintahannya Presiden Jokowi mengusung visi revolusi mental.
- Meluncurkan Kartu Indonesia Sehat (KIS)
- Meluncurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP)

18
- Meluncurkan Kartu Keluarga Sejahtera
- Menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan harga minyak dunia
- Pembangunan infrastruktur seperti pembangunan tol laut, pembangunan infrastruktur di
wilayah Indonesia Timur (trans Papua)
- Menyelenggarakan Asian Games di Jakarta-Palembang

KONTRIBUSI INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA DAN KERJASAMA GLOBAL


REGIONAL
A. ASEAN
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan
ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8
Agustus 1967, berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,
dan Thailand. 5 Menteri Perwakilan ASEAN tersebut adalah sebagai berikut:
1) Adam Malik (Indonesia)
2) Tun Abdul Razak (Malaysia)
3) S. Rajaratnam (Singapura)
4) Nercisko Ramos (Filipina)
5) Thanat Khoman (Thailand)

Peran Indonesia di Kawasan Asia Tenggara


Salah satu bentuk peran aktif pemerintah Indonesia di ASEAN adalah ikut serta meredam konflik
antara Vietnam dan Kamboja, yaitu dengan cara menggelar Jakarta Informal Meeting.

Menciptakan perdamaian di Kawasan Asia Tenggara


Indonesia termasuk negara yang selalu aktif dalam membantu menjaga perdamaian dunia. Salah
satunya adalah dengan menciptakan perdamaian di Kawasan Asia Tenggara. Peran Indonesia dalam
perdamaian dunia khususnya di Kawasan Asia Tenggara diantaranya adalah:

Indonesia berperan sebagai negara yang menengahi saat terjadi konflik antara Vietnam dan Kamboja
pada 1987. Hingga akhirnya pada tahun 1991, tepatnya dalam Konferensi Paris, kedua negara tersebut
akhirnya menyepakati perjanjian damai.

Indonesia kembali berperan dalam menengahi konflik antara Pemerintah Filipina dengan Moro
National Front Liberation (MNFL). Kedua belah pihak akhirnya menyepakati perjanjian damai yang
dilakukan saat pertemuan di Indonesia.

B. Gerakan Non Blok


Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955 merupakan proses awal lahirnya GNB karena
KAA berhasil melahirkan rintisan kekuatan negara dunia ketiga disamping kekuatan Uni Soviet dan
begara Amerika Serikat . Adanya dua kubu yaitu Amerika Serikat (blok barat) dan Uni Sovyet (blok
timur) dan banyak negara yang tidak ingin memihak ke dalam salah satunya mempercepat proses
pembentukan GNB. Tokoh-tokoh yang memegang peran kunci sejak awal adalah Presiden Mesir
Gamal Abdel Nasser, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru,
Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito. Kelima tokoh dunia ini
kemudian dikenal sebagai para pendiri GNB.

Indonesia ikut dalam GNB karena Indonesia adalah negara yang tidak memihak dalam salah satu blok
dengan politik luar negi kita yang bebas aktif dan Indonesia ingin mewujudkan perdamaian dunia.

PERKEMBANGAN IPTEK BANGSA INDONESIA MASA KEMERDEKAAN

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menandai kemajuan suatu bangsa. Sejak merdeka,
bangsa Indonesia pun berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak tertinggal
dari negara lain.
- Pada masa Orde Baru pemerintah Indonesia membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI)
- Membentuk Bada Tenaga Atom Nasional (BATAN)
- Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN)
- Mengembangkan industry dirgantara dengan mendiriikan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT)
- Mengembangkan Industri Pesawat Tebang Nurtanio (IPTN)
- Pada 1976 pemerintah meluncurkan Sistem Komunikasi Satelit Domestik Palapa (SKSD
Palapa)

19
- Pembuatan jalan tol dengan teknologi Sosrobahu diciptakan oleh Tjokorda Raka Sukowati
- Teknologi cakar ayam dalam konstruksi bangunan ditemukan oleh Ir Soediyatmo
Perkembangan IPTEK membawa kemudahan bagi kehidupan manusia. Meskipun demikian,
perkembangan IPTEK juga memiliki dampak positif fan negatif dari segala bidang
a. Bidang informasi dan komunikasi
Dampak positif :
● Menambah efektifvitas dan efisiensi dalam interaksi sosial masyarakat
● Menciptakan profesi baru dan lapangan kerja baru
● Meningkatkan kualitas Pendidikan
Dampak negatif :
● Munculnya cybercrime atau kejahatan internet
● Menumbuhkan kecenderungan sikap anti-sosial
● Munculnya Hoax dan Disinformasi

b. Bidang transportasi
Dampak positif
● Menambah efektifvitas dan efisiensi mobilisasi masyarakat
● Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
● Mempercepat proses distribusi dalam kegiatan ekonomi
Dampak negatif
● Memunculkan masalah kemacetan
● Menimbulkan kerusakan lingkungan dan pemanasan global
● Meninmbulkan masalah pencemaran udara

c. Bidang teknologi luar angkasa


Dampak Positif :
● Menambah ilmu pengetahuan manusia tentang alam semesta
● Memajukan sistem penginderaan jauh seperti GPS (Global Positioning System)
Dampak negatif:
Dampak negatif perkembangan IPTEK bidang teknologi luar angkasa, yakni menimbulkan
masalah space junk (sampah luar angkasa)
d. Bidang ekonomi industry
Dampak positif
● Upaya pemenuhan keinginan material menjadi lebih mudah
● Pesatnya arah informasi di bidang perdagangan, khususnya perdagangan barang
● Perusahaan dapat menghasilkan barang dalam waktu singkat
● Munculnya kelas menengah baru
Dampak negatif :
● Meningkatnya angka pengangguran karena tenaga kerja digantikan mesin
● berkurangnya lapangan kerja karena sebagian besar di kerjakan mesin
● pencemaran lingkungan akibat limbah industry

Perjuangan Diplomasi

A. Persetujuan Linggajati

Perjanjian Linggarjati merupakan suatu perundingan yang berlangsung diantara pihak Indonesia dengan
pihak Belanda yang ditengahi oleh Inggris.

Hasil perundingan yang berlangsung di awal-awal masa kemerdekaan tersebut membuahkan hasil suatu
kesepakatan yang selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian Linggarjati”.

Linggarjati atau Linggajati sendiri merupakan sabuah nama dari suatu desa yang secara geografis terletak
diantara Cirebon dengan Kuningan.

Dengan adanya perjanjian Linggajati ini walaupun secara wilayah Indonesia dirugikan , tetapi secara
politis Republik Indonesia diuntungkan karena ada pengakuan secara de facto.Yang bearti pula Belanda
mengakui kemerkekaan dan kedaulatan Indonesia. Pemerintah Indonesia pun akhirnya mengakui
perundingan ini sebagai strategi unuk mendapatkan dukungan dari bangsa Eropa.

Perjanjian ini kemudian secara resmi ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di istana Bijswijk
(Istana Merdeka) Jakarta.

Setelah Persetujuan Linggajati Belanda melakukan Aksi Militer I.

20
Persetujuan Renville

Perjanjian Renville terjadi pasca adanya Agresi militer Belanda I tangga 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus
1947 atau terkenal dengan Operatie Product. Agresi militer tersebut merupakan pengingkaran Belanda
terhadap hasil Perundingan Linggarjati. Belanda menduduki tempat-tempat penting yang kaya akan
sumber daya alam. Serangan ini kemudian menimbulkan keceman keras dari dunia internasional. Salah
satunya adalah PBB yang kemudian membentuk Committee of Good Offices for Indonesia yang terkenal
dengan sebutan Komisi Tiga Negara (KTN) terdiri dari Amerika Serikat, Australia dan Belgia.

Atas usulan KTN pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan perundingan antara Indonesia dan
Belanda. Kembali permasalahan terjadi, Belanda menginginkan tempat diadakannya perjanjian di wilayah
yang diduduki oleh Belanda, sebaliknya pula Indonesia menuntut agar perundingan dilaksanakan di
wilayah Indonesia. Atas usul Amerika Serikat, kemudian perundingan dilakukan di atas kapal USS
Renville milik Amerika Serikat yang berlabuh di Tanjung Priok.

Setelah Persetujuan Renville, Belanda mengadakan Agresi Militer 2

ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA

a. RMS (Republik Maluku Selatan)


- Pemberontakan ini terjadi di Maluku Selatan
- Tujuan/sebab : mendirikan negara merdeka terpisah dari RI maupun RIS
- Penyelesaian : melalui operasi militer dpp AE kawilarang
- Menjadikan kota Ambon sebagai ibu kota RMS

b. DI/TII
1. DI/TII Jawa Barat
- Pemberontakan ini terjadi di Jawa Barat
- Pemimpin pemberontakan SM Kartosuwiryo
- Tujuan/sebab: mendirikan negara Islam, kecewa terhadap hasil perjanjian Renville, dan
diharuskannya TNI pindah ke kantong-kantong kekuasaan RI.
- Penyelesaian : melalui operasi militer Baratayudha, taktik pagar betis di Gunung Geber

2. DI/TII Aceh
- Pemberontakan ini terjadi di Aceh
- Pemimpin pemberontakan : Tengku Daud Beureueh
- Tujuan/sebab : Kecewa terhadap pemerintah pusat yang menurunkan status Aceh menjadi
karesidenan kemudian mendirikan negara Islam dan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo
- Penyelesaian : Diplomasi oleh M.Jasin (pimpinan pangdan Iskandar Muda) melalui Masyarakat
Kerukunan rakyat Aceh

c. PRRI/Permesta
- Pemberontakan terjadi di Sumatera (PRRI) dan Sulawesi (Permesta)
- Sebab: kecewa pada pemerintah pusat terutama dalam pemerataan penbangunan.
- Tuntutan PRRI/Permesta adalah presiden mencabut mandat Kabinet Djuanda secepat mungkin.
- Diawali denggan pembentukan dewan-dewan di daerah:
- Memproklamasikan berdirinya PRRI tanggal 15 Februari 1958 dan kota Bukittinggi sebagai ibu
kota Negara, 17 Februari 1958 Permesta menyatakan bergabung dengas PRRI
- Pemimpin pemberontakan: Syafrudin Prawiranegara (sebagai PM PRRI) AE. Kawilarang,
Achmad Husein
- Penyelesaian: Melaslui operasi militer ( operasi 17 Agustus untuk PRRI, operasi Merdeka untuk
Permesta).
- PRRI/Permesta sangat membahayakan bagi keutuhan negara RI dikarenakan:
(1) mendapat bantuan dari pihak asing, terbukti dengan
Ditemukan pesawat pengebom B-26 yang di kemudian oleh pilot Alen Pope yang tidak jauh dari

kota Ambon

(2) didukung oleh kelompok militer

Peristiwa Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) merupakan salah satu gerakan
yang menimbulkan dampak negatif terhadap keberlangsungan hidup negara Indonesia. 
Dampak negative pergerakan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jatuhnya Korban Jiwa
2. Keadaan Perekonomian Terganggu, muncul inflasi serta deflasi. 

21
4. Timbulnya perpecahan hubungan persaudaraan. 
5. Kekurangan bahan makanan
6. Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat terganggu

Dampak Positif :

Memunculkan kesadaran untuk para pemimpin akan pentingnya otonomi daerah

Latar Belakang Deklarasi Djuanda


Teritoriale Zeeen en Maritieme Kringen Ordonantie (TMZKO) atau Ordinansi Teritori Laut
Hindia Belanda pada tahun 1939 menyatakan bahwa pulau-pulau di Nusantara memiliki batas
laut sejauh tiga mil dari garis pantai. Sehingga di antara kepulauan tersebut terdapat laut
internasional yang dapat dilalui oleh siapapun. Peraturan ini tentunya mengganggu kedaulatan
Republik Indonesia, karena di antara pulau-pulaunya dapat dilalui semua negara. Kapal asing
dapat mengambil sumber daya, mengintai, dan bahkan memblokade kepentingan Indonesia
untuk berpindah dari satu pulau ke pulau yang lainnya.

Pada tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia mengeluarkan Deklarasi Djuanda yang


menyatakan “Segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang
termasuk negara Indonesia dengan tidak memandang luas dan lebarnya, adalah bagian-bagian
yang wajar dari wilayah daratan negara Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari
perairan pedalaman dan perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan dan keselamatan
negara Indonesia. Penentuan batas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang
menghubungkan titik titik ujung terluar dari pulau-pulau di Indonesia

Wawasan Nusantara (WN) adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan
wilayah NKRI yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya. Berdasarkan konsep WN, fokus
kita tidak hanya pada pembangunan daratan, termasuk pada pembangunan pertahanan kita yang
hingga kini pendulumnya lebih berat ke darat.  Mengacu pada WN, kita tidak lagi memandang
laut sebagai pemisah, tetapi penyatu daratan.

Dampak
Dampak dari Deklarasi Djuanda 1957 dan selanjutnya melalui UNCLOS 1982 adalah luas
wilayah yang bertambah kurang lebih 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km2 kemudian menjadi
5.193.250 km2. Saat itu belum termasuk dengan Irian Barat yang melalui jalan buntu
kesepakatannya dengan Belanda. Selain itu, Indonesia juga berhak atas lautan lepas yang
berisi sumber daya alam sekaligus jalur dagang yang strategis. Hal ini menjadikan Indonesia
memiliki potensi ekonomi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya. Tanggal 13
Desember kemudian disahkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Hari Nusantara pada
tahun 1999, kemudian diperkuat oleh Presiden Megawati melalui Keputusan Presiden RI Nomor
126 Tahun 2001 tentang Hari Nusantara.

Ekonomi Orde Baru

Pada awal pemerintahan orde baru keadaan ekonomi sangat buruk ditandai dengan tingkat inflasi yang
sangat tinggi. Untuk memperbaikinya, Presiden Suharto membentuk Kabinet Pembangunan pada 6 Juni
1968.

Kabinet Pembangunan punya tugas pokok yang disebut dengan Pancakrida.


Dalam melaksanakan pembangunan pemerintah Orde Baru bertumpu pada Trilogi Pembangunan.

Pembangunan dilakukan secara bertahap dengan mekanisme lima tahunan yang dikenal dengan
Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Pembangunan ini merupakan bagian dari pola umum jangka panjang
sebagai arah dan strategi pembangunan.

Sasaran utama pelita adalah terciptanya landasan kuat bagi bangsa Indonesia menuju masyarakat adil dan
makmur.

22
23

Anda mungkin juga menyukai