Anda di halaman 1dari 45

GLORIA RAWIS/XII IPA 1

TUGAS SEJARAH
KELAS 10
[3.1] Memahami Konsep Berpikir Kronologis, Diakronik, Sinkronik, Ruang, dan Waktu
dalam Sejarah
Kronologi Terdiri dari 2 kata, yaitu Chronos adalah waktu dan Logos berarti ilmu atau
pengetahuan. Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu
terjadinya. membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara
tepat dan untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda
yang terkait peristiwanya. Kronologi peristiwa zaman prasejarah dari zaman megalithikum dan
seterusnya.

Diakronik
Dia artinya melintas, melampaui, atau melalui. Jadi, Diakronik itu memanjang dalam waktu tapi
terbatas dalam ruang, bersifat vertikal membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat
tertentu, dari waktu A sampai waktu B.

Sinkronik
Sinkronik meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. menganalisa sesuatu tertentu pada
saat tertentu, titik tetap pada waktunya, kajiannya lebih mendalam

Konsep Ruang
• merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan
waktu.
• konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

Konsep waktu
• waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka
• Waktu membuat kejadian sejarah yang terjadi pada manusia memiliki pembabakan,
seperti masa lalu misalnya. Masa lalu sifatnya adalah terbuka dan berkesinambungan
[3.2] Memahami konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah
Konsep Perubahan
Perubahan adalah keadaan yang berubah. Di mana keadaan yang sekarang tidak sama dengan
keadaan yang akan datang.
Contoh: suatu pasangan yang sudah menikah dahulu tidak mempunyai anak sekarang telah
memiliki dua bayi kembar.
Faktor pendorong : Orientasi ke masadepan, penduduk yang heterogen, sistem masyarakat
yang terbuka
Faktor penghambat : Pengetahuan terhambat, pemikiran tradisonal tentang hal negatif
perubahan, kurangnya hubungan antar masyarkat

Konsep Keberlanjutan
Rangkaian peristiwa yang telah terjadi maupun yang akan terjadi merupakan peristiwa yang
berkelanjutan, sebab tidak ada peristiwa yang berdiri sendiri dan bisa dipisahkan dengan
peristiwa lainnya. Adapun konsep keberlanjutan, yaitu suatu keadaan yang telah berlangsung
lama. Keberlanjutan dalam sejarah merupakan rangkaian peristiwa di masa lalu, masa
sekarang, dan masa depan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Contoh: Pasangan yang memiliki 2 anak bayi kembar sekarang telah berkembang enjadi remaja
yang rupawan.

[3.3] Menganalisis kehidupan manusia purba dan asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia (melanesoid, proto, dan deuteron melayu)

Corak sosial ekonomi manusia pra aksara


• Masa Nomaden
Pada masa ini, tingkat kecerdasan manusia masih sangat rendah sehingga manusia
mengumpulkan makanan dengan cara berburu saja. Manusia di masa ini juga hidup di wilayah
yang dianggap cukup aman dan dekat dengan sungai karena sungai banyak didatangi hewan.
Saat itu manusia juga hidup berpindah-pindah (nomaden), karena berburu hewan adalah sarana
utama untuk bertahan hidup saat itu dan hewan seringkali berpindah tempat karena factor iklim,
bencana alam dan berbagai faktor lainnya
• Masa Abris Sous Rouche
Di masa ini manusia menetap di gua yang dekat dengan sumber air seperti tepi pantai, sungai,
atau danau. Gua yang ditinggali manusia di masa ini disebut abris sous roche. Di masa ini,
manusia memilih tinggal di gua karena bisa membuat api yang lebih tahan lama untuk
menghangatkan tubuh, menghalau binatang buas di malam hari, dan memasak makanan.
Manusia praaksara juga bergantung pada sumber-sumber makanan yang ada di laut, kegiatan ini
dibuktikan dengan ditemukannya kulit kerang dan siput (kjokkenmodinger).
• Masa Bercocok Tanam Dan Berternak
Tanaman yang biasanya ditanam di masa ini adalah tanaman umbi-umbian seperti keladi, ubi,
sukun, pisang, dan rambutan. Selain bercocok tanam, manusia juga sudah memelihara hewan
untuk diternak. Hewan-hewan yang diternak biasanya adalah ayam dan babi. di masa ini manusia
juga sudah bisa menebang dan membakar pohon (slash and burn) dan juga berdagang yang
bersifat barter. Biasanya barang yang ditukar untuk barter adalah hasil dari cocok tanam atau
ternak mereka. Barter terjadi karena setiap kelompok manusia menanam dan memelihara hewan
ternak yang berbeda dari kelompok lainnya, makanya manusia saling tukar sesuai kebutuhan
masing-masing. Walaupun barternya antarpulau, manusia juga sudah bisa membuat perahu rakit
atau perahu bercadik loh, jadi bisa mengantar barangnya pakai kapal melewati sungai
• Masa Perundagian
Di masa ini manusia kepikiran untuk bikin alat yang bisa membantu mereka bercocok tanam.
Alat-alat yang dibuat berasal dari logam, contohnya seperti pisau bajak. Di masa ini juga
manusia mulai mengenal pembuatan barang kerajinan tangan dari batu dan kayu. Masa ini
disebut dengan masa Perundagian. Sedangkan Undagi adalah sebutan untuk sekelompok
masyarakat yang jago dan terampil membuat kerajinan. Barang yang dibuat contohnya seperti
pembuatan gerabah, sampan, dan perhiasan. Nah, hasil produksi dari keterampilan-keterampilan
tersebut nantinya akan ditukar (barter) dengan kelompok masyarakat lainnya. Hasil kebudayaan
pra aksara (batu dan logam)
• Kebudayaan Pacitan
Ditemukan oleh Von Koenigswald, alat yang ditemukan berupa kapak genggam, serta alat serpih
yang masih kasar, yang diperkirakan hasil kebudayaan manusia jenis Meganthropus.
• Kebudayaan Ngandong
Merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di daerah Ngandong, Ngawi, Jawa Timur, alat
yang ditemukan berupa peralatan yang terbuat dari tulang dan tanduk rusa, yang diperkirakan
sebagai alat penusuk, belati, atau mata tombak.
• Kebudayaan Mesolithikum
Hasil peninggalan kebudayaan adalah ditemukannya kebudayaan Kjokkenmoddinger dan
kebudayaan abris sous roche. Kjokkenmoddinger merupakan sampah dapur yang berupa
tumpukan kulit kerang, yang di dalamnya ditemukan kapak genggam/pebble dan kapak pendek.
Abris sous roche, merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua, ditemukan peralatan
dari batu yang sudah diasah, serta peralatan dati tulang dan tanduk. Banyak ditemukan di daerah
Bojonegoro, Sulawesi Selatan, serta Besuki.
• Kebudayaan Neolithikum
Alat pada masa ini digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Alat yang terkenal dari masa ini
adalah kapak persegi dan belinug persegi. Kapak persegi mirip dengan cangkul, digunakan untuk
kegiatan persawahan dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kapak lonjong adalah alat dari
batu yang diasah dan berbentuk lonjong seperti bulat telur. Daerah penemuannya di Indonesia
timur, seperti Minahasa dan Papua
• Kebudayaan Logam
disebut juga hasil kebudayaan dari masa perundagian. Disebut sebagai masa perundagian karena
manusia sudah mulai mengenal dan menguasai teknologi tahap awal, dengan mulai
mengembangkan ketrampilan pertukangan untuk membuat peralatan yang sesuai kebutuhan
hidup.Pada masa itu sudah dikenal peralatan yang terbuat dari perunggu dan besi. Berikut ini
merupakan peninggalan dari masa perundagian:
• peralatan dari besi,yang berupa beliung, cangkul, mata pisau, mata tombak dan sabit
• Gerabah, yakni peralatan yang terbuat dari tanah liat
• Pakaian, merupakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu
• Perhiasan, berupa gelang dan kalung, baik yang terbuat dari batu dan kerang, maupun
yang terbuat dari perunggu,
• Nekara, merupakan tambur yang berbentuk seperti dandang terbalik, digunakan dalam
upacara pemujaan, sehingga alat ini di anggap suci. Banyak ditemukan di Sumatra, Jawa,
Bali, Sumbawa, Pulau Selayar, Pulau Roti.
• Kapak perunggu atau juga disebut kapak corong atau kapak sepatu.
• Kebudayaan Megalithikum
Ditanda, dengan munculnya bangunan-bangunan yang dianggap suci dengan menggunakan batu-
batu yang berukuran besar. Kebudayaan megalitik banyak berhubungan dengan kegiatan
keagamaan terutama dalam kegiatan pemujaan roh nenek moyang. Hasil kebudayaan
megalitikum antara lain:
1. Menhir, merupakan tiang atau tugu batu yang digunakan untuk pemujaan dan peringatan
akan roh nenek moyang.
2. Dolmen, merupakan bangunan seperti meja yang terbuat dari batu yang digunakan untuk
meletakan sesaji dan pemujaan arwah nenek moyang.
3. Sarkofagus dan kubur batu, merupakan keranda yang terbuat dari batu, dan kubur batu
yang terbuat dari lempengan batu.
4. Punden berundak, merupakan bangunan untuk pemujaan dan tersusun secara bertingkat
Jenis-jenis Manusia pra aksara

1. Meganthropus Paleojavanicus
Yang pertama itu Meganthropus Paleojavanicus, yang artinya manusia besar tertua dari Jawa. Ini
diambil dari kata Mega yang artinya besar, Anthropus yang artinya manusia, Paleo yang artinya
tua, dan Javanicus yang artinya Jawa. Dinamakann Javanicus bukan berarti mereka dulu
ngomongnya pake bahasa Jawa ya gais hehehe. Tapi karena ditemukannya di Sangiran, Jawa
Tengah oleh G. H. R. von Koenigswald pada tahun 1936-1941.
2. Pithecanthropus Mojokertensis
Ada yang namanya Pithecanthropus Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto. Ini
diambil dari kata Pithecos yang artinya kera dan Anthropus yang artinya manusia. Karena
ditemukannya di Mojokerto, Jawa Timur, jadi dinamainnya Mojokertensis, deh. Nah, kalo ini
tingginya gak setinggi Meganthropus nih yang katanya bisa di atas 2 meter tingginya, kalo
mereka cuma kisaran 165 - 180 meter ya. Dan fosil manusia purba ini juga ditemukannya oleh
von Koenigswald ya, pada tahun 1936.
3. Pithecanthropus Erectus
Lalu, berikutnya masih di kategori yang sama, ada Pithecanthropus Erectus, yang artinya
manusia kera berbadan tegak. Ini diambil dari kata Erectus yang artinya tegak. Kalo yang ini
ditemukannya oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 ya gais, di Lembah Bengawan Solo, Jawa
Tengah.
4. Pithecanthropus Soloensis
Terakhir, untuk yang ketiga dari kategori Pithecanthropus ada yang namanya Pithecanthropus
Soloensis ya. Yang ini ditemukan oleh von Koenigswald juga nih bareng kawan-kawannya pada
tahun 1931 di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Buat yang udah nebak, bener banget, nih! Kata
Soloensis artinya Solo ya, jadi kalo diartikan, Pithecanthropus Soloensis adalah manusia kera
berbadan tegak dari Solo.
5. Homo Wajakensis
Kali ini, kita masuk ke kategori ketiga nih gais, kategori Homo yang artinya manusia. Jadi,
sebutannya bukan manusia kera lagi ya. Yang pertama ada Homo Wajakensis yang artinya
manusia dari Wajak. Ini karena fosilnya ditemukan di Desa Wajak, Jawa Timur oleh van
Rietschoten pada tahun 1889. –
6. Homo Floresiensis
Lalu yang kedua, ada Homo Floresiensis yang artinya manusia dari Flores. Ini karena fosilnya
ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara oleh Peter Brown pada tahun 2002 loh, gais! Jadi,
masih agak anget lah yaa dibanding yang lain xixixi. Penemuannya sempat jadi obrolan juga loh
bagi para ahli, karena dibilang bisa jadi Homo Floriensis inilah yang merupakan nenek moyang
orang Indonesia
7. Homo Soloensis
Yang ketiga ada yang namanya Homo Soloensis, yang artinya manusia dari Solo. Lagi-lagi fosil
ini ditemukan oleh von Koenigswald ya gais bersama kawannya pada tahun 1931 di Sangiran,
Jawa Tengah.
8. Homo Sapiens
Homo Sapiens, yang artinya manusia cerdas atau bijaksana. Ini diambil dari kata Sapiens yang
artinya bijaksana. Fosil Homo Sapiens ini ditemukan oleh von Koenigswald juga dan kawan-
kawannya pada tahun 1931 sampai 1934. Homo Sapiens ini sebenarnya kategori umumnya gitu .
Jadi Homo Soloensis, Wajakensis, dan Floresiensis termasuk sebagai Homo Sapiens juga, hanya
saja masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri.  
[3.4] Memahami hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan
pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat

Budaya pra aksara masa kini


• Kepercayaan animisme dan dinamisme merupakan hasil kebudayaan manusia prasejara yang
masih bisa dijumpai sampai sekarang.
• Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat. Gerabah ini merupakan hasil
kebudayaan manusia prasejarah namun masih kita gunakan sampai saat ini.
• Ulekan merupakan perkakas dapur yang terbuat dari batu. Ulekan ini merupakan warisan
kebudayaan manusia prasejarah.
• Berburu binatang liar juga merupakan kebudayaan dari masyarakat prasejarah.
• Nomaden. Beberapa kelompok masyarakat adat sampai sekarang ini masih mempertahankan
kebudayaan masyarakat prasejarah yang satu ini dengan hidup berpindah-pindah.
• Rumah panggung juga masih mewarisi kebudayaan manusia prasejarah yang menjadikan
pohon sebagai tempat tinggal.
[3.5] Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan
Hindu dan Buddha ke Indonesia
Teori masuknya Hindu- Budha
Menurut para ahli sejarah, cara masuk dan proses penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia
terbagi menjadi 2, yaitu:
• Masyarakat Nusantara berperan pasif
Maksudnya adalah masyarakat Nusantara mempelajari agama Hindu dan Buddha melalui
masyarakat India dan China yang datang ke Nusantara.
• Masyarakat Nusantara berperan aktif
Masyarakat Nusantara belajar langsung ke India dan China untuk mempelajari agama tersebut
secara mendalam kemudian kembali ke Nusantara sebagai penyebar agama tersebut.
Masyarakat Nusantara berperan pasif
1. Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Ia mengemukakan bahwa para kaum brahmana diundang
datang ke Nusantara karena ketertarikan raja-raja yang berkuasa dengan ajaran agama Hindu dan
Buddha. Sehingga raja-raja tersebut mendatangkan para kaum brahmana untuk mengajarkan
agama tersebut untuk raja dan rakyatnya.
2. Teori Waisya
Dikemukakan oleh N.J.Krom yang menyebutkan bahwa para pedagang yang beragama Hindu
dan Buddha lah penyebar utama agama tersebut di Nusantara. Karena perdagangan pada jaman
dahulu menggunakan jalur laut dan bergantung pada angin, ketika para pedagang ini menetap di
Nusantara, mereka memperkenalkan agama dan kepercayaannya kepada masyarakat.
3. Teori Ksatria
Pada jaman masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara, di daratan India dan China sedang
berlangsung perang saudara. Raja-raja yang kalah peperangan melarikan diri ke Nusantara untuk
berlindung. Lambat laun mereka mendirikan kerajaan kembali di Nusantara dengan corak-corak
yang berhubungan dengan agama Hindu atau Buddha yang sebelumnya mereka anut. Nah, teori
ini dikemukakan oleh C.C. Berg, Mookerij, J.C. Moens.

Masyarakat Nusantara berperan aktif


1. Teori Arus Balik
Teori ini berasumsi bahwa perkembangan ajaran Hindu dan Buddha yang pesat di India,
kabarnya sampai terdengar sampai ke Nusantara, dan kemudian menarik minat para kaum
terpelajar di Nusantara untuk berguru ke India. Setelah mereka berguru dan pulang ke Nusantara,
mereka mulai menyebarkan agama baru yang mereka pelajari disana sebagai pemuka agama dan
pendeta. Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch.

2. Teori Sudra
Para budak dari India dan China datang ke Nusantara karena dibawa oleh pemiliknya atau karena
mencari kehidupan yang lebih baik. Pada saat mereka menetap di Nusantara, mereka berasimilasi
dan berakulturasi dengan penduduk sekitar. Hal tersebut membawa perubahan pada penduduk
yang pada awalnya memeluk Animisme dan Dinamisme, berganti memeluk agama Hindu atau
Buddha. Teori ini dikemukakan oleh van Faber. Kebudayaan Hindu dan Buddha tidak hanya
memengaruhi cara beribadah masyarakat Nusantara pada jaman itu, tetapi juga memberikan
beberapa peninggalan lain. Misalnya kerajaan yang pernah berkuasa, tempat keagamaan,
prasasti, cara hidup, dan masih banyak lagi.
[3.6] Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya
pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan
contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Kerajaan-Kerajan Hindu- Budha

• Kerajaan Kutai
Kerajaan tertua bercorak Hindu di Indonesia adalah kerajaan Kutai. Kerajaan ini terletak di
Kalimantan, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat
ditemukannya prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Tujuh buah yupa merupakan
sumber utama bagi para ahli untuk menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu
yupa tersebut, diketahui bahwa raja yang memerintah Kerajaan Kutai saat itu adalah
Mulawarman.

Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga, Nama Mulawarman dan
Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sansekerta. Putra Kudungga, Aswawarman,
kemungkinan adalah raja pertama kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga diketahui sebagai
pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk
Keluarga.

Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa, diketahui bahwa pada masa pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi
hamper seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.

• Kerajaan Tarumanegara
Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara diperoleh dari prasasti-prasasti yang berhasil ditemukan.
Namun, tulisan pada beberapa prasati, seperti pada Prasati Muara Cianten dan Prasasti Pasir Awi
sampai saat ini belum dapat diartikan. Banyak informasi berhasil diperoleh dari tulisan pada
kelima prasasti lainnya, terutama Prasasti Tugu yang merupakan prasasti terpanjang, Tujuh
prasasti dari kerajaan Tarumanegara adalah: Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti
Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Munjul.

Sumber sejarah penting lain yang dapat menjadi bukti keberadaan kerajaan Tarumanegara adalah
catatan sejarah pengelana Cina. Catatan sejarah pengelana Cina yang menyebutkan keberadaan
Kerajaan Tarumanegara adalah catatan perjalanan pendeta Cina Fa-Hsein, pada tahun414 dan
catatan kerajaan Dinasti Sui dan Dinasti Tang. Dari salah satu prasasti, yakniPrasati Ciaruteun
yang ditemukan di Desa Ciampea, Bogor, diketahui bahwa Purnawarman dikenal sebagai raja
yang gagah berani. Data sejarah yang lebih jelas, terdapat pada Prasasti Tugu. Pada prasasti yang
panjang ini, dikatakan bahwa pada tahun pemerintahannya yang ke-22, Purnawarman telah
menggali Sungai Gomati. Dari prasati tersebut, dapat disimpulkan bahwa Purnawarman
memerintah dalam waktu yang cukup lama.
[3.7] Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan
Islam ke Indonesia
Teori masuknya Islam

1. Teori Gujarat
Teori ini beranggapan bahwa agama dan kebudayaan Islam dibawa oleh para pedagang dari
daerah Gujarat, India yang berlayar melewati selat Malaka. Teori ini menjelaskan bahwa
kedatangan Islam ke Nusantara sekitar abad ke 13, melalui kontak para pedagang dan kerajaan
Samudera Pasai yang menguasai selat Malaka pada saat itu.
Teori ini juga diperkuat dengan penemuan makam Sultan Samudera Pasai, Malik As-Saleh pada
tahun 1297 yang bercorak Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh S. Hurgronje dan J. Pijnapel.
2. Teori Persia
Umar Amir Husen dan Hoesein Djadjadiningrat berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara
melalui para pedagang yang berasal dari Persia, bukan dari Gujarat. Persia adalah sebuah
kerajaan yang saat ini kemungkinan besar berada di Iran.
Teori ini tercetus karena pada awal masuknya Islam ke Nusantara di abad ke 13, ajaran yang
marak saat itu adalah ajaran Syiah yang berasal dari Persia. Selain itu, adanya beberapa
kesamaan tradisi Indonesia dengan Persia dianggap sebagai salah satu penguat.
Contohnya adalah peringatan 10 Muharam Islam-Persia yang serupa dengan upacara peringatan
bernama Tabuik/Tabut di beberapa wilayah Sumatera (Khususnya Sumatera Barat dan Jambi).
3. Teori China
Lain halnya dengan Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby, mereka berpendapat bahwa
sebenarnya kebudayaan Islam masuk ke Nusantara melalui perantara masyarakat muslim China.
Teori ini berpendapat, bahwa migrasi masyarakat muslim China dari Kanton ke Nusantara,
khususnya Palembang pada abad ke 9 menjadi awal mula masuknya budaya Islam ke Nusantara.
Hal ini dikuatkan dengan adanya bukti bahwa Raden Patah (Raja Demak) adalah keturunan
China, penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah China, dan catatan yang menyebutkan
bahwa pedagang China lah yang pertama menduduki pelabuhanpelabuhan di Nusantara.
4. Teori Mekkah
Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam di Nusantara dibawa langsung oleh para musafir dari
Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia pada abad ke 7. Hal
ini diperkuat dengan adanya sebuah perkampungan Arab di Barus, Sumatera Utara yang dikenal
dengan nama Bandar Khalifah.
Selain itu, di Samudera Pasai mahzab yang terkenal adalah mahzab Syafi’i. Mahzab ini juga
terkenal di Arab dan Mesir pada saat itu. Kemudian yang terakhir adalah digunakannya gelar Al-
Malik pada raja-raja Samudera Pasai seperti budaya Islam di Mesir. Teori inilah yang paling
benyak mendapat dukungan para tokoh seperti, Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan
Buya Hamka

[3.8] Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya


pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti
yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
Sistem Sosial
Islam mudah diterima di nusantara karena dalam Islam tidak ada sistem kasta. Hal ini
menyebabkan aturan kasta sudah tidak berlaku di kehidupan masyarakat di masa kerajaan
Islam.Selain kasta, masyarakat juga telah menggunakan nama-nama Arab seperti Muhammad,
Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lainnya. Kosakata Bahasa Arab juga
banyak diserap dan digunakan ke bahasa pada masa itu. Alasan lain mengapa Islam mudah
diterima adalah:
• ajarannya cenderung lebih sederhana.
• Syarat untuk masuk ke dalam Islam mudah.
• Tidak mengenal sistem kasta.
• Upacara-upacara keagamaan yang ada lebih sederhana.
• Disebarkan melalui jalan damai (berbeda dengan Katolik dan Kristen yang disebarkan oleh
bangsa asing yang menjajah).

Sistem Ekonomi
Pada masa Islam, kehidupan perekonomian bergantung pada perdagangan. banyak kerajaan
Islam yang terletak di dekat pantai. Lokasi yang strategis ini menjadikannya mudah menjadi
tempat persinggahan pedagang yang saat itu menggunakan kapal laut.
Hal ini juga memicu berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi perdagangan
terjadi. Tempat tersebut tidak hanya disinggahi oleh pedagang pribumi, tapi juga oleh pedagang
dari mancanegara. Pedagang dari mancanegara umumnya berasal dari Arab, Persia, Tiongkok,
bahkan Eropa.
Komoditas yang dijual saat itu terdiri dari rempah-rempah, perhiasan, ataupun keramik.
Uniknya, pedagang dari arab seringkali membentuk komunitas Arab yang dikenal dengan nama
Kampung Arab. Sering dijumpai kampung ini terletak di daerah pesisir. Meski begitu, tak jarang
kampung ini juga dibentuk di daerah yang jauh dari garis pantai dan cenderung dekat dengan
pusat kota yang ramai.
Kehidupan politik atau pemerintahan
Sutawijaya sebagai raja pertama Kerajaan Mataram Islam, mengangkat diri pada tahun 1586-
1601 dengan ibu kota kerajaan di Kota Gede. Sutawijaya berhasil membawa Mataram menjadi
Kerajaan Islam dengan luas wilayah yang terus berkembang. Terbukti pada masa kekuasaannya,
Mataram berhasil memperluas kekuasaan sampai ke daerah timur seprti Surabaya, Madiun dan
Ponorogo, dan ke barat menundukkan Cirebon dan Galuh. Kerajaan Mataram berhasil mencapai
masa jayanya ketika dipimpin oleh Sultan Agun Hanyokrokusumo (1613-1645).Sultan Agung
cukup lama menjadi penguasa di Mataram, yaitu sekitar 32 tahun. Masa kekuasaannya dibedakan
dalam dua periode, yaitu periode pertama adalah masa penyatuan negara dan periode ke dua
adalah masa pembangunan negara. Pada masa kepemimpinan Sultan Agung, Mataram berhasil
menundukkan Gresik, Surabaya, Kediri, Pasuruan dan Tuban, selanjutnya Lasem, Pamekasan,
dan Sumenep. Dan bahkan bukan saja menguasai pulau Jawa, Mataram juga berhail meluaskan
daerah kekuasaan sampai pada Palembang, Sukadana (Kalimantan) dan Goa.
Sultan Agung juga pernah melancarkan serangan kepada Belanda di Batavia namun sayang
gagal. Kekalahan yang terjadi karena pasukan dari Mataram yang kelelahan menempuh jarak
yang jauh dari Mataram ke Jakarta. Selain itu, pasukan Mataram juga terkena wabah penyakit
sehingga banyak yang meninggal. Setelah Sultan Agung meninggal, tidak ada raja yang sekuat
dan sebagus Sultan Agung di Mataram sehingga lambat laun kerajaan Mataram Islam menjadi
tenggelam dan runtuh karena adanya perebutan kekuasaan antar saudara.

Kehidupan sosial budaya


Bermula dari kehidupan ekonomi yang berpijak pada kemampuan pertanian, maka dari situ
kemudian disusun suatu masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat dari kerajan memperoleh
imbalan berupa tanah garapan atau lungguh. Yang kemudian hal ini memicu munculnya tuan-
tuan tanah di tanah Jawa. Kehidupan budaya pada masa perkembangan Kerajaan Islam Mataram
sendiri cukup bagus, artinya ada banyak kreasi yang muncul. Ada perkembangan seni tari, seni
pahat, seni sastra dan lainnya. Selain itu, juga muncul akulturasi antara kebudayaan Hindu
Buddha dan Islam. Contohnya adalah acara Grebeg yang pada awalnya adalah sebuah tradisi
pada jaman Majapahit untuk pemujaan roh nenek moyang, kemudian digeser untuk perayaan
hari besar Islam.Sehingga menjadi banyak muncul acara Grebeg, seperti Grebeg Syawal, Grebeg
Maulud dan acara lainnya. Selain itu, pada penanggalan juga terjadi akulturasi budaya. Hitungan
tahun yang pada mulanya merpakan tarikh Hindu yang didasarkan pada peredaran Matahari,
kemudian sejak tahun 1633 dirubah menjadi tarikh Islam yang didasarkan pada peredaran bulan.
Tahun Hindu 1555 kemudian diteruskan dengan perhitungan baru yang dikenal dengan sebutan
Tahun Jawa. Selain itu, Sultan Agung juga termasuk orang yang kreatif di bidang kesusastraan.
Beliau mengarang Kitab Sastra Gending yang merupakan kitab filsafat. Selain itu juga muncul
berbagai kitab seperti Nitisruti, Nitisastra, dan Astabrata yang berisi ajaran tabiat baik yang
bersumber pada kitab Ramayana.
Kelas XI

[3.1] Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa


(Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia
Proses masuknya bangsa Barat ke Nusantara

Latar belakang masuknya bangsa barat di Nusantara


1. Motivasi 3G(gold,glory,gospel)
2. Revolusi industri
3. Dikuasai konstatinopel oleh kekaisaran Turki Usmani

Penjelasan dari beberapa negara yang masuk ke nusantara


1) Bangsa Portugis
Portugis melakukan ekspedisinya pada tahun 1486 dipimpin oleh Bartolomeus Diaz dengan
menyusuri pantai Barat afrika. Tujuan sebenarnya ke India, namun gagal. Alfonso d’Albuquerqe
berhasil mencapai Malaka pada tahun 1511 kemudian Portugis berhasil menguasai Malaka dan
Myanmar. Pada tahun 1512 bangsa Portugis dibawah pimpinan Antonio de Abreu dan Fransisco
Serao berhasil sampai di Maluku dan menjalin hubungan dagang.
2) Bangsa Spanyol
Pada tahun 1522 ekspedisi Spanyol yang dipimpin oleh Juan Sebastian del Cano tiba di Maluku.
Spanyol  selanjutnya menjalin hubungan dagang dengan Tidore yang menyebabkan persaingan 
dagang antara Portugis dan Spanyol di kawasan Maluku memanas. Akhirnya pada tahun 1527
terjadilah pertempuran antara Ternate dengan bantuan Portugis melawan Tidore  yang dibantu
Spanyol. Pertempuran dan persaingan antara Portugis dan Spanyol berakhir setelah keduanya
menyepakati Perjanjian Saragosa pada tahun 1534.
3) Bangsa Belanda
Kedatangan Belanda dimulai pada tahun 1595 menyusuri ujung selatan Afrika dibawah
pimpinan Cornelis de houtman. Belanda tiba di Indonesia tepatnya di pelabuhan Banten melalui
selat sunda pada tahun 1596.  Tahun 1602 didirikannya VOC atau perserikatan perusahaan
dagang Belanda. Belanda berhasil menyingkirkan Portugis dari Malaka dan membujuk penguasa
Banten untuk mencabut izin.
4) Bangsa Inggris
Ekspedisi yang dilakukan oleh Inggris dipelopori Francis Drake dan Thomas Cavendish yang
berlayar mengikuti jalur yang ditemukan oleh Magelhaens pada tahun 1957. Inggris berhasil
mengeksplor rempah-rempah dari Ternate dan membawanya ke Inggris melewati Samudera
Hindia. Melalui persekutuan dagang EIC (East Indian Company) Inggris berhasil menjadi salah
satu negara penjajah dengan daerah jajahan terluas di Asia.

Perkembangan kebijakan kolonialisme bangsa Barat


Sejarah perkembangan kolonialisme berawal daat Vasco da Gama yang berasal dari portugis
berlayar ke India pada tahun 1498. Berawal dari pencarian jalan ke Timur untuk mencari sumber
rempah-rempah perlombaan dalam mencari tanah jajahan dimulai. Kuasa Barat Portugis dan juga
Spanyol kemudian diikuti Inggris dan Belanda untuk berlomba-lomba dalam mencari daerah
penghasil rempah-rempah dan juga untuk berusaha menguasainya.
Pada awalnya penguasan wilayah untuk kepentingan ekonomi dan akhirnya beralih menjadi
penguasa/penjajah politik yaitu campur tangan untuk menyelesaikan pertikaian, perang antar
saudara, dll. Hal ini dikarenakan kuasa kolonial tersebut ingin menjaga kepentingan mereka
seperti pergagangan dari pada pergolakan politik lokal yang dapat menggangu kelancaran
perdagangan mereka.
Kolonilisme berkembang sangat pesat sesudah perang dunia I. Sejarah kolonilisme Eropa dibagi
menjadi 3 peringkat, yakni:
• Dari abad 15 sampai Revolusi industry (1763) yang memperlihatkan datangnya kuasa Eropa
seperti Spanyol dan Portugis.
• Setelah Revolusi Industri hingga tahun 1870-an.
• Dari tahun 1870-an hingga tahun 1914 ketika meletusnya Perang Dunia I yang merupakan
puncak pertikaian kuasa-kuasa imperialis.

Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia


Hubungan perdagangan antara Asia – Eropa yang berlangsung selama berabad-abad mengalami
gangguan dengan adanya Perang Salib ( 1096 – 1291 M ), puncaknya terjadi setelah kota
Konstantinopel dikuasai oleh Turki Usmani tahun 1453 yang berakibat hubungan perdagangan
tersebut terputus total. Akibatnya bangsa Eropa terpaksa mencari jalan sendiri menuju ke daerah
penghasil rempah-rempah yaitu Hindia ( Indonesia ), sehingga dimulailah
“ Jaman Penjelajahan Samudera”.

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya penjelajahan Samudera antara lain :


1. Reconguesta, yaitu semangat pembalasan bangsa Eropa terhadap kekuasaan Islam di
manapun dijumpai, sebagai tindak lanjut dari Perang Salib.
2. Gold, yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas.
3. Glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan negara atau daerah jajahan.
4. Gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.
5. Adanya penemuan baru seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang menggambarkan
secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.
6. Adanya teori Heliosentris oleh Copernicus yang menyatakan pusat tata surya adalah
matahari dan bentuk bumi bulat sehingga mendorong orang untuk membuktikannya.
Negara Eropa yang mempelopori penjelajahan samudera adalah Portugis dan Spanyol, yang
kemudian diikuti oleh Inggris, Perancis dan Belanda.
Adapun tokoh-tokoh penjelajah samudera yang terkenal adalah sebagai berikut :
• Portugis : Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama, Alfonso d’ Albuquerque.
• Spanyol : Christoper Columbus, Ferdinand Magelhaez, Juan Sebastian Del Cano.
• Inggris : Sir Francis Drake, Sir James Lancaster, James Cook.
• Belanda : Cornelis de Houtman, Jacob van Neck, Abel Jan Tasman.
Awalnya hubungan antara kerajaan/bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa berjalan setara,
mereka saling menghormati dan bekerja sama dalam perdagangan. Namun dalam
perkembangannya nampak tujuan asli bangsa Eropa yang akan memonopoli perdagangan
rempah-rempah serta menguasai wilayah penghasil rempah-rempah tersebut.
Kekuasaan Belanda
Kedatangan Belanda pertama kali ke Indonesia mereka mendarat di Banten tahun 1596 di bawah
pimpinan Cornelis de Houtman, namun karena sikapnya yang kasar mereka diusir kembali ke
negaranya. Pada tahun 1598 datang rombongan dagang berikutnya di bawah pimpinan Jacob van
Neck yang bersikap lebih terbuka sehingga bisa diterima dengan baik. Selanjutnya berbondong
bondong ekspedisi dagang dari Belanda datang ke Indonesia. Untuk menghindari persaingan
sesama pedagang Belanda, mereka mendirikan kongsi dagang yang diberi nama VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie ) pada tanggal 20 Maret 1602. Karena keuntungan yang
diperoleh sangat besar sehingga mereka tidak hanya memonopoli perdagangan saja tetapi dengan
taktik Devide et Impera mereka menguasai satu persatu wilayah Indonesia. Namun pada akhir
abad ke-18, VOC bangkrut dan dibubarkan, sehingga kekuasaan di Indonesia diambil alih
langsung oleh Kerajaan Belanda.
Pada tahun 1811 Inggris menyerang Indonesia dan berhasil mengalahkan Belanda dengan
penyerahan kekuasaan dalam Kapitulasi Tuntang. Sejak itu Inggris berkuasa di Indonesia di
bawah Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles.Namun kekuasaan Inggris tidak bertahan
lama karena terjadi kesepakatan yang disebut Konvensi London tahun 1814 yang isinya Belanda
memperoleh kembali jajahannya yang semula direbut Inggris. Penyerahan secara resmi
berlangsung di Batavia tanggal 19 Agustus 1816, sehingga sejak saat itu Hindia Belanda
( Indonesia ) kembali dikuasai Kerajaan Belanda sampai kedatangan Jepang tahun 1942 yang
menggantikan kedudukan mereka.
Negara Kolonial Yang Menyebabkan Penderitaan Rakyat
1. Portugis
Portugis berkuasa di Maluku cukup lama yaitu dari tahun 1512 sampai tahun 1641, selama
berkuasa mereka menerapkan kebijakan-kebijakan yang sangat berpengaruh bagi rakyat di
daerah Maluku, yaitu :
1. Berusaha menanamkan pengaruh kekuasaannya di Maluku.
2. Menyebarkan agama Katolik di daerah-daerah yang dikuasai.
3. Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis.
4. Sistem monopoli perdagangan cengkih dan pala di Ternate.
5. Akibat dari kebijakan tersebut menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat, yang
selanjutnya menumbuhkan benih-benih kebencian dan perlawanan terhadap Portugis.
2. VOC di Indonesia
VOC dibentuk pada tanggal 20 Maret 1602 di Ambon, Maluku dengan tujuan untuk menghindari
persaingan di antara perusahaan dagang Belanda dan memperkuat diri agar dapat bersaing
dengan perusahaan dagang negara lain. Oleh pemerintah Kerajaan Belanda, VOC diberi hak-hak
istimewa yang dikenal dengan nama “ hak oktroi”, seperti:
• Hak monopoli perdagangan,
• Hak untuk membuat uang sendiri,
• Hak untuk mendirikan benteng pertahanan,
• Hak untuk membentuk tentara,
• Hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia.
Berikut ini disajikan secara singkat kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masa VOC dan
pengaruhnya bagi bangsa Indonesia :
1. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdagangan.
2. Melaksanakan politik devide et impera (memecah belah dan menguasai) dalam rangka untuk
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
3. Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Ambon, dipindah ke Batavia.
4. Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten) untuk mengawasi perdagangan gelap
penyelundupan rempah-rempah di Maluku.
5. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang
melebihi ketentuan.
Adapun pengaruh yang dirasakan oleh bangsa Indonesia antara lain :
• Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
• Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah
kendali VOC
• Hak oktroi VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin, dan menderita.
• Rakyat Indonesia mengenal ekonomi uang, mengenal sistem benteng pertahanan , etika
perjanjian, dan senjata modern (senjata api dan meriam).
• Pelayaran Hongi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan, dan
pembunuhan.
• Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber
penghasilan yang harusnya bisa berlebih.
Akibat salah urus dan terjadinya korupsi oleh para pegawainya, akhirnya VOC mengalami
kebangkrutan dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799.
3. Pemerintahan Hindia Belanda ( Republik Bataafsche)
Kekuasaan di Indonesia diambilalih langsung oleh kerajaan Belanda yang saat itu ada di bawah
kekuasaan Perancis ( Republik Bataafche ). Untuk memerintah Hindia Belanda ( Indonesia),
diangkatlah Gubernur Jendral Herman Williem Daendels (1808 – 1811 ). Tugas utama yang
diemban adalah mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman serangan Inggris. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Daendels menerapkan kebijakan seperti :
1. Semua pegawai pemerintah menerima gaji tetap dan mereka dilarang melakukan kegiatan
perdagangan.
2. Melaksanakan contingenten yaitu pajak dengan penyerahan berupa hasil bumi.
3. Menetapkan verplichte leverentie, kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada
pemerintah
4. Belanda dengan harga yang telah ditetapkan.
5. Menerapkan sistem kerja paksa (rodi) dan membentuk tentara dengan melatih pribumi.
6. Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan ( 1.000 km ) untuk kepentingan
pertahanan.
7. Mewajibkan Prianger stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan untuk menanam kopi.
8. Melakukan penjualan tanah milik negara kepada pihak swasta (asing).

Akibat kebijakan yang diterapkannya tersebut menimbulkan pengaruh bagi rakyat, yaitu :
• Kebencian yang mendalam baik dari kalangan penguasa daerah maupun rakyat,
• Munculnya tanah-tanah partikelir yang dikelola oleh pengusaha swasta,
• Perlawanan oleh para penguasa maupun rakyat,
• Kemiskinan dan penderitaan yang berkepanjangan.
Selama berkuasa Daendels dikenal sebagai seorang yang kejam, disiplin dan bertangan besi, oleh
karena dipandang sangat otoriter maka Daendels ditarik kembali dan kedudukannya digantikan
oleh Gubernur Jendral Janssen tahun 1811. Namun dia tidak setangguh Daendels, sehingga harus
mengakui kekuasaan Inggris dengan menandatangani Perjanjian/Kapitulasi Tuntang pada tanggal
17 September 1811 dan sejak itu Indonesia jatuh ke tangan Inggris.
4. Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris
Sebagai Gubernur Jendral diangkat Thomas Stamford Raffles ( 1811 – 1816 ), selama berkuasa
dia menetapkan kebijakan sebagai berikut :
1. Menerapkan sistem sewa tanah atau Landrent, dimana para petani harus membayar pajak
sebagai uang sewa tanah, karena tanah dianggap milik negara.
2. Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan, dengan maksud untuk mempermudah
koordinasi dan pengawasan atas daerah kekuasaan.
3. Memperbaharui sistem peradilan dengan mengadopsi sistem yang berlaku di Inggris.
4. Merintis pembangunan Kebun Raya Bogor dan menemukan bunga Rafflesia arnoldi.
5. Menulis buku sejarah Jawa yang berjudul “ History of Java “.
6. Masa kekuasaan Inggris di Indonesia tidak berlangsung lama, karena terjadi perubahan
politik di Eropa seiring jatuhnya Napoleon Bonaparte ( Perancis ) sehingga dalam
Konvensi London tahun 1814 status Hindia Belanda dikembalikan seperti sebelum
perang yaitu kembali menjadi milik Kerajaan Belanda. Penyerahan kekuasaan dilakukan
di Batavia pada tanggal 19 Agustus 1816.
5. Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda
Setelah penyerahan kekuasaan tersebut, maka Hindia Belanda kembali dikuasai oleh pemerintah
kolonial Belanda yang menunjuk Van der Capellen sebagai Komisaris Jendral ( 1817-1830 )
yang beraliran liberal (menghendaki urusan ekonomi diserahkan kepada swasta). Tugasnya
sangat berat dalam menutup hutang-hutang pemerintah Belanda yang dipakai untuk membiayai
perang. Terjadi penentangan oleh golongan konservatif yang menghendaki urusan ekonomi
dipegang langsung oleh pemerintah. Situasi perekonomian Belanda yang tidak kunjung membaik
menyebabkan golongan liberal kalah, sehingga golongan konservatif mengambilalih kekuasaan.
Dalam perkembangannya kedua golongan tersebut silih berganti berkuasa, sehingga kebijakan
yang diterapkan di Hindia Belanda juga berubah-ubah. Adapun kebijakan yang diterapkan antara
lain : Sistem Tanam Paksa/Cultuur Stelsel ( 1830 – 1870 )

Rakyat dipaksa untuk menanam tanaman ekspor yang saat itu sangat laku dalam perdagangan
internasional seperti kopi, teh, kina, dan tembakau ( disebut tanaman wajib ). Secara singkat
pokok-pokok aturan Tanam Paksa adalah sebagai berikut :
• Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan garapan untuk ditanami tanaman wajib.
• Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena hasil yang disetor dianggap sebagai pajak
• Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak akan dikembalikan.
• Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib, tidak boleh melebihi
waktu yang diperlukan untuk menanam padi.
• Rakyat yang tidak memiliki tanah, wajib bekerja selama 66 hari dalam setahun di
perkebunan atau pabrik milik pemerintah.
• Jika terjadi kerusakan atau gagal panen, menjadi tanggung jawab pemerintah.
• Kekejaman Kolonialisme terhadap Hak Azasi Rakyat Indonesia
Penjajahan yang dialami bangsa Indonesia selama berabad – abad telah mendatangkan berbagai
penderitaan bagi bangsa Indonesia. Siapapun penjajahnya, baik Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris maupun Jepang, tetap saja mereka memperlakukan bangsa Indonesia sebagai bangsa
yang terjajah dangan tanpa peri kemanusiaan. Sebagai bangsa yang terjajah, maka tidak ada lagi
kemerdekaan, kebebasan dan kedaulatan dinikmati oleh bangsa Indonesia. Yang dapat dirasakan
hanyalah pemaksaan, penindasan, eksploitasi tenaga manusia, eksploitasi kekayaan tanah air,
yang semuanya hanya untuk kepentingan bangsa penjajah. Keuntungan yang diperoleh bangsa
Indonesia dari penjajahan hanya sedikit sekali dan tidak sebanding dengan penderitaan yang
dirasakan. Ketika pertama kali bangsa Portugis menguasai Indonesia, maka mulailah penderitaan
itu. Bergantinya penjajahan dari Portugis ke Belanda tidaklah bertambah baik, bahkan bertambah
buruk.
Bahkan Belanda jauh lebih lama dalam melakukan penjajahannya terhadap Indonesia, sehingga
dengan demikian deretan penderitaan bangsa Indonesia itu di bawah penjajahan Belanda
berlangsung lama, selama penjajahan itu berlangsung.
Semua janji dan kata manis kolonial dilanggar. Pertama, bukan 1/5 dari tanah petani yang
ditanami, tetapi 1/4, 1.3, bahkan setengah dari tanah milik petani digunakan untuk tanaman
ekspor. Bahkan penanaman tersebut memilih tanah-tanah yang dubur. Kedua, tanah yang dipakai
untuk keperluan penanaman tanaman ekspor tersebut tetap dikenakan pajak. Ketiga, para petani
harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengerjakan tanaman pemerintah, sehingga
tidak ada waktu untuk menggarap sawahnya sendiri. Keempat, para kepala daerah merasa tergiur
dengan cultuur procenten, akibatnya mereka mulai berlomba-lomba mengusahakan daerahnya
agar memberikan hasil sebanyak mungkin. Ulah mereka itu mengakibatkan rakyat semakin
menderita. Kelima, kegagalan panen akibat hama atau banjir pada kenyataannya menjadi beban
petani. Keenam, bukan 65 hari lamanya rakyat harus bekerja rodi, melainkan menurut keperluan
pemerintah.
Rakyat sangat menderita, kelaparan terjadi dimana-mana akibatnya jumlah kematian meningkat.
Orang yang menentang kerja paksa disiksa. Demikianlah penderiataan rakyat pulau Jawa akibat
tanam paksa yang diciptakan oleh Van den Bosch. Belanda memperoleh keuntungan besar,
sedangkan keuangannya menjadi normal kembali. Pembangunan di negeri Belanda dibiayai dari
hasil tanam paksa. Tanam paksa dengan cara sewenang-wenang itu berjalan hampir setengah
abad dari tahun 1830 sampai 1870. Dapat kita bayangkan betapa besar kesengsaraan yang
diderita rakyat, tertama di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Meskipun tanam paksa sudah menyimpang dari teori yang diciptakan Van den Bosch,
pemerintah Belanda tidak mau peduli sebab tanam paksa telah memberikan keuntungan yang
sangat besar. Namun Ketika belanda menyerah kepada Jepang pada tahun 1942, rakyat Indonesia
semula menaruh harapan bahwa penderitaannya selama dijajah bangsa Barat akan berakhir dan
berganti kearah kehidupan yang lebih baik. Harapan itu ternyata sia – sia, karena sepak terjang
Jepang tidak sesuai dengan janji – janji muluknya. Jepang yang semula seakan mau membantu
melepaskan penderitaannya akhibat penjajahan Barat, ternyata malah menambah kesengsaraan
rakyat Indonesia.
Jepang pada akhirnya juga melakukan tindakan penjajahan terhadap Indonesia dengan
kekejaman di luar batas perikemanusiaan. Pada masa pendudukan jepang para petani dipaksa
untuk menyerahkan hasil padinya dan hasil pertanian lainnya kepada pihak Jepang. Semua hasil
pertanian diangkut untuk kepentingan Jepang dalam menghadapi perang. Keadaan ekonomi itu
memang sangat parah, karena semua hasil produksi disedot untuk kepentingan perang. Semua
sumber kekayaan rakyat dikuras habis sampai ke akar – akarnya. Hal ini menyebabkan rakyak
Indonesia di berbagai tempat mengalami kemelaratan dan kelaparan, sehingga banyak harus
makan jagung, bonggol pisang, dan sebagainya. Penyakit kekurangan gizi merajalela. Sementara
itu rakyat pun banyak tidak mampu memiliki pakaian yang layak. Mereka banyak yang terpaksa
harus memakai pakaian dari karung goni atau baju karet.
Penderitaan rakyat pada Jaman Jepang terutama dialami oleh mereka yang terjadi romusha
(pekerja ). Pada mulanya romusha dilakukan secara sukarela untuk membantu Jepang atas dasar
sikap simpati rakyat terhadap Jepang. Namun kemudian, karena Jepang memerlukan jumlah
tenaga romusha yang banyak. Akhirnya romusha berubah menjadi paksaan. Tenaga romusha itu
antara lain untuk membangun jalan raya, kubu pertahan, lapangan udara, pekerja kasar di pabrik
atau pelabuhan, dan lain – lain. Ribuan romusha dari Jawa banyak dikirim ke luar Jawa, bahkan
ke luar negeri misalnya ke Thailand, Birma, Malaya, dan Vietnam. Tenaga – tenaga romusha itu
pada umunya diambil dari para pemuda desa, sehingga mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
ekonomi desa.
Kehidupan romusha ditempat kerjanya sangat tidak manusiawi. Mereka diperlakukan dengan
sangat buruk oleh Jepang. Mereka dipaksa bekerja dari pagi hari sampai petang hari, tanpa
istirahat dan makanan serta perawatan yang cukup. Mereka pun diawasi secara ketat oleh tentara
jepang, hanya pada malam hari saja mereka dapat istirahat. Sementara itu mereka pun sangat
mudah untuk terjangkit penyakit, karena kondisi kesehatan dan lingkungannya tidak terpelihara.
Banyak sekali romusha yang akhirnya meninggal di tempat kerjanya. Hal ini terutama
disebabkan karena pekerja yang terlalu berat, kesehatan yang tidak terjamin dan makanan yang
tidak cukup.
[3.2] Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20
Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme
Revolusi Industri yang memberikan pengaruh terhadap perekonomian, khususnya di kawasan
Eropa telah mendorong Negara negara Barat untuk melakukan penjelajahan samudera.
Penjelajahan ini bertujuan untuk mencari daerah yang akan dijadikan jajahan. Di daerah-daerah
yang telah berhasil dikuasai, para penjelajah melakukan eksploitasi besarbesaran terhadap
sumber daya alam dan memasarkan hasil industri dari negaranya. Pada awal kedatangannya, para
penjelajah yang menemukan daerah baru dan mendarat di suatu tempat, memperkenalkan dirinya
sebagai pedagang. Mereka melakukan interaksi perdagangan dengan penduduk pribumi, bahkan
di antara mereka ada pula yang mendirikan pemukiman (koloni)
Pada perkembangan selanjutnya, tanpa disadari oleh penduduk pribumi daerah itu oleh mereka
dianggap sebagai daerah miliknya. Dengan leluasa mereka mengeksplorasi dan mengeksploitasi
kekayaan yang ada di daerah baru itu. Dalam sistem politik, pendudukan, dan penguasaan suatu
daerah oleh Negara lain disebut penjajahan atau istilah populernya disebut kolonialisme.
Tujuan utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi. Kebanyakan koloni yang yang
dijajah adalah wilayah yang kaya akan bahan mentah. Istilah kolonialisme bermaksud
memaksakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah wilayah atau negeri lain (tanah jajahan) atau
satu usaha untuk mendapatkan sebuah wilayah baik melalui paksaan atau dengan cara damai.
Penaklukan atas sebuah wilayah bisa dilakukan secara damai atau paksaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Negara yang menjajah menggariskan panduan tertentu atas wilayah
jajahannya, meliputi aspek kehidupan sosial, pemerintahan, undang-undang dan sebagainya.

Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme


1. Asal Kata
Kolonialisme berasal dari kata colonia dalam bahasa latin yang artinya tanah permukiman/
jajahan.
Imperialisme berasal dari kata imperator yang artinya memerintah. Atau dari kata imperium
yang artinya kerajaan besar dengan memiliki daerah jajahan yang amat luar.
2. Pengertian
Kolonialisme adalah suatu sistem dimana suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya
negara lain tetapi masih tetap berhubungan dengan negeri asal. bertujuan untuk menguras habis
sumber daya alam dari negara yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
Imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara
lainnya.
3. Tujuan Penguasaan Wilayah
Kolonialisme tujuannya untuk menguras sumber-sumber kekayaan daerah koloni demi
perkembangan industri dan memenuhi kekayaan negara yang melaksanakan politik kolonial
tersebut.
Imperialisme, melakukan penjajahan dengan cara membentuk pemerintahan jajahan dan dengan
menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan di daerah jajahan. bertujuan untuk
menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
4. Paham Kolonialisme dan Imperialisme
Kolonialisme
adalah paham tentang penguasa oleh suatu negara atas daerah / bangsa lain dengan maksud untuk
memperluas negara itu. Faktor penyebab timbulnya kolonialisme : keinginan untuk menjadi
bangsa yang terkuat, menyebarkan agama dan ideologi, kebanggan atas bangsa yang istimewa,
keinginan untuk mencari sumber kekayaan alam dan tempat pemasaran hasil industrinya.
Imperialisme
adalah paham yang mendasari suatu negara untuk menguasai negara lain yang dilakukan dengan
membentuk pemerintahan jajahan dengan tujuan untuk menguasai seluruh aspek kehidupan
masyarakat, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, dan militer. Contoh: Inggris, Jepang.Istilah
imperialisme muncul pertama kali di Inggris pada abad ke-19, ketika Disraell menjadi Perdana
Menteri Inggris.

[3.3] Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi dan pendidikan pada masa
penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan
bangsa Indonesia pada masa kini

Dampak kolonialisme di berbagai bidang


a) Bidang Politik
o Daendels dan raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern. Mereka mengubah
system Bupati yang harusnya secara turun temurun atau garis keturunan diubah menjadi
berupa system pegawai negeri, mereka diberi gaji.
o Aktivitas pemerintahan berpusat di wilayah Jawa
o Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya
pergantian tahta kerajaan. Hal ini berdampak pada penguasaan politik di Indonesia oleh
pihak imperialis. Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik,
bahkan kekuasaan kerajaan lokal mulai runtuh.
b) Bidang sosial
o Terciptanya system kasta dalam masyarakat.Bangsa Eropa dianggap paling tinggi disusul
oleh Asia, Timur Jauh, serta Pribumi.
o Terjadi penindasan secara kejam dimana tradisi kerajaan bangsa Indonesia yang
sederhana dihilangkan.
o Rakyat pribumi dipaksa untuk patuh pada pemerintah Belanda
o Masuknya agama Katolik dan Protestan.
c) Bidang ekonomi
o Bangsa Indonesia mulai mengenal industry pertambangan dan dibukanya kilang minyak
bumi.
o Pembangunan rel kereta api untuk memperlancar arus perdagangan.
o Liberalisme dan eksploitasi ekonomi
o Politik pintu terbuka membuat pengusaha kecil Indonesia gulung tikar.
o Diperkenalkannya system sewa tanah, juga system kerja rodi.
d) Bidang budaya
o Pemerintah Belanda menghapus kedudukan adat penguasa pribumi.
o Menyederhanakan upacara tradisi dalam kehidupan pribumi sehingga menjadi lemah.
o Birokrat menggunakan bahasa Belanda sebagai symbol status mereka.

[3.4] Menghargai nilai-nilai sumpah pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan
di Indonesia pada masa kini
Kebangkitan Nasional Indonesia
Munculnya kebangkitan nasionaal Bangsa Indonesia di tandai dengan munculnya partai-partai
nasional yaitu :
1. BUDI UTOMO
Budi Utomo adalah organisasi modern pertama yang berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Demi
mencapai tujuannya, Budi Utomo bergerak pada bidang pendidikan nih. Kemudian Budi Utomo
membuat program penggalangan dana pendidikan, juga bidang kebudayaan melalui
pengembangan kebudayaan Jawa. Namun budi utomo hanya berkembang pada Jawa dan Madura
karena hanya berfokus disana sehingga kalah pamor dengan Sarekat islam yang tidak membatasi
wilayah pergerakannya dimana semua kalangan terbuka untuk bergabung.
Akhirnya tahun 1935, Budi utomo bergabung dengan Partai Indonesia Raya. Namun, organisasi
ini merupakan inspiprasi lahirnya partai-partai lain. Maka hari lahir Budi Utomo adalah
peringatan Hari kebangkitan Nasional pada 20 Mei
2. SAREKAT ISLAM
Sebelum namanya berubah menjadi Sarekat Islam, sebelumnya organisasi ini bernama Sarekat
Dagang Islam (SDI). Pendiri dari SDI adalah H. Samanhudi dan didirikan di Solo pada tahun
1911. Sejak SDI berpindah ke Surabaya, dan kepemimpinan saat itu berpindah ke HOS
Cokroaminoto, SDI berubah nama menjadi Sarekat Islam. Alasannya yaitu untuk memperluas
bidang kegiatan organisasi yang awalnya hanya bergerak pada bidang perdagangan.
Sarekat Islam jelas memiliki tujuan. Beberapa bidang kegiatan yang dijalankan oleh SI antara
lain:
• Sosial-ekonomi, memberikan bantuan modal usaha bagi anggotanya dan memajukan
perdagangan masyarakat pribumi.
• Agama, memajukan kehidupan dan mengembangkan ajaran agama Islam
Organisasi SI berkembang begitu pesat. Karena perkembangannya yang pesat, SI menjadi
ancaman bagi pemerintah kolonial Belanda. Selain itu, perkembangannya yang pesat ini
membuat SI berubah menjadi partai politik, setelah diakui sebagai organisasi resmi pada bulan
Maret 1916 oleh pemerintah.
Setelah mengalami perkembangan yang pesat, SI kemudian mengalami kemunduran di tahun
1921. Kemunduran itu terjadi akibat perpecahan di dalam Sarekat Islam sendiri. Sarekat Islam
terpecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah. Hal tersebut terjadi akibat adanya agitasi
golongan komunis melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam tubuh SI. SI Putih akhirnya
berkembang dan dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, sedangkan SI Merah dipimpin oleh
Semaun.
3. INDISCHE PARTIJ
Indische Partij adalah partai politik pertama yang berdiri di Hindia Belanda. Demi mencapai
tujuannya, Indische Partij banyak berkecimpung dalam ranah politik, seperti mengkritik
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda.
Indische Partij banyak mengeluarkan tulisan kritikannya terhadap pemerintah Hindia Belanda
melalui surat kabar yang sering dipublikasikan. Salah satu tulisan yang paling terkenal adalah
tulisan dari Suwardi Suryaningrat berjudul “Als Ik eens Nederlander was” di surat kabar De
Express pada tanggal 13 Juni 1913.
Akibat kegiatan-kegiatan organisasi ini yang terlalu keras menentang pemerintah kolonial
Belanda, pada Desember 1913, Indische Partij dilarang melakukan kegiatannya serta tokoh “Tiga
Serangkai” diasingkan ke Belanda.

Makna Sumpah pemuda masa kini


Dimasa kini para pemuda harus lebih menghargai perjuangan yang dilakukan oleh para pemuda
dahulu dimana dengan cara melahirkan ide-ide inovatif yang digunakan untuk dapat
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

[3.5] Menganalisis sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa Indonesia

Kebijakan – kebijakan bangsa Jepang selama masa penjajaahan


ASPEK EKONOMI
Sewaktu Indonesia masih di bawah penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan adalah
sistem ekonomi perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai sumber-sumber bahan
mentah dari berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang melakukan itu, untuk menghadapi
Perang Asia Timur Raya, Squad. Nah, wilayah-wilayah ekonomi yang sanggup memenuhi
kebutuhannya sendiri atau yang diberi nama Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur
Raya, merupakan wilayah yang masuk ke dalam struktur ekonomi yang direncanakan oleh
Jepang.
Kalau di bidang moneter, pemerintah Jepang berusaha untuk mempertahankan nilai gulden
Belanda. Hal itu dilakukan agar harga barang-barang dapat dipertahankan sebelum perang.
ASPEK POLITIK dan MILITER
Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang selalu mengajak bekerja sama golongan-
golongan nasionalis. Hal ini jelas berbeda dibandingkan pada masa pemerintahan Hindia-
Belanda. Saat itu golongan nasionalis selalu dicurigai. Golongan nasionalis mau bekerja sama
dengan pemerintahan Jepang karena Jepang banyak membebaskan pemimpin nasional Indonesia
dari penjara, seperti Soekarno, Hatta, dan juga Sjahrir.
Kenapa Jepang mengajak kerja sama golongan nasionalis Indonesia? Karena Jepang
menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat
Indonesia. Saat itu, Wakil Kepala Staf Tentara Keenam Belas, Jenderal Harada Yosyikazu,
bertemu dengan Hatta untuk menyatakan bahwa Jepang tidak ingin menjajah Indonesia,
melainkan ingin membebaskan bangsa Asia. Karena itulah Hatta mererima ajakan kerja sama
Jepang. Akan tetapi, Sjahrir dan dr. Tjipto Mangunkusumo tidak mererima tawaran kerja sama
Jepang.
Kebijakan yang dilaksanakan Jepang di Indonesia :
(1)Melarang semua rapat dan kegiatan politik.
(2)Politik Dumping
(3)Propaganda
(4)Romusha
(5)membentuk badan-badan kerjasama

Untuk yang pertama kalinya, Jepang melakukan kebijakan politik yaitu melarang semua rapat
dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, jepang mengeluarkan peraturan yang
membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8
September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.
Jepang melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:
1) Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
2) Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
3) Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.
4) Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji
5) Menarik simpati organisasi Islam MIAI.
6) Melancarkan politik dumping
7) Tokoh nasional diajak bergabung dengan Jepang misalnya : Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta
serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.
Jepang membentuk badan-badan kerjasama seperti berikut:
a)PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
PUTERA dibentuk dengan tujuan untuk membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar
menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mendukung Jepang.

b)JAWA HOKOKAI (Himpunan kebaktian Jawa)


Jawa Hokokai merupakan organisasi sentral yang anggotanya ada macam-macam profesi
(dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).

Berikut kebijakan Jepang terkait dengan sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah
sebagai berikut:
a.Kegiatan ekonomi bertujuan untuk kepentingan perang sehingga seluruh potensi sumber daya
alam dan bahan mentah dipakai demi industri yang mendukung mesin perang.
b.Jepang memberikan sanksi pelanggaran yang sangat berat serta pengawasan yang diterapkan
pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang.
c. Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki(memenuhi kebutuhan daerah sendiri
dan menunjang kegiatanperang). Konsekuensinya tugasrakyat beserta semua kekayaan
dikorbankan untuk kepentingan perang.

Jepang menerapkan kebijakan ROMUSHA


Kinrohosi ialah kerja paksa (tanpa dibayar) untuk para pamong desa dan pegawair rendahan.
Mereka diperlakukan sebagai tenaga romusha yang lainnya. Para kinrohosi banyak yag dikirim
ke luar Jawa untuk membantu membuat pertahanan tentara Jepang.
Romusha merupakan kerja paksa (tanpa dibayar) pada zaman penduduka Jepang. Romusha
dibentuk dengan tujuan untuk membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan rakyat
Jepang. Sarana dan prasarana tersebut antara lain jembatan, lapanganterbang, serta gua-gua
tempat persembunyian. Kebijakan pemerintah pada pendudukan Jepang pada bidang social
antara lain berupa pengerahan tenaga rakyat untuk melaksanakan kerja paksa. Selain itu, para
pemuda juga diwajibkan untuk masuk menjadi anggota organisasi militer maupun semi
militeryang dibentuk Jepang

Jepang menerapkan kebijakan Politik Dumping. Politik dumping yaitu: politik atau kebijakan
yang dilakukan dengan jalan menjual produk di luar negeri lebih murah dari pada dalam negeri.
Tujuan Kebijakan dumping ini untuk menguasai pasar di luar negeri dan untuk menghasilkan
produk lama yang mungkin kurang maju.

Adapun syarat –syarat dari kebijakan Politik dumping:


1) Permintaan terhadap barang hasil produksi dalam negeri kurang elastis dibandingkan dengan
luar negeri yang keadaan pasarnya persaingan ini sempurna atau kekuatan monopoli dalam
negeri lebih besar dibandingkan dengan luar negeri.
2) Konsumen di dalam negeri tidak akan mungkin membeli barang hasil produksi dalam negeri
di luar negeri.
3) Kebijakan-kebijakan perdagangan internasional (proteksi, politik dagang bebas, dan politik
dumping) melalui tarif, kuota, premi dan subsidi. Kebijakan perdagangan internasional
mencakup kegiatan, yaitu kegiatan ekspor dan impor barang/jasa, dengan kebijakan ekspor
pemerintah berusaha untuk mendorong ekspor yang melalui kebijakan impor, pemerintah
berusaha untuk mengendalikan/mengatur impor

Dampak kependudukan jepang di indonesia, sebagai berikut:


Bidang Politik
• Jepang melarang masyarakat Indonesia untuk berkumpul atau bermunyawarah
• Terdapat tokoh-tokoh nasional yang menduduki jawbatan di pemerintahan Jepang
• Masyarakat Indonesia dimanfaatkan simpatinya untuk membantu mereka melawan sekutu

Bidang Ekonomi
• Jepang menguasai seluruh kekayaan alam yang ada di Indonesia
• Jepang mengatur seluruh perekonomian di Indonesia
Bidang Militer
Jepang menjadikan pemuda-pemuda Indonesia sebagai tentara mereka
Bidang Kebudayaan
• Menjadikan bahasa Jepang adalah bahasa yang wajib dipelajari
• Mendirikan pusat kebudayaan di Indonesia "Keimin Bunka Shidoso"

Beberapa bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang


Perlawanan rakyat Aceh terhadap Jepang
Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah perlawananan rakyat yang terjadi di Cot
Plieng yang dipimpin oleh Abdul Jalil. Abdul Jalil adalah seorang ulama muda dan guru mengaji
di daerah Cot Plieng, Provinsi Aceh. Karena melihat kekejaman dan kesewenangan pemerintah
pendudukan Jepang, rakyat Cot Plieng melancarkan perlawanan. Abdul Jalil adalah pemimpin
pasukan untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang.
Perlawanan rakyat Kalimantan terhadap Jepang
Rakyat melawan Jepang karena himpitan penin dasan yang dirasakan sangat berat. Salah satu
perlawanan di Kalimantan adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma, beliau adalah
seorang pemimpin Suku Dayak. Pang Suma memiliki pengaruh yang besar terhadap kalangan
orang-orang daerah Tayan, Meliau, dan daerah sekitar lainnya.
Perlawanan PETA di Blitar terhadap Jepang
PETA merupakan salah satu organisasi militer yang dibentuk oleh Jepang. Perlawanan PETA di
Blitar dipimpin oleh Chudanco Supriyadi. Penyebab terjadinya perlawanan ini adalah dipicu oleh
tidakan yang kurang mengenakkan dari Jepang terhadap rakyat Blitar. Tentara PETA merasa
prihatin terhadap perlakuan tersebut, sehingga mengadakan perlawanan.

[3.6] Menganalisis peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan


kemerdekaan Indonesia
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno merupakan tokoh intelektual yang menjadi presiden pertama Indonesia. Beliau
terlibat dalam peristiwa-peristiwa penting pergerakan nasional, seperti mendirikan Perserikatan
Nasional Indonesia (PNI), menentang imperialisme, dan turut serta dalam usaha persiapan
kemerdekaan melalui BPUPKI dan PPKI. Beliau juga lah yang mencetuskan Pancasila dan
menjadi proklamator kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
Mohammad Hatta
Bersama Ir. Soekarno, Mohammad Hatta dijuluki sebagai dwitunggal yang berperan besar dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bung Hatta turut menyusun naskah proklamasi dan
menjabat sebagai wakil presiden pertama Indonesia. Beliau juga memperjuangkan kedaulatan
Indonesia pada Konferensi Meja Bundar (KMB).
HOS Tjokroaminoto
Hadji Oemar Said Tjokroaminoto alias HOS Tjokroaminoto merupakan guru dari banyak
pahlawan Indonesia. Beliau gigih menentang Belanda melalui tulisannya. HOS Tjokroaminoto
kemudian memimpin Sarekat Islam (SI) sejak 1914 hingga 1934.
Di bawah kepemimpinannya, SI sempat menjadi salah satu organisasi massa terbesar dalam
sejarah pergerakan nasional. Semaoen, Alimin, Muso, Soekarno, Kartosuwiryo, dan Tan Malaka
pernah berguru padanya.
Haji Agus Salim
Haji Agus Salim merupakan tokoh SI pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Beliau
menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Haji Agus Salim juga merupakan
salah satu anggota panitia sembilan yang mempersiapkan UUD 1945.
Soedirman
Saat menjadi anggota Tetara Keamanan Rakyat (TKR), Soedirman berhasil merebut senjata
pasukan Jepang dalam pertempuran di Banyumas. Soedirman memimpin pasukan untuk
melawan tentara Inggris dan NICA Belanda pada November-Desember 1945 yang dikenal
sebagai pertempuran Palagan Ambarawa. Beliau kemudian diangkat menjadi Panglima Tentara
Republik Indonesia yang pertama.
Bung Tomo
Pada pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945, Bung Tomo menjadi sosok
pengobar semangat arek-arek Surabaya ketika melawan tentara Sekutu. Padahal kala itu
persenjataan sekutu jauh lebih canggih daripada mereka. Pascapertempuran Surabaya, Bung
Tomo ditarik ke Markas Besar Umum Tentara Keamanan Rakyat dan diberi pangkat militer
Jenderal Mayor.
R.A Kartini
Raden Ajeng Kartini merupakan ikon kebangkitan perempuan pribumi. Kala itu kaum
perempuan dipandang sebelah mata dan direnggut haknya untuk mengenyam pendidikan tinggi.
R.A. Kartini berjuang untuk menyetarakan hak antara kaum wanita dengan kaum laki-laki, salah
satunya dalam hal pendidikan. Beliau mengajarkan cara membaca dan menulis bagi kaum wanita
dari anak-anak hingga dewasa.
Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien merupakan pahlawan nasional perempuan yang berasal dari Aceh. Pada masa
Perang Aceh, Cut Nyak Dien ikut melakukan perlawanan dengan memimpin rakyat Aceh
menyerang Belanda yang ingin menguasai Serambi Mekah.
[3.7] Menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan
social, budaya, ekonomi, politik dan pendidikan bangsa Indonesia
Menguraikan kronologis peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia
Urutan kronologi peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut:
6 Agustus 1945: Kota Hiroshima Jepang dijatuhi bom atom pertama oleh Amerika Serikat.
7 Agustus 1945: BPUPKI dibubarkan dan dibentuk PPKI.
9 Agustus 1945: Kota Nagasaki Jepang dijatuhi bom atom kedua oleh Amerika Serikat.
9 Agustus 1945: Jenderal Terauchi memanggil Soekarno, Moh Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat ke Dalat, Saigon (Vietnam).
12 Agustus 1945: Soekarno, Moh Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat bertemu
Marsekal Terauchi yang menegaskan Jepang akan menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia.
14 Agustus 1945: Soekarno, Moh Hatta, Radjiman Wedyodiningrat kembali ke Indonesia. Sutan
Syahrir mendesak Soekarno Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
15 Agustus 1945: Jepang menyerah tanpa syarat ke Sekutu dan terjadi kekosongan kekuasaan
(vacuum of power) di Indonesia.
15 Agustus 1945: Golongan muda mendesak Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan
paling lambat
16 Agustus 1945. Soekarno menolak karena ingin meminta pendapat para anggota PPKI.
16 Agustus 1945: Dini hari, Soekarno dan Moh Hatta diculik oleh golongan muda ke
Rengasdengklok Karawang dan dipaksa segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
melalui radio.
16 Agustus 1945: Malam, Soekarno dan Moh Hatta kembali ke Jakarta. Di rumah Laksamana
Maeda Tadashi para tokoh nasional berkumpul untuk berunding tentang persiapan proklamasi
kemerdekaan RI.
16 Agustus 1945-17 Agustus 1945: Malam hingga pagi Soekarno dan Moh Hatta bersama
golongan muda dan golongan tua membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
17 Agustus 1945: Pada jam 10 pagi Soekarno dan Moh Hatta membacakan teks naskah
proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56.
18 Agustus 1945: PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia.
[3.8] Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia
pada awal kemerdekaan dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini
Pengesahan UUD 1945 & Pancasila
Hal yang pertama dilakukan Indonesia setelah kemerdekaannya adalah pada tanggal 18 Agustus
1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan hukum di Indonesia. Khususnya pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengadopsi naskah teks "Piagam Jakarta"
yang mengalami penggantian pada bagian “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi para pemeluk-pemeluknya” menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Suatu negara tidaklah mungkin memiliki kekuasaan yang kosong. Oleh karena itu, Indonesia
juga melakukan pemilihan presiden dan wakil presiden yang dilakukan dalam rapat untuk
memilih presiden dan wakil presiden melalui mufakat. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta masing-
masing sebagai presiden dan wakil presiden.
Pembagian Wilayah
PPKI memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi beberapa provinsi. Kedelapan provinsi
tersebut adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi,
Sunda Kecil (Nusa Tenggara), dan Sumatra.
Pembentukan Kementerian
Pembentukan kementerian digunakan untuk mempermudah kinerja pemerintahan. Panitia Kecil
dalam PPKI atas pimpinan Ahmad Soebardjo mengajukan tiga belas kementerian beserta tugas-
tugasnya. Selanjutnya, rapat memutuskan adanya dua belas kementerian departemen dan satu
kementerian negara.
Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Pada 22 Agustus 1945, PPKI bersidang untuk membahas pembentukan Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) untuk menggantikan PPKI. Seluruh anggota PPKI, kecuali Ir.Soekarno
dan Moh. Hatta menjadi anggota KNIP. Mereka kemudian dilantik pada 29 Agustus 1945. Saat
ini kita mengenal DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang fungsinya hampir sama dengan KNIP.
Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Pada 23 Agustus Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya BKR sebagai badan
pertahanan yang bertugas menjaga keamanan yang anggotanya terdiri dari anggota PETA,
Heiho, KNIL. Dalam perkembangannya, BKR kemudian berubah nama menjadi TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) yang pada akhirnya menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia).
[3.9] Menganalisis peran dan nilai-nilai perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta
sebagai Proklamator serta tokoh-tokoh lainnya sekitar proklamasi
Bung Karno
Peran sekitar proklamasi :
• Anggota BPUPK
• Pidato 1 Juni 1945 mengenai usulan Dasar Negara (Pancasila)
• Ketua Panitia 9 yang merumuskan Piagam Jakarta 22 Juni 1945
• Ketua PPKI yang mempersiapkan kemerdekaan sesuai janji Jepang
• Penyusun teks proklamasi
• Penulisteks proklamasi dengan tulisan tangan
• Menandatangani teks proklamasi bersama Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia
• Pembaca teks proklamasi
• Presiden pertama Republik Indonesia
Bung Hatta
Peran sekitar proklamasi :
• Anggota BPUPKI
• Anggota Panitia 9
• Wakil Ketua PPKI
• Penyusun teks proklamasi
• Pemberi ide kalimat pada teks proklamasi, “hal-hal tentang pemindahan kekuasaan dan lain-
lain dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
• Menandatangani teks proklamasi bersama Sukarno atas nama bangsa Indonesia
• Wakil Presiden Republik Indonesia
Nilai perjuangan :
• Nasionalis
• Religius
• Berintegritas
• Berani
• Pantang menyerah
• Menjunjung tinggi asas musyawarah untuk mufakat
• Mengedepankan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi
• Memegang teguh tradisi intelektual (membaca, menulis, berpidato, dan berdiskusi)
[3.10] Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sekutu dan Belanda
• Indonesia membentuk sebuah badan militer untuk mejaga kedamaian dan ketentraman di
Indonesia. Badan Militer tersebut dinamakan Tentara Keamanan Rakyat.
• Warga Negara Indonesia menolak perintah menyerah tanpa syarat atau ultimatum yang
dikeluarkan oleh negara Sekutu yaitu Inggris dan Belanda. Penolakan ini menyebabkan
bentrokan antara warga negara Indonesia dengan pasukan bersenjata sekutu. Perisitiwa ini
dinamakan Pertempuran Surabaya
• Tentara Keamanan Rakyat melakukan perlawanan dengan pasukan sekutu. Hal ini
dikarenakan Pasukan Sekutu memberikan senjata kepada tawanan yang mereka bebaskan.
Peristiwa ini dinamakan Pertempuran Ambarawa.
• Warga Negara Indonesia beserta dengan Tentara Keamanan Rakyat membakar kota sebelum
dikuasai seutuhnya oleh pasukan sekutu. Peristiwa ini dikenal dengan nama Bandung Lautan
Api.
• Perpindahan Ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta. Hal ini dilakukan pemerintah Indonesia
karena Belanda dan Sekutu telah berhasil menguasai Jakarta.
• Pemerintah sempat mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi.
Hal ini dilakukan karena Pemerintah Belanda berhasil menangkap presiden dan wakil
presiden Indonesia.
Strategi diplomasi/perjanjian untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari
ancaman Sekutu dan Belanda
1. Perjanjian Linggarjati
Perjanjian ini dilaksanakan di Desa Linggarjati, perbatasan antara Cirebon dan Kuningan, pada
tanggal 11 November 1946. Indonesia diwakili Sutan Syahrir, A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo,
dan Mohammad Roem. Pihak Belanda diwakuli Schermerhorn, dan penengah dari pihak Inggris
diwakili Lord Killearn. Hasil dari perjanjian ini antara lain:
- Belanda mengakui secara de facto wilayah Jawa, Sumatra, dan Madura.
- RI dan Belanda membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
2. Perundingan Renville
Pernah kebayang nggak ngadain perundingan di atas sebuah kapal perang? Nah, ini pernah
dilakukan pada 8 Desember 1947 – 17 Januari 1948. Yaps, ada sebuah perundingan di atas kapal
perang angkatan laut Amerika Serikat bernama USS Renville, maka dari itu perjanjian ini
disebut dengan Perjanjian Renville. Saat itu Indonesia diwakili oleh Amir Sjarifuddin dan
Belanda diwakili oleh Abdulkadir Widjojoatmodjo. Dihadiri pula Komisi Tiga Negara yang
diwakili oleh Richard Kirby, Paul van Zeeland, Frank Graham. Ada pun hasil dari perundingan
ini ialah:
- Penghentian tembak menembak
- Daerah-daerah di belakang Garis van Mook harus dikosongkan dari tentara Indonesia.
- Belanda bebas membentuk negara federal di daerah-daerah yang diduduki melalui jajak
pendapat terlebih dahulu.
3. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Kali ini ada sebuah perundingan yang dilakukan di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus 1949 –
2 November 1949. Nama perundingan tersebut ialah Konferensi Meja Bunda. Iya, namanya meja
bundar karena meja untuk konferensi memang membentuk sebuah bundaran. Pada saat itu
Belanda diwakili Mr. Van Maarseveen, perwakilan Indonesia diwakili oleh Moh. Hatta, dan
delegasi UNCI ialah Chritchley. Ada pun hasil dari Konferensi Meja Bundar ialah:
- Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS).
- Masalah Irian Barat diselesaikan setahun kemudian.
- RIS harus membayar utang-utang Belanda sampai pengakuan kedaulatan.
- RIS mengembalikan hak milik Belanda seperti perusahaan-perusahaan Belanda.

Kelas XII

[3.1] Menganalisis upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi


bangsa, antara lain PKI MAdiun 1948, DI.TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta,
G-30S/PKI

Peristiwa Pembrontakan PKI Madiun 1948 merupakan konflik politik yang bersumber perbedaan
tersebut dalam dalam kontek pluralism, maka perbedaan ideologi menjadi kekuatan dalam
membangun bangsa. Begitu juga dengan perbedaan kepentingan, selama perbedaan kepentingan
disepakati sebagai dinamika dalam berpikir kritis dengan tetap bersepakat pada mengutamakann
kepentingan nasional, maka perbedaan kepentingan menjadi kekuatan dalam berpikir kritis
dalam membangun bangsa. Namun sebaliknya selama perbedaan kepentingan dipandang sebagai
kepentingan kelompok yang dipaksakan dengan mengalahkan kepentingan nasional, maka
perbedaan kepentingan menjadi bisa sumber konflik.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meredam aksi yang dilakukan PKI adalah dengan
melakukan diplomasi dengan pimpinan PKI Muso. Namun demikian upaya diplomasi
menemukan jalan bantu. Mengingat situasi pada saat itu sudah semakin memanas. Aksi yang
dilakukan oleh PKI pada awal pembrontakan adalah melakukan pembunuhan terhadap pejabat
pemerintah, tokoh-tokoh partai politik anti komunis dan juga membunuh kaum santri. PKI juga
melakukan tindakan penangkapan sewenang wenang terhadap tokoh-tokoh yang berseberangan
dengan PKI tidak segan-segan mereka membunuh dan menembak lawan-lawan politiknya.
Pembrontakan PKI Madiun akhirnya dapat ditumpas oleh pasukan Divisi Siliwangi.
Pembrontakan PKI Madiun dapat dipadamkan dan pemimpim pemberontakan Muso tewas
tertembak, sementara Amir Syarifudin ditangkap dan jatuhi hukuman mati. Sedangkan tokoh-
tokoh PKI muda seperti Aidit dan Lukman berhasil melarikan diri dan pada saat itu PKI belum
dinyatakan sebagai organisasi terlarang.

Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa


dari pemberontakan DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI dan Permesta
- DI/TII
Upaya yang digunakan, yaitu dengan operasi militer untuk menumpas gerakan DI/TII dimulai
pada tanggal 27 Agustus 1949. Operasi ini menggunakan taktik ”pagar betis” yang dilakukan
dengan menggunakan tenaga rakyat berjumlah ratusan ribu untuk mengepung gunung tempat
gerombolan bersembunyi. Tujuan taktik ini adalah untuk mempersempit ruang gerak DI/TII.
Selain itu digunakan juga Operasi tempur Bharatayudha dengan sasaran menuju basis pertahanan
DI/TII. Operasi tersebut baru berhasil pada tanggal 4 Juni 1962 dengan tertangkapnya
Kartosuwiryo di daerah Gunung Geber, Majalaya oleh pasukan Siliwangi.
- APRA
Upaya yang dilakukan, yaitu saat perdana menteri Indonesia yang pada saat itu Moh. Hatta
memeberikan ultimatum dengan penangkapan Westerling yang merupakan Kapten dari APRA.
- Andi Aziz
upaya yang dilakukan bangsa Indonesia yaitu pengiriman pasukan Indonesia untuk menangkap
Andi Aziz.
- RMS (Republik Maluku Selatan)
upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia pada awalnya dengan melalui jalur damai dan
negosiasi namun gagal dan kemudian melakukan operasi militer.
- PRRI dan Permesta
upaya yang dilakukan Indonesia pada awalnya dengan negosiasi namun gagal dan kemudian
melakukan operasi militer dengan bantuan Amerikas Serikat.

Upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa


dari pemberontakan G.30.S/PKI
Setelah menerima laporan terjadinya penculikan para pemimpin TNI Angkatan Darat, Mayor
Jenderal Soeharto sebagai panglima Kostrad (Komando Strategi Angkatan Darat) segera
mengamibl langkah-langkah untuk memulihkan keamanan di ibu kota. Langkah-langkah tersebut
yaitu dengan menyelamatkan dua objek vital, yaitu Gedung RRI dan pusat telekomunikasi.
Dalam waktu dua puluh lima menit resimen RPKAD di bawah Sarwo Edhi berhasil merebut
kedua objek tersebut. Pada pukul 20.10 WIB Mayor Jenderal Soeharto selaku pimpinan
sementara Angkatan Darat megeluarkan pernyataan resmi yang isisnya memberitahukan kepada
seluruh rakyat bahwa pada tanggal 1 Oktober 1965 telah terjadi peristiwa penculikan beberapa
perwira tinggi Angkatan Darat yang dilakukan oleh golongan kontrarevolusioner yang
menamakan dirinya Gestapu (Gerakan 30 September).
Selanjutnya, mereka telah mengambil alih kekuasaan negara. Mayor Jenderal Soeharto
menegaskan bahwa kekuatan Gestapu dapat dihancurkan dan NKRI yang berdasarkan Pancasila
pasti tetap jaya. Pidato Mayor Jenderal Soeharto tersebut dapat meredakan kegelisahan rakyat
dan mereka dapat mengetahui gambaran yang jelas tentang situasi negara.
Operasi penumpasan dilanjutkan dengan sasaran Pangkalan Udara Utama/ Lanuma Halim
Perdanakusuma, yang menjadi basis kekuatan G-30-S/PKI. Operasi ini bertujuan untuk mecari
tempat dan mengusut nasib para Jenderal yang diculik.
Kemudian operasi dilanjutkan ke Lubang Buaya. Atas petunjuk dari Ajudan Brigadir Polisi
Sukitman, pada tanggal 3 Oktober ditemukan sumur tua tempat penguburan jenazah para perwira
Angkatan Darat. Pada tanggal 4 Oktober dilakukan pengangkatan seluruh jenazah para perwira
dan pada tanggal 5 Oktober para perwira dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Para perwira dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi serta diberikan pangkat setingkat lebih tinggi
secara anumerta.
[3.2] Menganalisis kehidupan bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan
Terpimpin

Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Liberal


Politiknya menggunakan sistem multipartai yang memicu terjadinya persaingan antar fraksi
politik di parlemen untuk saling menjatuhkan.
1. Sistem pemerintahan
• Presiden hanya bertugas menjadi kepala negara bukan menjadi kepala pemeritahan.
• Kegiatan pemerintahan dilakukan oleh menteri.
• Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab terhadap parlemen (DPR).
• Sistem pemerintahan yang berjalan yakni parlementer.
2. Kabinet
a. Kabinet Natsir
• Gabungan antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya/ Parindra, Partai Katolik,
Parkindo dan PSII.
• Moh. Natsir, perdana Menteri pertama kali di Indonesia yang berasal dari Partai Masyumi.
• Didukung oleh Moh. Roem, Assaat, Djuanda, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan
Soemitro Djojohadikusumo.
• Perekonomian Indonesia mencapai masa paling jaya.
• Kabinet Natsir mulai runtuh saat Hadikusumo dari PNI mengajukan mosi tuntutan supaya
pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 mengenai pemilihan anggota lembaga
perwakilan daerah.
b. Kabinet Sukiman
1.) Gabungan antara PNI dan Masyumi. Soekarno mendeklarasikan Sukiman dari Masyumi dan
Suwirjo dari PNI.
2.) Program Kabinet Sukiman, yaitu :
• Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
• Menciptakan dan melakukan rencana kemakmuran nasional dalam jangka waktu yang
pendek dan jangka yang panjang.
• Menuntaskan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan otonomi daerah.
• Menyiapkan UU mengenai pengakuan serikat buruh.
• Melaksanakan politik luar negeri sistem bebas aktif.
• Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia sesegera mungkin.
3.) Keputusan kontroversial yakni, Keputusan Menteri luar negeri Ahmad Soebardjo menyetujui
perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan Duta besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
4.) Sunario dari PNI berasumsi bahwa Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri bebas
aktif. Akibatnya, Ahmad Soebardjo mengundurkan dirinya.
c. Kabinet Wilopo
1.) Gabungan antara PNI dan Masyumi.
2.) Berlakunya sistem Zaken Kabinet terdiri dari menteri-menteri ahli dalam bidangnya.
3.) Berbagai permasalahan yang terjadi, seperti:
• Krisis ekonomi sebab anjloknya ekspor impor yang tidak terkendali.
• Timbul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang membahayakan keutuhan
bangsa.
• Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yakni peristiwa perselisihan internal dalam lingkungan
TNI karena tidak kompaknya TNI.
4.) Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak seimbang/stabil ketika terjadi peristiwa tanjung
Morawa.
d. Kabinet Ali Sastroamidjojo I
1.) Gabungan antara PNI dan NU, Masyumi memilih menjadi bagian oposisi.
2.) Soekarno menyuruh Ali Sastroamidjojo PNI dan Wongsonegoro dari Partai Indonesia Raya
menjadi perdana menteri dan wakil perdana menteri.
3.) Prestasinya, ialah:
• Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika/KAA.
• Menyusun panitia pemilu yang diketuai oleh Hadikusumo.
4.) Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali meninjau kembali utang pemerintah
dan cadangan devisa negara. Caranya, membatalkan hasil Konferensi Meja Bundar/ KMB.
e. Kabinet Burhanuddin Harahap
• Program utamanya, memberantas korupsi yang didukung oleh rakyat dan TNI.
• Prestasinya, sukses menyelenggarakan pemilu pertama tahun 1955 yang dilaksanakan
dalam 2 tahap untuk memilih anggota DPR dan anggota Konstituante.
f. Kabinet Ali Sastroamidjojo II
1.) Gabungan antara PNI, Masyumi, dan NU.
2.) Program kerjanya, meliputi:
• Melakukan pembatalan hasil KMB.
• Berjuang mengembalikan Irian Barat ke naungan Indonesia.
• Memulihkan kembali keamanan dan ketertiban serta pembangunan ekonomi, keuangan,
industri, perhubungan, pendidikan, dan pertanian.
• Menjalankan hasil keputusan KAA.
• Merealisasikan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
3.) Bermacam permasalahan yang timbul, seperti:
• Sentimen anti Tionghoa mulai berkembang biak di dalam masyarakat.
• Timbul kekacauan di beberapa daerah yang merujuk pada gerakan separatisme.
• Perselisihan antara pengusaha Tionghoa dan pengusaha nasional dampak dari pembatalan
hasil KMB.
4.) Akhir masa Kabinet Ali II dikarenakan oleh mundurnya sejumlah menteri.
g. Kabinet Djuanda
1.) Asal usul pembentukan :
• Keadaan politik dan keamanan Indonesia yang semakin tidak menentu.
• Pertentangan antar parpol semakin parah dan memanas.
2.) Dinamakan Kabinet Karya, sebab disusun berdasarkan zaken kabinet
3.) Programnya, antara lain :
• •Menyusun Dewan Nasional, yakni badan yang bertujuan meneru dan menyalurkan
aspirasi dari berbagai kekuatan non partai yang ada dalam masyarakat.
• Normalisasi keadaan RI.
• Mengusahakan pengembalian Irian Barat.
• Menyegerakan proses pembangunan.
4.) Dalam memimpin sistem pemerintahan, Djuanda ditolong oleh Hardi, K.H. idham Chalid,
dan J. Leimena.
5.) Prestasinya, meliputi:
• Memutuskan garis kontinental batas wilayah laut Indonesia melewati Deklarasi Djuanda.
• Mengadakan Musyawarah Nasional/ Munas untuk meredam pergolakan di berbagai
daerah.
Masih banyak yang hal yang harus kamu ketahui dalam materi perkembangan kehidupan politik
dan ekonomi pada masa demokrasi liberal. Jadi, jangan cepat bosan ya! Yuk simak simak
lanjutan pembahasannya di bawah ini :
3. Sistem kepartaian
• Dimulai dengan Presiden Soekarno membangu PNI pada tanggal 23 Agustus 1945.
• Wapres Moh. Hatta menyatakan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 dan
terciptalah 10 parpol yaitu, Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo, PRS, Permai dan
PKR.
• Sistem kepartaian yang diterapkan adalah sistem multipartai.
• Pemilu 1955
o Diselenggarakan dalam 2 tahap, yakni :
• Tahap pertama (29 September 1955) untuk pemilihan anggota DPR/parlemen.
• Tahap kedua (15 Desember 1955) untuk pemilihan anggota Konstituante.
b. 5 partai terbesar dalam pemilu 1955 adalah PNI, Masyumi, PKI, PSII dan NU.
c. Segi positif yang dapat dipetik, yakni:
• Tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi.
• Sedikitnya jumlah orang yang tidak memilih/golput.
• Ada kesadaran berdemokrasi.

5. Kegagalan konstituante menyusun UUD


a. 10 November 1956 Presiden Soekarno melantik sebanyak 514 anggota Konstituante.
b. Tugas badan Konstituante yakni, Merumuskan UUD yang baru.
c. Masalah utama yang harus dihadapi ialah, penetapan Dasar Negara.
d. Kegagalan Konstituante dikarenakan oleh:
• Perdebatan yang terjadi secara berlarut-larut.
• Adanya perselisihan yang berlangsung antar partai.
• Timbulnya desakan untuk kembali pada UUD 1945.
e. Pada tanggal 30 Mei 1959, Konstituante menyelenggarakan pemungutan suara dan hasilnya
mayoritas ingin kembali pada UUD 1945.
f. Posisi Konstituante terdesak saat A. H. Nasution menyatakan PEPERPU/040/1959 yang
isinya, larangan terjadinya kegiatan politik.
g. Konstituante dibubarkan pada tanggal 5 Juli 1959 melewati Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal
1. Permasalahan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal, yaitu :
• Permasalahan dalam jangka pendek, yakni pemerintah wajib mengurangi jumlah uang
yang beredar dan memperbaiki kenaikan biaya hidup.
• Permasalahan dalam jangka panjang, yakni pertambahan penduduk yang tak terkendali dan
tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif rendah.
2. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada masa Liberal
a. Gerakan Benteng
1.) Dikemukakan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
2.) Kebijakan diawali pada April 1950, yaitu:
• Memberikan pertolongan kepada pengusaha Pribumi supaya mereka berpartisipasi dalam
pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut berwujud bimbingan konkret atau
bantuan kredit.
• Mendirikan kewirausahaan Pribumi supaya mampu membentengi perekonomian Indonesia
yang baru saja merdeka.
• b. Gunting Syafruddin
• Dikemukakan oleh Syafruddin Prawiranegara.
• Kebijakan diawali pada 15 Maret 1950 dengan pemotongan nilai uang/sanering.
c. Nasionalisasi De Javasche Bank
Kebijakan yang berlaku adalah perubahan status De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia
sebagai Bank Sentral dan Bank Sirkulasi. Diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 menurut
UU no. 24 Tahun 1951.
d. Pembentukan Biro Perancang Negara
• Diciptakan pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
• Bertugas merancang pembangunan jangka pendek sehingga hasilnya belum bisa dinikmati
langsung oleh masyarakat.
• Dampak tidak adanya stabilitas/keseimbangan politik karena masa kabinet yang terlalu
singkat menyebabkan penurunan drastis ekonomi, inflasi dan lambatnya pelaksanaan
pembangunan.
e. Sistem Ekonomi Ali Baba
1.) Diprakarsai langsung oleh Iskak Tjokroadisurjo, seorang Menteri Perekonomian pada masa
Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
2.) Kebijakan yang dilaksanakan, yaitu mendorong berkembangnya pengusaha swasta nasional
pribumi dalam berusaha merombak ekonomi kolonial berubah menjadi ekonomi nasional.
3.) Langkah yang diambil, yaitu:
• Mewajibkan pengusaha asing yang beroperasi di Indonesia untuk memberikan pelatihan
dan tanggung jawab kepada TKI supaya bisa menduduki jabatan staf.
• Membangun perusahaan negara.
• Menyediakan fasilitas kredit.
• Memberikan lisensi untuk perusahaan swasta nasional.

Proses pemilu 1955 dan maknanya bagi kehidupan bangsa Indonesia pada
masa demokrasi liberal.
- berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1953, pemilu tahun 1955 dilaksanakan dalam
rangka memilih anggota-anggota parlemen (DPR) dan Konstituante (Lembaga yang memiliki
tugas dan wewenang untuk melakukan perubahan terhadap konstitusi negara). Sistem yang
digunakan pada Pemilu 1955 adalah sistem perwakilan proporsional. Berdasarkan sistem ini,
wilayah RI dibagi dalam 16 daerah pemilihan walaupun pada akhirnya daerah ke-16 yaitu Irian
Barat gagal melaksanakannya karena daerah tersebut masih dikuasai oleh Belanda. Perwakilah
proporsional itu adalah daerah pemilihan akan mendapat sejumlah kursi atas dasar jumlah
penduduknya, dengan ketentuan setiap daerah berhak mendapat jatah minimum 6 kursi untuk
Konstituante dan 3 kursi untuk Parlemen.

Perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada masa


Demokrasi Terpimpin
- Politik : Pada 9 Juli 1959, Kabinet Djuanda dibubarkan dan diganti menjadi Kabinet Kerja yang
dilantik pada 10 Juli 1959. Kabinet ini memiliki program kerja yang disebut Tri Program yang
meliputi:
(1) masalah-masalah sandang dan pangan,
(2) keamanan dalam negeri, dan
(3) pengembalian Irian Barat.
- Ekonomi : Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Badan Perancangan
Pembangunan Nasional (Bappenas), Penurunan nilai uang, Melaksanakan Deklarasi Ekonomi
(Dekon), Pembangunan Proyek Mercusuar

[3.3] Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia


pada masa Orde Baru
- Terjadinya Peristiwa G30S/PKI : G30S/PKI merupakan istilah yang digunakan yang digunakan
untuk mengabadikan peristiwa kelam Indonesia pad atanggal 30 September 1965 yang dilakukan
oleh Partai Komunis Indonesia. Gerakan ini membuat kondisi ketertiban dan stabilitas di
Indonesia menjadi kacau. Soeharto yang kala itu menjadi kandidat kuat sebagai presiden
pengganti Ir. Soekarno pun dipeirntahkan untuk menangani masalah G30SPKI tersebut. Hal ini
tentunya menjadi integritas yang kuat lahirnya Orde Baru dan juga Soeharto menjadi Presiden.
- Keadaan Perekonomian Memburuk : Keadaan perekenomian sebelum masa orde baru cukup
buruk, dimana salah satunya inflasi mencapai 600%. Upaya pemerintah dalam mengatasi
masalah tersebut adlah melakukan devaluasi rupiah dan menaikan harga bahan bakar
menimbulkan kerasahan dalam masyarakat.
- Penentangan Terhadap Peristiwa G30S/PKI : Sejak kejadian peristiwa G30S/PKI, rakyat
Indonesia sangat marah dan mengutuk segala perbuatan yang dilakukan oleh PKI. Rakyat
menuntut agar Partai Komunis Indonesia (PKI) dibubarkan dna tokoh-tokoh PKI yang terlibat
dihakimi. Hal ini tidak terlepas dari PKI yang telah banyak melakukan tindakan-tindakan yang
melanggar HAM terhadap rakyat.

Evaluasi penerapan kebijakan ekonomi masa Orde Baru.


- Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) : Pada April 1969, pemerintah menyusun
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang bertujuan untuk meningkatkan sarana
ekonomi, kegiatan ekonomi serta kebutuhan sandang dan pangan. Repelita ini akan dievaluasi
selama lima tahun sekali.
- Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). : Pada April 1969, pemerintah menyusun
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang bertujuan untuk meningkatkan sarana
ekonomi, kegiatan ekonomi serta kebutuhan sandang dan pangan. Repelita ini akan dievaluasi
selama lima tahun sekali.

[3.4] Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia


pada masa awal reformasi
Proses lahirnya Reformasi
Proses terjadinya reformasi diawali dengan adanya krisis moneter pada tahun 1997 ditambah
dengan adanya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dari kaum berkuasa yang menyebaban
kemiskinan yang semakin menyebar di seluruh wilayah. Harga kurs dollar yang sebelumnya
tidak pernah di atas Rp 5.000,- menjadi Rp15.000,- untuk pertama kalinya.
Puncak Reformasi 1998 terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Jakarta. Pada
puncak reformasi ini terjadi bentrok antara aparat keamanan dan para demonstran, yang
menyebabkan empat orang mahasiswa tertembak. Keempat mahasiswa tersebut adalah Elang
Mulya Lesmana, Heri Hartanto, Hendrawan Sie, dan Hafidhin Royan. Tokoh lainnya yang
berperan besar dalam peristiwa reformasi ini adalah Amien Rais yang membongkar kebobrokan
sistem pengelolaan PT Freeport, Papua, yang dianggap merugikan negara.
Keadaan ini memicu kembali gelombang demonstrasi yang lebih besar pada tanggal 13-14 Mei
1998. Terjadi banyak perusakan pertokoan, rumah, perkantoran, dan kendaraan milik warga etnis
Tionghoa. Para demonstran juga menduduki Gedung DPR dan terdapat banyak desakan supaya
Presiden Soeharto lengser dari jabatannya. Pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto meletakkan
jabatannya di Istana Negara dan menunjuk wakilnya, B.J.Habibie, untuk menggantikan posisinya
sebagai Presiden RI. Dengan lengsernya Soeharto dan majunya B.J.Habibie sebagai presiden,
maka lahir pula masa reformasi di Indonesia.

Dampak positif Pemilu di era Reformasi


1. Penyampaian aspirasi dan kritik lebih bebas daripada era sebelumnya
2. derajat bangsa Indonesia di mata dunia semakin terangkat, karena berhasil melepaskan
diri dari pemerintahan yang kurang demokratis dan membentuk pemerintahan yang lebih
demokratis
3. Probabilitas yang lebih untuk mendapatkan pemimpin yang sesuai
4. Adanya peran pemerintah dalam memberikan sosialisasi berdemokrasi
5. Adanya sinergitas antara pihak pusat dengan pihak daerah dalam membuat suatu
kebijakan.

[3.5] Mengevaluasi peran bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia, antara lain KAA,
Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, Gerakan Non-Blok, ASEAN, OKI dan Jakarta
Informal Meeting

Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam keberjalanan


konferensi asia afrika (KAA)
Secara umum, Indonesia memiliki 4 peran utama yang antara lain adalah
• Sebagai salah satu pelopor konferensi asia afrika
KAA dipelopori oleh 5 negara, yaitu Indonesia, India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar)
dan Sri Lanka. Indonesia merupakan salah satu negara yang memprakarsai
terselenggarakannya KAA bersama lima negara lainnya.
Indonesia juga ikut serta dalam dua konferensi sebagai pendahulu diselenggarakannya KAA.
Konferensi tersebut antara lain adalah konferensi Colombo dan konferensi Bogor.

• Sebagai tuan rumah konferensi asia afrika


Peran Indonesia selanjutnya yaitu menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika. Hal ini
terjadi karena dalam dua konferensi sebelumnya, sudah disetujui bahwa KAA akan
diselenggarakan di Bandung.
-Konferensi Asia Afrika Tahun 1995
-Konferensi Asia Afrika Tahun 2005
-Konferensi Asia Afrika Tahun 2015
• Sebagai panitia konferensi asia afrika
Indonesia juga berperan sebagai panitia penyelenggara Konferensi Asia Afrika. Tokoh-
tokoh Indonesia yang menjadi panitia KAA adalah sebagai berikut.
-Sanusi Harjadinata (Gubernur Jawa Barat) sebagai Ketua Panitia Penyelenggara KAA
-Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo sebagai Ketua KAA
-Ruslan Abdul Gani (Sekjen Kementerian Luar Negeri) sebagai Sekjen KAA
-Muhammad Yamin (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan) sebagai Ketua
Komite Kebudayaan
-Prof. Ir. Rooseno sebagai Ketua Komite Ekonomi
-Presiden Soekarno memberikan sambutan pada pembukaan Konferensi Asia Afrika

• Mendirikan museum konferensi asia afrika


Indonesia memiliki Museum Konferensi Asia Afrika yang dibangun di Gedung Merdeka,
Bandung, Indonesia. Pembangunan museum ini digagas dalam pertemuan rapat Panitia
Peringatan 25 tahun KAA tahun 1980 untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika. Pertemuan
tersebut dihadiri Prof. Dr Haryati Soebadio (Direktur Jenderal Kebudayaan) sebagai perwakilan
dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Gagasan pembangunan museum tersebut mendapat sambutan baik, termasuk Soeharto yang
merupakan Presiden RI saat itu. Selanjutnya gagasan ini direalisasikan oleh Joop Ave yang
merupakan Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika. Joop Ave bekerja
sama dengan Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, Pemerintah
Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat serta Universitas Padjadjaran.
Sebagai perencana dan pelaksana teknis dilakukan oleh PT. Decenta, Bandung. Kemudian
pada tanggal 24 April 1980, Museum Konferensi Asia Afrika diresmikan oleh Presiden Soeharto.

Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan sebuah gerakan yang tercipta saat perang dingin
pada tahun 1961. Gerakan ini tercipta karena negara bekas jajahan barat yang baru merdeka
enggan memihak kedua blok, baik Amerika maupun Rusia.

Gerakan ini beranggotakan negara-negara berkembang yang baru merdeka dari jajahan bangsa
barat, salah satunya Indonesia. Selain menjadi anggota, Indonesia ternyata memegang peranan
penting di GNB seperti
• Ikut Menggagas Gerakan Non-Blok (GNB)
Sebelum GNB terbentuk, gagasannya sudah ada terlebih dahulu lima tahun sebelumnya. Kala
itu, Presiden Soekarno mengadakan pertemuan dan mengundang pemimpin negara di Asia dan
Afrika yang baru merdeka ke Bandung. Pertemuan itu melahirkan sebuah gagasan yang disebut
dasasila. Gagasan ini yang kemudian menjadi cikal bakal terlahirnya gagasan GNB. Pertemuan
ini dikenal sebagai Konferensi Asia-Afrika (KAA).
Melalui gagasan itu, terciptalah Gerakan Non-Blok yang dirintis oleh beberapa pemimpin
negara. Para pemimpin negara yang terlibat di antaranya, Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito,
PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, PM sekaligus Presiden Ghana
Kwame Nkrumah, dan Presiden Indonesia Soekarno.
• Memimpin Gerakan Non-Blok
Setelah aktif terlibat merintis GNB, Indonesia akhirnya berkesempatan memimpinnya.
Kepemimpinan Indonesia dimulai dari tahun 1992-1995, dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Selain itu, Indonesia juga menjadi tuan rumah Konverensi Tingkat Tinggi X Gerakan Non-Blok
pada 1-6 September 1992.
• Mengupayakan Perdamaian Dunia
Salah satu pokok gagasan dari Gerakan Non-Blok ialah politik bebas aktif. Bebas artinya tidak
memihak salah satu blok kekuatan. Dan aktif artinya giat menciptakan perdamaian dunia.
Dalam beberapa pertemuan GNB, Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina, meminta
diskriminasi ras di Afrika Selatan diakhiri, dan menolak penggunaan senjata nuklir. Indonesia
juga turut membantu meredakan ketegangan di Yugoslavia pada tahun 1991.
45. Setelah perubahan besar di Indonesia dengan bergantinya pemerintahan baru oleh Soeharto,
maka Indonesia mulai mengembalikan citra politik luar negerinya. Indonesia mengajak beberapa
negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Singapura, Filipina, Thailand, Malaysia, Kamboja, dan
Myanmar untuk tergabung dalam suatu wadah organisasi.
Sayangnya, Kamboja dan Myanmar memilih untuk tidak ikut. Kelima negara ini akhirnya
mengadakan pertemuan di Bangkok, Thailand. Sebelumnya, kelima negara sempat
mengutarakan pendapat yang berbeda tentang pernyataan Indonesia yang menentang pasukan
asing ke kawasan Asia Tenggara.
Namun akhirnya, kelima negara ini tetap mengadakan pertemuan di Bangkok pada 5-8
Agustus 1967 dan membentuk wadah organisasi bernama ASEAN (Association of Southeast
Asian Nations).

Anda mungkin juga menyukai