Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan kita karunia serta nikmatnya hingga pada saat ini kita masih bisa melaksanakan
proses belajar di sekolah ini. Shalawat beriringan salam, mari kita sampaikan ke Rasul Allah
SAW yang telah membawa tangan umatnya dari alam kegelapan hingga menuju alam yang
terang dengan iman dan taqwa.
Apabila nantinya dalam penyusunan makalah kami ini ada kekurangan dan ketidak
sempurnaan saya terlebih dahulu memohon maaf.

September 2018

Penulis
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penemuan - penemuan fosil di dunia banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini
dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok di
huni manusia kala itu. Penemuan –penemuan fosil sangat bergua bagi perkembangan
ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu,.
Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang
ini. Indonesia banyak menyumbang fosil manusia –manusia purba. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan dijelaskan perkembangan manusia purba dari mulai bagaimana
menemukannya,cirri-ciri dari manusia purba dan tempat ditemukanya,sampai evolusi
manusia mulai dari pertama kali muncul hingga menjadi manusia sekarang ini.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
A. Bagaimana jenis dan ciri manusia purba pada zaman dahulu?
B. Bagaimana persebaran manusia purba pada zaman dahulu?
PEMBAHASAN

A. Manusia Purba
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia
purba. Tanah air kita sudah dihuni manusia sejak jutaan tahun yang lalu. Fosil-fosil
manusia purba banyak ditemukan di Indonesia yaitu sejak jutaan tahun yang lalu
terutama di Pulau Jawa. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman
prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya
manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme
(manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah
dalam waktu yang sangat lama. Sedangkan artefak adalah peninggalan masa lampau
berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logam.
Cara hidup mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam.
Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu :
1. Zaman Palaeolitikum artinya zaman batu tua. Zaman ini ditandai dengan
penggunaan perkakas yang bentuknya sangat sederhana dan primitif. Ciri-ciri
kehidupan manusia pada zaman ini, yaitu hidup berkelompok; tinggal di sekitar
aliran sungai, gua, atau di atas pohon; dan mengandalkan makanan dari alam
dengan cara mengumpulkan (food gathering) serta berburu. Maka dari itu,
manusia purba selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain
(nomaden) belum tahu bercocok tanam. Pada zaman ini alat-alatnya terbuat dari
batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah :
 Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya
disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong)
 Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung
tombak bergerigi
 Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat
digunakan untuk mengupas makanan. Alat-alat dari tulang dan Flakes,
termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada
umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-
buahan. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan
Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan
dan Ngandong.
2. Zaman Mezolitikum artinya zaman batu madya (mezo) atau pertengahan.
Zaman ini disebut pula zaman "mengumpulkan makanan (food gathering) tingkat
lanjut", yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar 10.000 tahun yang lampau.
Para ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa
Melanesoide yang merupakan nenek moyang orang Papua, Semang, Aeta, Sakai,
dan Aborigin. Sama dengan zaman palaeolitikum, manusia zaman mezolitikum
mendapatkan makanan dengan cara berburu dan menangkap ikan. Mereka tinggal
di gua-gua di bawah bukit karang (abris souche roche), tepi pantai, dan ceruk
pegunungan. Gua abris souche roche menyerupai ceruk untuk dapat melindungi
diri dari panas dan hujan.
3. Zaman Neolitikum artinya zaman batu muda. Di Indonesia, zaman Neolitikum
dimulai sekitar 1.500 SM. Cara hidup untuk memenuhi kebutuhannya telah
mengalami perubahan pesat, dari cara food gathering menjadi food producing,
yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara ternak. Pada masa itu manusia
sudah mulai menetap di rumah panggung untuk menghindari bahaya binatang
buas.
Manusia pada masa Neolitikum ini pun telah mulai membuat lumbung-lumbung
guna menyimpan persediaan padi dan gabah. Tradisi menyimpan padi di lumbung
ini masih bisa dilihat di Lebak, Banten. Masyarakat Baduy di sana begitu
menghargai padi yang dianggap pemberian Nyai Sri Pohaci. Mereka tak perlu
membeli beras dari pihak luar karena menjualbelikan padi dilarang secara hukum
adat. Mereka rupanya telah mempraktikkan swasembada pangan sejak zaman
nenek moyang. Pada zaman ini, manusia purba Indonesia telah mengenal dua
jenis peralatan, yakni beliung persegi dan kapak lonjong. Beliung persegi
menyebar di Indonesia bagian Barat, diperkirakan budaya ini disebarkan dari
Yunan di Cina Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya ke Kepulauan
Indonesia. Kapak lonjong tersebar di Indonesia bagian timur yang didatangkan
dari Jepang, kemudian menyebar ke Taiwan, Filipina, Sulawesi Utara, Maluku,
Irian dan kepulauan Melanesia. Contoh dari kapak persegi adalah yang ditemukan
di Bengkulu, terbuat dari batu kalsedon yang digunakan sebagai benda pelengkap
upacara atau bekal kubur. Sedangkan kapak lonjong yang ditemukan di
Klungkung, Bali, terbuat dari batu agats yang digunakan dalam upacara-upacara
terhadap roh leluhur. Selain itu ditemukan pula sebuah kendi yang dibuat dari
tanah liat berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kendi ini digunakan sebagai
bekal kubur.
4. Zaman Megalitikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudah
mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme merupakan
kepercayaan terhadap roh nenek moyang (leluhur) yang mendiami benda-benda,
seperti pohon, batu, sungai, gunung, senjata tajam. Sedangkan dinamisme adalah
bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga gaib
yang dapat memengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan
manusia. Dari hasil peninggalannya, diperkirakan manusia pada Zaman
Megalitikum ini sudah mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu dengan cara
memperlakukan orang yang meninggal dengan diperlakukan secara baik sebagai
bentuk penghormatan.
5. Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping
alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya
menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam,
yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan
lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena
dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan
tangan. Zaman logam ini dibagi atas:
 Zaman Perunggu
Manusia purba Indonesia hanya mengalami zaman perunggu tanpa melalui
zaman tembaga. Kebudayaan Zaman Perunggu merupakan hasil asimilasi
dari antara masyarakat asli Indonesia (Proto Melayu) dengan bangsa
Mongoloid yang membentuk ras Deutero Melayu (Melayu Muda). Disebut
zaman perunggu karena pada masa ini manusianya telah memiliki
kepandaian dalam melebur perunggu. Di kawasan Asia Tenggara,
penggunaan logam dimulai sekitar tahun 3000-2000 SM. Masa penggunaan
logam, perunggu, maupun besi dalam kehidupan manusia purba di
Indonesia disebut masa Perundagian. Alat-alat besi yang banyak ditemukan
di Indonesia berupa alat-alat keperluan sehari-hari, seperti pisau, sabit, mata
kapak, pedang, dan mata tombak.
Pembuatan alat-alat besi memerlukan teknik dan keterampilan khusus yang
hanya mungkin dimiliki oleh sebagian anggota masyarakat, yakni golongan
undagi. Di luar Indonesia, berdasarkan bukti-bukti arkeologis, sebelum
manusia menggunakan logam besi mereka telah mengenal logam tembaga
dan perunggu terlebih dahulu. Mengolah bijih menjadi logam lebih mudah
untuk tembaga dari pada besi.
 Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang
menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari
teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi
membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain: mata kapak bertungkai kayu,
mata pisau, mata sabit, mata pedang, cangkul. Alat-alat tersebut ditemukan
di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung
(Jawa Timur)
B. Jenis-Jenis Manusia Purba
Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata-kata; Megan artinya besar,
Anthropus artinya manusia, Paleo berarti tua, Javanicus artinya dari Jawa. Jadi
bisa disimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba
bertubuh besar tertua di Jawa. Fosil manusia purba ini ditemukan di daerah
Sangiran, Jawa tengah antara tahun 1936-1941 oleh seorang peneliti Belanda
bernama Von Koeningswald. Fosil tersebut tidak ditemukan dalam keadaan
lengkap, melainkan hanya berupa beberapa bagian tengkorak, rahang bawah,
serta gigi-gigi yang telah lepas. Fosil yang ditemukan di Sangiran ini diperkirakan
telah berumur 1-2 Juta tahun.
Ciri-Ciri Meganthropus paleojavanicus :
 Mempunyai tonjolan tajam di belakang kepala.
 Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
 Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera.
 Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
 Makanannya berupa daging dan tumbuh-tumbuhan.

2. Pithecanthropus
Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia
purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti
manusia kera yang berjalan tegak. Fosil Pithecanthropus berasal dari Pleistosen
lapisan bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara berburu dan
mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala, tetapi makanannya
belum dimasak. Terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di
Indonesia, yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus
mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis. Berdasarkan pengukuran umur
lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia mempunyai
umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.
1) Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891
di sekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Mereka
hidup sekitar
satu juta sampai satu setengah juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus
berjalan tegak dengan badan yang tegap dan alat pengunyah yang kuat.
Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume otak manusia
modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc.
(Pithecanthropus erectus)
2) Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus
robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada
tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Temuan tersebut berupa fosil anak-
anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5
sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis berbadan
tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang
pipi yang kuat.
3) Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von
Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun
1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.
Ciri-ciri Pithecanthropus :
 Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.
 Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.
 Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc.
 Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
 Hidung lebar dan tidak berdagu.
 Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.
 Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.
TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

1. Kajian mengenai asa asal usul nenek moyang bangsa indonesia

Menelusuri asal usul suatu bangsa tidak sekedar membutuhkan bidang ilmu antropologi
tetapi sudah masuk kedalam tanah ilmu genetika. Pada awalnya penelusuran hanya didasarkan
pada bukti – bukti arkeologi dan pola penuturan bahasa. Dalam perkembangan nya muncul
pendekatan – pendekatan lain yang mencoba mengkaji asal usul bangsa indonesia pendekatan
yang di gunakan menghasilkan berbagai pendapatan berikut :

A. Bangsa indonesia berasal dari yunan

Menurut robert barron von helne geldern nenek moyang bangsa indonesia berasal dari
yunan. Dan ia menyimpulkan bahwa pada masa lampau telah terjadi perpindahan (migrasi)
bangsa – bangsa secara bergelombang dari asia bagian utara menuju asia bagian
selatan.mereka mendiami pulau – pulau yang terbentang dari madagaskar di afrika sampai
pulau paskah di cile,Taiwan,dan selandia baru. Selanjutnya kawasan dikenal sebagai wilayah
berkebudayaan Austronesia.

Apa dampak munculnya teori yang di kemukakan von heine geldern tentang
kebudayaan Austronesia ? dalam perkembangannya, teori ini menginspirasi pemikiran
tentang rumpun kebudayaan yunan yang masuk asia bagian selatan hingga Australia teori
tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari yunan sehingga disebut out of yunan.teori ini di dukung oleh moh.Ali, J.H.C.kern,
J.R.foster, J.R.logen, slamet muljana, dan asmah haji omar

Teori out of yunan didasarkan bukti – bukti berikut :

 Penemuan kapak lonjong di wilayah Indonesia yang memiliki kemiripan dengan kapak lonjong
yang terdapat di asia tengah. Penemuan ini menunjukan adanya migrasi penduduk dari asia tengah
menuju kepulauan Indonesia.

 Bahasa melayu yang berkrmbang di Indonesia serumpun dengan bahasa kamboja.penduduk


kamboja diduga berasal dari yunan mereka sampai di kamboja setelah menyusuri sungai
Mekong.kemiripan bahasa melayundengan bahasa kamboja menandakanketerkaitan antara
penduduk di Indonesia dan penduduk di yunan

Menurut teori out of yunan, bangsa yunan terdesak oleh bangsa – bangsa yang lebih
kuat sehingga menyebar kewilayah selatan hingga ke kepulauan Indonesia.kedatangan
mereka terjadi secara bergelombang pada tahun 3000 – 1500 SM dan 1500 -500 SM

Pendapat geldern ini diperkuat oleh willem smith yang membagi bangsa – bangsa
asia di asia atas dasar bahasa yang digunakan,yaitu bangsa yang berbahasa togon, german dan
Australia. Bahasa australia di bagi menjadi dua yaitu : bahasa Australia dan bahasa asia .
bangsa – bangsa yang berbahaswa Australia mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan
polinesia.

Moh.Ali sajarawan dari Indonesia menambahkan bahwa nenek moyang bangsa


Indonesia berasal dari yunan cina selatan. Kedatangan mereka terjadi pada tahun 3000 – 1500
SM dengan menggunakan perahu bercadik satu adapun migrasi gelombang dua terjadi pada
tahun 1500 – 500 SM dengan menggunakan perahu bercadik dua.

B. Bangsa Indonesia berasal dari taiwan

Pendapat mengenai bangsa Indonesia berasal dari Formosa (Taiwan ) didasarkan pada dua
pendekatan yaitu : pendekatan linguistic dan genetic. Kedua pendekatan tersebut kemudian
menghasilkan teori of Taiwan. Berikut adalah pembahasan mengenai teori out of Taiwan :

 Pendekatan linguistic

Menurut pendekatan linguistic asal usul suatu bahasa dapat di telusuri melalui pola
penyebaran bahanya. Pendekatan ilmu linguistic mendukung fakta penyebaran bangsa –
bangsa rumpun Austronesia. Salah satu pakar linguistic yang sangat mendukung teori ini
adalah Robert blust. Sejak periode 1970 –an blust mencoba merekonstruksi selisih dan
pengelompokan bahasa – bahasa dari rumpun Austronesia termasuk didalamnya penduduk
Formosa.pada tahun 3500 – 2500 SM penduduk Formosa bemigrasi kewilayah selatan
menuju Indonesia proses tersebut menyebabkan munculnya bahasa – bahasa baru seperti
bahasa proto melayu polinesia barat di jawa dan sumatera, proto melayu polinesia tengah di
Maluku, dan proto melayu polinesia timur di papua akan tetapi, saat ini bahasa – bahasa
tersebut sudah jarang digunakan.

Pendapat ini di dukung oleh harry Truman simanjuntak, arkeologi dari universitas
Indonesia. ia berpendapat bahwa bahasa yang di pakaisuku – suku di Indonesia memiliki
rumpun yang sama yaitu rumpun austranesia. Kesamaan terssebut terjadi karena sekitar 6000
tahun lalu, penduduk formasa melakukan migrasi ke beberapa wilayah di belahan dunia
seperti filiphina madagaskar, kepulauan pasifik dan wilayah Indonesia.

 Pendekatan genetic
Teori out of Taiwan semakin kuat dengan adanya penelitian genetic yang dilakukan oleh
para ahli biologi molekuler, salah satunya adalah songkat. Bersama eukman center,songkat
marzuki melakukan test deoxyribonodeicacid (DNA) terhadap fosil homo erectus dan
phitecantrhopus erectus. Dari test tersebut disimpulkan bahwa kedua fosil tersebut tidak
memiliki hubungan dengan manusia zaman sekarang.songkat kemudian melakukan
perbandingan test DNA antara orang Taiwan dan toraja hasil tersebut menunjukan adanya
kemiripan antara keduannya, songket kemudian membandingkan DNA antara kerangka
kuburan di Taiwan yang berusia 3000 – 5000 tahun dan DNA orang jawa. Hasilnya juga
menunjukan kemiripan antara keduannya

Dari kedua test tersebut songkat marzuki menyimpulkan bahwa manusia yang menetap di
Indonesia saat ini adalah bukan manusia asli Indonesia.manusia yang tinggal di Indonesia saat
ini merupakan keturunan dari manusia yang berasal dari tempat lain selanjutnya, songkat
menambahkan bahwa asia tenggara pusat persebaran manusia modern setelah afrika. Temuan
ini tentunya cukup mengejutkan karena di anggap memutus dugaan gelombang migrasi yang
berasal dari cina, termasuk diantaranya pendekatan out of yunan. Dengan menggunakan
pendekatan linguistic dan genetika, asal usul manusia di Indonesia bukan berasal dari yunan,
melainkan berasal dari bangsa Austronesia yang mendiami kepulauan formoza (Taiwan)
sangkot marzuki menyarankan agar pandangan tentang asal usul bangsa di Indonesia berasal
dari yunan di ubah

GELOMBANG MIGRASI NENEK MOYANG


 Proses dan jalur kedatangan manusia di kawasan Indonesia
Ahli antropologi memperkirakan kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia terjadi
sekitar 5000 tahun lalu para ahli antropologi memperkirakan saat itu bangsa mongoloid telah
bermigrasi dari wilayah asia menuju wilayah Indonesia. Dalam migrasi tersebut orang – orang
mongoloid membawa kebudayaan Austronesia seperti bahasa dan teknologi.
Para ahli geografi menjelaskan bahwa semula wilayah Indonesia bagian barat bersatu
dengan daratan asia, sedangkan wilayah Indonesia bagian timur bersatu dengan daratan
Australia. Pemisahan wilayah Indonesia barat dan asia serta wilayah Indonesia bagian timur
dan Australia disebabkan naiknya permukaan air laut akibat mencairnya es di kedua kutub
bumi. Hal ini di buktikan dengan adanya persamaan karakteristik antara wilayah Indonesia
bagian barat dan wilayah asia. Begitu pula antara wilayah Indonesia bagian timur dan
Australia

BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia
purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu
zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena
adanya fosil dan artefak. Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu
zaman palaeolitikum, zaman mezolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum,
zaman logam dibagi menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ada
beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus
Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan
Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak.
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang
sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang.
Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo
Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
1. Homo Soloensis
2. Homo Wajakensis
Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu dan
zaman manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu. Zaman batu
terbagi dua tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan Zaman Batu Baru
(Neolithikum).
2. Saran
Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba pada zaman
dahulu.

Anda mungkin juga menyukai