Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

MANUSIA PRAAKSARA

Disusun Oleh:
PUTRI
KELAS VII-5

SMP NEGERI 1 BATANG KUIS


T.A 2022-2023
A. Pengertian zaman praaksara
Zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Praaksara berasal dari
dua kata, yaitu pra yang artinya sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Praaksara disebut juga
nirleka, nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Batas antara zaman Praaksara dengan zaman sejarah
adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa Praaksara adalah zaman
sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan.
Berakhirnya zaman Praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama
tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir + tahun 4000 SM
masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga + tahun 4000 bangsa Mesir sudah memasuki zaman
sejarah Gambar berikut: Hubungan zaman praaksara dan zaman sejarah

Jenis jenis manusia purba

1. Meganthropus Palaeojavanicus

2. Pitecanthropus Erectus

3. Pitecanthropus Soloensis

4. Pitecanthropus Mojokertensis
5. Homo Floresiensis

6. Homo Wajakensis

7. Homo Soloensis

8. Pitecanthropus Robustus

9. Pitecanthropus Dubuis

10. Homo Sapiens

B. Kehidupan Manusia Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan


Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal kehidupan
manusia.Pada masa ini manusia menghabiskan 90 % waktu hidupnya dengan berburu dan
mengumpulkan makanan.  

C. Kehidupan Manusia Pada Masa Bercocok Tanam dan Beternak


Manusia purba Indonesia sudah memasuki masa bercocok tanam sekitar 4.000 tahun
sebelum Masehi. Terbukti dengan adanya penemuan gambar tanaman padi di Gua Ulu (Leang)
Sulawesi Selatan. Menurut ahli arkeologi Indonesia, Prof. Dr. R. Soekmono, perubahan
dari food gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam perkembangan zaman
praaksara Indonesia. Disebut revolusi karena terjadi perubahan yang cukup mendasar dari
tradisi mengumpulkan makanan dan berburu menjadi bercocok tanam. Oleh karena itu, zaman
bercocok tanam dianggap sebagai dasar peradaban Indonesia sekarang.
Manusia purba pada masa bercocok tanam menciptakan alat-alat sederhana untuk
menunjang kegiatan bercocok tanam, teknik pembuatannnya lebih maju, kapak itu bentuknya
sudah halus, diupam (diasah), seperti kapak persegi atau beliung persegi. Terbuat dari batu
berbentuk persegi, gunanya untuk menggarap ladang. Adanya juga Kapak Lonjong, terbuat
dari batu kali yang berwarna kehitam-hitaman. Umumnya jenis kapak ini digunakan sebagai
pacul atau sebagai kapak biasa. Dua jenis kapak ini banyak ditemukan di Indonesia.Tradisi
bercocok tanam berlangsung hingga zaman logam dan zaman megalithikum dan menyebar di
seluruh wilayah Indonesia.

D. Kehidupan Manusia Pada Masa Perundagian


Pada masa perundagian semakin lama, pola bercocok tanam dan beternak semakin
berkembang. Terdorong oleh pergeseran kebutuhan dari semula menanam umbi-umbian
menjadi menanam padi, manusia lantas membuat perkakas yang semakin efektif dan efisien.
Masa perundagian ditandai dengan adanya kemunculan golongan undagi . Golongan ini terdiri
atas orang-orang yang ahli dalam bidang bidang tertentu seperti membuat rumah, peleburan
logam, membuat gerabah, dan perhiasan.

E. Kehidupan Manusia Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan


Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal kehidupan
manusia.Pada masa ini manusia menghabiskan 90 % waktu hidupnya dengan berburu dan
mengumpulkan makanan.  

F. Kehidupan Manusia Pada Masa Bercocok Tanam dan Beternak


Manusia purba Indonesia sudah memasuki masa bercocok tanam sekitar 4.000 tahun
sebelum Masehi. Terbukti dengan adanya penemuan gambar tanaman padi di Gua Ulu (Leang)
Sulawesi Selatan. Menurut ahli arkeologi Indonesia, Prof. Dr. R. Soekmono, perubahan
dari food gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam perkembangan zaman
praaksara Indonesia. Disebut revolusi karena terjadi perubahan yang cukup mendasar dari
tradisi mengumpulkan makanan dan berburu menjadi bercocok tanam. Oleh karena itu, zaman
bercocok tanam dianggap sebagai dasar peradaban Indonesia sekarang.
Manusia purba pada masa bercocok tanam menciptakan alat-alat sederhana untuk
menunjang kegiatan bercocok tanam, teknik pembuatannnya lebih maju, kapak itu bentuknya
sudah halus, diupam (diasah), seperti kapak persegi atau beliung persegi. Terbuat dari batu
berbentuk persegi, gunanya untuk menggarap ladang. Adanya juga Kapak Lonjong, terbuat
dari batu kali yang berwarna kehitam-hitaman. Umumnya jenis kapak ini digunakan sebagai
pacul atau sebagai kapak biasa. Dua jenis kapak ini banyak ditemukan di Indonesia.Tradisi
bercocok tanam berlangsung hingga zaman logam dan zaman megalithikum dan menyebar di
seluruh wilayah Indonesia.

G. Kehidupan Manusia Pada Masa Perundagian


Pada masa perundagian semakin lama, pola bercocok tanam dan beternak semakin
berkembang. Terdorong oleh pergeseran kebutuhan dari semula menanam umbi-umbian
menjadi menanam padi, manusia lantas membuat perkakas yang semakin efektif dan efisien.
Masa perundagian ditandai dengan adanya kemunculan golongan undagi . Golongan ini terdiri
atas orang-orang yang ahli dalam bidang bidang tertentu seperti membuat rumah, peleburan
logam, membuat gerabah, dan perhiasan.
I. Peralatan Manusia Purba Zaman Praaksara
Kehidupan pra-aksara di Indonesia dapat pula dilacak melalui penemuan perkakas / alat yang
digunakan oleh manusia pada masa lalu tersebut. Di Indonesia, hingga kini masih sering ditemukan
perkakas-perkakas yang diperkirakan pernah digunakan oleh manusia purba. Berikut ini beberapa jenis
alat yang digunakan manusia purba dari masa praaksara yang pernah ditemukan di Indonesia.

a. Kapak Genggam
      Kapak genggam diperkirakan merupakan alat yang digunakan oleh manusia jenis Pithecanthropus
untuk berburu. Struktur dan bentuk alat ini masih sangat sederhana dan bagian yang tajam hanya
terdapat di satu sisi saja. Kapak ini digunakan dengan cara digenggam. Alat ini pernah ditemukan di
Trunyan (Bali), Awangbangkal (Kalimantan Selatan), dan Kalianda (Lampung).
b. Alat Serpih
      Alat ini digunakan oleh manusia purba untuk menusuk, memotong dan melubangi kulit binatang.
Alat ini terbuat dari batu. Diperkirakan, alat ini merupakan serpihanserpihan dari batu yang dibuat
sebagai kapak genggam. Alat ini pernah ditemukan di Sangiran dan Gombong (Jawa Tengah), serta
Cabbenge (Flores).
c. Kapak Persegi
      Kapak persegi merupakan alat yang terbuat dari batu dan digunakan oleh manusia untuk
mencangkul, memahat, dan berburu. Alat ini terbuat dari batu berbentuk segi empat yang kedua
sisinya diasah halus. Pada salah satu sisi pangkal, ada bagian berlubang untuk tangkai. Sementara
pangkal lainnya adalah bagian yang tajam. Alat ini banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia,
mulai dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.
d. Kapak Lonjong
      Kapak lonjong merupakan kapak yang bentuknya lonjong. Pangkal kapak tersebut lebar dan tajam,
sedang ujungnya runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat dari batu yang telah diasah
hingga halus. Kapak lonjong pernah ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
e. Menhir
      Menhir merupakan tugu batu yang tinggi. Diperkirakan menhir digunakan sebagai tempat
pemujaan oleh manusia prasejarah.
f. Dolmen
      Dolmen adalah meja yang terbuat dari batu, diperkirakan digunakan sebagai tempat menyimpan
sesaji untuk sesembahan manusia prasejarah.
g. Sarkofagus
      Sarkofagus adalah peti mati yang terbuat dari batu.
h. Arca
     Arca adalah batu yang dibentuk hingga menyerupai makhluk hidup tertentu.
i. Bejana Perunggu
      Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu. Bentuknya mirip dengan gitar spanyol
tanpa gagang. Alat ini hanya ditemukan di dua tempat yaitu di Madura dan Sumatra.
j. Kapak Corong
      Kapak corong adalah kapak yang terbuat dari perunggu dan bentuk bagian atas mirip dengan
corong. Alat ini pernah ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi, dan Papua.

Anda mungkin juga menyukai