Anda di halaman 1dari 7

Tugas Resensi Buku

I. Identitas Buku

a) Judul Buku: Sejarah Indonesia Zaman Prasejarah

b) Pengarang: Eko Praptanto

c) Tebal Halaman: 94

d) Penerbit: PT Bina Sumber Daya MIPA

e) Tahun terbit: 2010

f) No. ISBN: 978-979-050-015-0

II. Rangkuman Isi Buku

A. Usia Bumi

Kehidupan di dunia ini dapat diikuti perkembangannya melalui peninjauan


terhadap usia bumi. Menurut ilmu astronomi, yaitu ilmu yang mempelajari
bintang-bintang, dunia ini pada mulanya berupa bola gas yang sangat panas dan
berputar pada porosnya sendiri. Perputaran yang terus menerus menyebabkan
bola gas menjadi semakin poadat dan terjadilah kulit bumi. Kulit bumi ini makin
lama makin tebal dan semakin turun suhunya. Bagian dalam bumi hingga sekarang
pun belum memadat juga, masih seperti lumpur yang sangat panas, dan terbukti
dengan keluarnya magma dari gunung api meletus. Demikianlah peristiwa
terjadinya bumi sekitar 250 ribu juta tahun yang lalu.

Waktu sejak terjadinya dunia hingga sekarang ini dapat dibagi atas zaman
– zaman seperti Archaeikum, yaitu zaman yang tertua. Berlangsung kira-kira
2.500 juta tahun yang lalu. Kulit bumi masih panas, tak ada kehidupan sama
sekali. Berikutnya adalah Palaeozoikum yang disebut juga zaman hidup tua.
Berlangsung sekitar 340 juta tahun, dan sudah ada kehidupan, seperti ikan dan
permulaan reptil & amfibi. Zaman berikutnya Mesozoikum yang disebut zaman
hidup pertengahan. Berlangsung sekitar 140 juta tahun. Dalam pertengahan
zaman ini, bangsa reptil mencapai bentuk yang luar biasa besarnya. Dinosaurus
misalnya, panjangnya mencapai 12 meter, sedangkan Atlantosaurus yang
ditemukan di Amerika panjangnya mencapai 30 meter. Zaman yang keempat
adalah zaman Neozoikum, yang disebut juga zaman hidup baru.
B. Pembagian Zaman dalam Prasejarah
1.Pembagian Zaman berdasarkan Geologi
Zaman ini dibagi dalam diluvium dan aluvium. Dari zaman aluvium
yang berlangsung sekitar 20.000 tahun itu hanya 6.000 tahun yang
terakhir sajalah yang ditempati oleh sejarah.
2. Pembagian Zaman berdasarkan Arkeologi
Berdasarkan benda-benda peninggalan , prasejarah dibagi menjadi
zaman batu dan zaman logam. Zaman batu terdiri atas zaman
Palaeolithikum, Mesolothikum, dan Neolithikum. Palaeolithikum disebut
juga zaman batu tua. Alat – alat dibuat dari batu yang dikerjakan
secara kasar, tak diasah atau dihaluskan. Manusianya belum bertempat
tinggal tetap. Mesolithikum disebut juga zaman batu tengah.
Neolithikum disebut juga zaman batu muda. Alat-alat batu sudah
diasah dan diupam, sehingga halus. Orang sudah mulai bertempat
tinggal dan bercocok tanam. Zaman logam adalah zaman dimana orang
sudah bisa membuat alat dari logam, yang ternyata lebih kuat dan
mudah dikerjakan daripada batu. Zaman logam dibagi atas zaman
tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.
a. Palaeolithikum
Pada zaman ini, manusia mempergunakan apa yang dijumpainya
sebagai pemberian alam sebagai alat bantu untuk mempermudah
kehidupan serta hidupnya. Jenis manusia pada zaman ini adalah
Meganthropus Palaeojavanicus yang menjadi jenis manusia tertua
di Indonesia.
b. Mesolithikum
Bekas – bekas kebudayaan Mesolithikum di Indonesia terutama
sekali didapatkan di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Flores. Dari
peninggalan tersebut dapat diketahui bahwa manusia pada zaman
itu masih hidup dari berburu dan menangkap ikan. Bekas – bekas
tempat tinggal mereka ditemukan di pinggir pantai
Kjokkenmoddinger dan didalam gua Abris Sous Roche (Gua
tempat tinggal)
c. Neolithikum
Neolithikum adalah suatu “revolusi” yang sangat besar dalam
peradaban manusia. Pada masa Neolithikum, kehidupan
mengembara telah menjadi milik masa lampau, orang telah
mengenal bercocok tanam dan beternak. Alat-alat zaman ini
sudah diasah dengan baik.
3. Pembagian Zaman Berdasarkan Pola Kehidupan Manusia
Prasejarah
a) Zaman kehidupan berburu & pengumpulan makanan tingkat awal.
b) Zaman kehidupan berburu & pengumpulan makanan tingkat lanjut.
c) Zaman bercocok tanam dan pertukangan (perundagian)

Manusia Prasejarah di Indonesia

1. Meganthropus Palaeojavanicus
Ciri – ciri manusianya adalah berbadan tegap, pada bagian belakang
kepala terdapat tonjolan yang tajam, tulang pipi tebal, kening menonjol
dengan sangat mencolok. Dagu belum terbentuk. Rahang bawah tegap
dengan geraham yang berukuran besar.
2. Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil genus ini ditemukan di Perning-Mojokerto pada tahun 1936. Ciri-
ciri manusianya terlihat nyata, memiliki volume kepala 900cc, bentuk
dan susunan gigi masih menunjukkan ciri-ciri primitif.

3.Pithecanthropus Erectus

Pithecanthropus Erectus memiliki tinggi badan 160cm – 180cm dan


diperkirakan berat badannya 80kg – 100kg. Berbadan tegap dan
mempunyai otot pengunyah yang cukup kuat. Masih terdapat tonjolan
kening di dahi, pipi menonjol dengan hidung yang lebar, volume kepala
berkisar antara 750cc – 1000cc. Kulit otak belum berkembang dengan
benar.

4.Pithecanthropus Soloensis

Fosilnya ditemukan di Sangiran-Solo, Sambung Macan-Sragen, dan


Ngandong-Blora pada tahun 1931, 1933, dan 1976. Tonjolan dikening masih ada
meskipun sudah mengecil. Bentuk tengkorak padat tebal dan lonjong. Volume
kepala antara 1000cc – 1300cc. Tinggi badan diperkirakan 165cm- 180cm.
Pithecanthropus Soloensis diperkirakan hidup pada 300.000 tahun – 900-000
tahun lampau.
5.Homo Sapiens

Species dari genus ini sudah memounyai ciri-ciri yang lebih maju
dibandingkan dengan species dari genus sebelumnya. Species dari genus ini
sudah mwmpunyai bentuk yang menciri ke manusia zaman sekarang. Volume
tengkorak antara 1000cc – 2000cc, tinggi badan juga bervariasi antara 130cm-
210cm. Alat pengunyah dan gigi mulai mengecil. Mulai adanya dagu, cara berjalan
dan bergerak sudah lebih sempurna.

1. Kemampuan Membuat Alat Pada Zaman Palaeolithikum dan


Mesolithikum

A.Kapak

1. Kapak Perimbas
2. Kapak Penetak
3. Pahat Genggam
4. Kapak genggam awal
5. Batu Martil
B.Alat Serpih
C.Alat Tulang

2. Kemampuan membuat alat pada zaman pengumpulan makanan tingkat


awal, lanjut dan zaman bercocok tanam

1.Beliung Persegi

Penemuan alat ini meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia, Malaysia,


Thailand, Myanmar, China, dan Filipina.

2.Kapak Lonjong

Kapak ini bentuk umunya lonjong dengan pangkal agak runcing dan melebar
pada bagian tajaman. Bentuk penampangnya seperti lensa, lonjong atau kebulat-
bulatan. Daerah penemuan kapak lonjong di Indonesia terbatas, hanya da daerah
bagian timur, yaitu Sulawesi, Flores, Maluku, dan Papua.
3.Alat-alat Obsidian

Alat yang khusus dibuat dari batu kecubung berkembang sangat terbatas
di beberapa tempat saja seperti Jambi, di Leles (Dekat danau Cangkuang) Garut,
Di Bogor, dan Minahasa.

4.Gerabah

5. Alat Pemukul Kulit Kayu

6. Perhiasan

3. Pemujaan Nenek Moyang


A. Konsepsi Kepercayaan
Salah satu segi yang menonjol dalam masyarakat adalah sikap
terhadap alam kehidupan sesudah mati. Mereka percaya bahwa roh
seseorang tidak lenyap pada saat orang itu meninggal. Roh dianggap
mempunyai kehidupan dialamnya sendiri.
Upacara pada waktu penguburan merupakan upacara yang mencolok.
Terutama jika upacara tersebut diperuntukkan bagi mereka yang dianggap
terkemuka di masyarakat. Pelaksanaan penguburan dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung, ditempat yang sering dihubungkan dengan
asal usul anggota masyarakat atau tempat tempat yang sudah dianggap
sebagai tempat tinggal arwah nenek moyang. Jasad dibekali bermacam-
macam keperluan sehari-hari seperti perhiasan yang dikubur bersama. Hal
ini dimaksudkan agar perjalanan arwah ke dunia kehidupan selanjutnya
akan terjamin sebaik-baiknya.

B.Tradisi Megalithikum

Pembuatan bangunan Megalithikum ( Mega=Besar, Lithos=Batu)


selalu didasarkan pada kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan
yang mati. Terutama akan adanya pengaruh kuat dari yang telah mati terhadap
kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman.

C.Pengaruh Terhadap Perkembangan Masyarakat

Perkampungan merupakan pusat kehidupan setelah pola hidup


mengembara ditinggalkan sama sekali. Rasa satu dengan alam menghasilkan karya
yang kini dipandang sebagai hasil seni yang berarti. Puncak dari karya-karya ini
Terdapat pada suatu masa setelah masyarakat mulai mengenal logam. Dari bahan
logam dibuat berbagai bentuk benda upacara dan keperluan sehari-hari dengan
ukiran ukiran yang menggambarkan alam pikiran dan lingkungan masyarakat pada
waktu itu. Hampir di seluruh kepulauan Indonesia terdapat bangunan
megalithikum.

Zaman Perundagian

1.Alat – Alat

A) Benda-benda perunggu

Nekara, kapak, bejana, patung, perhiasan, senjata dan perahu


adalah artefak perunggu yang ditemukan di Indonesia

B) Kapak Perunggu

Kapak perunggu merupakan benda perunggu yang tak kalah penting.


Secara tipologis, kapak perunggu terbagi atas 2 golongan yakni kapak corong dan
kapak upacara

C) Bejana Perunggu

Di Indonesia hanya ditemukan dua bejana perunggu, yaitu di


Sumatra dan Madura

D) Patung Perunggu

Patung-patung perunggu yang ditemukan di Indonesia berbentuk


aneka macam, seperti bentuk orang atau hewan. Patung yang berbentuk orang
antara lain berupa penari-penari yang bergaya dinamis.

E) Perhiasan Perunggu

Gelang & cincin umumnya tanpa hiasan, tetapi ada juga yang dihias
dengan pola geometris atau pola bintang.

F) Senjata dan Benda Perunggu Lainnya

G) Benda – benda Besi

H) Gerabah

I) Manik-Manik
III. Penilaian isi Buku

3.1 Kelebihan Isi Buku

Anda mungkin juga menyukai