Anda di halaman 1dari 11

MENELUSURI PERADABAN AWAL

DI KEPULAUAN INDONESIA

A. Perkembangan Bumi dan munculnya mahkluk Hidup


Menurut Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto sejarah alam
semesta jauh lebih panjang dibandingkan sejarah umat manusia. Manusia baru muncul
pertama kali kira-kira tiga juta tahun yang lalu, yaitu pada zaman yang disebut kala
plestosen ( 3.000.000 sampai 10.000 tahun yang lalu )
Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana munculnya manusia dan mahkluk hidup,
kita juga terlebih dahulu perlu mengetahui bagaiman alam semesta, didalammya
termasuk bumi tempat hidup dan berkembangnya manusia, muncul pertama kali.

1. Asal-usul umi dan makhluk Hidup


Bagaimanakah proses terbentuknya alam semesta pertama kali ?
Para Ilmuwan meyakini bahwa asal mula terbentuknya alam semesta (termasuk bumi)
adalah terjadinya apa yang disebut Big Bang (ledakan dasyat atau dentuman besar)
sekitar 13,7 miliar juta tahun yang lalu. Ledakan tunggal ini melontarkan materi dalam
jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini kemudian mengisi
alam semesta ini dalam bentuk bintan, planet, debu kosmis, meteor, energy, dan partikel
lainnya di alam semesta ini.
Menurut teori Geologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bumi secara
keseluruhan, proses perkembangan bumi ini di bagi menjadi empat tahapan yaitu
a. Masa Arkaekum
Masa ini merupakan masa yang tertua, diperkirakan terjadi 2,5 miliar tahun yang lalu.
Pada masa ini keadaan bumi basih masih labil, masih menyerupai gumpalan bola gas,
dan keadaan bumi masih dalam proses pembentukan.
b. Masa Paleozoikum
Masa ini berlangsung sekitar 500-245 juta tahun yang lalu. Kondidi bumi sudah mulai
stabil
c. Masa Mesozoikum
Masa ini, yang disebut juga Zama skunder, diperkirakan berlangsung sekitar 245-65
juta tahun yang lalu, bumi sudah semakin stabil.
d. Masa Neozoikum
Pada masa ini hewan berukuran besar sudah mulai jauh berkurang. Masa ini
dibedakan menjadi dua zaman :
1. Zaman Tersier
Zaman ini diperkirakan berlangsung sekitar 60 juta tahub yang lalu
Hal yang terpenting zaman ini adalah munculnya jenis primate seperti kera.
2. Zaman kuarter
Zaman ini di bagi dua yaitu kala pleistosen/diluvium dan kala
Holosen/Aluvium.pada kala Pleistosen diperkirakan manusia purba munculdan
kala Holosen manusia purba telah berkembang lebih sempurna.

B. Corak Kehidupan dan Hasil-hasil Budaya Manusia pada Masa Pra aksara

Manusia Purba dan Hasil Budaya Masa Praaksara


A. Manusia Purba di Indonesia
Wilayah Indonesia diperkirakan menjadi tempat hunian manusia purba. Beberapa
daerah di Indonesia yang menjadi tempat hunian manusia purba antara lain Sangiran,
Trinil, Wajak, dan Flores.
1. Meganthropus

Fosil Meganthropus pertama kali ditemukan oleh von Koenigswald pada 1941 di
Desa Sangiran sekitar lembah Sungai Bengawan Solo. Meganthropus merupakan
jenis manusia purba paling tua.
 Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan, rahang
atas sebelah kiri, dan gigi lepas.
 Dari hasil penemuan fosil tersebut, diperkirakan bahwa manusia jenis ini
memiliki ukuran sangat besar atau raksasa. Oleh karena itu, fosil ini
dinamakan Meganthropus palaeojavanicus.
 Meganthropus palaeojavanicus diperkirakan hidup pada 1–2 juta tahun lalu.
Fragmen fosil Meganthropus yang ditemukan masih sangat sedikit.

2. Pithecanthropus

 Pithecanthropus merupakan jenis manusia purba yang paling banyak


ditemukan di Indonesia.
 Sisa-sisa kehidupan Pithecanthropus dapat ditemukan di Mojokerto,
Kedungbrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong.
Jenis Pithecanthropus yang ditemukan
di Indonesia
a. Pithecanthropus mojokertensis
b. Pithecanthropus erectus

3. Pithecanthropus mojokertensis

 Pithecanthropus mojokertensis merupakan manusia purba jenis


Pithecanthropus tertua yang ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus
mojokertensis ditemukan oleh von Koenigswald di Mojokerto tahun 1936
pada lapisan pleistosen bawah ini hidup sekira 2,5–1,25 juta tahun lalu.
 Fosil Pithecanthropus mojokertensis yang berhasil ditemukan berupa
tengkorak anak-anak, atap tengkorak, rahang atas, rahang bawah, dan gigi
lepas. Berdasarkan temuan tersebut, diperkirakan ciri-ciri fisik
Pithecanthropus mojokertensis yaitu tulang pipi kuat, berbadan tegap,
tonjolan kening tebal, otot-otot tengkuk kukuh, muka menonjol ke depan, dan
volume otak 650–1.000 cc.

4. Pithecanthropus erectus atau Homo erectus

Pithecanthropus erectus memiliki daerah persebaran paling luas. Pada 1890


Eugene Dubois berhasil menemukan beberapa fosil Pithecanthropus erectus di
Kedungbrubus, Trinil, dan Ngawi.
 Pada saat ini nama ilmiah Pithecanthropus erectus adalah Homo erectus. Para
ahli paleoantropologi memperkirakan Homo erectus berasal dari Afrika.
Homo erectus bermigrasi selama masa pleistosen sekira 2 juta tahun lalu.
 Ciri fisik Pithecanthropus erectus atau Homo erectus yaitu badan tegap,
hidung lebar, dagu tidak ada, alat pengunyah kuat, berat badan 80–100 kg,
tinggi badan 160–180 cm, terdapat tonjolan kening pada dahi, tulang
tengkorak berbentuk lonjong, volume otak 750–1.000 cc, dan muka
didominasi oleh bagian rahang yang menonjol.

5. Homo sapiens

 Homo sapiens artinya manusia cerdas. Tingkat kecerdasan Homo sapiens


salah satunya disebabkan volume otaknya yang jauh lebih besar daripada
jenis manusia purba sebelumnya.
 Homo sapiens diperkirakan memiliki ciri-ciri fisik antara lain tengkorak
besar, volume otak diperkirakan 1.650 cc, muka datar dan lebar, akar hidung
lebar, bagian mulut menonjol sedikit, dahi agak miring, di atas rongga mata
ada busur kening yang nyata, langit-langit mulut besar dan dalam, rahang
bawah masif, gigi besar-besar, serta tinggi badan sekira 173 cm.
Jenis Homo sapiens
yang ditemukan di Indonesia:
a. Homo wajakensis
b. Homo soloensis
c. Homo floresiensis

6. Homo wajakensis

 Homo wajakensis (manusia dari Wajak) ditemukan di lembah Sungai


Brantas, Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Fosil Homo wajakensis
ditemukan pada lapisan pleistosen atas oleh Eugene Dubois pada 1889.
Manusia purba ini diperkirakan hidup pada 40–25 ribu tahun lalu.
 Von Koenigswald mengategorikan Homo wajakensis dalam jenis Homo
sapiens (manusia cerdas) karena sudah mengenal upacara penguburan.

7. Homo soloensis

 Fosil Homo soloensis pertama kali ditemukan oleh von Koenigswald pada
1931–1934 di daerah Ngandong, di tepi Sungai Bengawan Solo. Selain itu,
fosil Homo soloensis ditemukan di Sambungmacan dan Ngawi.
 Manusia purba Homo soloensis diperkirakan hidup pada 900–200 ribu tahun
lalu.

8. Homo floresiensis

 Homo floresiensis ditemukan oleh para ilmuwan dari Australia pada 2003
dalam ekskavasi di gua Liang Bua, Flores. Manusia purba ini hidup di
Kepulauan Flores sekira 18.000 tahun lalu.
 Menurut tim ilmuwan yang menemukan fosil tersebut, Homo floresiensis
merupakan keturunan spesies Homo erectus yang hidup di Asia Tenggara
sekira 1 juta tahun lalu. Akibat proses seleksi alam, tubuh mereka berevolusi
menjadi bentuk lebih kecil.
 Dalam jurnal ilmiah Nature, para ilmuwan menjelaskan Homo floresiensis
sebagai spesies baru manusia. Sementara itu, menurut Teuku Jacob, Homo
floresiensis bukan merupakan spesies baru, melainkan nenek moyang dari
orang-orang Katai di Flores yang menderita penyakit microcephalia, yaitu
bertengkorak kecil dan berotak kecil.
C. Corak Kehidupan dan Hasil-hasil Budaya Manusia Pra aksara
1. Masa berburu dan Mengumpulkan Makanan tingkat sederhana ( Budaya
Paleolitikum)
 Makan manusia purba pd masa ini masih tergantung pada alam (Food Gethering)
 Bersifat Nomaden atau berpindah-pindah
 Hidup dalam kelompok-kelompok kecil
 Komunikasi masih menggunakan bahasa isyarat
Hasil-hasil Budaya :
 Kapak perimabas
 Alat serpih ( di desa Ngebung Sragen Jawa Tengh)
 Alat tulang ( diNgandong)
2. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat lanjut ( Budaya
Mesolitikum)
 Masih tergantung pada alam (Food Gethering)
 Mengenal pembagian kerja
 Mengenal kebiasaan bertempat tinggal secara tidak tetap (semi sedenter),
terutama di gua-gua.
 Tumbuh budaya Kjokkenmoddinger (sampah dapur berupa kulit kerang)
 Mengenal tradisi melukis di dinding gua atau dinding kerang.
 Pertama mngenal api.
Hasil – hasil budaya :
 Serpih bilah (flakes) di Sulawesi Selatan
 Alat tulang (peble) di Jawa Timur di gua lawa
 Kapak genggam Sumatera (di Sumatera utara)
Abris sous roche
Kjokkenmoddinger
Seni Lukis

3. Masa bercoco Tanam ( Buadaya Neolitikum)


 Masyarakat memelihara hewan tertentu ( ayam,kerbau,anjing dan babi)
 Kehidupannya yg di tepi pantai memproduksi garam dan mencari ikan
 Kegiatan bercocok tanam dilakukan dgn menebang dan membakar pohon-pohon
dan
belukar (slasb and burn)
 Sudah menetap (sedenter)
 Mengenal gotong royong
 Mengenal pembagian kerja
Hasil-hasil Budaya
 Beliung persegi (hampir seluruh kepulauan Indonesia)
 Kapak loncong (Sulawesi, Sangihe-Talaud, Flores,Maluku,Leti Tanibar
dan Papua)
 Alat-alat Obsidian (Jambi,Leles Garut)
 Mata Panah (Jawa Timur dan Sulawesi Selatan)
 Gerabah (Banyuwangi,Bogor,Serpong, Sulawesi)
 Alat pemukul dari kulit kayu Perhiasan
Sistem Kepercayaan
 Animisme (percaya terhadap roh nenek moyang)
 Dinamisme (percaya terhadap benda –benda keramat)

1. Masa Perundagian ( budaya negalithik dan budaya logam)


 Muncul golongan undagi atau golongan yg terampil melakukan sejenis usaha
tertentu
 Hidup menetap di desa-desa atau pegunungan
 Mengenal perdagangan dengan menggunakan perahu bercadik
 Perdagangan dilakukan dengan cara barter
 Mengenal tehnik cor logam yaitu ada dua macam :

a. Tehnik “a cire perdue”


 Keuntungannya : benda yg diinginkan dapat mempunyai detai yg
sempurna
 Kelemahannya : cetakan model hanya dapat digunakan sekali saja

Contoh pengerjaan cor logam tehknik “ A Cire Perdue “


b. Tehnik Bivalve
 Keuntungannya : cetakan dapat digunakan berulang kali
 Kelemahannya : terdapat rongga dlm benda logam yg sudah jadi

Contoh pengerjaan cor logam tehknik “ Bivalve “


Hasil-hasil Budaya
1. Alat-alat dr logam perunggu (nekara perunggu,kapak perunggu,bejana
 Berunggu, arca-arca perunggu):
 Nekara dan Moko
 Kapak perunggu
 Bejana perunggu (di Sumatera dan Madura)
 Patung peunggu (di Bangkinang Riau dan di Limbangan Bogor)
 Gelang dan cincin perunggu
2. Alat-alat dari besi
3. Gerabah
Bentuk Kepercayaan
 Kepercayaan pada masa ini lebih ditekankan pd pemujaan terhadap roh nenek
moyang yang mengenal benda-benda Megalithik :
a. Menhir : tugu batu yg tegak
b. Punden berundak : bangunan yg disusun secara bertingkat-tingkat yang
dimaksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang.
c. Kubur batu :
1. Waruga : kubur batu yg tidak memiliki tutup.
2. Sarkofagus : sejenis kubur batu tapi memiliki tutup diatasnya.
d. Dolmen : bangunan megalithik yg memiliki fungsi sebagai pelinggih roh atau
tempat sesaji pada saat upacara.
e. Arca batu
Contoh Bangunan Megalithikum

Anda mungkin juga menyukai