Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Indonesia

Jenis Manusia Purba Yang Pernah Hidup Di Jaman Praaksara

Di Susun Oleh:

Elsa Putri Indira


PENDAHULUAN

sejarah alam semesta lebih panjang dibandingkan dengan sejarah umat manusia. Manusia baru muncul
pertama kali dimuka bumi kira-kira tiga juta tahun yang lalu,bersamaan dengan terjadinya berkali-kali
pengesan (glasial) dalam zaman yang disebut kala Plestosen. Kala Plestosen kira-kira berlangsung antara
3.000.000 sampai 10.000 tahun yang lalu.

Sudah diuraikan dalam fasal terdahulu bahwa dizaman es daerah Indonesia terdiri atas daratan Sunda
disebelah barat,yang berhubungan dengan Asia Tenggara Kontinental,dan daratan Sahul disebelah
Timur,yang berhubungan dengan Australia.

Indonesia banyak fosil manusia purba. Manusia prasejarah atau yang biasa disebut dengan manusia
purba adalah manusia yang hidup dengan cara yang sangat sederhana dan sangat ketergantungan pada
alam. Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia dan dapat dipastikan Indonesia dan di dunia memiliki
banyak sejarah peradaban manusia mulai saat manusia hidup.
1. Meganthropus Palaeojavanicus

Ditemukan oleh seorang arkeolog dari negeri Belanda bernama Van Koenigswald. Dia pertama kali
menemukan fosil ini di daerah Sangiran pada tahun 1936. Manusia purba di Indonesia tidak seperti jenis
jenis manusia purba di dunia. Pada era tersebut paling banyak fosil ditemukan dalam kondisi seperti
orang Barat. Maka ketika arkeolog menemukan fosil yang berbeda dari sebelumnya, membangkitkan
gairah ilmiah di kalangan arkeolog untuk lebih mendalami tentang fosil manusia purba yang ditemukan
di indonesia.

Diperkirakan manusia besar ini hidup antara 1 juta dan 2 juta tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dari fosil
dengan teknik peluruhan karbon. Sehingga usia dari fosil tersebut bisa kita ketahui. Dengan adanya sifat
waktu paruh itu, banyak sekali fosil, batuan dan elemen lainnya yang bisa kita perkirakan umurnya.
Bahkan umur Bumi yang kita cintai ini bisa kita perkirakan dengan waktu paruh dari unsur karbon pada
material atau zat. Meganthropus Palaeojavanicus mempunyai ciri :

 Memiliki tulang pipi yang tebal


 Memiliki otot rahang yang kuat
 Tidak memiliki dagu
 Memiliki tonjolan belakang yang tajam
 Memiliki tulang kening yang menonjol
 Memiliki perawakan yang tegap,rahang bawah Meganthropus, Sangir memakan tumbuh-
tumbuhan, dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah.
2. Pitecanthropus Erectus

Manusia purba ini hidup di wilayah Indonesia pada 1-2 juta tahun yang lalu. Wilayah Indonesia yang
menurut sejarah arkeologi, pernah beberapa kali mengalami bencana alam Indonesia. Dari mulai hal
yang bersifat mengikat hingga membuat wilayah indonesia terdiri dari bermacam macam pulau. Doktor
dari Belanda bernama Eungene Dubois adalah penemu pertama manusia disini. Ciri khas dari
Pitecanthropus adalah:
 Berjalan tegak, tetapi dalam struktur tengkoraknya mirip dengan struktur kera. Maka dikenal
juga dengan manusia kera berjalan tegak.
 Dengan struktur tengkorak mirip kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya kecil.
 Menyebabkan tingkat kecerdasan jenis manusia purba ini hampir sama namun diatas dengan
insting hewan.
 Pitecanthropus merupakan bangsa atau kaum pengumpul makanan (Food Gathering).
 Kehidupan primitif pada masa itu tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan kera di masa
modern. Jenis manusia purba ini sangat di elukan oleh kalangan materialis, karena merupakan
bukti adanya mahluk transisi yang menguatkan teori evolusinya Charles Darwin.
Memiliki ciri berbadan tegak dan kemungkinan besar terbesar pula pada masa nya. Dengan
ukuran otak yang masih kecil dibanding mahluk lainnya maka didapatkan hasil yang cukup
mengagetkan bahwa dalam keadaan mengumpulkan makanan dan keperluan bumil, terdapat
jejak yang menunjukkan rapat kelompok, ari air jangheh
3. Pitecanthropus Soloensis

Merupakan jenis-jenis manusia purba yang berasal dari solo tepatnya area ngandong. Selain dari
aspek daratan, terdapat batas wilayah laut di Indonesia yang bagi negara kita sangat penting. Hal ini
dikemukakan dalam batas laut Indonesia yang sudah menjadi ketetapan di kalangan internasional.
Adapun ciri dari Pitecanthropus Erectus adalah :
 Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
 Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
 Tinggi sekitar 165–180 cm.
 Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
 Memiliki rahang bawah yang kuat.
 Memiliki tulang pipi yang tebal.
 Tulang belakang menonjol dan tajam.
 Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.

4. Pitecanthropus Mojokertensis

Dalam hal yang dilakukan tanpa perlu mendalami jenis jenis manusia purba dan gambarnya, kita bisa tahu
bahwa Eungene Dubois berhasil menjadi penemu fosil jenis ini di wilayah Mojokerto, sehingga beliau
menamai fosil penemuannya menjadi sebuah temuan besar abad ini. Penggalian yang dilakukan di Mojokerto
ini mau tidak mau merusak tulang tulang nya. Beberapa bagian nya menjadi hancur sehingga beberapa detil
tidak terselamatkan sempurna. 10 Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia ini bisa menjadi bahan wawasan
buat pribadi maupun siswa ajar.
ciri ciri manusia purba di indonesia pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Mudah-
mudahan berhasil bagi anda yang sedang menambah wawasan dengan membaca-baca artikel seperti ini. Hal
ini perlu ditegaskan kembali bahwa konten dari manusia purba ini bukan merupakan sumber ilmiah
kepustakaan. Lebih baik bila membutuhkan pustaka tentang manusia purba, jenis jenis manusia purba dan
penjelasannya bisa menjadi solusi permasalahan anda.

5. Homo Floresiensis
Dari awal kita sudah meminjam berbagai tautan kata dari sumber. Untuk jenis homo ini memiliki kebiasaan
dan gaya hidup yang kurang lebih sama dengan manusia sekarang. Bahkan pada masa itu jenis homo
memiliki kesatuan dalam hal bertindak secara ciri-ciri manusia sebagai makhluk ekonomi. Pada masa tersebut
tidak menggunakan alat-alat canggih, tetapi menggunakan batu sederhana yang kemudian di hampelas .
Kedua, manusia jenis Homo ini sudah sadar akan keberadaan kita, atau manusia di sekitarnya. Sehingga akan
timbul kesamaan ras.
Secara nama mungkin kita sedikit terkecoh, karena peneliti Belanda tersebut tidak menamakan fosil
penemuannya dengan namanya, tetapi menggunakan nama tempat pada waktu penggalian arkeologisnya.
Nama lain dari Homo mungkin bisa diartikan sebagai suatu kecenderungan seksual antara sesama laki-laki/
secara umum manusia jenis homo ini memiliki ciri khas :
 Muka lebar dengan hidung yang lebar
 Mulutnya menonjol
 Dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus
 Bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang
 Tingginya 130–210 cm
 Berat badan 30–150 kg
 Hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu
6. Homo Wajakensis

Homo Wajakensis berarti homo yang berasal dari Wajak. Perselisihan antar kelompok masih menjadi
masalah pada masa purba menjadikan tiap daerah memiliki bentuk fosil yang berbeda-beda pula. Kita hanya
bisa memperkirakan seperti apa kehidupan sosialnya. Namun para ahli telah meneliti pengaruh letak
geografis Indonesia terhadap keadaan alam dan iklim. Dengan begitu sejauh yang kita perkirakan, kehidupan
sosial manusia purba bisa jadi tidak berbeda dengan keadaan sekarang kecuali dalam hal berkomunikasi.
Di Wajak inilah, yang bila di gambarkan dekat daerah Tumenggung Jawa Timur, pada tahun 1889 Eungene
Dubois menemukan fosil manusia purba asli Indonesia. Penemuan ini merupakan penemuan penting, karena
seolah menemukan keping puzzle yang hilang yang membuktikan adanya hubungan manusia dengan kera.
Fosil-fosil manusia purba di Indonesia menjadi jembatan penghubung itu. Seperti dikemukanan dalam teori
Darwin dalam bukunya ‘The Descent Of Man’ (asal usul manusia)

7. Homo Soloensis

Merupakan jenis manusia purba Homo yang ditemukan fosilnya di wilayah Solo pulau Jawa. Siapa saja
yang meneliti manusia purba di indonesia? Yang paling terkenal tentunya Eungene Dubois, kemudian Van
Koenigswald, kemudian ada Weidenreich. Berikut keterangan penelitian tentang manusia purba soloensis:
 Dan peneliti peneliti lain yang mungkin catatanya tidak sebanyak peneliti yang disebutkan diatas.
 Namun tentunya kontribusi para peneliti tersebut menjadikan khazanah bagi jenis-jenis manusia purba
purba di Asia dan tentunya Dunia.
Sungai bengawan Solo merupakan jantung dari sebuah kehidupan primitif di masa lampau Indonesia.
Banyaknya penemuan di kawasan ini menunjukkan kecenderungan manusia purba jaman dulu hidup
dengan kedekatan pada sumber air. Belum ditemukannya sistem irigasi, seolah memaksa manusia
purba untuk tidak jauh dalam memberikan intervensi. Dengan mempunyai tempat tinggal dekat
sungai, memberikan keuntungan bagi manusia purba

8. Pitecanthropus Robustus
Adalah jenis Pitecanthropus yang memiliki rahang besar. Dengan adanya rahang besar tersebut, menurut
peneliti jenis manusia purba ini memiliki kegemaran memakan tumbuhan. Kegunaan rahang yang besar
adalah agar dalam mengunyah tumbuhan menjadi lebih mudah dan lebih cepat, sehingga bangsa ini lebih
senang bila hidup sendiri. Berikut bentuk rupa dari manusia purba pitechanthropus robustus:
 Bentuk rahang yang besar itu pula menunjukkan bahwa cakupan dari kapasitas mulut Pitecanthropus
Erectus lebih besar dari manusia masa sekarang.
 Kapasitas mulut tersebut memungkinkan manusia jenis ini memberikan jati dirinya. Diketahui bahwa 
manusia purba pada zaman itu
 Bisa diartikan bahwa jenis manusia purba homo ini adalah kondisi alamiah jenis manusia Indonesia
pada jaman sekarang. Yang membedakan tentunya waktu hidup dan cara berkomunikasi dalam
interaksi sosial pada masa itu. Termasuk penggunaan alat bantu.
Manusia purba jenis ini sudah mulai mengedepankan akal dibanding insting. Dibuktikan dengan
banyaknya peninggalan berupa batu, kapak batu, dan perkakas lainnya yang dipergunakan untuk
menunjang dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu, juga pada titik titik temuan arkeologis,
manusia purba jenis Homo ini tidak terlalu dekat dengan sungai, yang menandakan bahwa manusia
purba jenis ini membuat sebuah tempat tinggal atau kawasan tempat tinggal yang nyaman meskipun
tidak dekat sekali dengan sumber air. Yang pada masa itu adalah sungai

9. Pitecanthropus Dubuis

Bila diartikan, jenis manusia kera berjalan tegak ini adalah jenis yang meragukan. Fosilnya ditemukan di
Sangiran namun secara struktur tulang dan tengkoraknya tidak mutlak masuk dalam ciri meganthropus
maupun pitecanthropus. Sumbangsih peneliti dari Belanda ini merupakan penemuan penting. Meskipun bagi
rakyat Indonesia ekspedisi dan penggalian arkeologis tak ubahnya dengan pemaksaan dan penjajahan hak.

Bangsa kita yang dipaksa dan dipekerjakan sebagai tenaga penggali. Menurut catatan sejarah, banyak korban
dari bangsa kita yang berjatuhan, namun dengan rapinya dan lihai, para peneliti Belanda dibantu dengan
pemerintahan kolonial, berhasil membawa propaganda berupa penemuan fosil manusia purba ini, sehingga
sistem kerja paksa dalam penggalian itu tidak begitu diangkat di hadapan publik. Dikarenakan banyak sekali
temuan di daerah sungai Bengawan Solo, peneliti membagi lapisan tanah di daerah itu menjadi 3 lapisan
yaitu :

 Lapisan Jetis, dimana Pitecanthropus Robustus ditemukan atau kita kenal juga dengan nama lapisan
pleistosen bawah
 Lapisan Trinil, dimana ditemukan Pitecanthropus Erectus. Lapisan ini kita kenal juga dengan nama
lapisan pleistosen tengah.
 Lapisan Ngandong, dimana Pitecanthropus Soloensis ditemukan. Dikenal juga dengan nama lapisan
pleistosen atas.
Dengan karakteristik seperti itu, Meganthropus memiliki fisik yang kuat dan tegap. Dengan
melimpahnya tumbuhan yang merupakan makanan utamanya. Diperkirakan oleh peneliti,
Meganthropus hidup berkelompok dan cenderung menetap. Perubahan kehidupan sosial dan
budaya tersebut memang tidak seperti kehidupan di zaman sekarang. Namun dengan penelitian
yang intens dan benar, kehidupan sosial manusia purba bisa kita perkirakan.
Apalagi dukungan yang begitu banyak dan berpengaruh kepada Belanda, menyebabkan bangsa
Indonesia sangat kesulitan dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Penyelesaian konflik antara
Indonesia dan Belanda, tidak hanya melibatkan kedua negara tersebut, tetapi juga melibatkan
negara-negara lain.
10. Homo Sapiens

Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens sudah
menyerupai dengan bentuk orang Indonesia sekarang. Pada masa itu, golongan manusia ini sudah memiliki
strukur organisasi dan pembagian tugas. Berdasarkan penelitian tersebut, tidak hanya bentuk fisik dari
manusia purba, tetapi kehidupan sosialnya juga bisa kita kaji. Tentunya dengan penelitian yang intens dan
dalam jangka waktu lama.
Homo Sapiens mereferensikan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki kelebihan dalam hal akal.
Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens, kehidupan kita bisa bertambah dalam khazanah dan
pengalaman dengan produk tertentu. Jenis manusia purba ini memiliki ciri sebagai berikut :
1. Volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc
2. Tinggi badan antara 130 – 210 m
3. Otot tengkuk mengalami penyusutan
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
5. Muka tidak menonjol ke depan
6. Berdiri dan berjalan tegak
7. Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.
Dengan melihat spesifikasi diatas, maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo Sapiens sudah menggunakan
akalnya. Meskipun dalam hal sederhana, tetapi jenis ini sudah memiliki karakteristik berburu. Tidak hanya
mengumpulkan makanan seperti halnya jenis lain. Homo sapiens juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
mempunyai banya ragam dan budaya serta ras. Dengan mentahnya teori evolusi pada masa sekarang ini,
muncul asumsi bahwa ‘manusia kera’ adalah jenis manusia juga tetapi berbeda ras. Seperti halnya ras Asia,
Afrika dan Eropa. Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun memiliki keanekaragaman ras dan budaya. Secara
telusur, menurut peneliti bahwa didapatkan leluhur manusia seperti ini :
 Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus.
 Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia Tenggara.
 Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung mancung. Ras ini
penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada
yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
 Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke Australia (ras
Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.

Anda mungkin juga menyukai