Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Masa pra-aksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Maka masa
pra-aksara sering dikaitkan sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa pra-
aksara disebut sebagai kehidupa manusia purba. Manusia muncul dipermukaan bumi kira-
kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan atau glasiasi
dalam zaman yang disebut kala plestosen.
Manusia pra aksara adalah manusia yang hidup sebelum tulisan dikenal. Karena
belum ditemukan peninggalan tertulis, maka gambaran mengenai kehidupan manusia purba
dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berupa fosil, artefak, abris saus roche,
Kejokken Moddinger dan lainnya.
Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial, wilayah
Indonesia bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia bagian timur
menjadi satu dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada persamaan kehidupan
flora dan fauna di Asia dan Australia dengan wilayah Indonesia. Binatang yang hidup di
wilayah Indonesia bagian barat memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan
Asia. Misalnya, gajah, harimau, banteng, burung, dan sebagainya. Sedangkan binatang yang
hidup di wilayah bagian timur memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan
Australia, seperti burung Cendrawasih.
Mencairnya es di kutub utara menyebabkan air laut mengalami kenaikan. Peristiwa ini
mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi terpisah dengan daratan Asia maupun Australia.
Bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Asia disebut Paparan
Sunda. Sedangkan bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan
Australia disebut Paparan Sahul. Ternyata, perubahan-perubahan itu sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara Indonesia.

B. Perumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang diatas , saya akan merumuskan masalah berikut.
 Apa itu zaman pra-aksara ?
 Apakah manusia purba memiliki jenis ?
 Apakah manusia purba memiliki kebudayaan dan peralatan untuk digunakan ?
 Bagaimana sistem kepercayaan manusia purba ?

C. Tujuan
Sejalan dengan perumusan diatas , makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:
 Definisi zaman pra-aksara
 Ciri – ciri manusia purba
 Kebudayaan manusia purba
 Sistem kepercayaan manusia purba
 Persebaran yang terjadi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian zaman praaksara


Zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan.
Praaksara berasal dari dua kata, yaitu pra yang artinya sebelum dan aksara yang berarti
tulisan. Praaksara disebut juga nirleka, nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Batas antara
zaman Praaksara dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan
suatu pengertian bahwa Praaksara adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan
sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan.
Berakhirnya zaman Praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di
dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa
Mesir + tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga + tahun 4000
bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah Gambar berikut: Hubungan zaman praaksara
dan zaman sejarah Sumber informasi zaman praaksaraSumber informasi yang dapat
digunakan untuk mengetahui kehidupan zaman praaksara:
1. Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu karena adanya proses kimiawi.
Fosil merupakan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan peninggalan
masa lampau yang sudah tertanam ratusan bahkan ribuan tahun di dalam tanah. Contoh
fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).\
2. Artefak yaitu peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat
dari batu, tulang, kayu dan logamGambar artefak dari batu Pembabakan zaman praaksara

B. Jenis jenis manusia purba


Secara umum manusia purba terbagi kedalam 3 kelompok
yaitu Meganthropus (Manusia Besar), Pitecanthropus (Manusia Kera Berjalan Tegak)
dan Homo (Manusia Cerdas). Fosil yang ditemukan tersebut terdapat di beberapa wilayah di
Indonesia. Wilayah tersebut sudah diberikan ketetapan seperti halnya perkembangan wilayah
di indonesia. Jenis jenis manusia purba dan penemunya bisa kita lihat dalam ulasan seperti
dibawah ini yang dikutip dari beberapa sumber.
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Ditemukan oleh seorang arkeolog dari negeri Belanda bernama
Van Koenigswald. Dia pertama kali menemukan fosil ini di
daerah Sangiran pada tahun 1936. Manusia purba di Indonesia
tidak seperti jenis jenis manusia purba di dunia. Pada era tersebut
paling banyak fosil ditemukan dalam kondisi seperti orang Barat.
Maka ketika arkeolog menemukan fosil yang berbeda dari
sebelumnya, membangkitkan gairah ilmiah di kalangan arkeolog
untuk lebih mendalami tentang fosil manusia purba yang
ditemukan di indonesia.
Palaeojavanicus mempunyai ciri :
 Memiliki tulang pipi yang tebal,
 Memiliki otot rahang yang kuat,
 Tidak memiliki dagu,
 Memiliki tonjolan belakang yang tajam,
 Memiliki tulang kening yang menonjol,
 Memiliki perawakan yang tegap,rahang bawah Meganthropus, Sangir memakan tumbuh-
tumbuhan, dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah.

2. Pitecanthropus Erectus
Manusia purba ini hidup di wilayah Indonesia pada 1-2 juta tahun yang
lalu. Wilayah Indonesia yang menurut sejarah arkeologi, pernah
beberapa kali mengalami bencana alam Indonesia. Dari mulai hal yang
bersifat mengikat hingga membuat wilayah indonesia terdiri dari
bermacam macam pulau. Doktor dari Belanda bernama Eungene
Dubois adalah penemu pertama manusia disini. Ciri khas dari
Pitecanthropus adalah:
 Berjalan tegak, tetapi dalam struktur tengkoraknya mirip dengan struktur kera. Maka dikenal
juga dengan manusia kera berjalan tegak.
 Dengan struktur tengkorak mirip kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya kecil.
 Menyebabkan tingkat kecerdasan jenis manusia purba ini hampir sama namun diatas dengan
insting hewan.
 Pitecanthropus merupakan bangsa atau kaum pengumpul makanan (Food Gathering).

3. Pitecanthropus Soloensis
Merupakan jenis-jenis manusia purba yang berasal dari
solo tepatnya area ngandong. Selain dari aspek daratan,
terdapat batas wilayah laut di Indonesia yang bagi negara kita
sangat penting. Hal ini dikemukakan dalam batas laut Indonesia
yang sudah menjadi ketetapan di kalangan internasional.
Adapun ciri dari Pitecanthropus Erectus adalah :
 Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
 Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
 Tinggi sekitar 165–180 cm.
 Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
 Memiliki rahang bawah yang kuat.
 Memiliki tulang pipi yang tebal.
 Tulang belakang menonjol dan tajam.
 Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
4. Pitecanthropus Mojokertensis
Dalam hal yang dilakukan tanpa perlu mendalami jenis jenis
manusia purba dan gambarnya, kita bisa tahu bahwa Eungene
Dubois berhasil menjadi penemu fosil jenis ini di wilayah
Mojokerto, sehingga beliau menamai fosil penemuannya menjadi
sebuah temuan besar abad ini. Penggalian yang dilakukan di
Mojokerto ini mau tidak mau merusak tulang tulang nya.
Beberapa bagian nya menjadi hancur sehingga beberapa detil
tidak terselamatkan sempurna. 10 Jenis Jenis Manusia Purba Di
Indonesia ini bisa menjadi bahan wawasan buat pribadi maupun siswa ajar.

5. Homo Floresiensis
Dari awal kita sudah meminjam berbagai tautan kata dari sumber. Untuk jenis homo
ini memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang kurang lebih sama dengan manusia sekarang.
Bahkan pada masa itu jenis homo memiliki kesatuan dalam hal
bertindak secara ciri-ciri manusia sebagai makhluk ekonomi.
Pada masa tersebut tidak menggunakan alat-alat canggih, tetapi
menggunakan batu sederhana yang kemudian di hampelas .
Kedua, manusia jenis Homo ini sudah sadar akan keberadaan
kita, atau manusia di sekitarnya. Sehingga akan timbul
kesamaan ras.
Secara nama mungkin kita sedikit terkecoh, karena peneliti Belanda tersebut tidak
menamakan fosil penemuannya dengan namanya, tetapi menggunakan nama tempat pada
waktu penggalian arkeologisnya. Nama lain dari Homo mungkin bisa diartikan sebagai suatu
kecenderungan seksual antara sesama laki-laki/ secara umum manusia jenis homo ini
memiliki ciri khas :
 Muka lebar dengan hidung yang lebar;
 Mulutnya menonjol;
 Dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus;
 Bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang

6. Homo Wajakensis
Homo Wajakensis berarti homo yang berasal dari Wajak. Perselisihan antar
kelompok masih menjadi masalah pada masa purba menjadikan tiap daerah memiliki bentuk
fosil yang berbeda-beda pula. Kita hanya bisa memperkirakan seperti apa kehidupan
sosialnya. Namun para ahli telah meneliti pengaruh letak geografis Indonesia terhadap
keadaan alam dan iklim. Dengan begitu sejauh yang kita perkirakan, kehidupan sosial
manusia purba bisa jadi tidak berbeda dengan keadaan sekarang kecuali dalam hal
berkomunikasi.

7. Homo Soloensis
Merupakan jenis manusia purba Homo yang ditemukan fosilnya di
wilayah Solo pulau Jawa. Siapa saja yang meneliti manusia purba di
indonesia? Yang paling terkenal tentunya Eungene Dubois, kemudian
Van Koenigswald, kemudian ada Weidenreich. Berikut keterangan
penelitian tentang manusia purba soloensis:
 Dan peneliti
diatas.

8. Pitecanthropus Robustus
Adalah jenis Pitecanthropus yang memiliki rahang besar. Dengan
adanya rahang besar tersebut, menurut peneliti jenis manusia purba ini
memiliki kegemaran memakan tumbuhan. Kegunaan rahang yang besar
adalah agar dalam mengunyah tumbuhan menjadi lebih mudah dan
lebih cepat, sehingga bangsa ini lebih senang bila hidup sendiri. Berikut
bentuk rupa dari manusia purba pitechanthropus robustus:
 Bentuk rahang yang besar itu pula menunjukkan bahwa cakupan
dari kapasitas mulut Pitecanthropus Erectus lebih besar dari
manusia masa sekarang.
 Kapasitas mulut tersebut memungkinkan manusia jenis ini memberikan jati dirinya.
Diketahui bahwa  manusia purba pada zaman itu

9. Pitecanthropus Dubuis

Bila diartikan, jenis manusia kera berjalan tegak ini adalah jenis
yang meragukan. Fosilnya ditemukan di Sangiran namun secara
struktur tulang dan tengkoraknya tidak mutlak masuk dalam ciri
meganthropus maupun pitecanthropus. Sumbangsih peneliti dari
Belanda ini merupakan penemuan penting. Meskipun bagi rakyat
Indonesia ekspedisi dan penggalian arkeologis tak ubahnya dengan
pemaksaan dan penjajahan hak.
Dikarenakan banyak sekali temuan di daerah sungai Bengawan Solo, peneliti membagi
lapisan tanah di daerah itu menjadi 3 lapisan yaitu :
 Lapisan Jetis, dimana Pitecanthropus Robustus ditemukan atau kita kenal juga dengan nama
lapisan pleistosen bawah
 Lapisan Trinil, dimana ditemukan Pitecanthropus Erectus. Lapisan ini kita kenal juga dengan
nama lapisan pleistosen tengah.
 Lapisan Ngandong, dimana Pitecanthropus Soloensis ditemukan. Dikenal juga dengan nama
lapisan pleistosen atas.

10. Homo Sapiens


Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman
holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens sudah menyerupai dengan
bentuk orang Indonesia sekarang. Pada masa itu, golongan manusia
ini sudah memiliki strukur organisasi dan pembagian tugas.
Berdasarkan penelitian tersebut, tidak hanya bentuk fisik dari manusia
purba, tetapi kehidupan sosialnya juga bisa kita kaji. Tentunya dengan
penelitian yang intens dan dalam jangka waktu lama.
Homo Sapiens mereferensikan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki kelebihan
dalam hal akal. Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens, kehidupan kita bisa bertambah
dalam khazanah dan pengalaman dengan produk tertentu. Jenis manusia purba ini memiliki
ciri sebagai berikut :
1. Volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;
2. Tinggi badan antara 130 – 210 m;
3. Otot tengkuk mengalami penyusutan;
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;

1) Kehidupan Manusia Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan


Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal kehidupan
manusia.Pada masa ini manusia menghabiskan 90 % waktu hidupnya dengan berburu dan
mengumpulkan makanan.  

2) Kehidupan Manusia Pada Masa Bercocok Tanam dan Beternak


Manusia purba Indonesia sudah memasuki masa bercocok tanam sekitar 4.000 tahun
sebelum Masehi. Terbukti dengan adanya penemuan gambar tanaman padi di Gua Ulu
(Leang) Sulawesi Selatan. Menurut ahli arkeologi Indonesia, Prof. Dr. R. Soekmono,
perubahan dari food gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam
perkembangan zaman praaksara Indonesia. Disebut revolusi karena terjadi perubahan yang
cukup mendasar dari tradisi mengumpulkan makanan dan berburu menjadi bercocok tanam.
Oleh karena itu, zaman bercocok tanam dianggap sebagai dasar peradaban Indonesia
sekarang.

3) Kehidupan Manusia Pada Masa Perundagian


Pada masa perundagian semakin lama, pola bercocok tanam dan beternak
semakin berkembang. Terdorong oleh pergeseran kebutuhan dari semula menanam umbi-
umbian menjadi menanam padi, manusia lantas membuat perkakas yang semakin efektif dan
efisien. Masa perundagian ditandai dengan adanya kemunculan golongan undagi . Golongan
ini terdiri atas orang-orang yang ahli dalam bidang bidang tertentu seperti membuat rumah,
peleburan logam, membuat gerabah, dan perhiasan.

4) Kehidupan Manusia Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan


Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal kehidupan
manusia.Pada masa ini manusia menghabiskan 90 % waktu hidupnya dengan berburu dan
mengumpulkan makanan.  

5) Kehidupan Manusia Pada Masa Bercocok Tanam dan Beternak


Manusia purba Indonesia sudah memasuki masa bercocok tanam sekitar 4.000 tahun
sebelum Masehi. Terbukti dengan adanya penemuan gambar tanaman padi di Gua Ulu
(Leang) Sulawesi Selatan. Menurut ahli arkeologi Indonesia, Prof. Dr. R. Soekmono,
perubahan dari food gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam
perkembangan zaman praaksara Indonesia. Disebut revolusi karena terjadi perubahan yang
cukup mendasar dari tradisi mengumpulkan makanan dan berburu menjadi bercocok tanam.
Oleh karena itu, zaman bercocok tanam dianggap sebagai dasar peradaban Indonesia
sekarang.

6) Kehidupan Manusia Pada Masa Perundagian


Pada masa perundagian semakin lama, pola bercocok tanam dan beternak
semakin berkembang. Terdorong oleh pergeseran kebutuhan dari semula menanam umbi-
umbian menjadi menanam padi, manusia lantas membuat perkakas yang semakin efektif dan
efisien. Masa perundagian ditandai dengan adanya kemunculan golongan undagi . Golongan
ini terdiri atas orang-orang yang ahli dalam bidang bidang tertentu seperti membuat rumah,
peleburan logam, membuat gerabah, dan perhiasan.

C. Peralatan Manusia Purba Zaman Praaksara


Kehidupan pra-aksara di Indonesia dapat pula dilacak melalui penemuan perkakas /
alat yang digunakan oleh manusia pada masa lalu tersebut. Di Indonesia, hingga kini masih
sering ditemukan perkakas-perkakas yang diperkirakan pernah digunakan oleh manusia
purba. Berikut ini beberapa jenis alat yang digunakan manusia purba dari masa praaksara

yang pernah diemukan di Indonesia.


a. Kapak Genggam
      Kapak genggam diperkirakan merupakan alat yang digunakan oleh manusia jenis
Pithecanthropus untuk berburu. Struktur dan bentuk alat ini masih sangat sederhana dan
bagian yang tajam hanya terdapat di satu sisi saja. Kapak ini digunakan dengan cara
digenggam. Alat ini pernah ditemukan di Trunyan (Bali), Awangbangkal (Kalimantan
Selatan), dan Kalianda (Lampung).

b. Alat Serpih
      Alat ini digunakan oleh manusia purba untuk menusuk, memotong dan melubangi kulit
binatang. Alat ini terbuat dari batu. Diperkirakan, alat ini merupakan serpihanserpihan dari
batu yang dibuat sebagai kapak genggam. Alat ini pernah ditemukan di Sangiran dan
Gombong (Jawa Tengah), serta Cabbenge (Flores).

c. Kapak Persegi
      Kapak persegi merupakan alat yang terbuat dari batu dan digunakan oleh manusia untuk
mencangkul, memahat, dan berburu. Alat ini terbuat dari batu berbentuk segi empat yang
kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu sisi pangkal, ada bagian berlubang untuk tangkai.
Sementara pangkal lainnya adalah bagian yang tajam. Alat ini banyak ditemukan di berbagai
tempat di Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.

d. Kapak Lonjong
      Kapak lonjong merupakan kapak yang bentuknya lonjong. Pangkal kapak tersebut lebar
dan tajam, sedang ujungnya runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat dari batu
yang telah diasah hingga halus. Kapak lonjong pernah ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku,
dan Papua.

e. Menhir
      Menhir merupakan tugu batu yang tinggi. Diperkirakan menhir digunakan sebagai tempat
pemujaan oleh manusia prasejarah.

f. Dolmen
      Dolmen adalah meja yang terbuat dari batu, diperkirakan digunakan sebagai tempat
menyimpan sesaji untuk sesembahan manusia prasejarah.

g. Sarkofagus
      Sarkofagus adalah peti mati yang terbuat dari batu.

h. Arca
     Arca adalah batu yang dibentuk hingga menyerupai makhluk hidup tertentu.

i. Bejana Perunggu
      Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu. Bentuknya mirip dengan gitar
spanyol tanpa gagang. Alat ini hanya ditemukan di dua tempat yaitu di Madura dan Sumatra.

j. Kapak Corong
      Kapak corong adalah kapak yang terbuat dari perunggu dan bentuk bagian atas mirip
dengan corong. Alat ini pernah ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi, dan Papua.

D. Sistem kepercayaan Manusia Purba Masa perundagian


Pada masa perundagian memiliki sistem kepercayaan yang tidak jauh berbeda dengan
masa sebelumnya. Praktek kepercayaan yang mereka lakukan masih berupa pemujaan
terhadap leluhur. Hal yang membedakannya adalah alat yang digunakan untuk praktek
kepercayaan. Pada masa perundagian, benda-benda yang digunakan untuk praktek
kepercayaan biasanya terbuat dari bahan perunggu. Sistem kepercayaan yang dilakukan oleh
manusia pada zaman perundagian masih memelihara hubungan dengan orang yang
meninggal. Pada masa ini, praktek penguburan menunjukkan stratifikasi sosial antara orang
yang terpandang dengan rakyat biasa. Kuburan orang-orang terpandang selalu dibekali
dengan barang-barang yang mewah dan upacara yang dilakukan dengan cara diarak oleh
orang banyak. Sebaliknya, apabila yang meninggal orang biasa, upacaranya sederhana dan
kuburan mereka tanpa dibekali dengan barang-barang mewah.
1) Animisme
Dalam kepercayaan animisme, manusia mempunyai anggapan bahwa suatu benda
memiliki kekuatan supranatural dalam bentuk roh. Roh ini bisa dipanggil dan diminta
pertolongan pada saat diperlukan. Mereka percaya akan hal-hal yang gaib atau kekuatan
hebat. Kepercayaan terhadap bermacam-macam roh dan makhluk halus yang menempati
suatu tempat memunculkan kegiatan menghormati atau memuja roh tersebut dengan cara
berdoa dengan mantera dan memberi sesajen atau persembahan.

2) Dinamisme
Kepercayaan dinamisme ini perpanjangan dari animisme. Roh atau makhluk halus
yang diyakini berasal dari jiwa manusia yang meninggal, kemudian mendiami berbagai
tempat, misalnya hutan belantara, lautan luas, gua-gua, sumur dalam, sumber mata air,
persimpangan jalan, pohon besar, batu-batu besar, dan lain-lain. Timbullah kepercayaan
terhadap adanya kekuatan gaib yang dapat menambah kekuatan seseorang yang masih hidup.
Kekuatan yang timbul dari alam semesta inilah yang menimbulkan kepercayaan dinamisme
(dinamis berarti bergerak). Manusia purba percaya bahwa, misalnya, pada batu akik, tombak,
keris, belati, anak panah, bersemayam kekuatan halus, sehingga alat-alat tersebut harus
dirawat, diberi sesajen, dimandikan dengan air kembang.
 Benda-benda peninggalan zaman perundagian.
1). Bahan Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin
Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan
timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
a. Nekara
Nekara adalah gendering perunggu dengan membran satu. Berdasarkan hiasan yang
terdapat dalam beberapa nekara, benda ini diduga digunakan untuk memanggil roh para
leluhur untuk turun ke dunia dan member berkah dan memanggil hujan. Nekara ini
ditemukan di Pejeng dan Bebrita (Bali), Sumatera, NTT, Weleri, (Jawa Tengah), serta
Banten.
b. Kapak Corong
Disebut kapak corong karena kapak dari perunggu ini bentuknya seperti corong. Kapak
ini disebut juga kapak sepatu (karena berbentuk seperti sepatu). Fungsinya sama seperti
kapak sebelumnya . kapak ini ditemukan di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Dan Papua.
c. Arca Perunggu
Arca-arca berupa manusia dan binatang salah satunya ditemukan di Bangkinang (Riau).
d. Bejana Perunggu
Bejana Perunggu Berbentuk kepis (wadah ikan pada pemancing). Barang ini telah
ditemukan salah satunya di Kerinci (Jambi).
e. Perhiasan
Manusia pada perundagian sudah memiliki apresiasi yang cukup terhadap seni. Hal ini
dibuktikan ditemukannya berbagai hiasan. Hiasan yang ditemukan berupa gelang tangan,
gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul kalung. Bendabenda tersebut ada yang diberi pola
hias dan ada yang tidak. Benda yang diberi pola hias seperti cincin atau gelang yang diberi
pola hias geometrik.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan

Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya mulai


berkembang. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat untuk mencari hewan-hewan
buruan, tetapi sebaliknya mereka mulai menetap dan mengolah tanah disekitarnya untuk
ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang dapat mereka makan. Selain itu, mereka mulai
menjinakan hewan-hewan yang dapat membantu kebutuhan hidupnya  seperti kuda, kerbau,
babi, sapi, anjing dan sebagiannya. Dari pola bercocok tanam ini manusia sudah dapat
menguasai alam lingkunagn serta isinya.
Terlepas dari mana asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dan kapan mereka
mulai tinggal di wilayah Indonesia, kita harus percaya bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia telah ribuan tahun sebelum masehi telah hidup di wilayah Indonesia. Kehidupan
mereka mengalami perkembangan yang teratur seperti bangsa - bangsa di belahan dunia lain.
Kehidupan sosial, masyarakat semi nomaden setingkat lebih baik dari pada
masyarakat nomaden. Jumlah anggota kelompok semakin bertambah besar dan tidak hanya
terbatas pada keluarga tertentu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa rasa kebersamaan di
antara mereka mulai dikembangkan. Rasa kebersamaan ini sangat penting dalam
mengembangkan kehidupan yang harmonis, tenang, aman, tentram, dan damai. Nilai - nilai
kehidupan, seperti gotong royong, saling membantu, saling mencintai sesama manusia, saling
menghargai dan menghormati telah berkembang pada masyarakat pra aksara.
Setelah Disusunnya Makalah ini dapat disimpulkan :
1. Zaman pra aksara di Indonesia berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam
empat babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, .masa bercocok tanam, dan masa
perundagian.
2. Perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa
bercocok tanam, memakan waktu yang sangat panjang

B.saran
Setelah mempelajari kehidupan manusia praaksara dan setelah Saya menyusun
makalah ini Saya memberi saran :
1. Kita haru bersyukur karena kita tidak perlu bersusah susah keras lagi untuk mencari
makanan kini kita tinggal membeli apa yang kita inginkan
2. \Kita mempunyai rumah jika ingin tinggal
3. masa kita sekarang adalah masa yang modren tentunya perlu disyukuri dan dinikmati
sesuai kebutuhan
4. Jangan lupa bersyukur selalu kepada tuhan yang menciptakan langit dan bumi

DAFTAR PUSTAKA
http://herydotus.wordpress.com/2011/12/26/perkembangan-rekaman-tertulis/
http://muchlis-7a.blogspot.com/2012/01/manusia-pra-aksara.html
http://www.crayonpedia.org/mw/
Bab_2._Kehidupan_Pada_Masa_Pra_Aksara_di_Indonesia_-_I_Wayan_Legawa_7.1
http://pelajargenerasiindonesiaku.blogspot.co.id/2015/06/makalah-perkembangan-teknologi-
pada.html

http://temukan-jawaban.blogspot.co.id/2016/05/peralatan-manusia-purba-zaman-
praaksara.html
Soekmono.R.1981.Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I.Yogjakarta:
Kanisius(anggota IKAPI)
Djoened, Marwati Poesponegoro, Nugroho Notosusanto.1993.Sejarah Nasional Indonesia I.
Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
http://haristepanus.files.wordpress.com/2010/08/hasil-kebudayaan-masa-praaksara.pdf
Supriatna, Ratna, Sejarah kelas X Sekolah Menengah Atas, jilid II oleh Grafindo Media
Pratama. Jakarta
Drs.Prawoto,M.Pd, seri IPS Sejarah; 2007, oleh Yudhistira, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai