Anda di halaman 1dari 7

MANUSIA PURBA DIINDONESIA

DAN JENIS-JENISNYA

DISUSUN OLEH

NAMA :

1. AMANI DEASY N
2. RIZKA YULIANA

KELAS : VII E

SMP ISLAM INTEGRAL LUKMAN AL HAKIM BATAM

2021/2022
10 Jenis-Jenis Manusia Purba Di Indonesia

1. Meganthropus Palaeojavanicus

Ditemukan oleh seorang arkeolog dari negeri Belanda bernama Van Koenigswald. Dia pertama kali
menemukan fosil ini di daerah Sangiran pada tahun 1936. Manusia purba di Indonesia tidak seperti
jenis jenis manusia purba di dunia. Pada era tersebut paling banyak fosil ditemukan dalam kondisi
seperti orang Barat. Maka ketika arkeolog menemukan fosil yang berbeda dari sebelumnya,
membangkitkan gairah ilmiah di kalangan arkeolog untuk lebih mendalami tentang fosil manusia
purba yang ditemukan di indonesia.

 Memiliki tulang pipi yang tebal,


 Memiliki otot rahang yang kuat,
 Tidak memiliki dagu,
 Memiliki tonjolan belakang yang tajam,
 Memiliki tulang kening yang menonjol,
 Memiliki perawakan yang tegap,rahang bawah Meganthropus, Sangir memakan tumbuh-tumbuhan,
dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah.

2. Pitecanthropus Erectus

Manusia purba ini hidup di wilayah Indonesia pada 1-2 juta tahun yang lalu. Wilayah Indonesia
yang menurut sejarah arkeologi, pernah beberapa kali mengalami bencana alam di Indonesia. Dari
mulai hal yang bersifat mengikat hingga membuat wilayah indonesia terdiri dari bermacam macam
pulau. Doktor dari Belanda bernama Eungene Dubois adalah penemu pertama manusia disini. Ciri
khas dari Pitecanthropus adalah:
 Berjalan tegak, tetapi dalam struktur tengkoraknya mirip dengan struktur kera. Maka dikenal juga
dengan manusia kera berjalan tegak.
 Dengan struktur tengkorak mirip kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya kecil.
 Menyebabkan tingkat kecerdasan jenis manusia purba ini hampir sama namun diatas dengan insting
hewan.
 Pitecanthropus merupakan bangsa atau kaum pengumpul makanan (Food Gathering).
 Kehidupan primitif pada masa itu tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan kera di masa modern.
Jenis manusia purba ini sangat di elukan oleh kalangan materialis, karena merupakan bukti adanya
mahluk transisi yang menguatkan teori evolusinya Charles Darwin.

3. Pitecanthropus Soloensis

Merupakan jenis-jenis manusia purba yang berasal dari solo tepatnya area ngandong. Selain dari
aspek daratan, terdapat batas wilayah laut di Indonesia yang bagi negara kita sangat penting. Hal ini
dikemukakan dalam batas laut Indonesia yang sudah menjadi ketetapan di kalangan internasional.
Adapun ciri dari Pitecanthropus Erectus adalah :

 Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.


 Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
 Tinggi sekitar 165–180 cm.
 Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
 Memiliki rahang bawah yang kuat.
 Memiliki tulang pipi yang tebal.
 Tulang belakang menonjol dan tajam.
 Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.

4. Pitecanthropus Mojokertensis

Dalam hal yang dilakukan tanpa perlu mendalami jenis jenis manusia purba dan gambarnya, kita
bisa tahu bahwa Eungene Dubois berhasil menjadi penemu fosil jenis ini di wilayah Mojokerto,
sehingga beliau menamai fosil penemuannya menjadi sebuah temuan besar abad ini. Penggalian
yang dilakukan di Mojokerto ini mau tidak mau merusak tulang tulang nya. Beberapa bagian nya
menjadi hancur sehingga beberapa detil tidak terselamatkan sempurna. 10 Jenis Jenis Manusia
Purba Di Indonesia ini bisa menjadi bahan wawasan buat pribadi maupun siswa ajar.

5. Homo Floresiensis

Dari awal kita sudah meminjam berbagai tautan kata dari sumber. Untuk jenis homo ini memiliki
kebiasaan dan gaya hidup yang kurang lebih sama dengan manusia sekarang. Bahkan pada masa itu
jenis homo memiliki kesatuan dalam hal bertindak secara ciri-ciri manusia sebagai makhluk
ekonomi. Pada masa tersebut tidak menggunakan alat-alat canggih, tetapi menggunakan batu
sederhana yang kemudian di hampelas . Kedua, manusia jenis Homo ini sudah sadar akan
keberadaan kita, atau manusia di sekitarnya. Sehingga akan timbul kesamaan ras.

 Muka lebar dengan hidung yang lebar;


 Mulutnya menonjol;
 Dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus;
 Bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang;
 Tingginya 130–210 cm;
 Berat badan 30–150 kg;
 Hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu

6. Homo Wajakensis

Homo Wajakensis berarti homo yang berasal dari Wajak. Perselisihan antar kelompok masih
menjadi masalah pada masa purba menjadikan tiap daerah memiliki bentuk fosil yang berbeda-beda
pula. Kita hanya bisa memperkirakan seperti apa kehidupan sosialnya. Namun para ahli telah
meneliti pengaruh letak geografis Indonesia terhadap keadaan alam dan iklim. Dengan begitu
sejauh yang kita perkirakan, kehidupan sosial manusia purba bisa jadi tidak berbeda dengan
keadaan sekarang kecuali dalam hal berkomunikasi.

Di Wajak inilah, yang bila di gambarkan dekat daerah Tumenggung Jawa Timur, pada tahun 1889
Eungene Dubois menemukan fosil manusia purba asli Indonesia. Penemuan ini merupakan
penemuan penting, karena seolah menemukan keping puzzle yang hilang yang membuktikan
adanya hubungan manusia dengan kera. Fosil-fosil manusia purba di Indonesia menjadi jembatan
penghubung itu. Seperti dikemukanan dalam teori Darwin dalam bukunya 'The Descent Of Man'
(asal usul manusia).

7. Homo Soloensis

Merupakan jenis manusia purba Homo yang ditemukan fosilnya di wilayah Solo pulau Jawa. Siapa
saja yang meneliti manusia purba di indonesia? Yang paling terkenal tentunya Eungene Dubois,
kemudian Van Koenigswald, kemudian ada Weidenreich. Berikut keterangan penelitian tentang
manusia purba soloensis:

 Dan peneliti peneliti lain yang mungkin catatanya tidak sebanyak peneliti yang disebutkan diatas.
 Namun tentunya kontribusi para peneliti tersebut menjadikan khazanah bagi jenis-jenis manusia
purba purba di Asia dan tentunya Dunia.

8. Pitecanthropus Robustus

Adalah jenis Pitecanthropus yang memiliki rahang besar. Dengan adanya rahang besar tersebut,
menurut peneliti jenis manusia purba ini memiliki kegemaran memakan tumbuhan. Kegunaan
rahang yang besar adalah agar dalam mengunyah tumbuhan menjadi lebih mudah dan lebih cepat,
sehingga bangsa ini lebih senang bila hidup sendiri. Berikut bentuk rupa dari manusia purba
pitechanthropus robustus:

 Bentuk rahang yang besar itu pula menunjukkan bahwa cakupan dari kapasitas mulut
Pitecanthropus Erectus lebih besar dari manusia masa sekarang.
 Kapasitas mulut tersebut memungkinkan manusia jenis ini memberikan jati dirinya. Diketahui
bahwa  manusia purba pada zaman itu
 Bisa diartikan bahwa jenis manusia purba homo ini adalah kondisi alamiah jenis manusia Indonesia
pada jaman sekarang. Yang membedakan tentunya waktu hidup dan cara berkomunikasi dalam
interaksi sosial pada masa itu. Termasuk penggunaan alat bantu.
9. Pitecanthropus Dubuis

Bila diartikan, jenis manusia kera berjalan tegak ini adalah jenis yang meragukan. Fosilnya
ditemukan di Sangiran namun secara struktur tulang dan tengkoraknya tidak mutlak masuk dalam
ciri meganthropus maupun pitecanthropus. Sumbangsih peneliti dari Belanda ini merupakan
penemuan penting. Meskipun bagi rakyat Indonesia ekspedisi dan penggalian arkeologis tak
ubahnya dengan pemaksaan dan penjajahan hak.

Bangsa kita yang dipaksa dan dipekerjakan sebagai tenaga penggali. Menurut catatan sejarah,
banyak korban dari bangsa kita yang berjatuhan, namun dengan rapinya dan lihai, para peneliti
Belanda dibantu dengan pemerintahan kolonial, berhasil membawa propaganda berupa penemuan
fosil manusia purba ini, sehingga sistem kerja paksa dalam penggalian itu tidak begitu diangkat di
hadapan publik.  Dikarenakan banyak sekali temuan di daerah sungai Bengawan Solo, peneliti
membagi lapisan tanah di daerah itu

10. Homo Sapiens

Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens
sudah menyerupai dengan bentuk orang Indonesia sekarang. Pada masa itu, golongan manusia ini
sudah memiliki strukur organisasi dan pembagian tugas. Berdasarkan penelitian tersebut, tidak
hanya bentuk fisik dari manusia purba, tetapi kehidupan sosialnya juga bisa kita kaji. Tentunya
dengan penelitian yang intens dan dalam jangka waktu lama.

1. Volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;


2. Tinggi badan antara 130 – 210 m;
3. Otot tengkuk mengalami penyusutan;
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5. Muka tidak menonjol ke depan;
6. Berdiri dan berjalan tegak,
7. Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.

Anda mungkin juga menyukai