PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal-usul nenek moyang Indonesia?
2. Bagaimana persebaran nenek moyang di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal-usul nenek moyang Indonesia.
2. Untuk mengetahui persebaran nenek moyang di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1899 ditemukan sebuah tengkorak di dekat Wajak sebuah desa
yang tak jauh dari Tulungagung, Kediri. Tengkorak ini ini disebut Homo
Wajakensis. Jenis manusia purba ini tinggi tubuhnya antara 130 – 210 cm, dengan
berat badan kira-kira 30 – 150 kg. Mukanya lebar dengan hidung yang masih
lebar, mulutnya masih menonjol. Dahinya masih menonjol, walaupun tidak
seperti Pithecanthropus. Manusia ini hidup antara 25.000 sampai dengan 40.000
tahun yang lalu. Di Asia Tenggara juga terdapat jenis ini. Tempat-tempat temuan
yang lain ialah di Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), juga di Cina
Selatan. Homo ini dibandingkan jenis sebelumnya sudah mengalami kemajuan.
Mereka telah membuat alat-alat dari batu maupun tulang. Untuk berburu mereka
tidak hanya mengejar dan menangkap binatang buruannya. Makanannya telah
dimasak, binatang-binatang buruannya setelah dikuliti lalu dibakar. Umbian-
umbian merupakan jenis makanan dengan cara dimasak. Walaupun masakannya
masih sangat sederhana, tetapi ini menunjukkan adanya kemajuan dalam cara
berpikir mereka dibandingkan dengan jenis manusia purba sebelumnya. Bentuk
tengkorak ini berlainan dengan tengkorak penduduk asli bangsa Indonesia, tetapi
banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli benua Australia sekarang.
Menurut Dubois, Homo Wajakensis termasuk dalam golonganbangsa
Australoide, bernenek moyang Homo Soloensis dan nantinya menurunkan bangsa-
bangsa asli di Australia. Menurut von Koenigswald, Homo Wajakensis seperti
juga Homo Solensis berasal dari lapisan bumi pleistosin atas dan mungkin sekali
sudah termasuk jenisHomo Sapiens, yaitu manusia purba yang sudah sempurna
mirip dengan manusia. Mereka telah mengenal penguburan pada saat meninggal.
Berbeda dengan jenis manusia purba sebelumnya, yang belum mengenal cara
penguburan.
Selain di Indonesia, manusia jenis Pithecanthropus juga ditemukan di
belahan dunia lainnya. Di Asia, Pithecanthropus ditemukan di daerah Cina, di
Cina Selatan ditemukanPithecanthropus Lautianensis dan di Cina Utara
ditemukan Pithecanthropus Pekinensis. Diperkirakan mereka hidup berturut-turut
sekitar 800.000 – 500.000 tahun yang lalu. Di Benua Afrika, fosil jenis
manusia Pithecanthropus ditemukan di daerah Tanzania, Kenya dan Aljazair.
Sedangkan di Eropa fosil manusia Pithecanthropus ditemukan di Jerman,
Perancis, Yunani, dan Hongaria. Akan tetapi, penemuan fosil
manusia Pithecanthropusyang terbanyak yaitu di daerah Indonesia dan Cina.
Di Australia Utara ditemukan fosil yang serupa dengan manusia
jenis Homo Wajakensis yang terdapat di Indonesia. Sebuah tengkorak kecil dari
seorang wanita, sebuah rahang bawah, dan sebuah rahang atas dari manusia purba
yang ditemukan di Australia itu sangat mirip dengan manusia Wajak. Apabila
menilik peta Indonesia yang terbentuk pada masa glasial, memperlihatkan bahwa
pulau Jawa bersatu dengan daratan Asia dan bukan dengan Australia. Oleh karena
itu, diperkirakan manusia Wajak ini bermigrasi ke Australia dengan menggunakan
jembatan penghubung. Diduga mereka telah memiliki keterampilan untuk
membuat perahu serta mengarungi sungai dan lautan, sehingga akhirnya sampai di
daratan Australia.
Setelah masa penjajahan Belanda selesai, penelitian manusia purba
dilanjutkan oleh orang Indonesia sendiri. Pada tahun 1952 penelitian dimulai.
Penelitian ini terutama dilakukan oleh dokter dan geolog yang kebetulan harus
meneliti lapisan-lapisan tanah. Seorang dokter dari UGM yang mengkhususkan
dirinya pada penyelidikan tersebut adalahProf. Dr. Teuku Jacob. Dia memulai
penyelidikannya di daerah Sangiran. Penelitian ini kemudian meluas ke
Bengawan Solo.
Zaman sebelum manusia mengenal tulisan disebut zaman praaksara.
Manusia tersebut, yaitu meganthropus, pithecanthropus, dan homo. Jenis manusia
tersebut belum bisa dipastikan asli Indonesia atau pendatang. Berdasarkan
keserupaan artefak mesolithikum yang digunakan dengan artefak di Bacson-
Hoabinh, dapat diperkirakan bahwa mereka berasal dan Teluk Tonldn. (Bacson
Hoabinh terletak di Teluk Tonkin).
Menurut penyelidikan para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia bukan
asli dari Indonesia. Jenis manusia Homo Sapiens ini terbagi atas tiga subspesies
atau ras.
1. Ras Mongoloid: berkulit kuning, tinggi badan cukup, hidung menonjol sedikit
(tidak mancung, tetapi juga tidak pesek), menyebar ke Asia Tengah, Asia Timur,
Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
2. Ras Kaukasoid: berkulit putih, tinggi, badan jangkung, hidung mancung,
menyebar di Eropa dan Asia kecil (Timur Tengah).
3. Ras Negroid: berkulit hitam, bibir tebal, rambut keriting, menyebar di Afrika,
Australia, dan Iran.
Hasil penyelidikan Von Hiene Geldern tentang penyebaran kapak persegi,
menyimpulkan bahwa jenis manusia Homo Sapiens bukan asli dari
Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Cochin
China, Kamboja, dan daerah-daerah di sepanjang pantai di Teluk Tonkin.
Sementara itu, kalau dilihat dari pangkal kebudayaannya, mereka berasal dari
wilayah Yunnan di Tiongkok Selatan. Mereka termasuk rumpun bangsa
Austronesia. Rumpun bangsa Austronesia terdiri atas dua subspesies/ras, yaitu ras
Mongoloid dan ras Austro Melanesoid. Mereka inilah nenek moyang bangsa
Indonesia sesungguhnya.
Berdasarkan jenis artefak yang ditemukan, para ahli memperkirakan nenek
moyang berasal dari Teluk Tankin yang melakukan migrasi ke daerah lain.
Selain berasal dari Teluk Tankin, nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari daratan Asia yang berimigrasi ke Indonesia yang menyebabkan manusia
purba di Indonesia mengalami kepunahan. Jenis homo waja kensis yang menjadi
penghuni asli Indonesia yang menyebar kea rah Barat dan timur. Mereka yang
menyebar ke arah Barat dan Timur termasuk Austro Melansoid, mereka menetap
di Sumatera Timur. Dan yang arah Timur menetap di Papua, kepulauan Kei, pulau
Seram, dan Sulawesi Selatan. Adapun beberapa pendapat para ahli mengenai asal-
usul Nenek moyang Indonesia diantaranya adalah:
1. Von Hiene Geldern
Menurut Von Hiene Geldern, penduduk bangsa Indonesia sebelum nenek moyang
masuk ke Indonesia adalah Homo Wajakensis. Homo wajakensis yang tidak mau
berasimilasi berimigrasi menuju ke Timur dan akhirnya melahirkan penduduk
Asia Australia.
2. Mandaline Coloni
Sebelum nenek moyang bangsa Indonesia datang, di wilayah Indonesia sudah
berpenduduk suku nagrito dan suku weddoit. Kedua suku ini berasal dari Tonkin
yang menyebar ke Indonesia dan pulau-pulau di Pasifik.
Pada saat nenek moyang bangsa Indonesia datang, suku nagrito sudah punah.
Namun suku weddoit masih ada, diantaranya suku Sakai di Siak, suku Kubu di
Jambi, dan suku Kubu di Palembang.
3. H. Kern dan Hiene Geldern
Menurut H. Kein dan Hiene Geldern nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
daratan Asia. Pada mulanya nenek moyang Indonesia bertempat di daerah Yunan
(Cina Selatan) ke Selatan daerah Vietnam.
4. Prof. Dr. H. Kern
Ilmuwan asal Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia.
Kern berpendapat bahwa bahasa – bahasa yang digunakan di kepulauan
Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama,
yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal
dari satu daerah dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya, nenek-moyang
bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan
Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa
yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia, misalnya kata
“kampong” yang banyak digunakan sebagai kata tempat di Kamboja. Selain nama
geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi
pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan
perbendaharaan bahasa Campa.
5. Moh. Yamin
Pendapat Moh. Yamin adalah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
daerah Indonesia sendiri. Hal ini berdasarkan penemuan fosil-fosil dan artefak
manusia tertua di Indonesia.
A. Kesimpulan
Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke nusnatara melalui dua jalur
yakni jalur barat dan timur.Migrasi jalur barat di lakukan dari yunan ke
semenanjung Malaysia, Kalimantan, menuju Jawa dan Nusa
Tenggara. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin menyusuru pantai
asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, papua, sampai australia .
Mereka datang secara bergelombang, gelombang pertama adalah bangsa prota
melayu yang datang membawa kebudayaan kapak persegi dan kapal bercadik
satu. Gelombang kedua adalah bangsa deutro melayu yang datang membawa
kebudayaan kapak lonjong dan kapal bercadik dua.
Sebelum kedua bangsa melayu tersebut datang ke nusantara da beberapa
suku primitive yang sudah terlebih dahulu menetap di nusantara.
Oleh karna itu saat bengsa melayu datang ke nusantara meraka melakukan
proses kawin mengawin dangan suku asli yang sudah mendiami nusantara terlebih
dahulu. Karna itu bangsa Indonesia sekarang adalah turunan dari bangsa deutro
melayu, prota melau, bangsa Melanesia dan bangsa primitive yang dulu mendiami
nusantara.
Dan padasaat itu keadaan geografis Indonesia yang luas memaksa mereka
untuk tinggal terpencar di seluruh wilayah nusantara yang sangat luas. Sehingga
mereka hidup sacara terisolasi dari suku bangsa yang lain.
MAKALAH
ASAL-USUL NENEK MOYANG
BANGSA INDONESIA
Disusun Oleh :
MUH. RAYHAN YUSUF
Kelas : X – IPS 2