Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

         

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya penulis bisa bisa menyusun materi pembelajaran yang nantinya digunakan
peserta didik untuk  menjadi salah satu media belajar. Penulis juga menenkankan pada
peserta didik sumber belajar tidak hanya berasal dari guru. Sumber belajar bisa didapat
dimana saja seperti sesanti yang diucapkan bapak menteri pendidikan pertama indonesia Ki
Hadjar Dewantoro “ setiap orang menjadi guru dan setiap rumah adalah sekolah”. Selain itu
penulis juga berharap peserta didik dapat mencari, membaca secara langsung bacaan yang
terdapat di daftar pustaka yang menjadi bacaan penulis untuk menyusun materi pembelajaran
ini. harapan penulisan makalah ini semoga bermanfaat bagi semua pihak dan tentunya
makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna sehingga perlu diberikan kritik saran yang
bersifat membangun. Sekian terima kasih.

Bengkulu , 21 September 2021

Penyusun
SEJARAH MANUSIA PURBA DAN PERSEBARAN DI INDONESIA

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari  materi ini, siswa diharapkan mampu;

 menganalisis kehidupan  manusia purba.


 menganalisis persebaran di Indonesia

Pendidikan Karakter

Tanggung Jawab

 Setelah menganalisis kehidupan manusia purba dan persebarannya di Indonesia, siswa


diharapkan  dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan dan perbuatan yang
dilakukannya.  Karena  manusia adalah penggerak sejarah yang  setiap perbuatannya
dan keputusannya dimasa kini akan memengaruhi  kehidupan di masa yang akan 
datang.
SEJARAH MANUSIA PURBA

Pengertian Manusia Purba

Manusia purba sering disebut dengan manusia prasejarah atau manusia yang hidup sebelum
tulisan ditemukan. Manusia purba yang paling tertua di dunia diperkirakan berumur lebih dari
4 juta tahun yang lalu. Maka dari itu, para ahli sejarah menyebutnya sebagai Prehistoric
People atau manusia prasejarah.

Manusia purba banyak ditemukan diberbagai bagian dunia, tapi lebih banyak ditemukan di
negara Indonesia. Fosil-fosil yang ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya
ada yang sudah berumur jutaan tahun yang lalu.

Untuk mengetahui keberadaan kehidupan manusia purba lebih dalam. Anda bisa melihat sisa-
sisa tulang manusia, hewan, dan tumbuhan, yang sudah menjadi batu atau jadi fosil. Atau bisa
melewati peninggalan-peninggalan peralatan yang digunakan oleh manusia purba. Seperti,
peralatan rumah tangga, senjata, bangunan, atau perhiasan.

.
Penelitian manusia purba di Indonesia

 Eugena Dobois,

Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat
kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak,
Tulung Agung.
• Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang
sudah berpikir maju)
• Fosil lain yang ditemukan adalah :
Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia,  Erectus berjalan tegak)
ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini
sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.

G.H.R Von Koeningswald

Hasil penemuannya adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan
tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang dan
rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo. Penemuan lain
tentang manusia Purba:
Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo
Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong
dan Patiayam (kudus).

DR. T. Jacob

Jenis Dan Ciri Manusia Purba Indonesia

Di indonesia penelitian tentang manusia purba sudah lama dilakukan, yaitu sejak abad ke-18
M. Penelitian manusia purba di Indonesia dipelapori oleh Eugene Dubois, beliau adalah
seorang dokter dari Belanda.

Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis manusia purba yang ada di
Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan penemuan-penemuan fosil yang ditemukan di daerah
Solo, Pacitan, Ngandong, Mojokerto, Sangiran, dan masih banyak lagi.

Setelah melakukan banyak penelitian mengenai manusia purba yang berada diberbagai
daerah di Indonesia. Para Ahli kemudian membagi manusia purba di Indonesia menjadi tiga
jenis. Yaitu, Meganthropus (Manusia besar), Pithecanthropus (Manusia kera yang berjalan
tegak), dan Homo (Manusia yang berpikir).

Para ilmuwan sejarah di seluruh belahan dunia, sebagian besar menganut teori evolusi kera.
Atau yang lebih dikenal dengan teori Australopithecus yang sudah punah sebagai ras nenek
moyang manusia.

Sebenarnya teori tersebut terjadi banyak perbedaan yang sangat signifikan. Serta jauh sekali,
tidak ada hubungannya antara manusia dan kera. Perbedaan tersebut tidak bisa dijelaskan
oleh penganut teori Australopithecus, dengan peristiwa yang hilang atau lebih dikenal dengan
sebutan missing link.
Manusia Purba Meganthropus Palaeojavanicus

Manusi purba Meganthropus Palaejavanicus adalah manusia purba yang paling besar dan
tertua di Indonesia. Manusia purba ini ditemukan oleh seorang arkeolog dari Belanda yang
bernama Van Koenigswald. Ia merupakan orang yang pertama kali menemukan fosil di
daerah Sangiran pada tahun 1936.

Meganthropus Palaeojavani memiliki arti manusia besar tua yang berasal dari Jawa. Ini
unsur-unsur namanya yang terdiri dari kata megan berarti besar, anthropus = manusia, paleo
= tua, dan javanicus = berasal dari Jawa.

Diperkirakan Meganthropus Palaeojavanicus hidup sejak 1 juta sampai 2 juta tahun yang lalu.
Hal tersebut dibuktikan dari fosil yang ditemukan tekniknya dengan peluruhan karbon. Maka
dari itu, usia dari fosil tersebut dapat diketahui.

Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba jenis Meganthropus Palaeojavanicus :

Memiliki tulang pipi yang sangat tebal

 Memiliki otot rahang yang kuat sekali

 Tidak memiliki dagu dan memiliki hidung yang lebar

 Memiliki tonjolan belakang yang tajam dan melintang sepanjang pelipis

 Memiliki tulang kening menonjol dan mempunyai otot kunyah, gigi, serta rahang
yang besar kuat

 Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm

 Berbadan tegap dan volume otok 900cc


 Makanannya jenis tumbuh-tumbuhan

Manusia Purba Pithecanthropus Erectus

Pithecanthropus merupakan manusia purba yang fosilnya banyak ditemukan di Indonesia. Di


Indonesia sendiri, ada tiga jenis manusia purba ini dan yang sudah ditemukan. Diantaranya
adalah Pithecanthrophus Erectus, Pithecanthrophus Mojokertensis, dan Pithecanthropus
Soloensis.

Manusia purba ini diperkirakan hidup di Indonesia sejak satu sampai dua juta tahun yang
lalu. Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda yaitu Eugene
Dubois.

Pada awalnya dia mengadakan penelitian di Sumatera Barat, tetapi tidak menemukan fosil
disana. Kemudia dia berpindah ke pulau Jawa, ia pujn berhasil menemukan fosil
Pithecanthrophus Erectus di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891.

Fosil yang ditemukan pada saat itu adalah berupa tulang rahang atas, tulang kaki, dan
tengkorak. Fosil tersebut ditemukan pada masa kala Pleistosen tengah.

Pithecanthrophus Erectus hidup dengan cara berburu hewan-hewan. Kemudian mereka


mengumpulkan makanan dan hidup secara nomaden atau berpindah-pindah tempat. Untuk
mencari sumber bahan makanan dari satu tempat ke tempat lain.

Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba Pithecanthrophus Erectus :

 Memiliki Volume otaknya sekitar 750 – 1350 cc.

 Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.


 Memiliki postur tubuh yang tegap tetapi tidak setegap meganthropus.

 Mempunyai gigi geraham yang besar dengan rahang yang sangat kuat.

 Mempunyai hidung yang tebal.

 Memilik tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi.

 Memiliki wajah menonjol ke depan serta dahinya miring ke belakang.

 Pada bagian belakang kepala terlihat menonjol

 Memiliki alat pengunyah dan alat tengkuk yang sangat kuat.

Manusia Purba Homo Wajakensis

Pada tahun 1889 Fosil dari Manusia Purba Homo Wajakensisi telah ditemukan di Wilayah
Wajak. Lebih lengkapnya di dekat Campur Darat, Tulungagung, Jawa Timur dan ditemukan
oleh Eugene Dubois

Hasil dari penemuan tersebut, berupa tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering. Dan
fragmen tengkorak yang mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Dalam penelitian diperkirakan
manusia purba jenis ini sudah dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang.
Serta sudah mengerti caranya untuk memasak.Dibawah ini adalah ciri-ciri manusia purba
Homo Wajakensis, sebagai berikut :Memiliki muka datar dan lebar

hidung lebar dan bagian mulut menonjol

 Dahinya sedikit miring dan diatas mata terdapat kerutan dahi yang nyata
 Pipinya menonjol ke samping
 Berat badan sekitar 30 – 150 kg
 Tinggi badan sekitar 130 -210 cm Memiliki
 Jarak antara hidung dan mulut masih jauh
 Berdiri dan berjalan sudah tegak
Manusia Purba Pithecanthropus Soloensisi

Pithecanthropus Soloensisi merupakan salah satu jenis manusia purba yang ditemukan di
Indonesia. Fosil-fosil manusia purba ini dapat ditemukan di wilayah sekitar Jawa Tengah dan
Jawa Timur.

Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh sejarawan, yaitu Oppenort, Ter Harr, dan G.H.R.
Koenigswald di wilayah Ngandong, Jawa Tengah

Pithecantropus Soloensis adalah salah satu manusia purba khas Indonesia. Yang memiliki
beberapa ciri khusus yang tidak dimiliki oleh semua manusia purba pada umumnya. Berikut
ini ciri dari pithecantropus soloensis.

 Makanannya berupa hewan buruan dan tumbuhan


 Mempunyai gigi geraham yang besar dan rahang yang kuat
 Bentuk hidung lebar dan tidak berdagu
 Terdapat tonjolan pada kening tebal dan melintang di sepanjang pelipis
 Volume otak sekitar 750-1350 cc
 Berbadan tegap
 Tinggi tubuh sekitar 165-180 cm.

Manusia Purba Homo Floresiensis

Homo Floresiensis adalah termasuk salah satu dari manusia purba yang berjenis Homo di
Indonesia. Manusia purba ini ditemukan saat penggalian di Liang Bua, di Pulau Flores oleh
tim arkeolog gabungan. Yang terdiri dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan
Unikversity of New England.

Homo Floresiensis biasanya disebut disebut dengan manusia kerdil. Manusia purba ini
diperkirakan hidup sekitar 12.000 tahun yang lalu. Pada saat ditemukan oleh tim gabungan
dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England, Australia
pada tahun 2003.

Kerangka dari manusia purba ini belum membatu atau belum menjadi fosil. Selain kerangka
Homo Floresiensis, juga ditemukan kerangka homo sapiens dan berbagai hewan mamalia
lainnya. Seperti Gajah Stegodo, Biawak, dan Tikus besar. Dan alat-alat batu seperti pisau,
tulang yang terbakar, arang, beliung dan mata panah.

Seorang Ahli yang menemukan kerangka ini menyatakan dugaannya bahwa Homo
Floresiensis ini hidup berdampingan. Atau hidup bersama dengan jenis spesies manusia purba
Homo Sapiens, dan manusia modern lainnya. Berikut ini ciri-ciri manusia purba Homo
Floresiensis :

 Kepala dan badan memliki ukuran yang kecil


 Ukurab bentuk otak yang sangat kecil
 Volume otak 380 cc
 Mempunyai rahang yang menonjol atau berdahi sempit
 Berat badan sekitar 25 kg
 Tinggi badan diperkirakan sekitar 1,06 m

Kehidupan Manusia Purba


Manusia purba mempunyai cara hidup yang sangat sederhana dan masih bergantung dengan
alam. Berikut ini adalah beberapa paparan mengenaai corak kehidupan manusia purba :

1. Masa Kehidupan berburu / Makanan


Dalam corak kehidupan manusia Untuk mengumpulkan makanan (food gathering) dibagi
menjadi 2 bagian. Yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dan
tingkat lanjut.

Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman berburu dan mengumpulkan makanan, sebagai
berikut :

 Belum mempunyai tempat tinggal


 Hidup sendiri atau dengan kelompok kecil
 Menggunakan senjata kapak genggam untuk berburu hewan
 Tempat berlindung di dalam goa
 Membuat lukisan berupa cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan terpanah,
biasanya menggunakan warna hitam, putih, dan merah.
 Mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian
2. Masa Bercocok Tanam
Salah satu ahli menyatakan bahwa manusia purba lebih dahulu mengenal beternak hewan.
Dibandingkan dengan mengenal bercocok tanam atau membuat ladang.

Beberapa ahli lainnya, juga menyatakan bahwa keadaan yang terjadi sebelum munculnya
beternak dan bercocok tanam pada manusia purba. Adalah bermukim dan semakin
bertambahnya jumlah penduduk pada zaman itu.

Bertambah besarnya anggota kelompok dalam kehidupan manusia purba menyebabkan


kondisi makanan yang awalnya melimpah menjadi lebih sedikit. Dan bahkan berkurang pada
daerah pemukiman manusia purba.

Karena hewan-hewan sering diburu dan masa reproduksinya cukup lambat menjadikan
manusia beralih ke bercocok tanam. Jenis tanaman yang pertama kali dalam bercocok tanam,
menurut Vishu Mitre adalah Jawawut (pearl millet). Dan juga sorgum, Wijen, Kurma, serta
Kacang-kacangan.

Namun, juga ada pendapat lain tentang jenis makanan yang pertama kali ditanam oleh
manusia purba dalam bercocok tanam. Yaitu Pohon Ara (fig tree) yang mempunyai buah
banyak dan rasanya sedikit manis.

Pada sekitar tahun 10.000 SM mulai beralih ke tanaman gandum dan jenis-jenis tanaman
yang tumbuh liar. Seperti buncis, kacang p[olong, labu botol, kentang, labu, jagung, dan lain-
lain.

Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman bercocok tanam, sebagai berikut :

 Hidupnya sudah mulai menetap pada suatu tempat dan melakukan kegiatan bercocok
tanam
 Sudah mulai memakai pakaian yang terbuat dari kulit hewan maupun kulit kayu
 Membangun rumah atau tempat tinggal dari kayu
 Membuat alat-alat bercocok tanam, seperti : mata panah, beliung persegi, kapak
lonjong, dan perhiasan.

3.Masa Mengenal Kepercayaan


Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir manusia-manusia purba. Mereka mulai
mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dalam dirinya. Sehingga
mereka melakukan upacara atau ritual khusus, untuk menjalankan kepercayaan yang
diyakininya memberi kekuatan.

Sistem kepercayaan yang di percaya manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah
antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan totemisme

1. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak
mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
2. Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang mempunyai
sifat gaib. Manusia purba melakukanya dengan cara menyembah batu atau pohon
besar, gunung, laut, gua, keris, jimat, dan patung.
3. Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki
kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan
sarana atau tempat. Mereka membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan
ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan
batu besar).

Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman mengenal kepercayaan, sebagai berikut :

 Melaksankan upacara-upara khusus, untuk bukti adanya kekuatan yang melebihi


mereka.
 Mulai terdapat bangunan-bangunan besar untuk dijadikan sebagai tempat melakukan
pemujaan maupun upacara.

Persebaran Manusia Purba

Tahun 60.000 hingga 50.000 SM, diketahui bahwa manusia purba melakukan pergerakan dari
Afrika Tengah ke Afrika Selatan. Sebelum akhirnya, di tahun 50.000 hingga 45.000 SM,
mulai menyebar luas lagi ke Arab, India, dan Indonesia. Dari sini, mereka lalu mencapai
Australia,  Jepang, Cina, Alaska, hingga Amerika Utara.

Penyebaran hanya terjadi di kawasan Jazirah Arab. Baru di tahun 40.000 hingga 35. membuat
penyebaran manusia-manusia ini tersendat. Saat itu, 000 SM, pergerakan kembali terjadi.
Kala itu tujuannya adalah Iran, Afganistan, dan Pakistan. Sebelum akhirnya menuju
Pegunungan Zaman Es, yang terjadi sekitar tahun 45.000 hingga 40.000 SM sedikit Himalaya
dan sampai ke Myanmar. Dari Himalaya pula, yakni sekitar tahun 35.000 hingga 30.000 SM,
manusia purba menyebar ke Kazakhstan dan Mongolia.

Dari Kazakhstan, manusia yang disebut Caucasoid ini lantas bergerak ke Eropa dan
Semenanjung Portugal. Diikuti oleh pergerakan kembali dari Afrika Tengah ke Afrika
Selatan di tahun 25.000 hingga 20.000 SM.

Tahun 20.000 hingga 10.000 SM, manusia jaman baheula ini telah menduduki seluruh benua
Afrika kecuali wilayah utara dan barat Gurun Sahara. Sementara itu, yang berasal dari Asia
Tengah bergerak ke Alaska.

Tahun 10.000 SM, persebaran ke berbagai wilayah kembali terjadi. Mereka yang berada di
Alaska berpindah ke Amerika dan dipercaya sebagai nenek moyang suku Maya Tengah dan
Selatan. Mereka yang berasal dari Arab mencapai Afrika Utara dan Mediterania, dan
dipercaya sebagai asal bangsa Yunani Kuno. Mereka yang ada di Eropa Timur juga
menyebar, pergi ke Kaspia. Sementara itu, yang berada di Himalaya pergi ke Cina, Rusia,
dan Skandinavia. Mereka yang berada di Vietnam juga bergerak ke Cina Timur dan yang
berasal dari Thailand menyebar ke Indonesia dan Pasifik.
Nah, itulah penjelasan tentang manusia purba mengenai pengertian, sejarah, ciri – ciri, corak
kehidupan, dan pesebaran . Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan bisa
menambah pengetahuan. Baca juga artikel lainnya, sekian dan terima kasih.
MAKALAH

TENTANG SEJARAH MANUSIA PURBA DAN PERSEBARAN DI


INDONESIA

DISUSUN OLEH:

Ayu Oktavia

Bagas Satya Wibawa

Chitaa

Devalian Tino Rossi

Enrico Dhian Anoanya Nugraha

Farel Julian Fernando

KELAS : X IPS. 4

MATA PELAJARAN : SEJARAH MINAT

SMA NEGERI 7 KOTA BENGKULU

Anda mungkin juga menyukai