Anda di halaman 1dari 12

BAB I

I. Pengertian zaman praaksara


Zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan.
Praaksara berasal dari dua kata, yaitu pra yang artinya sebelum dan aksara yang
berarti tulisan. Praaksara disebut juga nirleka, nir berarti tanpa dan leka berarti
tulisan. Batas antara zaman Praaksara dengan zaman sejarah adalah mulai
adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa Praaksara adalah
zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah
adanya tulisan.

Berakhirnya zaman Praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap


bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah
satu contoh yaitu bangsa Mesir + tahun 4000 SM masyarakatnya sudah
mengenal tulisan, sehingga + tahun 4000 bangsa Mesir sudah memasuki zaman
sejarah Gambar berikut: Hubungan zaman praaksara dan zaman sejarah Sumber
informasi zaman praaksaraSumber informasi yang dapat digunakan untuk
mengetahui kehidupan zaman praaksara:

1. Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu karena adanya
proses kimiawi. Fosil merupakan peninggalan masa lampau yang sudah
tertanam ratusan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan bahkan
ribuan tahun di dalam tanah. Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil
binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).
2. Artefak yaitu peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya
yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logamGambar artefak dari
batu Pembabakan zaman praaksara
II. Jenis jenis manusia purba
Kita semua mengenal dalam sejarah bahwa jenis-jenis manusia purba memiliki
banyak suku dan ras. Terlepas dari kontroversi bahwa manusia berasal dari kera
yang dianut dalam teori evolusi, namun 10 jenis manusia purba di Indonesia
berikut ini bisa menjadi bahan referensi bagi kita. Pada masa nya, bagi seorang
peneliti, bila menjadi penemu pertama dalam fosil ataupun bukti sejarah lainnya
adalah merupakan kebanggaan. Mungkin juga terjadi pada masa sekarang ini.

Secara umum manusia purba terbagi kedalam 3 kelompok


yaitu Meganthropus (Manusia Besar), Pitecanthropus (Manusia Kera Berjalan
Tegak) dan Homo (Manusia Cerdas). Fosil yang ditemukan tersebut terdapat di
beberapa wilayah di Indonesia. Wilayah tersebut sudah diberikan ketetapan
seperti halnya perkembangan wilayah di indonesia. Jenis jenis manusia purba
dan penemunya bisa kita lihat dalam ulasan seperti dibawah ini yang dikutip
dari beberapa sumber.

Namun perlu diingat pula bahwa ulasan ini bukan merupakan landasan teori
ataupun diperuntukkan untuk kepentingan ilmiah, ini hanya merupakan opini
dan pendapat pribadi yang mudah-mudahan memberikan manfaat bagi kita
semua. Macam Nama Manusia Purba Di Indonesia dan Penemunya, sebagai
berikut:

1. Meganthropus Palaeojavanicus

Ditemukan oleh seorang arkeolog dari negeri


Belanda bernama Van Koenigswald. Dia pertama kali menemukan fosil ini di
daerah Sangiran pada tahun 1936. Manusia purba di Indonesia tidak seperti
jenis jenis manusia purba di dunia. Pada era tersebut paling banyak fosil
ditemukan dalam kondisi seperti orang Barat. Maka ketika arkeolog
menemukan fosil yang berbeda dari sebelumnya, membangkitkan gairah ilmiah
di kalangan arkeolog untuk lebih mendalami tentang fosil manusia purba yang
ditemukan di indonesia.

Diperkirakan manusia besar ini hidup antara 1 juta dan 2 juta tahun yang lalu.
Hal ini dibuktikan dari fosil dengan teknik peluruhan karbon. Sehingga usia dari
fosil tersebut bisa kita ketahui. Dengan adanya sifat waktu paruh itu, banyak
sekali fosil, batuan dan elemen lainnya yang bisa kita perkirakan umurnya.
Bahkan umur Bumi yang kita cintai ini bisa kita perkirakan dengan waktu paruh
dari unsur karbon pada material atau zat. Meganthropus Palaeojavanicus
mempunyai ciri :

 Memiliki tulang pipi yang tebal,


 Memiliki otot rahang yang kuat,
 Tidak memiliki dagu,
 Memiliki tonjolan belakang yang tajam,
 Memiliki tulang kening yang menonjol,
 Memiliki perawakan yang tegap,rahang bawah Meganthropus, Sangir memakan
tumbuh-tumbuhan, dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah.

2. Pitecanthropus Erectus

Manusia purba ini hidup di wilayah Indonesia


pada 1-2 juta tahun yang lalu. Wilayah Indonesia yang menurut sejarah
arkeologi, pernah beberapa kali mengalami bencana alam Indonesia. Dari mulai
hal yang bersifat mengikat hingga membuat wilayah indonesia terdiri dari
bermacam macam pulau. Doktor dari Belanda bernama Eungene Dubois adalah
penemu pertama manusia disini. Ciri khas dari Pitecanthropus adalah:
 Berjalan tegak, tetapi dalam struktur tengkoraknya mirip dengan struktur kera.
Maka dikenal juga dengan manusia kera berjalan tegak.
 Dengan struktur tengkorak mirip kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya
kecil.
 Menyebabkan tingkat kecerdasan jenis manusia purba ini hampir sama namun
diatas dengan insting hewan.
 Pitecanthropus merupakan bangsa atau kaum pengumpul makanan (Food
Gathering).
 Kehidupan primitif pada masa itu tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan
kera di masa modern. Jenis manusia purba ini sangat di elukan oleh kalangan
materialis, karena merupakan bukti adanya mahluk transisi yang menguatkan
teori evolusinya Charles Darwin.

Memiliki ciri berbadan tegak dan kemungkinan besar terbesar pula pada masa
nya. Dengan ukuran otak yang masih kecil dibanding mahluk lainnya maka
didapatkan hasil yang cukup mengagetkan bahwa dalam keadaan
mengumpulkan makanan dan keperluan bumil, terdapat jejak yang
menunjukkan rapat kelompok, ari air jangheh

3. Pitecanthropus Soloensis

Merupakan jenis-jenis manusia purba yang


berasal dari solo tepatnya area ngandong. Selain dari aspek daratan,
terdapat batas wilayah laut di Indonesia yang bagi negara kita sangat penting.
Hal ini dikemukakan dalam batas laut Indonesia yang sudah menjadi ketetapan
di kalangan internasional. Adapun ciri dari Pitecanthropus Erectus adalah :

 Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.


 Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
 Tinggi sekitar 165–180 cm.
 Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
 Memiliki rahang bawah yang kuat.
 Memiliki tulang pipi yang tebal.
 Tulang belakang menonjol dan tajam.
 Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar
dan kuat.
4. Pitecanthropus Mojokertensis

Dalam hal yang dilakukan tanpa perlu


mendalami jenis jenis manusia purba dan gambarnya, kita bisa tahu bahwa
Eungene Dubois berhasil menjadi penemu fosil jenis ini di wilayah Mojokerto,
sehingga beliau menamai fosil penemuannya menjadi sebuah temuan besar abad
ini. Penggalian yang dilakukan di Mojokerto ini mau tidak mau merusak tulang
tulang nya. Beberapa bagian nya menjadi hancur sehingga beberapa detil tidak
terselamatkan sempurna. 10 Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia ini bisa
menjadi bahan wawasan buat pribadi maupun siswa ajar.

ciri ciri manusia purba di indonesia pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
manusia modern. Mudah-mudahan berhasil bagi anda yang sedang menambah
wawasan dengan membaca-baca artikel seperti ini. Hal ini perlu ditegaskan
kembali bahwa konten dari manusia purba ini bukan merupakan sumber ilmiah
kepustakaan. Lebih baik bila membutuhkan pustaka tentang manusia purba,
jenis jenis manusia purba dan penjelasannya bisa menjadi solusi permasalahan
anda.

5. Homo Floresiensis

Dari awal kita sudah meminjam berbagai


tautan kata dari sumber. Untuk jenis homo ini memiliki kebiasaan dan gaya
hidup yang kurang lebih sama dengan manusia sekarang. Bahkan pada masa itu
jenis homo memiliki kesatuan dalam hal bertindak secara ciri-ciri manusia
sebagai makhluk ekonomi. Pada masa tersebut tidak menggunakan alat-alat
canggih, tetapi menggunakan batu sederhana yang kemudian di hampelas .
Kedua, manusia jenis Homo ini sudah sadar akan keberadaan kita, atau manusia
di sekitarnya. Sehingga akan timbul kesamaan ras.
Secara nama mungkin kita sedikit terkecoh, karena peneliti Belanda tersebut
tidak menamakan fosil penemuannya dengan namanya, tetapi menggunakan
nama tempat pada waktu penggalian arkeologisnya. Nama lain dari Homo
mungkin bisa diartikan sebagai suatu kecenderungan seksual antara sesama
laki-laki/ secara umum manusia jenis homo ini memiliki ciri khas :

 Muka lebar dengan hidung yang lebar;


 Mulutnya menonjol;
 Dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus;
 Bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang;
 Tingginya 130–210 cm;
 Berat badan 30–150 kg;
 Hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu

6. Homo Wajakensis

Homo Wajakensis berarti homo yang berasal dari Wajak. Perselisihan antar
kelompok masih menjadi masalah pada masa purba menjadikan tiap daerah
memiliki bentuk fosil yang berbeda-beda pula. Kita hanya bisa memperkirakan
seperti apa kehidupan sosialnya. Namun para ahli telah meneliti pengaruh letak
geografis Indonesia terhadap keadaan alam dan iklim. Dengan begitu sejauh
yang kita perkirakan, kehidupan sosial manusia purba bisa jadi tidak berbeda
dengan keadaan sekarang kecuali dalam hal berkomunikasi.

Di Wajak inilah, yang bila di gambarkan dekat daerah Tumenggung Jawa


Timur, pada tahun 1889 Eungene Dubois menemukan fosil manusia purba asli
Indonesia. Penemuan ini merupakan penemuan penting, karena seolah
menemukan keping puzzle yang hilang yang membuktikan adanya hubungan
manusia dengan kera. Fosil-fosil manusia purba di Indonesia menjadi jembatan
penghubung itu. Seperti dikemukanan dalam teori Darwin dalam bukunya ‘The
Descent Of Man’ (asal usul manusia)

7. Homo Soloensis
Merupakan jenis manusia purba Homo yang
ditemukan fosilnya di wilayah Solo pulau Jawa. Siapa saja yang meneliti
manusia purba di indonesia? Yang paling terkenal tentunya Eungene Dubois,
kemudian Van Koenigswald, kemudian ada Weidenreich. Berikut keterangan
penelitian tentang manusia purba soloensis:

 Dan peneliti peneliti lain yang mungkin catatanya tidak sebanyak peneliti yang
disebutkan diatas.
 Namun tentunya kontribusi para peneliti tersebut menjadikan khazanah bagi
jenis-jenis manusia purba purba di Asia dan tentunya Dunia.

Sungai bengawan Solo merupakan jantung dari sebuah kehidupan primitif di


masa lampau Indonesia. Banyaknya penemuan di kawasan ini menunjukkan
kecenderungan manusia purba jaman dulu hidup dengan kedekatan pada sumber
air. Belum ditemukannya sistem irigasi, seolah memaksa manusia purba untuk
tidak jauh dalam memberikan intervensi. Dengan mempunyai tempat tinggal
dekat sungai, memberikan keuntungan bagi manusia purba

8. Pitecanthropus Robustus

Adalah jenis Pitecanthropus yang memiliki


rahang besar. Dengan adanya rahang besar tersebut, menurut peneliti jenis
manusia purba ini memiliki kegemaran memakan tumbuhan. Kegunaan rahang
yang besar adalah agar dalam mengunyah tumbuhan menjadi lebih mudah dan
lebih cepat, sehingga bangsa ini lebih senang bila hidup sendiri. Berikut bentuk
rupa dari manusia purba pitechanthropus robustus:

 Bentuk rahang yang besar itu pula menunjukkan bahwa cakupan dari kapasitas
mulut Pitecanthropus Erectus lebih besar dari manusia masa sekarang.
 Kapasitas mulut tersebut memungkinkan manusia jenis ini memberikan jati
dirinya. Diketahui bahwa manusia purba pada zaman itu
 Bisa diartikan bahwa jenis manusia purba homo ini adalah kondisi alamiah jenis
manusia Indonesia pada jaman sekarang. Yang membedakan tentunya waktu
hidup dan cara berkomunikasi dalam interaksi sosial pada masa itu. Termasuk
penggunaan alat bantu.

Manusia purba jenis ini sudah mulai mengedepankan akal dibanding insting.
Dibuktikan dengan banyaknya peninggalan berupa batu, kapak batu, dan
perkakas lainnya yang dipergunakan untuk menunjang dalam kehidupan sehari-
harinya. Selain itu, juga pada titik titik temuan arkeologis, manusia purba jenis
Homo ini tidak terlalu dekat dengan sungai, yang menandakan bahwa manusia
purba jenis ini membuat sebuah tempat tinggal atau kawasan tempat tinggal
yang nyaman meskipun tidak dekat sekali dengan sumber air. Yang pada masa
itu adalah sungai

9. Pitecanthropus Dubuis

Bila diartikan, jenis manusia kera berjalan tegak


ini adalah jenis yang meragukan. Fosilnya ditemukan di Sangiran namun secara
struktur tulang dan tengkoraknya tidak mutlak masuk dalam ciri meganthropus
maupun pitecanthropus. Sumbangsih peneliti dari Belanda ini merupakan
penemuan penting. Meskipun bagi rakyat Indonesia ekspedisi dan penggalian
arkeologis tak ubahnya dengan pemaksaan dan penjajahan hak.

Bangsa kita yang dipaksa dan dipekerjakan sebagai tenaga penggali. Menurut
catatan sejarah, banyak korban dari bangsa kita yang berjatuhan, namun dengan
rapinya dan lihai, para peneliti Belanda dibantu dengan pemerintahan kolonial,
berhasil membawa propaganda berupa penemuan fosil manusia purba ini,
sehingga sistem kerja paksa dalam penggalian itu tidak begitu diangkat di
hadapan publik. Dikarenakan banyak sekali temuan di daerah sungai Bengawan
Solo, peneliti membagi lapisan tanah di daerah itu menjadi 3 lapisan yaitu :

 Lapisan Jetis, dimana Pitecanthropus Robustus ditemukan atau kita kenal juga
dengan nama lapisan pleistosen bawah
 Lapisan Trinil, dimana ditemukan Pitecanthropus Erectus. Lapisan ini kita kenal
juga dengan nama lapisan pleistosen tengah.
 Lapisan Ngandong, dimana Pitecanthropus Soloensis ditemukan. Dikenal juga
dengan nama lapisan pleistosen atas.

Dengan karakteristik seperti itu, Meganthropus memiliki fisik yang kuat dan
tegap. Dengan melimpahnya tumbuhan yang merupakan makanan utamanya.
Diperkirakan oleh peneliti, Meganthropus hidup berkelompok dan cenderung
menetap. Perubahan kehidupan sosial dan budaya tersebut memang tidak seperti
kehidupan di zaman sekarang. Namun dengan penelitian yang intens dan benar,
kehidupan sosial manusia purba bisa kita perkirakan.

Apalagi dukungan yang begitu banyak dan berpengaruh kepada Belanda,


menyebabkan bangsa Indonesia sangat kesulitan dalam mewujudkan cita-cita
kemerdekaan. Penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda, tidak hanya
melibatkan kedua negara tersebut, tetapi juga melibatkan negara-negara lain.

10. Homo Sapiens

Bisa diartikan sebagai manusia cerdas. Berasal


dari zaman holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens sudah menyerupai dengan
bentuk orang Indonesia sekarang. Pada masa itu, golongan manusia ini sudah
memiliki strukur organisasi dan pembagian tugas. Berdasarkan penelitian
tersebut, tidak hanya bentuk fisik dari manusia purba, tetapi kehidupan
sosialnya juga bisa kita kaji. Tentunya dengan penelitian yang intens dan dalam
jangka waktu lama.

Homo Sapiens mereferensikan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki


kelebihan dalam hal akal. Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens,
kehidupan kita bisa bertambah dalam khazanah dan pengalaman dengan produk
tertentu. Jenis manusia purba ini memiliki ciri sebagai berikut :

1. Volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;


2. Tinggi badan antara 130 – 210 m;
3. Otot tengkuk mengalami penyusutan;
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5. Muka tidak menonjol ke depan;
6. Berdiri dan berjalan tegak,
7. Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.

Dengan melihat spesifikasi diatas, maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo
Sapiens sudah menggunakan akalnya. Meskipun dalam hal sederhana, tetapi
jenis ini sudah memiliki karakteristik berburu. Tidak hanya mengumpulkan
makanan seperti halnya jenis lain. Homo sapiens juga menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia mempunyai banya ragam dan budaya serta ras. Dengan
mentahnya teori evolusi pada masa sekarang ini, muncul asumsi bahwa
‘manusia kera’ adalah jenis manusia juga tetapi berbeda ras. Seperti halnya ras
Asia, Afrika dan Eropa. Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun memiliki
keanekaragaman ras dan budaya. Secara telusur, menurut peneliti bahwa
didapatkan leluhur manusia seperti ini :

 Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus.


 Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan
Asia Tenggara.
 Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan
hidung mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras
Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke Arab, Turki,
dan daerah Asia Barat lainnya.
 Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran
ras ini ke Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli),
dan ke Afrika.

III. Perkembangan corak dalam kehidupan dan peralatan yang digunakan


manusia purba

A. Kehidupan Manusia Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan


Makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal
kehidupan manusia.Pada masa ini manusia menghabiskan 90 % waktu
hidupnya dengan berburu dan mengumpulkan makanan.
B. Kehidupan Manusia Pada Masa Bercocok Tanam dan Beternak

Manusia purba Indonesia sudah memasuki masa bercocok tanam


sekitar 4.000 tahun sebelum Masehi. Terbukti dengan adanya penemuan
gambar tanaman padi di Gua Ulu (Leang) Sulawesi Selatan. Menurut ahli
arkeologi Indonesia, Prof. Dr. R. Soekmono, perubahan dari food
gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam
perkembangan zaman praaksara Indonesia. Disebut revolusi karena
terjadi perubahan yang cukup mendasar dari tradisi mengumpulkan
makanan dan berburu menjadi bercocok tanam. Oleh karena itu, zaman
bercocok tanam dianggap sebagai dasar peradaban Indonesia sekarang.
Manusia purba pada masa bercocok tanam menciptakan alat-alat
sederhana untuk menunjang kegiatan bercocok tanam, teknik
pembuatannnya lebih maju, kapak itu bentuknya sudah halus, diupam
(diasah), seperti kapak persegi atau beliung persegi. Terbuat dari batu
berbentuk persegi, gunanya untuk menggarap ladang. Adanya juga Kapak
Lonjong, terbuat dari batu kali yang berwarna kehitam-hitaman.
Umumnya jenis kapak ini digunakan sebagai pacul atau sebagai kapak
biasa. Dua jenis kapak ini banyak ditemukan di Indonesia.Tradisi
bercocok tanam berlangsung hingga zaman logam dan zaman
megalithikum dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
MAKALAH
PRAAKSARA MANUSIA PURBA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : Hasrat Hati Laia


Kelas : VII Smp
MAPEL : IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL)

Sekolah : PGRI SWASTA 4 MEDAN

TA. 2024/2025

Anda mungkin juga menyukai