Anda di halaman 1dari 5

Nama : Den Sukmala

Kelas : 9D

Sekolah : MTs MIFTAHUL FALAH

Alamat : Ranca Bolang RT.10 RW.08 No.18

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 23 November 2001

Agama : Islam

Hobi : Sepak Bola

Cita – Cita : Ulama Internasional

MAKALAH MANUSIA PURBA


Manusia yang hidup pada zaman Pra-aksara sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil
manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan terdiri dari beberapa jenis.
Penemuan - penemuan fosil ini banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia
merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok dihuni manusia kala itu. Penemuan
- penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal
menjelaskan kehidupan manusia kala itu. Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi
manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak menyumbang fosil manusia - manusia
purba. Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai
banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan
terus berkembang sejalan dengan fosil-fosil yang ditemukan. Hal ini diketahui dari kedatangan
para ahli dari Eropa pada abad ke-19, dimana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang fosil manusia di Indonesia. Itu sebabnya makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas
dan terperinci mengenai pengertian manusia purba yang ditemukan di Indonesia serta
kehidupannya pada masa itu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud manusia purba? 2. Di mana saja tempat di temukannya manusia purba di
Indonesia? 3. Jenis-jenis Manusia Purba apa saja yang di temukan di Indonesia?
PEMBAHASAN 1. Pengertian Manusia Purba Manusia purba adalah manusia penghuni bumi
pada zaman praaksara atau prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan.
Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme
(manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam
waktu yang sangat lama. Sedangkan artefak adalah peninggalan masa lampau berupa alat
kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logam. Cara hidup mereka
masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam. Berdasarkan peralatan yang
dipakai di kepulauan Indonesia pada masa dikenal zaman batu dan zaman logam. 2. Tempat
Penemuan Manusia Purba Di bawah ini akan di paparkan beberapa tempat penemuan fosil
manusia purbadi Indonesia. a) Sangiran Situs ini merupakan situs fosil manusia purba paling
lengkap di dunia. Ada puluhan ribu fosil dari zaman Pleistosen (kurang lebih dua juta tahun lalu)
di Kubah Sangiran ini. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil; 2.931 fosil ada di
Museum Sangiran, sisanya disimpan di gudang penyimpanan (sragen.go.id). Luas situs Sangiran
mencapai 56 km2 yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong,
Kalijambe, dan Plupuh) serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu Gondangrejo.
Fosil-fosil yang ditemukan di Sangiran jumlahnya merupakan 50% dari temuan fosil di dunia
dan 65% dari temuan di Indonesia. Untuk jenis hominid purba yang diduga sebagai asal evolusi
manusia, Sangiran memiliki 50 jenis/individu. Atas fakta itu, dalam sidangnya yang ke-20
Komisi Warisan Budaya Dunia di Kota Marida, Meksiko tanggal 5 Desember 1996 menetapkan
Sangiran sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia “World Haritage List” Nomor : 593. b)
Trinil, Ngawi, Jawa Timur Dari penggalian yang dilakukan Eugene Dubois, seorang dokter
berkebangsaan Belanda ditemukan beberapa pecahan batu. Mulai dari gigi geraham, tulang paha,
tengkorak manusia purba dan binatang. Upaya Dubois tidak bisa dibilang asal-asalan. Dirinya
waktu itu, tertantang dengan teori Human Origin, yang dikemukakan Charles Robert Darwin
(1809-1882). Dalam teori itu menyatakan bahwa manusia ini berasal dari evolusi kera. Berdasar
teori Human Origin, Dubois meninggalkan negeri kincir angin menuju Indonesia pada tahun
1887. Selain itu ada dua alasan yang dijadikan acuannya kali ini. Pertama, berdasarkan buku The
Descent of Man, menceritakan bahwa nenek moyang manusia seharusnya hidup di daerah tropis.
Karena manusia purba sudah kehilangan bulu selama perkembangannya. Alasan kedua, di
Hindia-Belanda (Indonesia) banyak gua-gua, jadi tak mustahil akan ditemui fosil-fosil atau bekas
kehidupan manusia purba. Beberapa teori dan alasan itulah Eugene Dubois, bertekad untuk
membuktikan penelitiannya dengan menggali di beberapa daerah. Khususnya yang ada di Pulau
Jawa di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo. Namun, sebelumnya Dubois meneliti di Payah
Kumbuh, Sumatera, tahun 1887. Pada tahun 1891 Eugène Dubois, yang adalah seorang ahli
anatomi menemukan bekas manusia purba pertama di luar Eropa yaitu spesimen manusia Jawa.
Pada 1893 Dubois menemukan fosil manusia purba Pithecanthropus erectus serta fosil hewan
dan tumbuhan purba lain. Menurut penjelasan Indro Waluyo, Ketua penanggung jawab Museum
Trinil, Ngawi, penggalian Dubois saat itu di sepanjang muara sungai, tepatnya di Desa Kawu,
Desa Ngancar, dan Desa Gemarang. “Tiga tempat itulah yang menjadi penggalian manusia
purba,” kata pria berusia 52 tahun ini. Di samping itu, keberadaan ketiga desa itu yang berada di
pinggiran aliran sungai. Sehingga disebut dengan istilah Trinil. Yang konon, artinya tiga desa di
muara Sungai Bengawan Solo. Museum Untuk mempelajari fosil-fosil manusia purba, dari
semua penelitian dan penggalian yang dilakukan Dubois. Maka, dibuatlah replika fosil manusia
purba yang kini disimpan di dalam sebuah museum. Sedangkan fosil yang asli dibawa dan
disimpan di Belanda. 3. Jenis-Jenis Manusia Purba Ada beberapa jenis manusia purba yang
ditemukan di wilayah Indonesia adalah sebagai berikut : a) Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata-kata; Megan artinya besar, Anthropus artinya
manusia, Paleo berarti tua, Javanicus artinya dari Jawa. Jadi bisa disimpulkan bahwa
Meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa. Fosil manusia
purba ini ditemukan di daerah Sangiran, Jawa tengah antara tahun 1936-1941 oleh seorang
peneliti Belanda bernama Von Koeningswald. Fosil tersebut tidak ditemukan dalam keadaan
lengkap, melainkan hanya berupa beberapa bagian tengkorak, rahang bawah, serta gigi-gigi yang
telah lepas. Fosil yang ditemukan di Sangiran ini diperkirakan telah berumur 1-2 Juta tahun. b)
Pithecanthropus Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba
yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang
berjalan tegak. Fosil Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Mereka
hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala, tetapi
makanannya belum dimasak. Terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di
Indonesia, yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus
soloensis. Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di
Indonesia mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.
1) Pithecanthropus erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di sekitar lembah
sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Mereka hidup sekitar satu juta sampai satu setengah
juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak dengan badan yang tegap dan alat
pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume otak manusia
modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc. 2) Pithecanthropus
mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan
oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Temuan tersebut berupa
fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25
juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis berbadan tegap, mukanya menonjol ke
depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat. 3) Pithecanthropus soloensis,
ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan
Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang
kering. c) Homo Sapiens Homo Sapiens merupakan sebuah spesies dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam sebuah mitos, manusia seringkali dibandingkan
dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dimasyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, serta
berdasarkan kemampuan mereka membentuk sebuah kelompok dan lembaga untuk dukungan
satu sama lain serta pertolongan. Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus
membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan
dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang
dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk
alamiah, berbeda dengan manusia hewan tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya
dan terikat erat oleh alam sekitarnya. Jenis manusia ini termasuk manusia yang memiliki pikiran
yang cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya
dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar kan pertimbangan masa lalu
yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud
budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku,
ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan. Manusia purba jenis ini memiliki bentuk
tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Dibandingkan manusia purba sebelumnya, homo
sapiens lebih banyak meninggalkan benda – benda berbudaya. Diduga, inilah yang menjadi
nenek moyang bangsa – bangsa di dunia.
1) Jenis-Jenis Homo Sapiens Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk
tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia
sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo
Sapiens yang ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu: a. Homo Soloensis ( Manusia dari Solo) Fosil
ini ditemukan pada tahun 1931 – 1934 oleh Von Koenigswald dan Wedenreich di desa Ngadong
lebah Bengawan Solo. Fosilnya berupa tengkorak menurut penelitian terrnyata Homo Soloensis
tingkatanya lebih tinggi di banding Pithecanthropus Erektus. b. Homo Wajakensis Fosil ini
ditemukan pada tahun 1889 oleh Eugene Dobois di desa Wajak (Tulung Agung) Jawa Timur.
Fosil yang ditemukan berupa tulang tengkorak, rahang atas dan rahang bawah tulang pah dan
tulang kering. Homo Wajakensis golongan homo Sapiens kelompok manusia purba maju dan
terakhir. Dan ini membuktikan bahwa Indonesia sejak 40.000 tahun yang lalu sudah didiami
manusia sejenis Homo Sapiens. PENUTUP a. Kesimpulan Manusia purba adalah manusia
penghuni bumi pada zaman praaksara atau prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum
mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Fosil adalah
sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di
dalam tanah dalam waktu yang sangat lama. Sedangkan artefak adalah peninggalan masa lampau
berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logam. Cara hidup
mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam. Berdasarkan peralatan
yang dipakai di kepulauan Indonesia pada masa dikenal zaman batu dan zaman logam.
penemuan manusia purba di Indonesia ada di 2 tempat, yaitu: Sangiran yang berada di Jawa
Tengah dan Trinil yang terletak di Jawa Timur. Jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah
Indonesia adalah sebagai berikut : ü Meganthropus paleojavanicus ü Pithecanthrophus ü Homo
Sapiens b. Saran Dengan selesainya makalah ini saya sadar bahwasanya makalah saya ini masih
jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi materi
pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu saya mengharapkan adanya saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar di kemudian hari saya dapat menyusun makalah lebih baik lagi.
Harapan kami saya ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai Manusia Purba.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Jambatan. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. History. 2009. Manusia Purba Indonesia. Http://history1978.wordpress
.com/2009/09/06/manusia-purba-di-indonesia/. Kemnterian pendidikan dan kebudayaan. 2014.
Sejarah Indonesia, Edisi Revisi. Jakarta: kementerian pendidikan dan kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai