BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya
sebagai maklhuk sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi
urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan, yang memberi
pengertian dan pemahaman tentang apa yang telah berlalu itu. Pengajaran
sejarah di sekolah bertujuan agar siswa memperoleh kemampuan berpikir
historis dan pemahaman sejarah.
Zaman Prasejarah adalah zaman sebelum manusia mengenal
tulisan. Uraian mengenai kehidupan serta kebudayaan manusia pada masa
lampau sebelum ada bukti-bukti tertulis. Pada setiap zaman terdapatlah
perkembangan manusia yang disebut manusia purba yang hidup di setiap
zaman.
Di Indonesia sendiri penemuan manusia purba pertama sekali
didapati di wilayah Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Manusia purba di Indonesia telah ada sejak zaman quartair atau
dapat dikatakan telah hidup sejak 600 ribu tahun yang lalu. Zaman quartair
terbagi menjadi 2 bagian, yang pertama disebut zaman Dilluvium
(pleistocen), sedang zaman kedua disebut zaman alluvium (Holocen). Di
Indonesia zaman Dilluvium menurut Dr. Von Koenigswald terbagi
menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan bawah, lapisan tengah, dan lapisan atas.
Yang mana masing-masing lapisan tersebut memiliki fosil manusia purba.
tersendiri.
Untuk mengatui apa saja jenis-jenis manusia purba di indonesia,
oleh karena itu kami membuat makalah berjudl Manusia Purba Di
Indonesia.
B. TUJUAN
Tujuanya dibuat makalah adalah sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah,
2. Untuk mengetahu pengertian manusia purba,
Manusi Purba Indonesia ( Tugas Sejarah) |2
BAB II
ISI
b. Pithecanthrophus Mojokertensis
Pithecanthrophus Mojokertensis disebut juga sebagai
Pithecantrophus Robustus. Von Koenigswald berhasil menemukan
fosil yang hanya berupa tulang tengkorak anak – anak yang
dinamakan Pithecanthrophus Mojokertensis di Jetis dekat
Mojokerto, Jawa Timur. Selanjutnya, pada tahun 1936,
Weidenrich menemukan fosil tengkorak anak yang dinamakan
Pithecantropus Robustus di Lembah Sungai Brantas, Desa Jetis,
Mojokerto.
c. Pithecanthrophus Soloensis
Sedangkan, Pithecanthrophus Soloensis ditemukan di
Ngandong, Lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter
Harr dan Oppernoorth. Lebih jelasnya, fosil ini ditemukan di dua
tempat yang berbeda oleh Von Koenigswald dan Oppernoorth di
daerah Ngandong dan Sangiran sekitar tahun 1931 – 1933.
Adapun fosil yang ditemukan adalah berupa tengkorang dan juga
tulang kering. Adapun ciri-ciri dari Pithecantrophus secara umum
antara lain :
1) Memiliki volume otak yang berkisar antara 750 – 1350 cc.
b. Homo Floresiensis
Homo Floresiensis adalah termasuk salah satu dari manusia
purba yang berjenis
Homo di Indonesia.
Manusia purba ini
ditemukan saat
penggalian di Liang
Bua, di Pulau Flores
oleh tim arkeolog
gabungan. Yang terdiri
dari Pusilitbang
Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England.
Homo Floresiensis biasanya disebut disebut dengan
manusia kerdil. Manusia purba ini diperkirakan hidup sekitar
12.000 tahun yang lalu. Pada saat ditemukan oleh tim gabungan
dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of
New England, Australia pada tahun 2003.
Kerangka dari manusia purba ini belum membatu atau
belum menjadi fosil. Selain kerangka Homo Floresiensis, juga
ditemukan kerangka homo sapiens dan berbagai hewan mamalia
lainnya. Seperti Gajah Stegodo, Biawak, dan Tikus besar. Dan
alat-alat batu seperti pisau, tulang yang terbakar, arang, beliung
dan mata panah.
Seorang Ahli yang menemukan kerangka ini menyatakan
dugaannya bahwa Homo Floresiensis ini hidup berdampingan.
Atau hidup bersama dengan jenis spesies manusia purba Homo
Sapiens, dan manusia modern lainnya.
Berikut ini merupakan ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis :
M a n u s i P u r b a I n d o n e s i a ( T u g a s S e j a r a h ) | 10
c. Homo Soloensis
Terkait dengan Homo Soloensis, tepatnya di tahun antara
1931-1934, seorang ahli purbakala bernama G.H.R. Von
Koeningswald, Oppenoorth, serta Ter Haar menemukan fosil-fosil
manusia purba di sebuah Lembah Sungai Bengawan Solo di dekat
Desa Ngadong, di sebuah daerah Blora dan Sragen, Jawa Tengah.
Manusia purba jenis ini yang berasal dari Lembah Bengawan Solo
inilah yang dinamakan homo soloensis atau manusia purba dari
Solo. Fosil yang ditemukan yaitu berupa tengkorak , tulang
rahang, dan gigi.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, manusia
purba ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Pithecanthropus Erectus. Dan menurut perkiraan, homo
soloensis ini merupakan evolusi dari Pithecanthropus
Mojokertensis.
Bahakan Oleh beberapa ahli mengtakan jika manusia purba
ini termasuk Homo Neanderthalensis yang merupakan manusia
purba jenis Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika. Fosil
homo soloensis ditemukan pada lapisan Pleistosen bagian Atas.
homo soloensis diprediksi hidup sekitar 900 .000 hingga 300.000
tahun silam.
Berikut cicri-ciri homo soloensis Berdasarkan penelitian
terhadap fosil-fosil yang ditemukan:
1) Volume otaknya antara 1000 hingga 1200 cc
2) Otak kecil homo soloensis berukuran lebih besar daripada
otak kecil pada Pithecanthropus Erectus
M a n u s i P u r b a I n d o n e s i a ( T u g a s S e j a r a h ) | 11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR ISI
Guru Pendidikancom. 2014. Manusia Purba. Diakses dari
https://www.gurupendidikan.co.id/manusia-purba/. Tertanggal 19 Agustus
2019.
Jenis Manusia Purba Di Indonesia Beserta Gambar . Diakses dari
https://docplayer.info/71399645-Jenis-manusia-purba-di-indonesia-
beserta-gambar.html. Tertanggal 19 Agustus 2019.
Primadia Adara. 2019. 10 Jenis-Jenis Manusia Purba Di Indonesia. Diakses dari
https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/jenis-jenis-manusia-purba-di-
indonesia. Tertanggal 19 Agustus 2019.
Wikipedia. 2019. Manusia Purba. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia_purba. Tertanggal 19 Agustus 2019.
Wikipedia. 2019. Prasejarah. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Prasejarah. Tertanggal 19 Agustus 2019.