Anda di halaman 1dari 14

Manusia Purba Di Indonesia

Kelompok 4

Anggota : 1. Muhammad Fadhil

2. Muhammad Hariyadi

3. Mutiara Ashafina Setianto

4. Rif’ati

5. Rizqo Permana
Pengertian Manusia Purba atau yang juga disebut
Prehistoric People (Manusia Prasejarah) adalah
jenis manusia yang hidup jutaan tahun yang lalu pada
zaman praaksara, yakni zaman dimana manusia belum
mengenal tulisan.

Jenis jenis manusia purba di Indonesia :

1. Meganthropus

Meganthropus
adalah sekumpulan
koleksi fosil mirip m
anusia purba yang
ditemukan
di Indonesia.
Fosil ini pertama kali ditemukan arkeolog von Koenigswald
dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di Sangiran pada
formasi Pucangan., yaitu rahang bawah dan rahang atas.
Ketika pertama ditemukan, von Koenigswald
menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus, artinya
manusia raksasa dari jawa. Meganthropus Paleojavanicus
berasal dari kata mega yang berarti besar, anthropus yang
bermakna manusia, paleo berarti tertua, dan javanicus
artinya Jawa. Memiliki ciri-ciri yang berbeda
dari Pithecanthropus erectus (Homo erectus) yang lebih
dulu ditemukan di Sangiran.

Selanjutnya fosil serupa juga ditemukan oleh Marks tahun


1952 berupa rahang bawah.

Ciri Ciri Meganthropus Paleojavanicus

 Perawakan Tegap.

 Memiliki tonjolan kening yang mencolok.

 Otot kunyahnya kuat.

 Tidak memiliki dagu.

 Mempunyai tulang pipi yang tebal dan kuat.

 Memakan jenis tumbuh-tumbuhan.

 Memiliki tonjolan belakang yang tajam.

 Perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.

Ciri ciri tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar,


serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera,
diperkirakan juga makanan yang dikonsumsi oleh manusia
purba ini adalah tumbuh-
tumbuhan. Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta
sampai 1 juta tahun yang lalu, pada
masa Paleolitikum atau Zaman Batu
Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada bentuk
tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba
lainnya.

2. Pithecanthropus

Pithecanthropus
(manusia kera) adalah
jenis manusia purba ya
ng fosil-fosilnya paling
banyak ditemukan di
Indonesia.

Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh


arkeolog dari Belanda, Eugene Dubois pada tahun 1891 di
Trinil, Ngawi berupa atap tengkorak dan tulang paha.

Berdasarkan temuannya tersebut Dubois menamainya


dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang
berdiri tegak). Nama Pithecanthropus erectus kemudian
ditetapkan karena fosil-fosil yang ditemukan membentuk
kerangka manusia yang menyerupai kera. Kata
Pithecanthropus erectus berasal dari bahasa Yunani,
fithkos yang artinya kera, anthropus berarti manusia, dan
erectus berarti tegak.
Disamping Pithecanthropus erectus jenis Pithecanthropus
lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah
Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan
Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari
Mojokerta).

Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, Pithecanthropus


memiliki ciri berikut:

• Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan


tengah (1 juta hingga 1,5 juta tahun silam)

• Tinggi badan sekitar 168 – 180 cm dengan berat badan


rata-rata 80 – 100 kg

• Berjalan tegak

• Volume otaknya sekitar 775 cc – 975 cc

• Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan


otot yang sangat nyata

• Bentuk tubuh dan anggota badan tegap


• Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat

• Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat

• Bentuk kening yang menonjol


sangat tebal

• Bentuk hidung tebal

• Tidak memiliki dagu

• Bagian belakang kepala tampak


menonjol

3. Homo

Homo (istilah bahasa Latin yang berarti "manusia")


adalah genus dari Kera besar yang terdiri dari manusia
modern dan kerabat dekatnya.

Manusia purba jenis homo yang ada di Indonesia :


1. Homo Wajakensis

Homo Wajakensis ditemukan pertama kali oleh B. D. van


Rietschoten pada 1889 di Desa Wajak, Tulungagung, Jawa
Timur.

Homo wajakensis atau manusia dari Wajak digolongkan


sebagai Homo sapiens pertama di Asia. Penelitian tentang
fosil manusia purba ini kemudian dilanjutkan oleh Eugene
Dubois di lokasi yang sama pada tahun berikutnya.
Berdasarkan penelitian lebih lanjut, Homo wajakensis
diperkirakan hidup di wilayah Nusantara pada sekitar
40.000 tahun lalu.

Meski ditemukan di Jawa Timur, manusia jenis ini tidak


hanya mendiami Indonesia bagian barat saja, tetapi juga di
sebagian wilayah Nusantara bagian timur.

Homo Wajakensis telah mampu membuat alat-alat dari


batu dan tulang, serta mengenal cara memasak makanan,
meski dengan teknik yang masih sangat sederhana.
Selain itu, Von Koenigswald menggolongkan manusia
Wajak dalam jenis Homo Sapiens karena telah mengenal
upacara penguburan mayat
ciri-ciri Homo Wajakensis.

 Ukuran tengkoraknya sedang dan agak lonjong


 Muka datar dan lebar Akar hidungnya lebar dan bagian
mulutnya menonjol sedikit
 Dahinya sedikit miring dan di atas matanya ada busur
kening nyata
 Volume otak sekitar 1.630 cc
 Tingginya sekitar 173 cm

2. Homo Soloensis

Homo Soloensis ditemukan di Ngandong, tepi Bengawan


Solo, dan Sangiran serta Sambungmacan (Sragen).
Penggalian di lokasi tersebut dilakukan oleh Willem
Frederik Florus Oppenoorth, Carel ter Haar, dan G. H. R.
von Koenigswald dari 1931 hingga 1933.

Para ahli memperkirakan Homo Soloensis adalah evolusi


dari Pithecanthropus Mojokertensis yang hidup sekitar
117.000-108.000 tahun lalu.

Kehidupan Homo Soloensis sudah lebih maju daripada


manusia purba lainnya, dengan volume otak mendekati
manusia masa kini. Mereka memiliki berbagai peralatan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.

Alat-alat yang dimaksud berupa peralatan dari tulang


binatang, perkakas dari serpihan dari batu (flakes), dan
ujung tombak yang bergerigi pada sisi-sisinya

Ciri-ciri Homo Soloensis :

 Volume otak cukup besar mulai dari 1.013-1.251 cc


 Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm
 Berat badan antara 30-150 kg
 Bagian belakang tengkorak telah membulat dan tinggi
 Otot-otot pada bagian tengkuk mulai mengalami
reduksi
 Alat pengunyah menyusut sehingga gigi dan tulang
rahang menjadi kecil
 Wajah dan hidungnya lebar
 Dahi dan mulut masih menonjol, namun tidak seperti
Pithecanthropus
 Diperkirakan bisa berjalan dan berdiri sempurna

3.Homo Floresiensis

Homo Floresiensis adalah spesies manusia purba


berukuran kecil yang mendiami Pulau Flores.

Manusia purba ini ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J.


Morwood dengan tim dari Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional pada September 2003.

Fosil Homo Floresiensis ditemukan di Gua Liang Bua di


Flores, dengan ukuran tengkorak sangat mungil.
Diperkirakan ukuran tubuhnya tidak lebih besar dari anak-
anak usia lima tahun.

Karena ukurannya yang lebih kecil dari manusia pada


umumnya, Homo Floresiensis sering mendapat julukan
sebagai Manusia Hobbit dari Liang Bua.

Homo Floresiensis telah hidup menetap dan mencari


makan dengan berburu, beternak, serta bercocok tanam.
Mereka menggunakan alat-alat dari batu, tulang, dan kayu
yang telah dilancipkan untuk membantu dalam berburu.

Manusia Homo Floresiensis juga memiliki keterampilan


dalam membuat gerabah dan membuat pakaian dari kulit
hewan.

Ciri-ciri Homo Floresiensis :

 Tengkorak berukuran kecil dan memanjang


 Bagian dahi tidak menonjol dan sempit
 Volume otak 380 cc
 Tinggi badan sekitar 100 cm
 Beratnya sekiar 30 kg Berjalan tegak dan tidak memiliki
dagu
Homo sapiens atau manusia cerdas adalah manusia purba
yang terbentuk setelah terjadi proses evolusi selama
ribuan tahun.

Manusia jenis ini tidak hanya mampu membuat peralatan


untuk sehari-hari, tetapi juga telah menggunakan akal dan
memiliki sifat seperti manusia modern.

Ciri-ciri fisiknya juga hampir menyamai fisik manusia yang


hidup di masa sekarang.

Homo sapiens merupakan spesies yang sangat tangguh


dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Selain itu,
kapasitas otaknya jauh lebih besar daripada jenis manusia
sebelumnya.

Ciri-ciri Homo Sapiens :

 Tinggi badan berkisar antara 130-210 cm


 Berat badan antara 30-150 kg
 Volume otak antara 1.000-2.000 cc
 Reduksi pada bagian gigi, rahang, dan otot-otot
kunyah sehingga mulai terdapat dagu pada rahang
bawah
 Otot-otot dan tulang-tulang ukurannya menjadi lebih
mungil
 Telah menggunakan bahasa untuk berkomunikasi
Daftar pusaka
 https://id.wikipedia.org/wiki/Meganthropus
 https://katadata.co.id/agung/berita/62554f6dafa16/
meganthropus-paleojavanicus-sejarah-penemuan-
dan-ciri-cirinya
 https://m.tribunnews.com/pendidikan/2022/01/11/je
nis-manusia-purba-dan-ciri-cirinya-meganthropus-
paleojavanicus-pithecanthropus-dan-homo-
sapiens?page=all
 https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/08/14
5623479/pithecanthropus-erectus-penemuan-ciri-
ciri-dan-kontroversi?page=all
 https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/04/13
0000479/3-manusia-purba-jenis-homo-yang-
ditemukan-di-
indonesia?page=all#:~:text=zaman%20prasejarah-
,homo%20soloensis,Homo%20yang%20Ditemukan%20di
%20Indonesia
 https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/15/13
3825479/homo-sapiens-ciri-ciri-persebaran-dan-
penemuan?page=all

Anda mungkin juga menyukai